Going Concern dalam Akuntansi: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Pengaruh pada Laporan Keuangan Going concern dalam ilmu akuntansi dan pelaporan keuangan mengacu kepada prinsip keberlangsungan usaha dalam mencapai tujuannya saat ini. Berbagai langkah akan dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha seperti memanfaatkan aset, membayar utang, dan meningkatkan volume penjualan. Tentunya, ini dapat menunjukkan dasar dari prinsip akuntansi bahwa perusahaan akan menjaga stabilitas nilai aset dan aktivitas operasionalnya. Mengutip dari Accountingtools, adanya asumsi going concern ini memberikan alasan untuk menunda pengakuan beban tertentu hingga periode berikutnya ketika perusahaan masih berjalan dan memaksimalkan penggunaan asetnya. Walaupun begitu, asumsi going concern dalam akuntansi tidak dijelaskan secara eksplisit dalam prisip akuntansi umum. Namun, membutuhkan interpretasi dan pemahaman mengenai kapan suatu perusahaan harus melaporkannya. Agar Anda lebih paham mengenai asumsi going concern dalam akuntansi, simak selengkapnya dalam artikel blog by Mekari Jurnal berikut ini. Apa Itu Going Concern Konsep going concern dalam ilmu akuntansi mengacu kepada asumsi bahwa perusahaan dapat terus beroperasi dalam jangka panjang dan mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan. Ini memberikan gambaran apakah kondisi finansial perusahaan dapat mempertahankan stabilitas nilai aset dan produktivitas operasional hingga periode waktu fiskal berakhir. Adanya going concern membantu memutuskan jenis pelaporan apa yang harus muncul dalam laporan keuangan, seperti melanjutkan penjualan aset, pengurangan biaya, atau pengelolaan pendapatan perusahaan. Di sisi lain, perusahaan tidak perlu segera menghentikan operasinya dan menjual aset-asetnya pada harga jual yang mungkin sangat rendah jika terjadi fluktuasi. Dengan asumsi ini, akuntan diperbolehkan untuk menunda pengakuan beberapa beban ke periode fiskal selanjutnya, ketika perusahaan masih dianggap beroperasi. Pentingnya konsep going concern dalam akuntansi adalah agar laporan keuangan memberikan gambaran yang akurat tentang keadaan keuangan perusahaan dan dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat. Jika perusahaan tidak dapat dianggap sebagai going concern, maka laporan keuangan akan disusun dengan prinsip lain seperti liquidation basis, yang mengindikasikan bahwa perusahaan akan berhenti beroperasi dan asetnya akan dijual. Ciri-Ciri Asumsi Going Concern Anda dapat berasumsi bahwa perusahaan Anda dianggap going concern jika memiliki beberapa karakter atau ciri-ciri sebagai berikut: Peluang perusahaan untuk mengalami likuidasi lebih kecil. Mengelola dan mengendalikan utang perusahaan dengan memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghindari risiko kebangkrutan. Perusahaan dapat menggapai pendapatan atau keuntungan di masa yang akan datang tanpa harus melakukan likuidasi. Perusahaan diharapkan dapat menjalankan operasional bisnisnya paling tidak satu tahun fiskal. Nilai yang perusahaan miliki lebih tinggi karena diasumsikan sebagai going concern. Baca Juga: 9 Strategi Efektif yang Membuat Bisnis Startup Bertahan Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab seorang auditor terhadap asumsi going concern sangat penting dalam akuntansi dan audit laporan keuangan. Auditor memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang diaudit disusun dengan asumsi going concern yang tepat, dan mereka harus melakukan pemeriksaan yang memadai untuk menilai apakah ada keraguan yang signifikan tentang kemampuan perusahaan untuk menjadi going concern. Berikut adalah beberapa aspek penting dari tanggung jawab auditor terhadap going concern dalam audit laporan keuangan: Pemeriksaan dan Pengumpulan Bukti Auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup dan sesuai tentang asumsi going concern yang digunakan oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Ini mencakup meninjau rencana dan perkiraan manajemen, serta memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi. Auditor harus menilai apakah asumsi going concern dalam akuntansi yang digunakan oleh manajemen adalah rasional dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan bukti yang ada. Jika ada ketidakpastian yang signifikan yang memengaruhi going concern, auditor harus melakukan pemeriksaan tambahan untuk memahami dampaknya. Baca Juga: Mengenal Istilah-Istilah Audit Pada Laporan Keuangan Perusahaan Pengungkapan dalam Laporan Auditor Jika auditor memiliki keraguan yang signifikan tentang kemampuan perusahaan untuk menjadi going concern, mereka harus mencakup pengungkapan tentang keraguan tersebut dalam laporan auditor yang disampaikan bersama dengan laporan keuangan. Hal ini akan memberi tahu para pemangku kepentingan tentang permasalahan yang diidentifikasi oleh auditor. Evaluasi Risiko Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko yang terkait dengan asumsi going concern. Risiko-risiko ini dapat mencakup utang yang jatuh tempo, kerugian operasi yang berkelanjutan, atau perubahan signifikan dalam kondisi pasar. Berdasarkan evaluasi risiko ini, auditor harus merencanakan audit mereka untuk mengatasi risiko-risiko yang diidentifikasi dan memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan secara cermat untuk mengidentifikasi masalah yang relevan. Tindakan Lanjutan Jika auditor memiliki keraguan yang signifikan tentang going concern, mereka harus memberi tahu manajemen dan pemangku kepentingan yang relevan sesegera mungkin. Auditor juga harus menilai tindakan yang mungkin perlu diambil oleh manajemen untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. Tanggung jawab auditor terhadap going concern adalah bagian integral dalam akuntansi dan audit laporan keuangan, karena hal ini berkaitan langsung dengan akurasi dan integritas laporan keuangan yang diaudit. Jika auditor menemukan bukti yang cukup untuk mendukung keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk menjadi going concern, hal ini dapat berdampak pada opini auditor yang diberikan dalam laporan auditor, yang dapat menjadi opini yang disesuaikan atau dengan paragraf penjelasan yang menggambarkan keraguan tersebut. Pengaruh pada Laporan Keuangan Konsep going concern dalam akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan dalam penyajian laporan keuangan dan mengharuskan perusahaan untuk melakukan penyusunan laporan keuangan dengan asumsi bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah pengaruh utama going concern dalam penyajian laporan keuangan: Penyusunan Laporan Keuangan Jika melihat dari aset dan kewajiban, perusahaan harus menyajikan aset dan kewajiban berdasarkan asumsi bahwa perusahaan akan berlanjut sebagai going concern. Ini mengindikasikan bahwa aset akan dinilai dengan asumsi bahwa mereka akan digunakan dalam operasi normal perusahaan dan kewajiban akan dianggap harus dibayar dalam pengelolaan normal bisnis. Sedangkan dalam pendapatan dan biaya yang terdapat dalam laporan laba rugi, perusahaan harus dapat mencerminkan gambaran yang sesuai dengan operasional perusahaan yang akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Pengungkapan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Dalam aspek pengungkapan, jika ada ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan untuk menjadi going concern, maka perusahaan harus mengungkapkannya secara rinci dalam catatan atas laporan keuangan. Ini dapat mencakup informasi tentang masalah atau peristiwa yang menyebabkan ketidakpastian, langkah-langkah yang diambil oleh manajemen untuk mengatasi masalah tersebut, dan dampak potensialnya pada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus mencantumkan rencana mitigasi untuk mengetasi kondisi tersebut, seperti pemulihan keuangan, restrukturisasi, atau perubahan strategi yang mungkin diterapkan. Jika perusahaan sudah memastikan tidak mampu menjadi going concern, manajemen juga perlu mengungkapkan pendekatan alternatif dalam catatan laporan keuangan, seperti asumsi liquidation basis. Baca Juga: Perkembangan Teknologi AI Dalam Dunia Akuntansi Kesimpulan Konsep going concern dalam ilmu akuntansi mengacu pada asumsi bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam jangka panjang. Hal ini mempengaruhi penyusunan laporan keuangan dan pelaporan keuangan perusahaan. Perusahaan akan dianggap sebagai going concern jika memiliki peluang kecil untuk likuidasi, pengelolaan utang yang efisien, kemampuan untuk menghasilkan pendapatan di masa depan, dan ekspektasi beroperasi setidaknya satu tahun fiskal. Asumsi going concern secara tidak langsung dapat mempengaruhi penyusunan laporan keuangan dengan cara mengatur penyajian aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya berdasarkan asumsi bahwa perusahaan akan berlanjut. Untuk memudahkan pengelolaan akuntansi dan keuangan bisnis pada perusahaan, Anda dapat menunjang pekerjaan dengan menggunakan aplikasi akuntansi Mekari Jurnal. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi berbasis cloud yang memberikan kemudahan akses di mana saja, kapan saja, dan menggunakan perangkat apa saja. Melalui Mekari Jurnal, Anda dapat melakukan pencatatan sinkronisasi otomatis pada setiap transaksi sehingga dapat terhindar dari kesalahan perhitungan dan risiko human error lainnya. Sudah lebih dari 20.000 pemilik bisnis telah menggunakan Mekari Jurnal sebagai alat penunjang manajemen laporan keuangan. Coba sekarang dan buat keputusan yang lebih cepat dan akurat dengan fitur-fitur komprehensif yang terdapat di Mekari Jurnal! Baik, Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!