Joint Cost: Pengertian, Rumus, Metode, Contoh Perhitungan 4Joint cost merupakan salah satu komponen pembiayaan dalam cost accounting yang memiliki kaitan erat dengan proses produksi. Komponen ini biasanya muncul jika terdapat sebuah proses produksi atau bahan baku yang bisa digunakan untuk memproduksi dua atau lebih produk. Umumnya, joint cost sering digunakan dalam pengelolaan akuntansi keuangan pada perusahaan manufaktur dan pabrik, khususnya untuk menganalisis keuangan, produk, dan dasar untuk pengambilan keputusan strategis bisnis. Berikut ulasan lengkap mengenai definisi joint cost, rumus perhitungan, metode, dan contoh menghitungnya. Apa Itu Joint Cost? Joint cost mengacu pada biaya yang keluar oleh produsen dari proses produksi atau manufaktur untuk memproduksi banyak produk secara bersamaan. Proses alokasi biaya produksi bersama digabung sebab alur, alat, dan bahan baku yang diproses sama antara satu produk dengan produk lainnya. Adapun, joint cost sudah termasuk biaya pengeluaran untuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Biaya bersama ini akan berakhir pada titik di mana produksi dapat diidentifikasi sebagai produk jadi yang terpisah. Berikut ciri-ciri atau karakteristik dari komponen pembiayaan ini: Common Input (Pemakaian Umum): Muncul ketika dua atau lebih produk diproduksi dari satu bahan baku atau proses produksi umum. Pemakaian bersama ini adalah alasan sifat bersama dari biaya. Incurred before Split-off Point: Berakhir setelah titik proses produksi terjadi pemisahan antara satu produk dengan produk lainnya. Indivisibility (Tidak Terpisahkan) : Joint cost tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan suatu produk sampai setelah titik pemisahan karena biaya tersebut keluar saat memproduksi beberapa produk secara bersama. Memahami joint cost penting untuk pengelolaan akuntansi biaya sebuah produsen atau perusahaan manufaktur. Beberapa peran penting dari menghitung joint cost adalah: Untuk memastikan penilaian inventaris yang tepat. Memberikan data yang konkret terhadap pembiayaan proses produksi yang penting untuk menganalisis kesehatan keuangan. Menetapkan harga jual yang sesuai untuk setiap produk. Untuk memastikan profitabilitas setiap lini produk. Sebagai pertimbangan untuk keputusan strategis perusahaan. Baca Juga: Akuntansi Biaya: Pengertian, Fungsi dan Klasifikasi Rumus Perhitungan Joint Cost Untuk menghitung joint cost dari sebuah proses produksi, berikut rumus sederhananya: Joint Cost = Cost (Total Biaya)/ Unit (Total Unit yang Diproduksi Bersama) Sedikit penjelasan, menghitung joint cost menggunakan metode average unit cost. Dalam metode ini, total biaya semua produk yang diproduksi bersama dibagi dengan total unit yang diproduksi. Selain menggunakan metode ini, perhitungan joint cost juga dapat menggunakan metode survei. Dalam metode survei, faktor seperti kualitas bahan, biaya pemasaran, dan harga jual juga menjadi bahan pertimbangan. Secara keseluruhan, hasil pengukuran kualitatif dan kuantitatif dipertimbangkan dan menurunkan rumus berikut: Joint Cost = Total Cost (Total Biaya)/ Total Weighted Units (Total Unit Tertimbang) Metode Alokasi Joint Cost Serta Contoh Perhitungannya Selain menggunakan metode average unit cost, terdapat beberapa metode alokasi lain untuk menentukan joint cost. Salah satu tantangan dari joint cost adalah tidak ada metode yang sempurna, sehingga harus menyesuaikan dengan kebutuhan, jenis usaha, dan keseragaman produk bisnis. Ada lima metode alokasi yang perlu Anda ketahui selain average unit cost methods, berikut penjelasan beserta contoh perhitungannya: Metode Physical Unit Metode ini menggunakan satuan pengukuran kuantitas beban relatif dari produk seperti satuan berat ton atau galon. Contoh soal dan perhitungannya sebagai berikut: Perusahaan A adalah sebuah pabrik olahan kopi yang memproduksi kopi dalam jumlah besar. Hasil produksi terbesar dalam 1 ton kopi menghasilkan 600kg arabika dan 400kg robusta. Dengan biaya bahan baku 1 ton kopi sebesar Rp 25.000.000, biaya tenaga kerja Rp 12.000.000, dan biaya overhead sebesar Rp 5.000.000. Berapa joint cost-nya? Berikut tabel laporan pembagian joint cost perusahaan A: Berdasarkan perhitungan dengan metode physical unit, joint cost perusahaan A yaitu Rp 42.000.000. Metode Market Value Menggunakan metode ini memerlukan nilai pasar setiap produk untuk menentukan joint cost secara keseluruhan. Oleh karena itu, cara mengalokasikan joint cost beradssarkan pada nilai pasar atau penjualan setiap unit produksi. Dalam hal ini, kuantitas yang terjual dikalikan dengan harga jual unit. Contoh soal dan perhitungannya sebagai berikut: Sebuah pabrik B pengolahan biji kedelai biasanya memproduksi dan menghasilkan produk olahan kedelai yaitu tahu, tempe, dan oncom dengan total biaya produksi gabungan sebesar Rp 7.000.000. Berikut jumlah produksi dari masing-masing produk: Tahu dengan hasil produksi 190 kg, nilai jual Rp 24.000/ kg Tempe dengan hasil produksi 180 kg, nilai jual Rp 21.000/ kg Oncom dengan hasil produksi 130 kg, nilai jual Rp 15.000/ kg Nilai tersebut sudah sesuai dengan penyesuaian biaya produksi bersama. Oleh karena itu, tentukan komponen joint cost dengan metode market value. Berikut tabel laporan pembagian joint cost pabrik B: Metode Survei Selain menggunakan metode ini, perhitungan joint cost juga dapat menggunakan metode survei. Dalam metode survei, faktor seperti kualitas bahan, biaya pemasaran, dan harga jual juga menjadi bahan pertimbangan. Nilai atau persentase poin diberikan pada masing-masing produk sesuai dengan prioritas proses produksinya. Contoh soal dan perhitungannya sebagai berikut: Sebuah perusahaan manufaktur C memproduksi baju dengan berbagai kualitas, mulai dari grade A, grade B, hingga grade C. Adapun, jumlah produksi serta poin alokasi dari masing-masing produk adalah sebagai berikut. Baju grade A telah berhasil diproduksi sebanyak 600 buah dan poin alokasi 4. Baju grade B telah berhasil diproduksi sebanyak 950 buah dan poin alokasi 6. Baju grade A telah berhasil diproduksi sebanyak 400 buah dan poin alokasi 2,5. Sedangkan total joint cost yang berhasil tercatat yaitu Rp 58.500.000. Gambarkan metode perhitungan joint cost melalui metode survei. Berikut tabel laporan pembagian joint cost perusahaan C: Metode Contribution Margin Di bawah metode margin kontribusi, pembagian biaya bersama dilakukan melalui teknik biaya marjinal di mana kontribusi dapat dipahami sebagai surplus penjualan atas biaya variabel. Selain itu, biaya variabel ditentukan dengan bantuan unit yang terjual, dan biaya tetap dipastikan melalui rasio margin kontribusi. Contoh soal dan perhitungannya sebagai berikut: Sebuah bisnis UKM D mengolah padi menjadi dua varietas beras, yaitu beras putih dan beras merah. Adapun, biaya produksi bersama sebesar Rp 12.200.000, dengan biaya tetap sebesar Rp 2.000.000. Produk yang dihasilkan setelah melalui proses produksi adalah beras putih 500 Kg dan beras merah 500 Kg dan masing-masing dijual sebesar Rp 13.000 untuk beras putih per Kg dan Rp 14.000 untuk beras merah per Kg. Berikut tabel laporan pembagian joint cost perusahaan D: Peran Joint Cost dalam Pengambilan Keputusan Bisnis Peran Joint Cost dalam pengambilan keputusan bisnis sangat penting dan berpengaruh pada beberapa aspek utama dalam operasi perusahaan. Salah satunya dalam pengambilan keputusan bisnis strategis mengenai harga jual, mengevaluasi keuntungan produk, dan mengatur prioritas produksi. Berikut adalah beberapa cara informasi Joint Cost dapat digunakan dalam konteks pengambilan keputusan: 1. Menentukan Harga Jual Produk Hasil perhitungan join cost secara keseluruhan dapat membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produk yang wajar. Tentunya harga jual produk juga telah menyesuaikan dengan tingkat permintaan pasar, agar dapat mencapai keuntungan yang sesuai dengan target perusahaan. 2. Evaluasi Keuntungan Produk Selain untuk menentukan harga jual produk, perhitungan joint cost juga membantu dalam menganalisi dan mengevaluasi keuntungan. Dengan membandingkan biaya produksi dengan harga jual produk, perusahaan dapat mengevaluasi keuntungan kotor dari setiap produk. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk-produk yang memberikan kontribusi keuntungan yang tinggi atau rendah. Dalam beberapa kasus, manajemen dapat mempertimbangkan untuk menghentikan produksi produk tertentu atau mengoptimalkan proses produksi. 3. Mengatur Prioritas Produksi Joint Cost membantu perusahaan memutuskan untuk produksi mana yang diprioritaskan berdasarkan keuntungan relatif yang dihasilkan. Produk dengan margin keuntungan yang lebih tinggi atau tingkat permintaan yang lebih tinggi dapat diberi prioritas dalam alokasi sumber daya dan produksi untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 4. Evaluasi Efisiensi Produksi Joint Cost juga membantu dalam mengevaluasi efisiensi proses produksi secara keseluruhan. Jika biaya produksi relatif tinggi dibandingkan dengan nilai produk akhir, perusahaan dapat mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. 5. Meningkatkan Strategi Penjualan Pengetahuan tentang biaya produksi membantu dalam menentukan strategi pemasaran yang efektif seperti apakah akan memberikan diskon yang sesuai dengan kondisi pasar dan tujuan perusahaan. Informasi ini membantu perusahaan untuk menyesuaikan strategi penjualan agar tetap kompetitif dalam pasar. 6. Riset dan Pengembangan Produk Baru Dalam pengembangan produk baru, pengetahuan tentang Joint Cost membantu perusahaan dalam memahami potensi keuntungan dan risiko yang terkait dengan produk baru. Hal ini membantu manajemen dalam mengambil keputusan tentang apakah investasi dalam riset dan pengembangan produk baru layak dilakukan. Penggunaan informasi Joint Cost dalam pengambilan keputusan membantu perusahaan untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang biaya produksi dan kontribusi masing-masing produk terhadap keuntungan perusahaan. Ini dapat membantu perusahaan mengoptimalkan alokasi sumber daya dan mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam mengelola produksi dan strategi penjualan mereka. Tantangan dalam Mengelola Joint Cost Setelah pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa joint cost memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan sebuah bisnis maupun proses produksi. Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam mengimplementasi jenis biaya ini sehingga menerapkannya masih cukup kompleks. Tiga tantangan terbesar yang harus perusahaan hadapi dalam mengimplementasi joint cost dalam proses produksinya adalah: Tidak ada metode alokasi atau pendekatan yang sempurna sehingga perlu melewati masa trial and error agar menemukan metode yang tepat. Proses pelaksanaan, perhitungan, dan pemantauan proses produksi yang terkesan menjadi lebih rumit. Permintaan pasar yang cenderung fluktuaktif mempengaruhi harga jual dan keuntungan, secara tidak langsung juga mempengaruhi alokasi proses produksi. Dalam beberapa kondisi, tantangan tersebut dapat diminimalisir atau dihilangkan dengan cara: Membentuk kolaborasi antar tim yang terjalin dengan kuat. Menggunakan metode alokasi yang bijaksana dan tepat sasaran dengan proses dan tujuan produksi perusahaan. Meningkatkan pengukuran, analisa, dan pelacakan biaya. Memahami value dan kontribusi setiap produk terhadap perusahaan. Memiliki sistem akuntansi dan pelaporan yang cepat, tepat, dan akurat. Kesimpulan Joint Cost merupakan komponen penting dalam cost accounting yang berhubungan erat dengan proses produksi. Komponen pembiayaan ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang terjadi sebelum titik pemisahan produk final. Adanya komponen joint cost membantu dalam menganalisis dan pengambilan keputusan bisnis baik untuk keuangan maupun produksi. Namun, masih banyak tantangan yang perusahaan hadapi agar penerapan joint cost dapat berhasil. Untuk menjawab semua tantangan tersebut, penggunaan teknologi informasi dan sistem manajemen yang baik dapat menjadi solusi utama untuk mengatasi beberapa tantangan tersebut dan memungkinkan perusahaan untuk lebih efektif dalam mengelola Joint Cost. Optimalkan Pengelolaan Joint Cost dengan Mekari Jurnal Untuk menghasilkan sebuah laporan pembukuan akuntansi biaya yang akurat, tentunya sebuah perusahaan harus memiliki sistem pencatatan setiap transaksi keuangan dengan baik dan akurat agar terhindar dari salahnya perhitungan dalam penyusunan laporan keuangan. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi yang suadah terintegrasi dengan berbagai pengelolaan administrasi keuangan bisnis. Tentunya dapat memberikan kemudahan dalam mencatat berbagai keperluan akuntansi biaya kapan pun dan di mana pun. Selain pencatatan akuntansi dan laporan keuangan, Mekari Jurnal juga memiliki banyak fitur yang dapat membantu pengelolaan perusahaan Anda, mulai dari pengelolaan anggaran, pengelolaan pajak, pembuatan faktur, dan pengelolaan stok barang. Cari tahu lebih lanjut mengenai fitur dan manfaat dari Mekari Jurnal dengan mendaftarkan perusahaan Anda di bawah ini! Dapatkan gratis selama 14 hari untuk pengguna baru. Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!