Daftar Isi
10 min read

Material Requirement Planning: Definisi, Manfaat, dan Penerapannya

Tayang 24 Jul 2023

Perusahaan manufaktur terkadang sering melakukan proses yang sering menyimpang dari tujuan yang sudah direncanakan. Padahal, peristiwa tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan dengan menggunakan material requirement planning atau MRP.

MRP adalah sebuah sistem perencanaan yang dapat mendukung dalam mengkontrol proses produksi dan distribusi semakin lebih baik pada perusahaan manufaktur atau pabrik.

Selain memdukung pengelolaan dan perencanaan, MRP juga dapat membantu beberapa faktor lain seperti mencatat rincian data untuk proses produksi, mendokumentasikan data, hingga menganalisis data untuk rekomendasi di proses produksi untuk periode selanjutnya.

Oleh karena itu, tidak salah jika sistem MRP sudah masif diimplementasikan pada sebagian besar sektor perusahaan manufaktur dan produksi.

Agar Anda tidak tertinggal dengan perusahaan kompetitor, ketahui lebih lanjut mengenai sistem material requirement planning atau MRP dan bagaimana penerapannya.

Apa itu Material Requirement Planning (MRP)?

Material Requirement Planning (MRP) merupakan sebuah sistem perencanaan dan pengendalian dalam manajemen rantai produksi (supply chain management) untuk mengelola persediaan bahan baku, komponen, dan barang jadi dalam proses manufaktur atau produksi.

Sebelum menjalankan proses, MRP membutuhkan tiga komponen utama untuk membangun sistemnya, yaitu master production schedule (MPS), bill of material, dan inventory master file.

Perusahaan dapat memanfaatkan material requirement planning untuk memperkirakan jumlah bahan baku, menjaga tingkat persediaan, dan menjadwalkan produksi dan pengiriman.

MRP awalnya ditemukan oleh Joseph Orlicky dari J.I Case Company pada sekitar tahun 1960-an.

Sampai saat ini, MRP sudah mengalami pengembangan hingga empat kali termasuk MRP I sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan tuntutan terhadap sistem perusahaan.

Berikut perkembangan MRP dari MRP I hingga MRP 9000

  • MRP I : Revolusi baru dalam manajemen supply chain terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantung (dependent demand item) termasuk unsur pengawasan dan pelaporan
  • MRP II : Pengembangan dari MRP I yang melingkupi faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master scheduling, rough cut, capacity planning dan shop floor control
  • MRP III : Pengembangan dari MRP II dengan penambahan tingkat akurasi peramalan, permintaan, penggunaan secara tepat dan baik peramalan permintaan (Forecast Demand), sehingga dapat merubah Master Production Schedule (MPS).
  • MRP 9000 : Pengembangan MRP yang sudah menawarkan fitur yang lengkap dan terintegrasi dengan sistem management manufacturing, termasuk juga inventory, penjualan, perencanaan, pembuatan, dan pembelian menggunakan buku besar.

Melihat dari MRP versi terbaru yaitu MRP 9000, dapat terlihat bahwa sistem ini dapat diimplementasikan dalam perangkat lunak khusus atau modul dalam sistem Enterprise Resource Planning (ERP).

Melalui adopsi MRP, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya persediaan, dan meningkatkan ketepatan waktu dalam memenuhi permintaan pelanggan.

Manfaat Material Requirement Planning (MRP)

Ada banyak manfaat yang dapat Anda rasakan sebagai pemilik perusahaan manufaktur atau produsen yang banyak menjalankan proses produksi setiap waktu. Berikut di antaranya:

  • Merampingkan proses produksi.
  • Mengoptimalkan biaya dalam satu produksi mulai dari biaya persediaan, pengelolaan, hingga biaya pengiriman.
  • Mencegah terjadinya isu atau masalah dalam proses produksi dan merekomendasikan solusi untuk mengatasinya.
  • Mengelola dan mengatur berbagai informasi yang berkaitan dengan proses produksi dan penyimpanan persediaan barang.
  • Sistem MRP yang berjalan otomatis bantu mengefisiensikan waktu produksi.
  • Membantu mendokumentasikan data inventaris, pengiriman, transaksi dan arus kas dalam proses manufaktur.
  • Membantu mengelola sumber daya dan bahan baku dalam satu periode.
  • Menyajikan analisis data berbasis data historis sebagai pertimbangan evaluasi untuk perbaikan proses di periode selanjutnya.

Material Requirement Planning (MRP) merupakan sebuah sistem perencanaan dan pengendalian strategis untuk bisnis produksi

Fungsi Utama MRP

Sistem MRP pada dasarnya memiliki tiga fungsi utama, yakni sebagai sistem untuk kontrol untuk tingkat persediaan, penugasan komponen berdasar prioritas, dan penentuan kebutuhan kapasitas (capacity requirement).

Tanpa adanya informasi ini, perusahaan memiliki visibilitas dan daya tanggap yang cukup terbatas, dan dapat menyebabkan:

  1. Pemesanan kebutuhan dan sumber daya yang terlalu berlebihan, yang akhirnya dapat meningkatkan biaya penyimpanan dan biaya produksi, atau
  2. Ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan karena bahan baku yang tidak mencukupi, mengakibatkan hilangnya penjualan, kontrak yang dibatalkan, dan kehabisan stok.
  3. Terakhir, dapat memberikan gangguan pada siklus produksi, penundaan proses produksi yang mengakibatkan peningkatan biaya produksi dan penurunan output.

Baca Juga: Manajemen Produksi: Ruang Lingkup dan Fungsinya

Cara Kerja Material Requirement Planning (MRP)

Sistem MRP dapat membantu bisnis dan produsen dalam menentukan apa yang dibutuhkan, berapa banyak yang dibutuhkan, dan kapan bahan dibutuhkan.

Cara kerjanya adalah dengan mengubah perencanaan yang sudah dilakukan menjadi daftar persyaratan

MRP kemudian mengubah rencana menjadi daftar persyaratan untuk proses penggabungan, suku cadang, dan bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir dalam jadwal yang sudah ditetapkan.

Lalu, cara kerja MRP lebih banyak berfokus pada penentuan struktur kegiatan produksi berjalan, menganalisis dan mengidentifikasi data, serta memantau dan membuat penyesuaian sesuai rencana yang sudah ditetapkan.

Dengan menggunakan MRP, Anda juga dapat menentukan kebutuhan sumber daya serta meningkatkan efisiensi produksi dengan memasukkan data ke dalam skema MRP seperti berikut:

  • Item Name or Nomenclature : Penamaan akhir sebuah produk yang telah dihasilkan, terkadang disebut Level “0” di bill of material.
  • Master Production Schedule (MPS) : Dokumen proses produksi yang memperlihatkan berapa banyak yang diperlukan untuk memenuhi permintaan dan kapan itu dibutuhkan.
  • Umur simpan bahan yang disimpan : Rentang waktu yang bisa produk lewatkan dalam gudang penyimpanan barang sebelum diproses dan didistribusikan.
  • Inventory Status File (ISF) : Status bahan yang tersedia dalam stok dan bahan yang dipesan dari pemasok bahan baku.
  • Bills of material (BOM) : Rincian bahan dan komponen yang diperlukan untuk membuat setiap produk.
  • Data perencanaan (Data Planning) : Dokumen perencaan yang menjelaskan terkait batasan dan aturan dalam proses produksi seperti perutean, standar tenaga kerja dan mesin, standar kualitas dan pengujian, dan teknik ukuran lot.

Prosedur dalam Material Requirement (MRP)

Umumnya terdapat 4 langkah prosedur menerapkan MRP dalam pengelolaan inventaris ketersediaan barang, yaitu:

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Untuk Memenuhi Permintaan

Langkah pertama dari proses MRP adalah mengidentifikasi permintaan pelanggan dan persyaratan yang diperlukan untuk memenuhinya, dimulai dengan memasukkan pesanan pelanggan dan meramalkan penjualan (forecasting).

Melalui bill of material untuk kebutuhan produksi, MRP kemudian mengurai permintaan menjadi komponen-komponen individu dan bahan baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi.

2. Memeriksa Inventaris dan Mengalokasikan Sumber Daya

Melakukan pemeriksaan inventaris kemudian mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk mengetahui dan memastikan aktivitas yang terjadi di dalam gudang atau ruang penyimpanan terkelola dengan baik.

Hal ini dapat memberikan Anda visibilitas dalam produk yang Anda miliki, lokasi keberadaannya, dan status prosesnya.

Kemudian, melalui inventory master file yang sudah menyimpan riwayat aktivitas pengelolaan stok barang, sistem MRP akan membantu melakukan pemindahan ke lokasi yang lebih tepat dan secara langsung merekomendasikan secara otomatis pemesanan ulang.

3. Menjadwalkan Produksi

Dengan menggunakan master production schedule (MPS), sistem dapat menentukan berapa banyak waktu dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap langkah dari proses produksi dan waktu yang diperlukan agar produksi dapat berjalan tanpa penundaan.

Jadwal produksi juga mengidentifikasi mesin dan workstation apa saja yang diperlukan pada setiap langkah dan menghasilkan perintah kerja, pesanan pembelian, dan pesanan transfer yang sesuai.

Baca Juga: Mengenal Work in Progress (WIP) Perusahaan Manufaktur

4. Mengidentifikasi Masalah dan Membuat Rekomendasi

Sistem MRP dalam prosesnya dapat menghubungkan bahan baku dengan prosedur kerja dan pesanan pelanggan, sehingga MRP dapat secara otomatis memberitahu Anda jika terdapat keterlambatan atau penundaan dalam proses produksi.

Kemudian, MRP dapat membuat rekomendasi aksi seperti secara otomatis memindahkan produksi masuk atau keluar, melakukan analisis lanjutan, dan membuat rencana pengecualian untuk menyelesaikan proses produksi yang diperlukan.

Contoh Penerapan Material Requirement Planning (MRP)

Contoh Penerapan Material Requirement Planning (MRP)

Agar Anda tidak bingung mengenai bagaimana tahapan kerja sistem MRP dalam aktivitas operasional perusahaan dalam berbagai industri, berikut adalah gambaran contoh penerapan MRP dalam industri manufaktur dan distribusi.

Studi Kasus dalam Industri Manufaktur

Terdapat sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi komputer dan laptop. Dalam proses produksinya melibatkan berbagai bahan baku dan komponen seperti casing, motherboard, prosesor, RAM, hard disk, layar, baterai, dan lain-lain. Perusahaan ingin menggunakan MRP untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan dan produksi dengan lebih efisien.

Langkah-langkah penerapan MRP pada industri manufaktur antara lain:

  1. Mengidentifikasi daftar bahan atau BOM untuk setiap jenis laptop yang diproduksi.
  2. Merencanakan rencana produksi berdasarkan permintaan pelanggan dan analisis pasar. MRP akan menggunakan informasi ini sebagai panduan untuk menentukan jumlah laptop yang perlu diproduksi dalam periode waktu tertentu.
  3. Menghitung kebutuhan material dan bahan baku dengan menggunakan BOM dan rencana produksi. Misalnya, jika perusahaan merencanakan untuk memproduksi 1000 unit laptop dalam bulan berikutnya, MRP akan menghitung berapa banyak casing, motherboard, RAM, prosesor, dan komponen lain yang dibutuhkan untuk mencapai jumlah tersebut.
  4. Pengelolaan persediaan: Setelah MRP menghitung kebutuhan material, perusahaan akan mengevaluasi persediaan yang ada untuk memastikan bahwa persediaan mencukupi untuk memulai produksi. Jika ada kekurangan persediaan, MRP akan mengidentifikasi item-item yang perlu dipesan atau dibeli untuk memenuhi kebutuhan produksi.
  5. MRP akan membantu dalam menentukan jadwal produksi yang tepat berdasarkan kebutuhan material dan kapasitas produksi yang tersedia.
  6. Selama proses produksi, MRP akan terus memantau status persediaan dan produksi. Jika ada perubahan dalam permintaan atau masalah dalam supply chain, MRP akan membantu perusahaan untuk mengambil tindakan korektif dengan cepat.

Dengan menerapkan MRP, perusahaan manufaktur dapat mengoptimalkan persediaan, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan, meningkatkan efisiensi produksi, dan memberikan produk pada waktu yang tepat kepada klien.

Baca Juga: Lean Manufacturing & Accounting di Perusahaan Manufaktur

Studi Kasus dalam Industri Distribusi

Terdapat sebuah perusahaan distributor yang bergerak dalam distribusi produk elektronik seperti smartphone, tablet, dan aksesori elektronik lainnya. Perusahaan ini memiliki beberapa toko ritel di berbagai lokasi dan juga melayani pesanan dari pelanggan grosir dan e-commerce. Tujuan perusahaan adalah memastikan ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat, menghindari kekurangan persediaan, dan mengoptimalkan proses distribusi.

Berikut adalah langkah-langkah penerapan MRP pada industri distribusi:

  1. Perusahaan pertama-tama akan mengumpulkan data historis tentang permintaan produk dari pelanggan ritel, grosir, dan e-commerce. Data ini mencakup tingkat penjualan, tren permintaan, dan dari forecasting penjualan di masa depan.
  2. Berdasarkan data historis dan rencana penjualan di masa depan, perusahaan menggunakan metode forecasting untuk memprediksi permintaan produk dalam periode waktu tertentu untuk memenuhi permintaan.
  3. Perusahaan kemudian menghitung tingkat persediaan yang optimal untuk setiap produk, melibatkan penentuan tingkat persediaan keseluruhan di pusat distribusi dan juga di toko-toko ritel.
  4. Setelah tingkat persediaan yang diinginkan ditetapkan, MRP kemudian menghitung kebutuhan material untuk memenuhi tingkat persediaan termasuk perhitungan jumlah produk yang perlu dipesan dari pabrikan, jumlah yang perlu dialokasikan ke setiap toko ritel, dan jumlah yang perlu disiapkan untuk pesanan grosir atau e-commerce.
  5. MRP membantu dalam mengelola persediaan dengan efisien dan memastikan bahwa persediaan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang telah dihitung oleh MRP.
  6. MRP kemudian akan menentukan jadwal pengiriman dan distribusi produk ke toko-toko ritel dan pelanggan grosir atau e-commerce untuk memastikan produk tiba tepat waktu di lokasi yang tepat.
  7. Selama proses distribusi, MRP akan terus memantau status persediaan dan distribusi. Jika ada perubahan dalam permintaan atau masalah dalam rantai pasokan, MRP akan membantu perusahaan untuk mengambil tindakan korektif dengan cepat.

Dengan penerapan MRP, perusahaan distribusi dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan persediaan, dan memastikan ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Simak Bagaimana Mekari Jurnal Membantu Pengelolaan Inventaris di Perusahaan di bawah ini:

Kesimpulan

Sistem material requirement planning atau MRP membantu perusahaan dalam mengelola persediaan bahan baku, komponen, dan barang jadi, merencanakan produksi, dan mengoptimalkan proses distribusi.

Melalui contoh penerapan MRP dalam industri manufaktur dan distribusi, memberikan gambaran tentang bagaimana sistem ini dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan, dan memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu.

Dengan menerapkan MRP, perusahaan dapat tetap bersaing dengan pesaingnya, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan proses produksi dan distribusi untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis.

Walaupun begitu, menerapkan MRP akan semakin lebih efektif dan optimal dengan menggunakan software akuntansi yang modern dan canggih.

Mekari Jurnal adalah sebuah software ERP berbasis akuntansi yang juga dapat membantu Anda dalam mengelola segala kebutuhan proses produksi mulai dari melakukan pembukuan, mencatat transaksi, membuat rencana produksi, mengelola inventaris barang, dan memantau pergerakan barang di gudang.

Melalui Mekari Jurnal, Anda juga dapat melakukan perhitungan mengenai biaya produksi dalam pelaporan keuangan dan bantu mengambil keputusan secara lebih tepat.

Data-data yang tersimpan juga tersimpan dengan aman karena Mekari Jurnal sudah menggunakan sistem berbasis cloud computing dan sudah bersertifikasi ISO/IEC 27001.

Segera coba dan daftarkan perusahaan Anda sekarang juga dan dapatkan trial secara gratis selama 14 hari.

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Kategori : Bisnis
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal