Strategi Efektif yang Membuat Bisnis Startup Bertahan Dan Alasan Kegagalannya Sebutan startup biasanya merujuk pada perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi. Mengembangkan bisnis startup bukanlah sesuatu yang mudah. Ini karena bisnis startup kerap kali dimulai dengan modal yang kecil. Selain itu dunia bisnis kini yang butuh kecepatan menuntut perusahaan-perusahaan startup hadir dengan pasar yang sudah tepat dan perencanaan yang sudah matang. Setelah berdiri pun masih banyak perjalanan yang harus dilakukan untuk membuatnya bertahan. Namun bukan berarti startup tidak memiliki harapan. Bisnis yang kerap diisi oleh anak-anak muda ini masih bisa mempertahankan eksistensinya dengan strategi jitu dari ide-ide segar. 7 Alasan Startup Tidak Mampu Bertahan atau Tidak Berhasil Mendirikan dan menjalankan sebuah bisnis startup memang merupakan tantangan yang besar. Walaupun era digital memberikan banyak kemudahan, masih banyak startup yang gagal bertahan dalam persaingan pasar. Sebagian besar startup tumbang di tahap awal perjalanan bisnis mereka karena berbagai alasan yang dapat dihindari jika ditangani dengan baik. Berikut ini adalah 7 alasan mengapa banyak startup tidak berhasil dan apa yang bisa dipelajari dari kegagalan tersebut. 1. Perencanaan yang Tidak Matang Salah satu alasan utama mengapa banyak startup gagal bertahan adalah perencanaan bisnis yang tidak matang. Banyak pendiri startup terlalu fokus pada jangka pendek dan tidak memikirkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka. Padahal, dalam dunia bisnis yang sangat dinamis, perencanaan yang baik dan matang sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas usaha dalam jangka panjang. Perencanaan bisnis harus mencakup berbagai skenario yang mungkin terjadi dan bagaimana cara mengatasinya. Solusinya adalah dengan membuat business plan yang komprehensif dan realistis. Business plan yang baik tidak hanya mencakup rencana operasi jangka pendek, tetapi juga visi jangka panjang, proyeksi pendapatan, analisis pasar, serta potensi risiko yang dihadapi oleh bisnis. Dengan demikian, startup memiliki peta jalan yang lebih jelas dalam menjalankan bisnisnya. 2. Kurangnya Riset Pasar Riset pasar adalah fondasi penting dalam membangun bisnis, tetapi sering kali diabaikan oleh pendiri startup. Tanpa riset pasar yang memadai, sangat sulit untuk memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering kali membuat startup menghadirkan produk atau layanan yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan oleh pasar. Untuk mengatasi masalah ini, startup harus melakukan riset pasar yang menyeluruh sebelum meluncurkan produk atau layanan. Riset ini meliputi analisis kompetitor, memahami kebutuhan konsumen, dan tren pasar yang sedang berkembang. Dengan riset pasar yang baik, startup dapat mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan pasar. 3. Tidak Memiliki Mental Pemimpin Seorang pemimpin dalam startup harus memiliki mental yang kuat untuk menghadapi tantangan dan terus berinovasi meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan. Sayangnya, banyak pendiri startup yang gagal mengembangkan mental pemimpin yang dibutuhkan untuk membawa bisnis mereka bertahan. Kepemimpinan yang lemah atau tidak fokus sering kali menjadi penyebab kegagalan bisnis. Solusinya adalah dengan mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang kuat. Pemimpin startup harus mampu menginspirasi tim, menghadapi perubahan, dan membuat keputusan sulit saat diperlukan. Selain itu, pemimpin yang sukses juga harus terus belajar dan mengembangkan diri agar tetap relevan dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah. 4. Kurangnya Pendanaan Pendanaan merupakan salah satu aspek kritis dalam menjalankan startup. Banyak startup yang gagal karena mereka tidak memiliki akses yang cukup ke sumber daya finansial untuk mempertahankan operasi bisnis dalam jangka panjang. Masalah pendanaan ini bisa disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam menarik investor atau strategi pendanaan yang buruk. Untuk mengatasi masalah ini, startup harus aktif mencari pendanaan sejak awal dan mengembangkan hubungan baik dengan calon investor. Selain itu, startup juga harus mampu menunjukkan prospek keuntungan jangka panjang untuk menarik minat investor. Jika tidak berhasil menemukan investor, startup dapat mempertimbangkan model pembiayaan alternatif seperti crowdfunding atau angel investors. 5. Gagal Beradaptasi dengan Teknologi dan Inovasi Salah satu keunggulan utama startup adalah kemampuannya untuk cepat beradaptasi dengan teknologi dan inovasi. Namun, banyak startup yang gagal memanfaatkan teknologi secara efektif untuk mengembangkan bisnis mereka. Ketika startup gagal berinovasi atau tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, mereka berisiko tertinggal dari pesaing yang lebih cepat beradaptasi. Startup harus selalu mengikuti perkembangan teknologi dan berani melakukan inovasi. Investasi dalam teknologi yang relevan dengan bisnis, seperti platform digital, otomatisasi, atau penggunaan big data, dapat membantu startup lebih efisien dan kompetitif di pasar. Selain itu, inovasi yang berkelanjutan juga akan membantu startup tetap relevan di mata konsumen. 6. Manajemen Keuangan yang Lemah Salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh startup adalah manajemen keuangan yang buruk. Banyak pendiri startup yang tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup dalam mengelola keuangan perusahaan. Akibatnya, arus kas menjadi tidak terkontrol dan perusahaan mengalami kesulitan dalam mempertahankan operasional. Untuk mencegah hal ini, startup perlu menerapkan manajemen keuangan yang bijak. Penggunaan software akuntansi, pencatatan yang teratur, dan evaluasi keuangan secara berkala dapat membantu perusahaan memahami kondisi keuangan secara lebih baik. Selain itu, penting juga untuk menyusun anggaran yang realistis dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. 7. Tim yang Tidak Solid Tim yang solid adalah kunci kesuksesan dalam membangun startup. Banyak startup yang gagal karena mereka tidak memiliki tim yang kompak dan berdedikasi. Ketika ada perbedaan visi atau tidak adanya kolaborasi yang baik di antara anggota tim, produktivitas dan inovasi akan terhambat. Solusinya adalah dengan membangun tim yang memiliki visi dan tujuan yang sama. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki keterampilan yang saling melengkapi dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menjaga komunikasi yang terbuka dan mengembangkan budaya kerja yang sehat juga merupakan kunci keberhasilan dalam membangun tim yang kuat. Baca Juga: 13 Kesalahan Penyebab Bisnis Startup Gagal 9 Strategi Efektif yang Membuat Bisnis Startup Bertahan Strategi apa yang efektif membuat bisnis startup bisa bertahan? Berikut ulasannya. 1. Perencanaan yang Optimal Setelah menemukan ide yang ingin diwujudkan ke dalam bisnis startup Anda, buatlah perencanaan yang matang. Seringkali orang yang memulai bisnis hanya fokus pada penjualan, untung dan rugi. Namun, untuk membuat bisnis tetap bertahan ada pemikiran yang lebih panjang dibandingkan hanya berfokus pada hal tersebut. Keputusan salah yang dilakukan di awal akan meningkatkan resiko bisnis Anda menurun dengan cepat. Anda harus mengambil keputusan yang mempertimbangkan pasar, komunitas serta masyarakat di masa depan. Tinjauan ke masa depan akan membantu bisnis startup Anda mengantisipasi kebutuhan dan keingininan konsumen. Anda juga harus menyusun perencanaan yang siap menghadapi berbagai resiko yang mungkin akan ditemukan. 2. Mengikuti Perubahan Konsumen Perencanaan yang optimal juga akan berpengaruh pada produk dan jasa yang akan diberikan pada konsumen. Antisipasi-antisipasi yang telah direncanakan pada saat awal bisa diwujudkan seiring dengan berubahnya permintaan. Jika produk dan jasa Anda dianggap kurang penting atau tidak sesuai tren saat ini, akan sulit untuk membuat bisnis tetap bertahan. Jangan menunggu sampai masalah hadir. Pastikan bisnis startup Anda maju dan berkembang dengan memberikan ide-ide segar. 3. Mengedepankan Pelayanan Konsumen Di dunia bisnis yang berkembang dengan pesat banyak sekali saingan yang juga berlari dengan cepat. Produk yang baik memang menjadi incaran para konsumen, tetapi itu saja tidak cukup untuk membuat bisnis Anda bisa bersaing. Karena konsumen adalah raja, maka memberikan pelayanan terbaik adalah cara yang paling optimal untuk membuat mereka tetap tinggal. Terlepas dari banyaknya inovasi produk dan jasa yang Anda lakukan, layanan konsumen berkualitas tinggi harus jadi hal yang dipertahankan. Bisnis startup dilakukan secara online, maka manfaatkanlah dunia digital semaksimal mungkin untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen. Berikan jawaban pada pertanyaan-pertanyaan konsumen, ajukan solusi, tawarkan bantuan dan sapa mereka dengan pernyataan yang baik adalah kuncinya. Follow up kembali konsumen lama dengan memberikan informasi terbaru mengenai produk dan jasa Anda. Impresi baik yang didapatkan konsumen akan jadi salah satu yang membuat mereka mau bertahan pada satu penyedia produk dan jasa. Karena konsumen biasanya akan berduyun-duyun datang pada bisnis yang menyediakan solusi. Baca juga: 15 Cara Mengelola Keuangan Bisnis atau Perusahaan 4. Tim yang Produktif & Kompeten Tim yang yang produktif dan kompeten adalah aset terbesar dalam sebuah bisnis. Sebuah bisnis jika tidak diisi oleh orang yang tepat akan sulit tumbuh karena tidak dapat mempertahankan momentum dari waktu ke waktu. Pilihlah orang-orang yang mampu melihat kebutuhan pasar, dapat mengembangkan perspektif, mampu mengeksekusi keputusan dengan cepat dan pastinya mampu bekerja sama. Karena startup biasanya memiliki sumber daya yang terbatas, produktivitas tinggi sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan. Wujudkan dengan melakukan penyegaran, berbagi visi misi, mengakomodasi keunikan dan memberdayakan setiap anggota tim agar mampu beradaptasi dengan kondisi apapun. Tim yang diberdayakan akan melatih orang-orang di dalamnya untuk mengambil keputusan secara cepat tanpa menghabiskan banyak waktu. 5. Inovasi Teknologi Walaupun startup sebenarnya memiliki arti perusahaan rintisan, namun umumnya orang lebih mengenal startup sebagai bisnis di bidang teknologi. Karena keterbatasan biaya, bisnis startup kerap kali dimulai di dunia maya. Tidak mengherankan jika dewasa ini bisnis startup kebanyakan beroperasi di bidang teknologi dan mengeluarkan produk berupa aplikasi. Itulah mengapa inovasi di bidang teknologi tidak bisa dijauhkan dari dunia startup. Selain itu inovasi teknologi yang dikembangkan juga akan membantu meringankan banyak kegiatan operasional. Baca Juga: Perkembangan Bisnis Startup & Teknologinya 6. Bekerjasama dengan Mitra yang Tepat Selain orang-orang di dalam perusahaan, bisnis juga akan berkembang jika Anda terhubung dengan mitra yang tepat di luar perusahaan. Kemitraan dilakukan untuk saling menguntungkan. Maka dari itu jangan buang-buang waktu bernegosiasi dengan mitra yang tidak sejalan dengan tujuan bisnis Anda. Sebuah kemitraan yang baik akan melakukan identifikasi yang jelas dan menciptakan solusi yang berguna untuk kepentingan keduanya. Tidak ada salahnya juga bermitra dengan kompetitor. Kompetitor memiliki kelebihan dan Anda pun memiliki kelebihan yang berbeda. Gabungan strategi tersebut bisa mewujudkan inovasi terbaru yang mampu memenangkan pasar. 7. Berani Mengambil Risiko Jalan menuju sukses memang identik dengan kegagalan. Hampir mustahil orang bisa berhasil tanpa merasakan kegagalan terlebih dahulu. Namun kabar baiknya adalah bisnis startup biasanya diisi oleh generasi muda dengan semangat yang tinggi. Anda dan pebisnis startup lainnya bisa belajar sebanyak mungkin dari percobaan-percobaan yang pernah gagal. Ada banyak bisnis startup di luar sana yang berusaha mengambil jalan dengan risiko paling sedikit. Namun bisnis yang ditempa dengan hambatan yang cukup banyak berpeluang besar memberikan sesuatu yang unik pada produk dan jasanya. Karena yang terpenting dari kegagalan adalah bagaimana Anda terus berusaha dan bangkit kembali. Oleh karena itu cobalah untuk menghadapi. 8. Efisiensi ‘Besar pasak daripada tiang’, ungkapan ini seringkali relevan pada pebisnis yang baru memulai usahanya. Oleh karena itu dibutuhkan pola efisiensi dalam bisnis yang dikembangkan. Anda harus benar-benar mengawasi dana yang dihabiskan, operasional serta pendapatan yang dihasilkan. Ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan yang dipenuhi oleh bisnis selaras dengan apa saja yang harusnya didapatkan untuk menciptakan pertumbuhan perusahaan. Maka dari itu dibutuhkan perkiraan dalam hal keuangan dan operasional perusahaan. Contohnya, Anda harus memperhatikan coast per lead untuk saluran pemasaran yang berbeda sebelum memutuskan untuk melakukan pemasaran selanjutnya. Contoh lainnya adalah dengan melihat kinerja dari tim Anda. Apakah Anda perlu mempekerjakan karyawan atau menyewa alat lebih banyak lagi ataukah sudah cukup? Yang terpenting dari perkiraan tersebut, Anda dapat mengetahui seberapa efisien proses yang telah dijalani untuk menjadi lebih besar lagi. Baca juga: 4 Tips Menghemat Biaya Operasional Perusahaan 9. Proses Otomatis Keefisienan yang telah disebut di atas bisa diwujudkan dengan penggunaan metode serta alat yang baik. Banyak bisnis yang masih mengadopsi cara tradisional yang sangat tidak cocok dengan startup yang berjalan sangat cepat. Untuk itu dibutuhkan cara yang mengotomatiskan proses bisnis. Mengotomatiskan proses bisnis sangat membantu mulai dari penghematan biaya, proses yang sangat cepat, kesalahan yang minim dan paling penting mereduksi kerumitan. Sehingga Anda bisa fokus untuk mengembangkan bidang penting lainnya. Proses otomatisasi bisnis tentunya membutuhkan alat bantu berupa software otomatis. Salah satu yang diperlukan bisnis startup adalah perhitungan keungan yang sangat penting namun cukup rumit dilakukan. Untuk itu Jurnal hadir sebagai solusinya. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi nomor 1 di Indonesia. Dengan aplikasi yang user-friendly, Mekari Jurnal sebagai aplikasi komputer akuntansi mudah digunakan bahkan untuk Anda yang tidak berlatar belakang Akuntansi. Watch this video on YouTubeFiturnya yang canggih, otomatis mengkonversi data-data yang Anda input menjadi output yang sangat beragam. Mulai dari laporan keuangan, pembiayaan, pembuatan faktur, pencatatan barang, pelacakan penjualan terbanyak dan masih banyak lagi bisa sekaligus dilakukan. Dapatkan promo menariknya! Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!Itulah beberapa tips bagaimana agar bisnis startup bisa bertahan, terutama dalam kondisi perekonomian yang kurang baik. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Anda. Baca Juga: 7 Tips Mendirikan Bisnis Startup di Indonesia Mengapa Startup Lebih Mudah Berkembang Dibanding Usaha Retail? Perusahaan startup cenderung lebih mudah berkembang dibandingkan usaha retail karena memanfaatkan teknologi digital. Teknologi digital memungkinkan startup untuk bergerak lebih cepat, beradaptasi dengan perubahan, dan mengakses pasar yang lebih luas tanpa terbatas oleh lokasi fisik. Sebagian besar startup juga memiliki inovasi yang kuat dan berani melakukan terobosan yang berbeda dari bisnis konvensional. Selain itu, startup biasanya lebih fleksibel dalam menjalankan model bisnisnya, sehingga lebih mudah beradaptasi dengan tren pasar yang terus berubah. Hal ini memberikan startup keuntungan kompetitif dibandingkan usaha retail yang sering kali membutuhkan modal besar dan rentan terhadap perubahan pasar yang lambat. Cara Mengatur Badan Usaha Dan Startup Agar Bertahan Lama Agar badan usaha dapat bertahan lama dan sukses dalam jangka panjang, ada beberapa strategi yang perlu diterapkan: 1. Fleksibel Bisnis harus fleksibel dalam menghadapi perubahan, baik itu dalam hal teknologi, model bisnis, atau kondisi ekonomi. Bisnis yang fleksibel akan lebih mudah beradaptasi dengan tantangan yang ada dan tetap relevan di pasar. 2. Manajemen Keuangan yang Bijak Pengelolaan keuangan yang bijak sangat penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis. Pemilik usaha harus selalu memantau pengeluaran, menilai pengeluaran yang tidak perlu, dan memiliki cadangan keuangan untuk menghadapi masa sulit. Baca Juga: 6 Jenis Pembukuan Sederhana Untuk Bisnis Start Up 3. Membangun Loyalitas Merek Merek yang kuat akan membantu bisnis bertahan dalam jangka panjang. Konsumen yang loyal cenderung tetap menggunakan produk atau jasa, meskipun ada pesaing dengan harga yang lebih murah. Untuk membangun loyalitas merek, bisnis harus memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik. 4. Membangun Loyalitas Karyawan Karyawan adalah aset penting dalam bisnis. Memastikan karyawan merasa dihargai dan termotivasi akan meningkatkan loyalitas mereka. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan insentif, kesempatan pelatihan, dan lingkungan kerja yang positif. 5. Berinovasi dan Beradaptasi Bisnis yang bertahan lama adalah bisnis yang terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan. Ini termasuk berinvestasi dalam teknologi baru, meningkatkan efisiensi operasional, dan selalu mencari cara untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen. Dengan menerapkan strategi ini, badan usaha akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan meraih kesuksesan dalam jangka panjang.