41 min read

Sistem ERP (Enterprise Resource Planning): Jenis, Manfaat dan Cara Kerjanya

Tayang 21 Apr 2025
Diperbarui 9 Jun 2025

Apa itu ERP? Enterprise Resource Planning System atau lebih dikenal dengan sebutan sistem ERP adalah singkatan dari tiga elemen kata enterprise (perusahaan/organisasi), resource (sumber daya), planning (perencanaan). Disini akan diulas secara mendetail oleh Mekari Jurnal tentang sistem ini.

Secara umum, Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan.

Sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stake holder) atas perusahaan.

Apa itu Sistem ERP (Enterprise Resource Planning)?

Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem perangkat lunak (software) yang dirancang untuk mengintegrasikan dan mengelola seluruh proses bisnis utama dalam suatu organisasi, seperti keuangan, sumber daya manusia, produksi, inventaris, penjualan, hingga layanan pelanggan—dalam satu platform terpusat.

Penggunaan aplikasi ERP seperti pada contoh daftar software disini dapat membantu perusahaan mengotomatisasi proses operasional, meningkatkan efisiensi, dan menyediakan data secara real-time untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.

Secara sederhana, ERP adalah sistem terintegrasi yang memungkinkan seluruh departemen dalam perusahaan saling berbagi informasi melalui satu database pusat. Sistem ini menyatukan berbagai fungsi bisnis ke dalam satu sistem komprehensif yang dapat diakses lintas divisi.

Contoh Penerapan Sistem ERP Secara Sederhana

Perusahaan Modul yang Digunakan Tujuan
Pabrik Manufaktur Produksi, Inventori, Keuangan Meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi limbah bahan
Perusahaan Retail Penjualan, Persediaan, SDM Mengelola stok secara real-time dan meningkatkan layanan pelanggan
Rumah Sakit HR, Keuangan, Manajemen Pasien Otomatisasi proses layanan dan akuntansi medis
Startup Teknologi Keuangan, Proyek, CRM Mempermudah pelaporan dan manajemen proyek lintas tim

Sejarah Sistem Enterprise Resource Planning (ERP): Perjalanan Teknologi Integrasi Bisnis

Enterprise Resource Planning atau ERP telah menjadi salah satu inovasi teknologi paling berpengaruh dalam dunia bisnis modern. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis dalam satu platform yang terpusat, efisien, dan dapat dimonitor secara real-time.

Namun, sebelum ERP berkembang seperti sekarang, sistem ini telah mengalami perjalanan panjang yang penuh dengan transformasi teknologi dan konsep manajemen operasional. Pada bagian ini ini akan membahas secara mendalam sejarah ERP dari awal kemunculannya di tahun 1960-an hingga integrasinya dengan kecerdasan buatan di era digital saat ini.

Sejarah Sistem Enterprise Resource Planning (ERP): Perjalanan Teknologi Integrasi Bisnis

Awal Mula: Konsep Economic Order Quantity dan Material Requirements Planning (1960-an)

Perjalanan ERP dimulai pada tahun 1960-an dengan lahirnya konsep Economic Order Quantity (EOQ), sebuah formula matematis yang dirancang untuk menentukan jumlah optimal bahan baku yang harus dipesan agar biaya penyimpanan dan pemesanan tetap efisien. Konsep ini menjadi cikal bakal dari sistem Material Requirements Planning (MRP) yang dirancang untuk membantu perusahaan dalam merencanakan kebutuhan bahan baku secara sistematis.

MRP pertama dikembangkan untuk menjawab tantangan industri manufaktur dalam mengelola inventaris dan perencanaan produksi. Sebelum adanya MRP, perusahaan hanya mengandalkan prediksi manual dan metode yang kurang akurat dalam memenuhi permintaan pasar. Dengan MRP, perusahaan bisa menghitung jumlah material yang dibutuhkan, kapan harus dipesan, dan kapan harus diproduksi, sehingga menghindari kekurangan atau kelebihan stok.

Pada masa ini, sistem masih sangat bergantung pada komputer mainframe yang besar dan mahal. Meskipun teknologinya terbatas, konsep MRP berhasil membentuk pondasi bagi integrasi proses produksi dan pengelolaan stok secara menyeluruh. MRP menjadi sistem perencanaan pertama yang benar-benar mampu mendigitalisasi proses pengadaan bahan baku dan pengelolaan pabrik.

Era 1970-an: Munculnya Vendor ERP dan Sistem Produksi Berorientasi Komunikasi

Memasuki dekade 1970-an, teknologi informasi mulai menunjukkan peran pentingnya dalam efisiensi operasional perusahaan. IBM memperkenalkan sistem COPICS (Communications Oriented Production Information and Control System) yang menjadi salah satu solusi awal untuk mengelola data produksi dan logistik secara lebih terstruktur dan saling terhubung.

Pada masa yang sama, sejumlah perusahaan yang nantinya menjadi raksasa ERP mulai berdiri. SAP, misalnya, didirikan di Jerman pada tahun 1972 oleh lima mantan pegawai IBM. Mereka memperkenalkan ide revolusioner tentang sistem perangkat lunak yang mampu mengelola berbagai fungsi bisnis dalam satu sistem tunggal. Perusahaan lain seperti Lawson Software, J.D. Edwards, dan Oracle Corporation juga ikut serta dalam mengembangkan solusi perangkat lunak manajemen bisnis.

Sistem yang dikembangkan oleh para vendor ini masih berfokus pada kebutuhan manufaktur, tetapi sudah mulai mengarah ke sistem yang lebih modular. Setiap modul dapat mengelola aspek spesifik dari rantai produksi, mulai dari pembelian bahan baku hingga pelaporan keuangan. Meskipun integrasi antar sistem masih terbatas, fase ini menjadi penanda penting bahwa bisnis mulai sadar akan pentingnya sistem manajemen berbasis data dan teknologi.

1980-an: Lahirnya Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Pada dekade 1980-an, konsep MRP mengalami perkembangan signifikan dengan hadirnya Manufacturing Resource Planning atau yang dikenal sebagai MRP II. Sistem ini merupakan perluasan dari MRP yang tidak hanya fokus pada perencanaan kebutuhan material, tetapi juga mencakup perencanaan sumber daya manufaktur secara menyeluruh, seperti tenaga kerja, mesin, dan kapasitas produksi.

MRP II memungkinkan perusahaan untuk menjalankan proses produksi dengan efisiensi lebih tinggi. Sistem ini juga mulai memperkenalkan elemen analisis yang membantu manajer dalam mengambil keputusan berbasis data aktual. Salah satu fitur utama dari MRP II adalah what-if analysis, yang memungkinkan pengguna untuk mensimulasikan skenario produksi berdasarkan perubahan variabel seperti permintaan pasar atau ketersediaan bahan baku.

Dengan bantuan komputer yang sudah lebih canggih dan terjangkau dibandingkan dekade sebelumnya, perusahaan manufaktur kelas menengah mulai dapat mengakses sistem MRP II. Hal ini menciptakan adopsi teknologi yang lebih luas, menjadikan perencanaan dan pengendalian produksi semakin berbasis data dan strategi.

1990-an: Era Kelahiran ERP sebagai Sistem Terintegrasi

Pada tahun 1990-an, sistem ERP secara resmi lahir sebagai evolusi dari MRP II. Istilah Enterprise Resource Planning pertama kali diperkenalkan oleh Gartner Group untuk menggambarkan sistem yang mengintegrasikan seluruh aspek manajemen bisnis ke dalam satu sistem terpusat. ERP tidak hanya mencakup produksi dan logistik, tetapi juga mengintegrasikan keuangan, sumber daya manusia, penjualan, dan pengadaan dalam satu platform.

ERP modern membawa perubahan besar dalam bagaimana bisnis beroperasi. Data yang sebelumnya tersebar di berbagai departemen kini dapat diakses secara real-time melalui satu database terpadu. Hal ini menciptakan transparansi, efisiensi, dan akurasi yang belum pernah ada sebelumnya dalam dunia korporat.

Dengan meningkatnya akses terhadap internet, sistem ERP mulai dikembangkan dalam bentuk client-server, yang memungkinkan perusahaan mengakses data dari berbagai lokasi. Vendor besar seperti SAP, Oracle, dan PeopleSoft mulai mendominasi pasar global dan terus mengembangkan fitur-fitur ERP yang lebih canggih.

2000-an: Munculnya ERP II dan Integrasi Teknologi Web

Memasuki abad ke-21, ERP mengalami perkembangan pesat dengan diperkenalkannya konsep ERP II oleh Gartner. ERP II adalah versi lanjutan dari ERP yang mengadopsi teknologi internet dan memungkinkan integrasi antara perusahaan dengan mitra eksternal seperti pemasok, distributor, dan pelanggan melalui aplikasi berbasis web.

ERP II memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya mengelola sumber daya internal, tetapi juga menjalin kolaborasi eksternal secara digital. Salah satu ciri utama ERP II adalah integrasi dengan sistem front-office seperti CRM (Customer Relationship Management), sehingga bisnis dapat menjembatani kebutuhan pelanggan dengan proses internal perusahaan.

Perkembangan teknologi mobile juga membuat sistem ERP dapat diakses dari berbagai perangkat, termasuk smartphone dan tablet. Hal ini memberikan fleksibilitas tinggi dalam pengambilan keputusan dan manajemen operasional di lapangan.

ERP pada era ini juga mulai mendukung fitur analitik canggih dan dashboard visual yang membantu eksekutif memantau kinerja perusahaan dalam satu tampilan.

2015 ke Atas: Integrasi dengan Artificial Intelligence dan Cloud Computing

Pada tahun 2015 dan seterusnya, sistem ERP mulai mengalami transformasi digital yang signifikan. Salah satu langkah penting adalah integrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan sistem ERP untuk melakukan analisis prediktif, otomasi proses, dan pemrosesan data dalam skala besar.

ERP modern kini juga berbasis cloud, yang memungkinkan implementasi sistem secara lebih cepat, murah, dan fleksibel. Dengan cloud computing, perusahaan tidak perlu lagi berinvestasi dalam infrastruktur fisik, karena semua data dan sistem dapat diakses melalui internet dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Penggunaan AI dalam ERP juga memberikan kemampuan baru seperti chatbot untuk layanan pelanggan, RPA (Robotic Process Automation) untuk otomatisasi tugas administratif, serta machine learning untuk analisis tren pasar.

Vendor besar seperti Aplikasi Akuntansi dan ERP Mekari Jurnal, SAP dengan S/4HANA, Oracle dengan Oracle Cloud ERP, dan Microsoft Dynamics 365 telah menjadi pionir dalam menyediakan solusi ERP berbasis cloud dan AI, menjawab kebutuhan bisnis yang terus berkembang di era digital.

Masa Depan ERP Menuju Enterprise Resource Management (ERM)

Perjalanan panjang sistem ERP dari MRP di tahun 1960-an hingga era integrasi AI di abad ke-21 menunjukkan bagaimana teknologi manajemen bisnis terus berkembang seiring perubahan zaman. Kini, konsep ERP telah berkembang lebih jauh menjadi Enterprise Resource Management (ERM), yang mencakup pengelolaan rantai pasok, analitik big data, manajemen kolaboratif, hingga pengambilan keputusan berbasis kecerdasan buatan.

ERM tidak hanya berfungsi sebagai alat operasional, tetapi juga menjadi fondasi strategis dalam pengembangan bisnis modern. Dengan sistem yang semakin modular, fleksibel, dan berbasis teknologi cloud, perusahaan dari skala kecil hingga besar kini memiliki akses yang lebih luas terhadap solusi ERP yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Dengan demikian, memahami sejarah dan evolusi ERP bukan hanya soal teknologi, melainkan juga tentang bagaimana perusahaan belajar beradaptasi, berinovasi, dan bertransformasi menuju efisiensi dan keunggulan kompetitif di masa depan.

Mekari Jurnal adalah sofware akuntansi dan ERP berbasi cloud yang bisa memudahkan Anda mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Buktikan dengan coba gratis aplikasi akuntansi dan ERP Mekari Jurnal sekarang!

software akuntansi online terpercaya

Cara Kerja Sistem ERP: Penjelasan Lengkap dan Dampaknya bagi Efisiensi Operasional Perusahaan

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem manajemen terintegrasi yang digunakan perusahaan untuk mengelola dan mengotomatisasi berbagai proses bisnis utama, seperti keuangan, pengadaan, produksi, penjualan, dan sumber daya manusia. Salah satu kekuatan utama dari ERP terletak pada kemampuannya dalam mengintegrasikan seluruh alur kerja melalui satu database terpusat. Namun, bagaimana sebenarnya sistem ERP bekerja dalam praktik operasional perusahaan sehari-hari? Bagian ini akan menguraikan secara detail cara kerja sistem ERP dan bagaimana mekanismenya dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

1. Database Terpusat Sebagai Fondasi Sistem ERP

Komponen paling mendasar dari sistem ERP adalah penggunaan basis data terpusat. Ini berarti bahwa semua data yang berkaitan dengan kegiatan operasional—baik itu data karyawan, persediaan barang, transaksi keuangan, maupun status pesanan pelanggan—disimpan dalam satu sistem yang sama dan dapat diakses oleh berbagai departemen secara real-time.

Berbeda dari sistem tradisional yang menyimpan data secara terpisah di setiap divisi (silo data), ERP menggabungkan seluruh informasi ke dalam satu platform tunggal. Dengan sistem ini, ketika data diperbarui di satu bagian, maka data tersebut juga diperbarui secara otomatis di semua bagian yang terhubung. Contohnya, jika tim penjualan mencatat pesanan baru dari pelanggan, maka tim gudang langsung bisa melihat data tersebut dan menyiapkan pengiriman, sementara tim keuangan dapat memproses faktur secara otomatis.

Keuntungan dari pendekatan ini adalah peningkatan akurasi informasi dan pengurangan duplikasi data, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi kerja serta membantu dalam pengambilan keputusan berbasis data.

2. Integrasi dan Otomatisasi Proses Bisnis

Salah satu prinsip kerja utama ERP adalah otomatisasi alur kerja. Proses bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual, seperti pencatatan stok, penjadwalan produksi, pembuatan laporan keuangan, atau penghitungan gaji, kini dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem.

Sebagai contoh, pada proses rantai pasok: ketika pelanggan mengajukan pesanan melalui sistem, ERP akan secara otomatis memeriksa tingkat persediaan, mengarahkan permintaan ke pusat distribusi terdekat yang memiliki stok, dan menghasilkan dokumen pengiriman sekaligus pemberitahuan kepada tim logistik. Seluruh proses ini terjadi tanpa perlu intervensi manual di setiap tahapnya.

Selain itu, ERP juga dilengkapi dengan modul-modul khusus untuk setiap fungsi perusahaan, seperti modul keuangan, SDM, produksi, penjualan, dan sebagainya. Masing-masing modul ini terhubung melalui sistem pusat, yang menjamin alur kerja antar departemen berjalan tanpa hambatan.

Hasilnya, waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan administratif dan komunikasi antar departemen bisa dikurangi secara signifikan. Perusahaan pun dapat lebih fokus pada kegiatan strategis dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan.

3. Visualisasi Data dan Pemantauan Kinerja Real-Time

Sistem ERP modern biasanya menyediakan dasbor (dashboard) interaktif yang menampilkan data real-time dari seluruh bagian perusahaan. Dengan dasbor ini, manajer dan pemangku kepentingan bisa memantau indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) secara langsung, seperti angka penjualan, status keuangan, level stok, atau kinerja produksi.

Visualisasi ini sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan berbasis data. Sebagai contoh, jika terlihat bahwa penjualan di suatu wilayah mengalami penurunan, manajemen bisa langsung menganalisis penyebabnya—apakah karena stok yang terbatas, penurunan permintaan, atau kendala distribusi.

Fitur real-time monitoring ini juga meminimalkan risiko keterlambatan dalam mendeteksi masalah. ERP memberikan peringatan otomatis jika terjadi anomali, misalnya ketika stok hampir habis atau terjadi keterlambatan pengiriman. Hal ini membuat perusahaan bisa lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan situasi.

Cara Kerja Sistem ERP: Penjelasan Lengkap dan Dampaknya bagi Efisiensi Operasional Perusahaan

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Analisis Data Terintegrasi

Karena semua informasi operasional dikumpulkan dan disimpan dalam satu tempat, sistem ERP memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisis data secara menyeluruh dan lintas departemen. Hal ini membantu manajemen dalam merumuskan strategi berdasarkan pola data yang akurat dan faktual.

Sebagai contoh, manajer keuangan dapat menganalisis tren pengeluaran perusahaan berdasarkan data dari pengadaan dan logistik. Tim pemasaran dapat menyusun kampanye berdasarkan riwayat pembelian pelanggan yang tersedia di sistem penjualan. Bahkan bagian SDM dapat menyesuaikan strategi rekrutmen berdasarkan data absensi dan produktivitas tenaga kerja.

Dengan bantuan teknologi seperti Business Intelligence (BI) yang terintegrasi dalam ERP, analisis data menjadi lebih mendalam, presisi, dan mudah dipahami melalui laporan visual atau grafik. Semua ini menghasilkan keputusan yang lebih tajam dan strategi bisnis yang lebih kuat.

5. Efisiensi Rantai Pasok Melalui Pemrosesan Otomatis

Dalam konteks rantai pasok (supply chain), ERP memberikan keuntungan besar dalam hal otomatisasi dan optimasi distribusi barang. Sistem dapat secara otomatis memilih pusat distribusi yang paling efisien untuk memproses pesanan berdasarkan kriteria seperti lokasi pelanggan, jumlah stok, kapasitas pengiriman, dan estimasi waktu tempuh.

Misalnya, jika terdapat tiga gudang yang memiliki stok barang yang dipesan pelanggan, sistem ERP akan mengevaluasi mana yang paling memungkinkan untuk mengirimkan barang dalam waktu tercepat dan biaya terendah. ERP juga akan mengatur pengiriman barang ke jasa logistik yang tepat dan memperbarui status pesanan secara otomatis.

Keuntungan lain dari fitur ini adalah kemampuan pelacakan (tracking) yang lebih transparan. Pelanggan bisa mendapatkan informasi status pesanan secara real-time, sedangkan perusahaan bisa mengidentifikasi potensi keterlambatan dan menyusun rencana cadangan (contingency plan) lebih dini.

6. Pengurangan Ketergantungan pada Tenaga Kerja Manual

Salah satu alasan utama perusahaan mengadopsi sistem ERP adalah untuk mengurangi beban kerja manual dan meningkatkan efisiensi operasional. Tugas-tugas berulang seperti input data, penghitungan gaji, pembuatan laporan bulanan, atau pengisian formulir kini bisa digantikan oleh sistem yang berjalan otomatis.

Dengan demikian, waktu dan energi karyawan dapat dialihkan pada aktivitas yang bernilai strategis, seperti inovasi produk, pengembangan pasar, atau layanan pelanggan. Selain itu, risiko kesalahan akibat kelelahan atau kelalaian manusia (human error) juga berkurang secara signifikan.

Karyawan tidak perlu lagi bekerja secara terpisah antar divisi untuk mendapatkan data, karena semua informasi yang dibutuhkan bisa diakses melalui sistem ERP. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan terorganisir.

7. Mendorong Transformasi Digital Perusahaan

Lebih dari sekadar alat bantu administrasi, sistem ERP merupakan katalis utama transformasi digital di berbagai perusahaan. Dengan ERP, perusahaan dapat membangun sistem kerja yang lebih modern, terukur, dan berbasis teknologi.

ERP open source dan berbasis cloud juga memungkinkan fleksibilitas lebih tinggi, karena dapat diakses dari mana saja dan diintegrasikan dengan berbagai platform eksternal seperti e-commerce, aplikasi mobile, atau alat IoT. Hal ini memperluas cakupan kerja ERP dalam era digital saat ini.

Selain itu, integrasi ERP dengan teknologi terbaru seperti Artificial Intelligence (AI) dan machine learning semakin memperkuat fungsinya dalam memberikan prediksi, rekomendasi, dan otomatisasi berbasis pola perilaku historis.

Transformasi ini tidak hanya menciptakan perusahaan yang lebih efisien, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk inovasi berkelanjutan dan daya saing di pasar global.

Baca Juga: Pentingnya Aplikasi atau Software SAP ERP Bagi Perusahaan

Modul-Modul Umum dalam Sistem ERP

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan solusi sistem informasi yang mengintegrasikan berbagai proses bisnis dalam satu sistem terpusat. Salah satu kekuatan utama sistem ERP terletak pada fleksibilitasnya dalam menyediakan modul-modul yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan.

Modul-Modul Umum dalam Sistem ERP

Modul-modul ini membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan operasional, dan meningkatkan transparansi antar departemen. Berikut modul-modul umum yang sering ditemukan dalam sistem ERP, beserta fungsinya dalam mendukung manajemen perusahaan secara menyeluruh.

1. Modul Keuangan dan Akuntansi

Modul keuangan dan akuntansi adalah tulang punggung dari sistem ERP seperti Mekari Jurnal, karena mencatat semua transaksi keuangan dan menyediakan data penting untuk pengambilan keputusan bisnis. Modul ini memungkinkan integrasi antara aktivitas keuangan dengan departemen lain, sehingga seluruh proses pencatatan, pelaporan, dan analisis dapat dilakukan secara otomatis dan akurat.

Fitur utama dalam modul ini meliputi pencatatan jurnal umum, pengelolaan buku besar, pelaporan keuangan, pengelolaan pajak, manajemen kas dan bank, hingga penganggaran (budgeting). Semua transaksi yang terjadi di departemen penjualan, pembelian, dan produksi akan secara otomatis dicatat ke dalam sistem ini, sehingga mempercepat proses penyusunan laporan keuangan dan mengurangi risiko kesalahan manusia (human error).

Selain itu, modul ini membantu perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perpajakan dan akuntansi yang berlaku. Fungsi kontrol internal seperti audit trail dan otorisasi transaksi juga memperkuat tata kelola keuangan perusahaan.

2. Modul Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Modul manajemen SDM dalam ERP dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengelola seluruh siklus kerja karyawan, mulai dari proses rekrutmen hingga pensiun. Modul ini tidak hanya mencatat data administratif karyawan, tetapi juga mencakup manajemen performa, pelatihan, dan pengembangan karier.

Fitur umum yang tersedia meliputi penggajian (payroll), manajemen kehadiran (absensi), manajemen cuti, evaluasi kinerja, pengelolaan benefit, dan sistem rekrutmen. Modul ini juga memungkinkan integrasi dengan sistem presensi berbasis biometrik atau aplikasi mobile, yang secara otomatis terhubung dengan perhitungan gaji dan lembur.

Lebih dari itu, modul HR ini dapat digunakan untuk melakukan perencanaan kebutuhan tenaga kerja (manpower planning), menyusun program pelatihan berdasarkan skill gap analysis, serta mengelola jalur karier karyawan agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Penggunaan sistem yang terintegrasi mempermudah pelacakan dan pengambilan keputusan berbasis data SDM.

3. Modul Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Modul manajemen persediaan bertugas untuk memantau, mengendalikan, dan mengoptimalkan stok barang yang ada di perusahaan. Modul ini sangat penting, terutama bagi perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur, distribusi, atau ritel, di mana akurasi dan ketersediaan stok merupakan kunci utama dalam menjaga rantai pasok berjalan dengan lancar.

Fungsi utama dari modul ini meliputi pencatatan barang masuk dan keluar, pelacakan lokasi penyimpanan barang, penghitungan stok secara real-time, serta penetapan level minimum dan maksimum stok. Dengan modul ini, perusahaan dapat mengetahui dengan cepat kapan harus melakukan restocking, serta menghindari kerugian akibat overstock atau kehabisan barang (stockout).

Modul ini biasanya juga terintegrasi dengan barcode scanner, RFID, dan sistem manajemen gudang (Warehouse Management System) untuk memudahkan proses audit dan pelacakan inventaris. Dengan informasi yang akurat dan real-time, manajer dapat membuat keputusan pengadaan dan distribusi yang lebih cerdas.

4. Modul Penjualan dan Pemasaran

Modul ini mendukung seluruh proses yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan pemasaran, mulai dari pengelolaan prospek, pembuatan penawaran, pengelolaan pesanan, faktur penjualan, hingga layanan purna jual.

Salah satu fitur penting dari modul ini adalah Customer Relationship Management (CRM), yang membantu perusahaan dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan melalui pelacakan histori pembelian, preferensi produk, serta interaksi lainnya. Hal ini memberikan data penting bagi tim pemasaran untuk menyusun strategi kampanye yang lebih personal dan relevan.

Modul ini juga terhubung dengan sistem keuangan untuk menghasilkan faktur secara otomatis setelah transaksi penjualan selesai. Selain itu, informasi pengiriman juga dapat dilacak, termasuk status pengiriman dan waktu estimasi sampai ke pelanggan. Kemampuan ini meningkatkan kepercayaan pelanggan sekaligus mempercepat proses layanan.

Dengan dukungan sistem ini, perusahaan dapat menganalisis tren penjualan, mengukur efektivitas promosi, serta merancang program loyalitas yang berdampak langsung pada peningkatan omset.

5. Modul Produksi (Manufacturing)

Modul produksi dalam ERP sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Modul ini berfungsi untuk mengatur seluruh proses produksi, mulai dari perencanaan, pemesanan bahan baku, pelaksanaan produksi, pengendalian kualitas, hingga penyelesaian barang jadi.

Sistem ini mendukung perencanaan kebutuhan material (MRP), penjadwalan produksi, pelacakan Work in Process (WIP), serta pemantauan pemakaian bahan dan efisiensi tenaga kerja. Semua data tersebut terhubung secara langsung dengan modul persediaan dan keuangan, sehingga setiap perubahan produksi secara otomatis berdampak pada stok dan nilai barang.

Penggunaan modul produksi membantu perusahaan dalam mengurangi pemborosan bahan, mempercepat waktu produksi, dan meningkatkan efisiensi penggunaan mesin. Modul ini juga memungkinkan integrasi dengan sistem Internet of Things (IoT) dan otomatisasi mesin produksi, sehingga memungkinkan pemantauan secara real-time terhadap kondisi operasional pabrik.

Selain itu, sistem ini memungkinkan penerapan metode lean manufacturing, just-in-time (JIT), atau make-to-order (MTO) sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Semua pendekatan tersebut dapat disesuaikan melalui konfigurasi di dalam sistem ERP.

6. Modul Procurement / Pengadaan

Modul pengadaan atau procurement memiliki peran vital dalam memastikan kelancaran pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Modul ini menangani seluruh proses pengadaan, mulai dari permintaan pembelian, pemilihan dan evaluasi vendor, negosiasi harga, pembuatan Purchase Order (PO), hingga penerimaan barang dan pembayaran.

Salah satu keunggulan utama dari modul ini adalah kemampuannya untuk mengotomatiskan workflow pembelian berdasarkan permintaan dari berbagai departemen. Hal ini memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap pengeluaran perusahaan dan meminimalisir terjadinya pembelian tidak sah (rogue spending).

Selain itu, modul ini mendukung fungsi manajemen vendor, termasuk menyimpan histori performa, kualitas barang yang dikirim, dan ketepatan waktu pengiriman. Dengan demikian, perusahaan dapat membuat keputusan berbasis data dalam memilih mitra pemasok terbaik.

Modul procurement juga terhubung dengan modul keuangan untuk proses pembayaran dan pencatatan hutang dagang secara otomatis. Integrasi ini mempermudah proses audit, meningkatkan transparansi, dan mendukung efisiensi administrasi.

Manfaat dan Keunggulan Sistem ERP bagi Perusahaan

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) telah menjadi tulang punggung transformasi digital dalam banyak perusahaan modern. ERP bukan hanya sekadar perangkat lunak manajemen; sistem ini menciptakan ekosistem bisnis yang terintegrasi, efisien, dan mampu beradaptasi dengan dinamika pasar yang cepat. Berikut ulasan mengenai berbagai manfaat dan keunggulan penggunaan sistem ERP dalam lingkup operasional perusahaan, serta bagaimana ERP membantu memperkuat daya saing bisnis secara menyeluruh.

1. Integrasi Bisnis dan Akurasi Data yang Lebih Baik

Salah satu keunggulan utama sistem ERP adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan seluruh unit kerja ke dalam satu sistem terpusat. Sebelum penggunaan ERP, departemen seperti keuangan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia sering kali menggunakan sistem database yang terpisah. Hal ini kerap menimbulkan ketidaksesuaian data, redundansi, bahkan kebingungan dalam pelaporan lintas divisi.

Dengan ERP, proses ini disederhanakan secara signifikan. Misalnya, saat bagian logistik mencatat penerimaan barang, sistem ERP secara otomatis memperbarui informasi pada modul persediaan dan keuangan. Ini berarti tidak perlu input data berulang dan potensi kesalahan bisa diminimalkan. Data disimpan dalam satu repositori pusat, memudahkan akses oleh berbagai tim, dan memperkuat ketepatan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, penggunaan sistem yang terintegrasi membantu perusahaan memastikan konsistensi informasi dan menjaga validitas data. Karyawan tidak lagi perlu menunggu sinkronisasi antar divisi, karena pembaruan data terjadi secara real-time. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membangun kepercayaan antar tim dalam berbagi informasi strategis.

2. Perencanaan dan Manajemen Sistem Informasi yang Lebih Taktis

Manajemen perusahaan yang efektif sangat bergantung pada kemampuan dalam merencanakan dan menyusun strategi berdasarkan data akurat. ERP mendukung proses ini dengan menyediakan fitur perencanaan otomatis dan analisis prediktif yang mendalam. Modul ERP dapat menyusun proyeksi kebutuhan bahan baku, jadwal produksi, hingga distribusi berdasarkan data historis dan tren permintaan.

Dengan dukungan data real-time dari seluruh proses bisnis, manajer dapat memanfaatkan fitur simulasi dalam ERP untuk mengevaluasi berbagai skenario bisnis. Misalnya, simulasi dampak kenaikan permintaan terhadap jadwal produksi dan anggaran bisa dilakukan dengan cepat tanpa harus membuat laporan manual.

ERP juga mempercepat penyusunan laporan reguler maupun ad hoc. Laporan keuangan, kinerja tim, maupun status proyek bisa dihasilkan secara otomatis dan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen. Semua ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat, terukur, dan akurat.

3. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Operasional

Sistem ERP telah terbukti mampu mendorong peningkatan efisiensi dalam operasional perusahaan secara menyeluruh. Proses-proses yang sebelumnya memerlukan waktu dan intervensi manual kini dapat diotomatisasi. Contohnya, dalam proses pemesanan barang, ERP secara otomatis dapat memverifikasi stok, mengirimkan permintaan ke vendor, dan memproses faktur pembelian dalam satu alur kerja.

Efisiensi ini juga dirasakan dalam proses penggajian, pencatatan cuti, pelacakan kinerja karyawan, hingga laporan penjualan. Aktivitas administratif yang sebelumnya menyita waktu karyawan kini dapat dilakukan dalam hitungan menit.

Dengan meminimalisir proses manual, ERP membantu perusahaan memfokuskan sumber daya pada aktivitas yang bernilai strategis, seperti pengembangan produk atau peningkatan layanan pelanggan. Di sisi lain, waktu penyelesaian pekerjaan juga lebih singkat, sehingga produktivitas tim meningkat secara keseluruhan.

4. Pembentukan Standarisasi Prosedur Bisnis

Sistem ERP secara inheren memuat proses dan prosedur bisnis yang telah diadopsi secara internasional. Implementasi sistem ini mendorong perusahaan untuk merapikan prosedur internal mereka sesuai dengan praktik terbaik (best practices). Hal ini penting agar seluruh proses dapat berjalan seragam dan konsisten di semua lini.

Dengan prosedur standar yang terdefinisi dalam sistem, pelatihan karyawan menjadi lebih mudah karena semua tahapan kerja sudah terdokumentasi dengan jelas. Risiko kesalahan akibat perbedaan interpretasi atau praktik kerja individual juga dapat diminimalkan.

Dalam jangka panjang, standarisasi ini membantu perusahaan meningkatkan kualitas layanan, efisiensi operasional, serta memudahkan dalam proses audit internal maupun eksternal.

5. Meningkatkan Hubungan dengan Pelanggan (CRM)

ERP bukan hanya mencakup aspek internal, tetapi juga mampu memperkuat hubungan eksternal, termasuk dengan pelanggan. Modul Customer Relationship Management (CRM) dalam ERP memungkinkan perusahaan memantau seluruh riwayat interaksi dengan pelanggan, dari awal pemesanan hingga layanan purnajual.

Data pelanggan yang terpusat memungkinkan tim penjualan dan customer service memberikan layanan yang lebih cepat dan akurat. Misalnya, saat pelanggan menanyakan status pesanan atau membutuhkan rekomendasi produk, sistem ERP dapat menyajikan data real-time secara instan.

Lebih dari itu, perusahaan juga bisa menggunakan data perilaku pelanggan untuk menyusun strategi pemasaran personalisasi, meningkatkan retensi pelanggan, serta membangun loyalitas jangka panjang.

6. Mendorong Kolaborasi Antar Departemen

Dalam sebuah organisasi, kerja sama antar departemen menjadi salah satu kunci utama keberhasilan. Sistem ERP menghilangkan sekat-sekat informasi yang selama ini menghambat kolaborasi. Dengan satu sistem yang bisa diakses bersama, koordinasi antara tim pemasaran dan produksi, atau antara keuangan dan procurement menjadi jauh lebih efektif.

Contohnya, saat tim penjualan menerima pesanan besar, mereka dapat langsung melihat ketersediaan stok melalui sistem ERP dan berkoordinasi dengan tim produksi tanpa perlu proses manual. Setiap departemen dapat mengakses data yang relevan dengan pekerjaannya, dan secara bersamaan, menjaga transparansi serta integritas informasi.

ERP menciptakan budaya kerja yang lebih kolaboratif, mendorong pertukaran informasi yang cepat, dan memperkuat sinergi dalam mencapai target perusahaan.

7. Penghematan Biaya Operasional

ERP terbukti membantu perusahaan dalam menekan biaya operasional melalui efisiensi waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya. Sistem ini mengurangi kebutuhan untuk melakukan pekerjaan yang berulang, mempercepat proses pengadaan, dan mengurangi kesalahan dalam produksi serta keuangan.

Selain itu, sistem ERP dapat mendeteksi potensi pemborosan atau inefisiensi sejak dini, sehingga tindakan korektif bisa segera dilakukan. Misalnya, ERP dapat mengidentifikasi barang yang perputarannya lambat di gudang, sehingga perusahaan dapat melakukan diskon atau strategi clearance lebih cepat.

Dalam jangka panjang, ERP juga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap sistem manual atau pihak ketiga, serta membantu mengelola sumber daya manusia secara optimal.

8. Meningkatkan Keamanan dan Privasi Data

Dalam era digital, keamanan informasi menjadi sangat krusial. ERP dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan seperti kontrol akses berbasis peran, enkripsi data, dan sistem pencatatan log aktivitas. Ini memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses data sensitif perusahaan.

Setiap pengguna ERP memiliki hak akses yang ditentukan berdasarkan tanggung jawabnya. Misalnya, staf keuangan hanya dapat melihat informasi terkait keuangan, sementara data HRD hanya bisa diakses oleh tim HR.

Selain itu, ERP juga membantu perusahaan memenuhi regulasi perlindungan data yang semakin ketat, seperti GDPR atau regulasi lokal terkait keamanan informasi. Dengan sistem yang andal, perusahaan dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan menghindari risiko kebocoran data.

9. Membantu Prakiraan dan Pengambilan Keputusan Bisnis

Manajemen perusahaan sangat mengandalkan laporan dan analisis data untuk membuat keputusan strategis. ERP memberikan kemudahan dalam menghasilkan laporan yang real-time, akurat, dan lengkap. Laporan ini dapat dikustomisasi berdasarkan kebutuhan setiap divisi, seperti laporan laba rugi, prediksi permintaan, hingga efisiensi produksi.

Kemampuan analitik ERP juga memungkinkan manajer membuat prakiraan (forecasting) yang lebih presisi, mulai dari kebutuhan bahan baku hingga prediksi penjualan. Dengan adanya fitur dasbor dan grafik interaktif, keputusan bisnis bisa dibuat lebih cepat dan berdasarkan data yang terpercaya.

Mekari Jurnal Jadikan Proses Bisnis Lebih Efisien melalui Tools Terintegrasi. Pelajari Fitur Integrasi Mekari Jurnal Selengkapnya di sini!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Jenis-Jenis Sistem ERP

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan solusi teknologi yang digunakan untuk mengintegrasikan berbagai fungsi inti dalam suatu organisasi, seperti akuntansi, pengadaan, manajemen inventaris, sumber daya manusia, dan lainnya. Namun, seiring perkembangan teknologi informasi, ERP juga mengalami transformasi dari sisi metode implementasi.

Terdapat tiga jenis utama sistem ERP yang dikenal luas, yaitu On-Premise ERP, Cloud ERP, dan Hybrid ERP. Masing-masing jenis memiliki karakteristik, kelebihan, dan tantangan tersendiri. Berikut ulasan mengenai ketiga jenis sistem ERP tersebut agar dapat membantu perusahaan dalam menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.

1. On-Premise ERP

On-Premise ERP adalah sistem ERP yang diinstal dan dijalankan langsung pada server dan infrastruktur internal perusahaan. Model ini sudah ada sejak awal kemunculan ERP dan banyak digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki sumber daya TI (teknologi informasi) yang memadai.

Keunggulan On-Premise ERP

Salah satu keunggulan utama dari sistem On-Premise adalah kontrol penuh terhadap data dan sistem. Karena berada di lingkungan internal, perusahaan memiliki kebebasan penuh untuk melakukan kustomisasi sistem, mengatur akses pengguna, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi data tertentu. Hal ini sangat penting bagi industri-industri yang beroperasi dalam lingkungan yang sangat teregulasi seperti keuangan, pemerintahan, atau kesehatan.

Tantangan On-Premise ERP

Namun, On-Premise ERP memiliki sejumlah tantangan. Pertama, dari sisi biaya, implementasi jenis ini tergolong tinggi karena perusahaan harus membeli lisensi perangkat lunak, perangkat keras, serta menanggung biaya pemeliharaan dan pembaruan secara mandiri. Selain itu, proses implementasi dan upgrade sistem biasanya memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar, termasuk tim IT yang kompeten di internal perusahaan.

Kapan Menggunakan On-Premise ERP?

On-Premise ERP lebih cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki kebijakan keamanan data yang ketat, infrastruktur TI internal yang sudah mapan, dan sumber daya manusia yang cukup untuk menangani operasional teknis secara mandiri.

2. Cloud ERP

Cloud ERP adalah jenis ERP yang dioperasikan menggunakan layanan internet. Sistem ini tidak memerlukan instalasi pada server lokal, karena di-host di cloud oleh vendor penyedia layanan. Model ini kerap disebut juga sebagai Software-as-a-Service (SaaS), karena pengguna cukup membayar biaya langganan bulanan atau tahunan sesuai paket layanan yang diambil.

Keunggulan Cloud ERP

Cloud ERP menawarkan kemudahan akses karena dapat diakses dari mana saja dan kapan saja selama terhubung dengan internet. Fleksibilitas ini sangat mendukung perusahaan dengan model kerja remote atau yang memiliki banyak cabang operasional. Selain itu, Cloud ERP biasanya telah disertai fitur-fitur canggih yang memungkinkan integrasi data secara real-time, pelaporan otomatis, dan update sistem berkala yang dilakukan langsung oleh vendor.

Dari sisi anggaran, sistem ini memungkinkan pengeluaran yang lebih terkontrol karena tidak memerlukan investasi awal untuk perangkat keras dan lisensi. Skema pembayaran berbasis langganan juga memungkinkan perusahaan skala kecil dan menengah untuk mengakses teknologi ERP tanpa harus terbebani oleh biaya besar di awal.

Tantangan Cloud ERP

Meskipun praktis, Cloud ERP memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah ketergantungan pada koneksi internet. Jika koneksi tidak stabil, maka performa sistem akan terganggu. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa vendor memiliki standar keamanan dan privasi data yang sesuai dengan regulasi, karena data disimpan di server milik pihak ketiga.

Kapan Menggunakan Cloud ERP?

Cloud ERP sangat ideal untuk perusahaan startup, UMKM, atau perusahaan skala menengah yang ingin mengimplementasikan sistem ERP dengan cepat dan biaya lebih efisien. Perusahaan dengan tim mobile atau kerja hybrid juga sangat diuntungkan dengan fleksibilitas Cloud ERP.

3. Hybrid ERP

Hybrid ERP adalah kombinasi dari On-Premise dan Cloud ERP. Dalam model ini, beberapa modul atau fungsi dijalankan secara lokal di server perusahaan, sementara sebagian lainnya diakses melalui cloud. Model ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan masing-masing jenis sistem, sekaligus meminimalkan keterbatasan yang dimiliki oleh salah satu pendekatan.

Keunggulan Hybrid ERP

Model hybrid memberikan fleksibilitas dalam hal penyebaran sistem. Perusahaan dapat memilih modul mana saja yang ingin dikelola secara internal dan mana yang bisa dititipkan ke cloud. Ini sangat berguna bagi organisasi yang sedang dalam masa transisi dari sistem tradisional ke sistem berbasis cloud, atau yang memiliki kebutuhan keamanan khusus di beberapa departemen.

Selain itu, Hybrid ERP memberikan peluang untuk mengintegrasikan sistem lama (legacy systems) yang sebelumnya digunakan dengan teknologi ERP terbaru. Ini memungkinkan perusahaan menjaga kelangsungan data historis tanpa harus melakukan migrasi besar-besaran dalam satu waktu.

Tantangan Hybrid ERP

Pengelolaan sistem hybrid bisa lebih kompleks karena melibatkan dua infrastruktur sekaligus, yakni internal dan cloud. Koordinasi antara keduanya harus terjaga agar sistem tetap berjalan sinkron. Selain itu, biaya implementasi hybrid bisa lebih tinggi dibandingkan cloud-only, karena tetap memerlukan pemeliharaan server internal di sisi On-Premise-nya.

Kapan Menggunakan Hybrid ERP?

Model hybrid cocok untuk perusahaan besar yang memiliki infrastruktur IT yang kuat, tetapi juga ingin mendapatkan manfaat fleksibilitas dan efisiensi dari cloud. Perusahaan dengan sistem yang kompleks dan memerlukan kontrol lebih besar terhadap data sensitif di departemen tertentu juga akan lebih cocok menggunakan pendekatan ini.

Perbandingan Singkat: On-Premise vs Cloud vs Hybrid

Aspek On-Premise ERP Cloud ERP Hybrid ERP
Lokasi Data Di server internal perusahaan Di server vendor (cloud) Kombinasi keduanya
Biaya Implementasi Tinggi di awal Lebih rendah, berbasis langganan Bervariasi, tergantung kombinasi
Aksesibilitas Terbatas (lokasi tertentu) Fleksibel, dari mana saja Fleksibel, sebagian modul lokal
Update & Pemeliharaan Oleh tim internal Oleh vendor Gabungan vendor dan internal
Keamanan Data Kontrol penuh di internal Tergantung vendor Tergantung konfigurasi dan integrasi

Permudah Pengelolaan Inventori dan Stok Barang dengan Mekari Jurnal. Baca Fitur Selengkapnya di sini!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Daftar ERP Lokal dan Global Paling Populer

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) kini telah menjadi fondasi utama dalam pengelolaan bisnis modern. Kemampuan ERP dalam mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, mulai dari keuangan, sumber daya manusia, produksi, hingga rantai pasok, membuatnya sangat dibutuhkan oleh perusahaan dari berbagai skala. Di tengah pertumbuhan industri teknologi digital, berbagai platform ERP baik dari penyedia global maupun lokal hadir dengan keunggulan masing-masing.

Berikut adalah bahasan secara rinci tentang sistem ERP internasional terkemuka yang telah diakui secara global, serta ERP lokal yang berkembang di Indonesia dan menawarkan solusi yang relevan dengan konteks bisnis nasional. Setiap platform akan diuraikan dari segi fitur utama, kelebihan, serta segmentasi pasar yang disasar, agar dapat membantu Anda dalam memilih sistem ERP yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.

ERP Internasional

1. SAP

SAP (Systems, Applications, and Products in Data Processing) adalah salah satu pelopor dalam pengembangan sistem ERP global. Didirikan di Jerman pada tahun 1972, SAP telah berkembang menjadi penyedia perangkat lunak ERP terbesar di dunia, melayani lebih dari 400.000 pelanggan di lebih dari 180 negara.

Fitur dan Kapabilitas:

SAP ERP menawarkan modul-modul komprehensif yang mencakup keuangan, kontrol produksi, manajemen sumber daya manusia, pengadaan, dan rantai pasok. Salah satu keunggulan SAP adalah fleksibilitasnya dalam menangani kebutuhan perusahaan besar dengan struktur organisasi yang kompleks.

SAP S/4HANA, versi terbaru dari ERP SAP, menggunakan teknologi in-memory computing yang memungkinkan pemrosesan data dalam jumlah besar secara real-time. Hal ini meningkatkan efisiensi analisis dan pengambilan keputusan strategis.

Kelebihan:

  • Skalabilitas tinggi untuk perusahaan multinasional.
  • Fitur analitik canggih dan integrasi dengan teknologi AI serta IoT.
  • Dukungan komunitas global dan ekosistem mitra yang kuat.

Segmentasi:

SAP sangat ideal untuk perusahaan besar, khususnya perusahaan manufaktur, energi, farmasi, dan sektor keuangan yang membutuhkan integrasi lintas departemen dan pelaporan yang kompleks.

2. Oracle ERP Cloud

Oracle ERP Cloud adalah solusi ERP berbasis cloud dari Oracle Corporation yang dirancang untuk mendukung efisiensi operasional dan transparansi dalam manajemen bisnis. Produk ini banyak digunakan oleh perusahaan kelas menengah ke atas hingga enterprise level.

Fitur dan Kapabilitas:

Oracle ERP Cloud menyediakan fitur lengkap seperti manajemen keuangan, perencanaan anggaran, procurement, manajemen proyek, dan pengendalian risiko. Sistem ini terintegrasi secara penuh dengan teknologi AI dan machine learning yang memberikan kemampuan prediktif dan otomatisasi tinggi.

Oracle juga menawarkan Oracle Fusion Cloud, sistem terintegrasi yang memadukan ERP, HCM (Human Capital Management), dan SCM (Supply Chain Management) dalam satu ekosistem cloud.

Kelebihan:

  • Tingkat keamanan data yang sangat tinggi.
  • Update fitur secara berkala tanpa intervensi pengguna.
  • Cocok untuk perusahaan dengan kompleksitas proses bisnis yang tinggi.

Segmentasi:

Cocok untuk perusahaan enterprise di sektor jasa keuangan, layanan publik, dan perusahaan multinasional yang membutuhkan ERP cloud-ready dengan compliance global.

3. Microsoft Dynamics 365

Microsoft Dynamics 365 adalah solusi ERP dan CRM yang disatukan dalam satu platform cloud. Produk ini merupakan pilihan populer bagi perusahaan yang telah menggunakan ekosistem Microsoft seperti Azure, Office 365, dan Teams.

Fitur dan Kapabilitas:

Dynamics 365 menggabungkan ERP dan CRM, dengan modul-modul seperti Finance, Supply Chain Management, Retail, Human Resources, dan Project Service Automation. Sistem ini dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna yang intuitif dan integrasi sempurna dengan produk Microsoft lainnya.

Kelebihan:

  • User interface yang familiar bagi pengguna Microsoft.
  • Fleksibel untuk bisnis skala kecil hingga besar.
  • Didukung oleh ekosistem mitra Microsoft yang luas.

Segmentasi:

Dynamics 365 cocok untuk perusahaan yang mengandalkan solusi berbasis Microsoft dan ingin mengadopsi ERP yang mudah disesuaikan dan terintegrasi dalam satu ekosistem kerja digital.

4. NetSuite

NetSuite adalah sistem ERP berbasis cloud yang dikembangkan oleh Oracle dan dirancang khusus untuk bisnis skala menengah dan startup yang berkembang pesat. NetSuite menawarkan pendekatan modular dan fleksibel, memungkinkan bisnis mengadopsi fitur sesuai kebutuhan.

Fitur dan Kapabilitas:

NetSuite ERP mencakup manajemen keuangan, CRM, manajemen pesanan, inventaris, serta otomatisasi layanan profesional. Keunggulan NetSuite terletak pada kapabilitas multi-entity dan multi-currency yang sangat membantu bisnis internasional.

Kelebihan:

  • Berbasis cloud sepenuhnya, cocok untuk perusahaan dengan mobilitas tinggi.
  • Sangat kuat untuk perusahaan dengan banyak cabang internasional.
  • Laporan keuangan dan analitik real-time.

Segmentasi:

NetSuite ideal untuk bisnis menengah yang sedang berkembang ke level global, seperti perusahaan e-commerce, retail, dan startup teknologi.

ERP Lokal di Indonesia

1. Mekari ERP (Talenta, Jurnal, Klikpajak)

Mekari merupakan penyedia teknologi berbasis SaaS asal Indonesia yang menghadirkan berbagai solusi digital untuk keperluan bisnis. Mekari memiliki tiga produk utama yang membentuk satu ekosistem ERP sederhana: Mekari Talenta untuk HRIS, Mekari Jurnal untuk akuntansi, dan Mekari Klikpajak untuk pelaporan pajak.

Fitur dan Kapabilitas:

  • Talenta: Manajemen absensi, cuti, payroll otomatis, hingga penilaian kinerja karyawan.
  • Jurnal: Laporan keuangan otomatis, pengelolaan kas, rekonsiliasi bank, dan akuntansi berbasis cloud.
  • Klikpajak: Integrasi pelaporan SPT dan e-Faktur langsung ke sistem DJP, sangat memudahkan pelaporan pajak bulanan dan tahunan.

Kelebihan:

  • Integrasi antar platform untuk kebutuhan end-to-end bisnis.
  • Berbasis cloud, mudah diakses dari mana saja.
  • Dukungan untuk UMKM hingga bisnis skala menengah yang ingin go digital.

Segmentasi:

Mekari sangat cocok untuk bisnis lokal dan menengah di Indonesia yang membutuhkan solusi digital cepat, efisien, dan terintegrasi dengan regulasi perpajakan nasional.

Dapatkan kemudahan mengelola keuangan untuk bisnis Anda sekarang melalui aplikasi untuk mengatur keuangan maupun aplikasi akuntansi dan ERP Mekari Jurnal dengan free trial hingga 7 hari!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!

2. HashMicro

HashMicro adalah penyedia solusi ERP asal Singapura yang memiliki operasional kuat di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan ERP berbasis cloud dengan berbagai modul yang dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan industri.

Fitur dan Kapabilitas:

  • Modul manufaktur, akuntansi, distribusi, konstruksi, sekolah, dan lainnya.
  • Sistem berbasis cloud yang mudah diimplementasikan tanpa biaya infrastruktur.
  • Dashboard analitik yang informatif untuk membantu pengambilan keputusan.

Kelebihan:

  • Harga kompetitif untuk pasar Indonesia.
  • Lokalisasi sistem untuk mendukung peraturan Indonesia.
  • Bisa disesuaikan untuk sektor industri tertentu seperti logistik, pendidikan, atau restoran.

Segmentasi:

Cocok untuk perusahaan menengah dan besar yang membutuhkan fleksibilitas dalam sistem ERP dengan dukungan lokal yang kuat.

3. Zahir ERP

Zahir adalah salah satu software akuntansi paling dikenal di Indonesia yang telah berevolusi menjadi sistem ERP ringan. Zahir menawarkan solusi desktop dan berbasis cloud, serta telah digunakan oleh ribuan pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.

Fitur dan Kapabilitas:

Zahir menyediakan fitur manajemen keuangan, stok, penjualan, pembelian, dan aset tetap. Sistem ini juga menyediakan pelaporan komprehensif yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Kelebihan:

  • Antarmuka yang user-friendly.
  • Dukungan pelatihan dan layanan pelanggan lokal.
  • Cocok untuk akuntansi usaha kecil hingga menengah.

Segmentasi:

Zahir cocok untuk UKM yang baru mulai bertransformasi digital dan membutuhkan solusi akuntansi terintegrasi tanpa kompleksitas tinggi.

4. Accurate Online

Accurate Online adalah ERP berbasis cloud yang dikembangkan oleh CPSSoft dan menjadi salah satu aplikasi akuntansi paling populer di Indonesia. Fokus utama Accurate adalah otomasi laporan keuangan yang akurat dan efisien.

Fitur dan Kapabilitas:

  • Manajemen keuangan lengkap, termasuk invoice, inventory, dan pembelian.
  • Pelaporan pajak, pengelolaan aset, dan approval multi-level.
  • Fitur multi-cabang dan multi-user yang cocok untuk perusahaan yang sedang berkembang.

Kelebihan:

  • Harga terjangkau dan bersaing di pasar lokal.
  • Integrasi API dengan marketplace dan aplikasi kasir.
  • Tersedia versi gratis untuk UMKM.

Segmentasi:

Accurate Online sangat ideal untuk UMKM dan perusahaan skala kecil hingga menengah yang ingin meningkatkan efisiensi operasional tanpa beban biaya tinggi.

Industri yang Menggunakan Sistem ERP

Enterprise Resource Planning (ERP) telah menjadi fondasi digital bagi berbagai sektor industri yang ingin meningkatkan efisiensi, transparansi, dan integrasi dalam proses bisnis mereka. Sistem ERP memungkinkan organisasi dari berbagai ukuran untuk menyatukan data operasional dalam satu platform terpusat, yang secara langsung meningkatkan pengambilan keputusan dan produktivitas karyawan.

Baik usaha mikro maupun korporasi berskala besar kini telah beralih dari sistem manajemen terpisah ke ERP yang saling terintegrasi. ERP tidak lagi eksklusif untuk sektor manufaktur seperti awal perkembangannya, melainkan telah merambah ke banyak sektor lain seperti ritel, distribusi, kesehatan, teknologi, hingga konstruksi.

Di bawah ini akan dibahas beberapa industri utama yang memanfaatkan ERP, disertai dengan contoh implementasi nyata atau studi kasus yang relevan.

1. ERP di Industri Ritel

Industri ritel sangat bergantung pada efisiensi rantai pasok, pengelolaan stok, hingga sistem penjualan yang terkoordinasi. Dengan meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap pengalaman berbelanja yang mulus baik secara online maupun offline (omnichannel), sistem ERP hadir sebagai solusi untuk mengelola operasional secara holistik.

Fitur ERP untuk Ritel

ERP pada ritel biasanya mencakup modul manajemen inventaris, manajemen toko, keuangan, CRM, hingga loyalty program. Sistem ini dapat memantau stok real-time di seluruh cabang toko dan gudang, memberikan laporan penjualan harian, serta mengelola pemasok dan pengiriman produk.

Studi Kasus: Matahari Department Store

Matahari, salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia, telah mengadopsi sistem ERP untuk mempercepat proses supply chain dan menyederhanakan data penjualan dari ratusan outlet mereka. ERP membantu mereka mengintegrasikan antara sistem keuangan, gudang, dan penjualan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan data yang akurat dan real-time.

2. ERP dalam Industri Manufaktur

Manufaktur adalah sektor dengan kebutuhan ERP paling kompleks karena melibatkan banyak proses: mulai dari perencanaan produksi, pengelolaan bahan baku, kontrol kualitas, hingga distribusi produk jadi. ERP menjadi penting agar semua bagian dapat terkoordinasi dan meminimalisir pemborosan waktu serta material.

Fitur ERP untuk Manufaktur

Sistem ERP manufaktur umumnya memiliki modul MRP (Material Requirements Planning), BOM (Bill of Materials), shop floor control, dan quality assurance. Dengan ERP, perusahaan bisa menjadwalkan produksi berdasarkan kapasitas mesin, memantau biaya produksi, hingga memastikan standar kualitas produk.

Studi Kasus: PT Indofood Sukses Makmur

Indofood menggunakan sistem ERP terintegrasi untuk mengelola produksi dari berbagai divisi mereka. Dengan ribuan SKU dan puluhan pabrik, mereka membutuhkan solusi yang mampu menyatukan data produksi, distribusi, dan penjualan. ERP yang digunakan membantu merencanakan produksi secara lebih akurat, mengontrol stok bahan baku, serta mempercepat siklus pengadaan.

3. ERP untuk Industri Farmasi

Industri farmasi memiliki tantangan regulasi yang ketat terkait keamanan dan pelacakan produk, mulai dari bahan baku hingga distribusi obat. Di sinilah ERP berperan dalam memastikan kepatuhan terhadap standar mutu (GMP), traceability produk, serta kontrol terhadap persediaan yang sensitif terhadap tanggal kedaluwarsa.

Fitur ERP untuk Farmasi

ERP pada farmasi dilengkapi modul khusus untuk manajemen batch, pelacakan serial number, audit trail, serta pengendalian mutu yang ketat. ERP juga mempermudah dokumentasi untuk keperluan audit dari Badan POM dan sertifikasi lain.

Studi Kasus: Kalbe Farma

Sebagai salah satu produsen obat terbesar di Asia Tenggara, Kalbe Farma mengandalkan ERP untuk mengintegrasikan proses riset, produksi, hingga distribusi. Sistem ini juga digunakan untuk memenuhi persyaratan dokumentasi dan validasi dalam industri kesehatan yang sangat ketat, sekaligus mempercepat pengiriman produk ke distributor dan apotek.

4. Sistem ERP dalam Sektor Distribusi

Distribusi melibatkan berbagai titik dan jaringan logistik yang kompleks. Tanpa sistem ERP, perusahaan distribusi akan kesulitan memantau inventaris, status pengiriman, serta ketersediaan armada secara real-time. ERP menghadirkan transparansi dan efisiensi dari gudang ke pelanggan akhir.

Fitur ERP untuk Distribusi

Modul-modul penting meliputi warehouse management system (WMS), manajemen pengiriman, rute logistik, serta integrasi ke sistem pemesanan dan CRM. Data dari sistem ERP mempermudah perencanaan rute, optimalisasi pengiriman, dan kontrol terhadap biaya logistik.

Studi Kasus: Sinar Mas Distribution

Perusahaan ini mengoperasikan distribusi untuk ribuan produk dari berbagai merek. Dengan ERP, mereka berhasil menyatukan data penjualan dari lapangan dan gudang secara real-time. ERP membantu mereka dalam mempercepat proses pengambilan keputusan, menghindari kekosongan stok, dan memaksimalkan efisiensi armada pengiriman.

5. ERP dalam Industri Teknologi

Perusahaan teknologi yang berkembang cepat membutuhkan sistem ERP yang dapat mengakomodasi pertumbuhan pesat, baik dari sisi SDM, proyek, hingga skala operasi. ERP membantu perusahaan teknologi dalam mengelola proyek software, keuangan, hingga support pelanggan.

Fitur ERP untuk Teknologi

Modul yang umum digunakan mencakup project management, billing, support ticketing, serta HR dan payroll untuk staf TI. Banyak perusahaan SaaS juga mengandalkan ERP untuk mencatat data pelanggan, kontrak langganan, serta otomatisasi invoice.

Studi Kasus: Gojek (PT Goto Gojek Tokopedia Tbk)

Sebagai startup teknologi berskala besar, Gojek mengimplementasikan sistem ERP untuk mendukung pengelolaan SDM, finansial, serta sistem backend internal lainnya. ERP juga digunakan untuk mendukung pelaporan ke regulator dan mengelola data mitra driver serta merchant.

6. Penerapan ERP di Industri Perhotelan

Industri perhotelan memerlukan manajemen layanan pelanggan yang sangat baik, mulai dari pemesanan, manajemen kamar, food & beverage, hingga keuangan. ERP memudahkan penyatuan berbagai departemen agar tamu mendapatkan pengalaman layanan terbaik.

Fitur ERP untuk Perhotelan

ERP hotel biasanya mencakup modul pemesanan kamar (reservation system), manajemen layanan, keuangan, manajemen staf, hingga pengelolaan inventory dapur dan housekeeping. Semua data tersebut saling terhubung untuk menjamin pelayanan yang optimal.

Studi Kasus: Archipelago International Hotels

Jaringan hotel ini mengimplementasikan ERP untuk menyederhanakan proses administrasi dari semua cabangnya. Dengan sistem yang terintegrasi, laporan keuangan, performa cabang, hingga data tamu dapat diakses dalam satu platform terpusat.

7. ERP dalam Industri Konstruksi

Perusahaan konstruksi memiliki kebutuhan unik, termasuk manajemen proyek multi-lokasi, pengelolaan bahan material, hingga pelacakan tenaga kerja. ERP memberikan kontrol penuh terhadap anggaran proyek, waktu pengerjaan, serta kepatuhan terhadap peraturan keselamatan kerja.

Fitur ERP untuk Konstruksi

Modul-modul seperti project costing, timesheet, procurement, serta kontrak vendor menjadi fitur utama. Sistem ERP memastikan setiap proyek berjalan sesuai rencana dan anggaran tanpa pemborosan sumber daya.

Studi Kasus: Wijaya Karya (WIKA)

WIKA menerapkan ERP untuk memantau proyek-proyeknya dari Sabang hingga Merauke. ERP memberikan kemudahan pelaporan real-time kepada manajemen pusat, serta transparansi dalam penggunaan dana proyek dan pengadaan material di lokasi.

8. ERP untuk Sektor Pertahanan

Dalam sektor pertahanan, sistem ERP digunakan untuk pengelolaan logistik militer, rantai pasokan senjata dan peralatan, serta pengaturan SDM dan keuangan instansi militer. Akurasi dan keamanan data menjadi hal krusial yang dikelola melalui sistem ERP yang telah disesuaikan secara khusus.

Fitur ERP untuk Pertahanan

ERP pada sektor ini mencakup modul manajemen inventaris persenjataan, pengadaan peralatan strategis, pelacakan aset, hingga keamanan data berlapis. Solusi ini biasanya dikembangkan secara custom dan sangat ketat dalam pengendalian akses informasi.

Studi Kasus: Kementerian Pertahanan India

Pemerintah India mengimplementasikan sistem ERP khusus untuk manajemen supply chain dan inventaris strategis di sektor militer. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan cepat dalam situasi darurat dan penghematan anggaran pertahanan melalui sistem yang transparan dan real-time.

FAQ Seputar Sistem ERP (Enterprise Resource Planning)

1. Apa itu sistem ERP?

Sistem ERP adalah rangkaian aplikasi terintegrasi yang mengelola proses bisnis inti—mulai dari keuangan, persediaan, penjualan, hingga sumber daya manusia—dalam satu basis data terpadu, sehingga informasi mengalir secara real-time dan keputusan dapat diambil lebih cepat dan akurat.

2. Apa manfaat utama menggunakan ERP bagi perusahaan?

ERP meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi duplikasi data, dan menyediakan laporan komprehensif secara instan. Hasil akhirnya adalah penghematan biaya, peningkatan produktivitas, serta visibilitas menyeluruh atas kinerja perusahaan.

3. Bagaimana cara kerja sistem ERP?

Setiap modul (mis. akuntansi, manufaktur, HR) tersambung ke basis data pusat. Ketika terjadi transaksi—seperti penjualan atau pencatatan stok—data diperbarui secara otomatis dan dapat diakses oleh departemen lain tanpa perlu integrasi manual tambahan.

4. Industri apa saja yang cocok memakai ERP?

Hampir semua industri diuntungkan, terutama manufaktur, distribusi, ritel, jasa profesional, farmasi, dan konstruksi. Bisnis skala kecil hingga korporasi besar dapat menyesuaikan modul sesuai kebutuhan.

5. Apa perbedaan ERP on-premise dan ERP berbasis cloud?

On-premise diinstal pada server perusahaan dan memerlukan investasi perangkat keras serta tim IT internal. ERP cloud di-hosting oleh vendor melalui internet, menawarkan pembaruan otomatis, skala fleksibel, dan biaya awal yang lebih rendah karena memakai model langganan.

6. Berapa lama waktu implementasi ERP?

Bergantung pada kompleksitas proses dan ukuran organisasi: UMKM bisa selesai dalam 3–6 bulan, sedangkan korporasi multi-entity dapat memerlukan 9–18 bulan. Tahapan mencakup analisis kebutuhan, konfigurasi, migrasi data, pelatihan, lalu go-live.

7. Tantangan apa yang sering muncul saat implementasi ERP?

Perubahan budaya kerja, migrasi data historis, dan penyesuaian proses bisnis adalah hambatan umum. Pemilihan project team lintas-fungsi serta dukungan manajemen puncak sangat penting untuk meminimalkan risiko.

8. Bagaimana cara memilih vendor ERP yang tepat?

Pertimbangkan kesesuaian fitur dengan proses bisnis, reputasi vendor, total biaya kepemilikan (TCO), dukungan purna-jual, serta roadmap pengembangan produk. Mintalah demo dan studi kasus industri serupa sebelum menandatangani kontrak. Informasi selengkapnya Anda bisa baca artikel 11 Tips Memilih Software ERP untuk Pebisnis Pemula di sini.

9. Apakah UMKM juga memerlukan ERP?

Ya. Solusi ERP berbasis cloud kini terjangkau dan modular. UMKM dapat mengaktifkan modul penting—misalnya akuntansi dan inventori—lalu menambah modul lain seiring pertumbuhan bisnis.

10. Bagaimana ERP terintegrasi dengan aplikasi lain?

Sebagian besar ERP modern menyediakan API terbuka, konektor bawaan, atau marketplace integrasi (contohnya integrasi dengan e-commerce dan payment gateway). Hal ini memudahkan sinkronisasi data tanpa pengembangan kustom yang mahal.

11. Seberapa aman data di sistem ERP cloud?

Vendor terkemuka menggunakan enkripsi 256-bit, sertifikasi ISO 27001, back-up rutin, dan pemantauan 24/7. Pelanggan juga dapat menambah keamanan melalui autentikasi multi-faktor dan pengaturan hak akses berbasis peran.

12. Bagaimana cara menghitung ROI implementasi ERP?

Hitung penghematan biaya manual, peningkatan throughput, pengurangan persediaan mati, dan penurunan kesalahan input. Bandingkan angka tersebut dengan biaya lisensi, implementasi, pelatihan, serta pemeliharaan tahunan.

13. Fitur apa saja yang wajib ada dalam ERP modern?

Modul akuntansi terpadu, manajemen persediaan real-time, dashboard analitik, workflow otomatis, dan integrasi e-invoice/pajak. Tambahan seperti manajemen proyek atau CRM memberi nilai lebih tinggi.

14. Berapa kisaran biaya ERP di Indonesia?

ERP cloud untuk UMKM biasanya mulai Rp1–5 juta per user per tahun. Untuk perusahaan menengah ke atas, paket modular dapat berkisar Rp200–500 juta setahun, tergantung jumlah pengguna dan kompleksitas modul.

15. Contoh ERP lokal yang populer?

Selain pemain global, solusi lokal seperti Mekari Jurnal (akuntansi & inventori) dan Mekari Talenta (HR) dapat diintegrasikan sebagai fondasi ERP terpusat, memanfaatkan infrastruktur cloud di Indonesia sehingga cepat dan mematuhi regulasi pajak setempat.

Kategori : Other

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami