13 min read

5 Jenis Jurnal Keuangan dalam Akuntansi

Tayang 24 May 2024
Diperbarui 1 Jul 2025

Kenali jenis-jenis jurnal keuangan yang sering digunakan dalam proses akuntansi dan fungsi masing-masing laporan tersebut. Baca selengkapnya di Mekari Jurnal!

Dalam dunia akuntansi, Anda mungkin sering mendengar tentang jurnal keuangan. Proses penjurnalan merupakan salah satu tahap dalam siklus akuntansi.

Maka itu, setiap Anda melakukan transaksi harus selalu dicatat dalam jurnal. Nah, artikel ini akan mengulas macam macam jurnal keuangan yang ada dalam akuntansi dasar.

Apa Itu Jurnal Keuangan?

Jurnal keuangan adalah suatu proses pencatatan setiap jenis transaksi yang dilakukan secara sistematis dan rinci sebelum diposting ke buku besar akuntansi. Setiap ini transaksi harus dicatat sesuai tanggal dan keterangan transaksi. Selain itu, jumlahnya juga harus sama antara debit dan kredit.

Untuk mencatat transaksi dalam jurnal, Anda harus menyiapkan bukti transaksi seperti faktur, kuitansi, nota invoice, dan sebagainya sebagai dasar pencatatannya. Pencatatan atau kegiatan penjurnalan merupakan hal yang penting karena menjadi penghubung transaksi dengan buku besar dan siklus-siklus akuntansi selanjutnya.

Baca juga: Manfaat Hingga Resiko Invoice Generator Gratis

Fungsi Jurnal Keuangan

Dalam praktik akuntansi, jurnal keuangan memegang peran sentral sebagai titik awal dari seluruh proses pencatatan transaksi. Jurnal bukan sekadar media tulis-menulis data keuangan, melainkan instrumen penting yang merekam, mengklasifikasi, dan mengarahkan arus informasi dalam laporan keuangan perusahaan. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat terlebih dahulu di dalam jurnal sebelum dipindahkan ke buku besar dan laporan keuangan lainnya. Berikut fungsi beserta penjelasannya:

Fungsi Pencatatan: Dasar dari Akuntansi yang Akurat dan Terstruktur

Fungsi pencatatan adalah inti dari penggunaan jurnal dalam akuntansi. Setiap aktivitas finansial yang terjadi dalam suatu entitas usaha, baik itu pembelian, penjualan, penerimaan kas, pembayaran gaji, maupun transaksi lainnya, wajib dicatat secara sistematis berdasarkan bukti transaksi yang valid. Dokumen pendukung seperti faktur, kwitansi, nota, dan bukti transfer menjadi dasar sah pencatatan dalam jurnal.

Pencatatan ini dilakukan agar seluruh transaksi yang terjadi dalam periode tertentu terdokumentasi dengan baik dan dapat ditelusuri kembali apabila dibutuhkan. Tanpa pencatatan yang konsisten, akuntansi tidak dapat menyajikan laporan keuangan yang andal dan akurat.

Lebih lanjut, pencatatan dalam jurnal juga mengikuti prinsip double entry (pembukuan berpasangan), di mana setiap transaksi memiliki sisi debit dan kredit yang harus seimbang. Misalnya, pembelian barang secara tunai dicatat dengan mendebit akun persediaan dan mengkredit akun kas. Sistem ini memastikan bahwa neraca tetap seimbang dan tidak terjadi kesalahan dalam penilaian posisi keuangan.

Fungsi pencatatan dalam jurnal tidak hanya penting untuk internal perusahaan, tetapi juga menjadi bentuk pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan seperti investor, auditor, dan otoritas perpajakan. Oleh karena itu, pencatatan yang dilakukan harus akurat, jujur, dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK di Indonesia atau IFRS secara internasional).

Fungsi Historis: Menjaga Urutan Waktu dan Konsistensi Data

Fungsi historis dari jurnal keuangan merujuk pada pencatatan transaksi yang dilakukan secara kronologis sesuai waktu terjadinya. Urutan waktu ini menjadi aspek penting karena membantu akuntan dan auditor dalam menelusuri kejadian-kejadian keuangan yang telah berlalu secara sistematis.

Dengan mencatat setiap transaksi berdasarkan tanggal terjadinya, jurnal berfungsi sebagai dokumen historis yang menggambarkan alur aktivitas ekonomi suatu entitas dalam periode tertentu. Hal ini memungkinkan pihak manajemen untuk melakukan evaluasi performa dan memantau perubahan keuangan dari waktu ke waktu.

Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan ingin mengetahui pengaruh lonjakan penjualan pada kuartal kedua terhadap arus kas, maka informasi yang terekam dalam jurnal akan menjadi referensi utama. Tanpa pencatatan berdasarkan kronologi, informasi tersebut sulit disusun ulang dan bisa menyebabkan kekacauan dalam proses pelaporan.

Fungsi historis ini juga membantu dalam pengarsipan dan pelaporan perpajakan. Otoritas pajak seringkali membutuhkan bukti transaksi dan jejak audit yang jelas, dan jurnal yang tersusun secara kronologis akan memudahkan proses verifikasi ini.

Selain itu, pencatatan historis memudahkan rekonsiliasi antara data manual dan data sistem, serta meminimalkan risiko back-dating (pengubahan tanggal transaksi) yang dapat berujung pada manipulasi laporan keuangan. Dengan demikian, jurnal berperan sebagai log book keuangan yang menjaga integritas dan transparansi kegiatan akuntansi.

Fungsi Analisis: Menentukan Posisi dan Nilai dalam Sistem Akun

Fungsi analisis dari jurnal akuntansi berkaitan erat dengan proses penentuan akun mana yang harus didebit dan mana yang harus dikredit, serta jumlah nilai yang relevan. Dalam konteks ini, setiap transaksi harus dianalisis terlebih dahulu berdasarkan bukti-bukti transaksi yang sah untuk menentukan klasifikasi yang tepat.

Misalnya, ketika perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan atas piutang yang jatuh tempo, akuntan harus menganalisis bahwa transaksi tersebut akan mendebit akun kas dan mengkredit akun piutang usaha. Proses analisis ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang prinsip akuntansi, termasuk pengenalan akun, jenis transaksi, dan dampaknya terhadap posisi keuangan perusahaan.

Fungsi analisis juga mencerminkan kecermatan profesional seorang akuntan dalam memastikan bahwa tidak terjadi salah klasifikasi yang dapat mengganggu keakuratan berbagai jenis laporan keuangan. Jika akun yang dipilih salah, maka hasil akhir seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas akan menyesatkan dan menimbulkan keputusan bisnis yang keliru.

Di dalam jurnal, proses analisis ini akan dituangkan dalam bentuk narasi transaksi yang jelas dan sistematis, sering kali dengan disertai penjelasan singkat tentang latar belakang atau maksud dari transaksi tersebut. Pencatatan yang dilakukan bukan hanya sekadar menulis angka, tetapi juga mencerminkan pertimbangan logis dan analitis dalam mengelola informasi keuangan.

Pastikan Anda Sudah Pakai Mekari Jurnal, Software Akuntansi Online Terpercaya

Fungsi Instruktif: Mengarahkan Pemindahan ke Buku Besar

Setelah proses pencatatan dan analisis selesai dilakukan dalam jurnal, maka langkah selanjutnya adalah memindahkan data ke dalam buku besar (ledger). Di sinilah fungsi instruktif dari jurnal mengambil peran penting. Setiap entri jurnal berfungsi sebagai perintah untuk melakukan posting atau pemindahan angka ke akun-akun yang bersangkutan dalam buku besar.

Buku besar adalah tempat di mana transaksi dikelompokkan berdasarkan jenis akun, seperti kas, utang, piutang, persediaan, dan lainnya. Tanpa instruksi yang jelas dari jurnal, proses pemindahan ini bisa menjadi kacau dan menimbulkan kesalahan dalam penyusunan laporan akhir.

Fungsi instruktif ini juga memfasilitasi integrasi antara berbagai tahap dalam siklus akuntansi. Proses posting yang konsisten dan sistematis menjamin bahwa semua transaksi tercermin dengan benar di dalam sistem pelaporan keuangan. Dengan kata lain, jurnal menjadi titik awal yang memberi arah pada keseluruhan alur pencatatan.

Penting juga untuk dicatat bahwa dalam praktik modern, fungsi instruktif telah banyak dibantu oleh perangkat lunak akuntansi. Sistem ini secara otomatis melakukan posting ke buku besar berdasarkan entri jurnal, sehingga meminimalkan risiko kesalahan manusia dan mempercepat proses penyusunan laporan keuangan.

Fungsi Informatif: Menyediakan Informasi Transaksi bagi Stakeholder

Jurnal juga memiliki fungsi informatif, yakni sebagai sumber informasi yang menjelaskan rincian transaksi yang terjadi dalam suatu periode. Melalui jurnal, pihak manajemen, auditor, investor, dan regulator dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan atau melakukan evaluasi terhadap aktivitas keuangan perusahaan.

Informasi yang terdapat dalam jurnal biasanya mencakup:

  • Tanggal transaksi
  • Nama akun yang terlibat
  • Jumlah yang didebit dan dikredit
  • Referensi dokumen pendukung
  • Narasi penjelas atau deskripsi transaksi

Dengan rincian informasi ini, jurnal menjadi dokumen utama yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga informatif. Fungsi ini sangat penting terutama saat dilakukan proses audit, investigasi, atau saat manajemen ingin melakukan analisis performa berdasarkan aktivitas transaksi tertentu.

Dalam konteks pelaporan keuangan, jurnal memberikan gambaran mendalam tentang “apa yang terjadi” di balik angka-angka yang muncul dalam laporan akhir. Misalnya, laporan laba rugi mungkin menunjukkan penurunan pendapatan, namun dari jurnal dapat diketahui bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh pengembalian barang atau pembatalan kontrak.

Dengan demikian, fungsi informatif jurnal memperkaya proses pengambilan keputusan strategis, baik secara internal maupun eksternal.

5 Jenis Jurnal Keuangan dalam Akuntansi

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dalam bidang akuntansi ada berbagai jenis jenis jurnal.

5 jenis jenis jurnal keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:

Jurnal Umum 

Jurnal umum adalah jurnal yang dipakai untuk melakukan pencatatan semua bentuk bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya beragam transaksi keuangan perusahaan dalam sebuah periode akuntansi yang spesifik.

Jenis jurnal keuangan ini menjadi buku harian dalam satu perusahaan yang diisi semua catatan transaksi yang terjadi sepanjang periode berjalan.

Jurnal umum biasanya dipakai dalam akuntansi perusahaan jasa lantaran pada prinsipnya semua transaksi dalam perusahaan jasa bisa dicatat secara urutan ke dalam jurnal umum saja.

Sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efisien memakai jurnal khusus.

Untuk membuat jurnal umum akuntansi, maka Anda harus paham mengenai saldo normal masing-masing akun.

Dalam akuntansi ada lima akun yang perlu Anda tahu posisi saldo normalnya.

Agar lebih mudah, lihat tabel berikut:

Tabel Saldo Normal Akun

 

Nama Akun Debit Kredit Saldo Normal
Aset (harta/aktiva) + Debit
Utang (kewajiban) + Kredit
Modal + Kredit
Pendapatan + Kredit
Beban + Debit

 

Contoh jurnal umum: misalnya tanggal 1 Februari 2023 Toko Maju Jaya membeli peralatan dan perlengkapan kantor masing-masing sebesar Rp10.000.000 dan Rp5.000.000, maka jurnal umumnya sebagai berikut:

Jurnal Umum

 

Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit
1 Feb 2023 Peralatan

Perlengkapan

Kas

10.000.000

5.000.000

 

 

15.000.000

TOTAL   15.000.000 15.000.000

 

Jurnal Khusus

Jurnal khusus adalah jurnal yang dikelompokkan secara khusus sesuai dengan jenis transaksinya dimana petugas pembukuan mengidentifikasi bentuk transaksi yang terjadi serta mencatatnya.

Contohnya apabila dalam sebulan perusahaan melakukan pembelian kredit sejumlah 50 kali, petugas hanya berurusan dengan empat atau lima akun, bergantung pada suatu kebijakan perusahaan dalam mengklasifikasi transaksinya.

Terdapat empat jenis jurnal khusus, seperti:

  • Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang / produk atau jasa secara kredit.
  • Jurnal penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit.
  • Jurnal penerimaan kas, berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang dari berbagai sumber pemasukan, seperti pendapatan penjualan dan yang lainnya.
  • Jurnal pengeluaran kas, digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran uang untuk berbagai macam biaya / beban.

Agar lebih jelas, berikut akan disajikan contoh bentuk jurnal penjualan:

Jurnal Penjualan

 

Tanggal No. Keterangan Ref. Syarat pembayaran Piutang dagang (D)

Penjualan (K)

2/01/2023 Toko Rizky 2/10 – n/30 3.000.000

 

Jurnal Penyesuaian

Jenis jurnal ketiga yang perlu Anda ketahui yakni jurnal penyesuaian atau jurnal koreksi.

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk membandingkan jumlah yang dicatat apakah sudah sama dengan periode pengakuan yang sama.

Jadi  jika pada akhir periode akuntansi terdapat  transaksi yang belum dicatat, salah, atau perlu disesuaikan maka akan dicatat dalam jurnal penyesuaian.

Dengan begitu, catatan aset dan liabilitas dapat disesuaikan antara nilai pendapatan sebenarnya dengan pengeluaran.

Namun, Anda juga harus mengingat bahwa untuk menentukan periode pelaporan pendapatan atau beban tergantung pada sistem akuntansi yang digunakan, cash basis atau accrual basis.

Contoh Jurnal Penyesuaian

Pada tanggal 1 Desember 2023 dibayarkan uang sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp12.000.000, maka pada jurnal setiap bulan Anda harus membuat jurnal penyesuaian untuk sewa tersebut sebesar Rp 1.000.000.

Jadi jurnal penyesuaiannya pada bulan pertama seperti berikut ini:

Jurnal Penyesuaian

 

Keterangan Debit Kredit
Sewa dibayar di muka

Beban sewa

11.000.000  

11.000.000

 

Jurnal penutup

Jurnal penutup adalah salah satu dari macam macam jenis jenis jurnal yang dibuat untuk menormalkan atau memindahkan saldo perkiraan sementara sehingga perusahaan dapat mengetahui laba rugi bisnis selama satu periode.

Cara membuatnya adalah dengan menuliskan saldo pendapatan dan pengeluaran, kemudian dilakukan penutupan dengan cara mentransfer saldo yang ada ke dalam akun laba rugi.

Saldo perkiraan sementara yang dimaksud adalah perkiraan normal dan prive.

Adapun dasar untuk menyusun jurnal penutup yaitu kertas kerja kolom laba/rugi.

Tidak semua akun harus dibuat jurnal penutup.

Akun yang harus dibuat kan jurnal penutup ada empat: akun pendapatan, akun beban, rekening prive dan rekening ikhtisar laba/rugi.

Contohnya, saldo akun pendapatan pada akhir periode diketahui sebesar Rp150.000.000.

Untuk membuat jurnal penutup caranya adalah sebagai berikut:

Jurnal Penutup

 

No. Keterangan Debit Kredit
1. Pendapatan

Ikhtisar laba / rugi

150.000.000  

150.000.000

 

Jurnal Pembalik

Jurnal pembalik adalah jurnal yang berfungsi untuk membalik jurnal penyesuaian sehingga menghasilkan akun neraca.

Sebagai contoh apabila akun saldo pada jurnal penyesuaian yang awalnya berada pada debit, dalam jurnal pembalik akun saldo dituliskan pada kredit.

Jurnal pembalik dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pencatatan transaksi di awal periode akuntansi.

Jadi jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang dibuat untuk membalikkan jurnal penyesuaian transaksi tertentu.

Sehingga bentuk jurnal pembalik adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian.

Maksudnya jika pada jurnal penyesuaian saldo berada pada sisi debit maka pada jurnal pembalik dipindahkan atau ditukar pada sisi kredit, begitu pula sebaliknya.

Sama halnya dengan jurnal penutup, tidak semua akun dapat dibuat jurnal pembaliknya.

Transaksi yang perlu dibuat jurnal pembalik yaitu:

  • Beban dibayar di muka yang dicatat sebagai beban.
  • Pendapatan diterima di muka yang dicatat sebagai pendapatan.
  • Beban yang masih harus dibayar.
  • Pendapatan yang masih harus diterima.

Agar memudahkan Anda memahami maka contoh jurnal pembalik ini berhubungan dengan contoh jurnal penyesuaian.

Seperti yang dicontohkan pada jurnal penyesuaian, pada tanggal 1 Desember 2023 dibayarkan uang sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp12.000.000.

Maka pada jurnal setiap bulan Anda harus membuat jurnal penyesuaian untuk sewa tersebut sebesar Rp1.000.000.

Jadi jurnal penyesuaiannya pada bulan pertama seperti berikut ini:

Jurnal Penyesuaian

 

Keterangan Debit Kredit
Sewa dibayar dimuka

Beban sewa

11.000.000  

11.000.000

 

Untuk membuat macam macam atau jenis jenis jurnal pembalik sangatlah mudah, Anda hanya perlu membaliknya dari jurnal penyesuaian, seperti berikut ini:

Jurnal Pembalik

 

Keterangan Debit Kredit
Beban sewa

Sewa di bayar di muka

11.000.000  

11.000.000

 

Macam-Macam Jurnal Keuangan Lainnya

Selain di atas ada juga beberapa macam jurnal keuangan lainnya seperti:

Jurnal Majemuk

Jurnal majemuk adalah pencatatan entri keuangan di mana terdapat minimum dua akun debit dan satu akun kredit.

Tetapi di dalam penerapan kesehariannya, banyak perusahaan yang mencatatkan lebih dari satu entri debit ataupun dua akun kredit.

Tujuan dibuatnya jurnal majemuk adalah untuk mencatat transaksi yang memiliki sifat serupa dan terjadi pada hari yang sama.

Jurnal Pembuka

Jurnal keuangan ini terdiri dari pencatatan saldo aset, liabilitas, dan modal yang dihasilkan dari siklus akuntansi periode sebelumnya.

Fungsinya adalah agar saldo aset, liabilitas, dan juga modal hasil dari pencatatan akuntansi sebelumnya dilanjutkan pada periode yang sedang berjalan, dengan begitu jurnal akuntansi terus bersambung.

Jurnal Transfer

Jurnal transfer adalah pencatatan jumlah akun yang dipindahkan ke akun lain. Biasanya dibuat untuk mencatat transaksi jika terjadi kesalahan pemesanan pada suatu akun.

Kelola Transaksi Akuntansi dengan Aplikasi Mekari Jurnal

Kini, Anda dapat membuat jurnal keuangan seperti jurnal umum akuntansi dan lainnya dengan mudah menggunakan Mekari Jurnal.

Mekari Jurnal adalah software akuntansi online yang memudahkan pembuatan jurnal akuntansi dengan data yang rinci dan penyajian yang realtime.

Di bawah ini adalah contoh laporan jurnal keuangan yang dihasilkan:

contoh laporan jurnal macam macam jurnal jenis jenis jurnal

Bukan hanya itu, Mekari Jurnal juga menyediakan berbagai macam fitur program akuntansi Mekari Jurnal lainnya yang menyediakan memudahkan pengelolaan bisnis Anda, seperti contohnya fitur aplikasi laporan keuangan dari Mekari Jurnal untuk membuat laporan keuangan yang akurat.

Mekari Jurnal memiliki sistem yang terintegrasi dan juga standar keamanan yang telah tersertifikasi ISO/IEC 27001 sehingga Anda tidak perlu khawatir.

Sebagai info pada saat ini aplikasi Mekari Jurnal memberikan penawaran free trial!

Klik saja tombol dibawah ini untuk coba gratis aplikasi Mekari Jurnal sendiri, atau jika Anda ingin bertanya ke Sales Jurnal untuk jadwalkan demo.

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

 

Kesimpulan

Kegiatan penjurnalan merupakan langkah awal untuk melakukan siklus akuntansi yang berkaitan dengan contoh laporan keuangan bulanan.

Ada beberapa jenis jurnal keuangan dalam akuntansi seperti: jurnal umum, khusus, penyesuaian, pembalik, dan penutup.

Sebagai catatan, bisnis juga harus bisa mengelola banyak poin lain seperti pembukuan dan inventory, cek juga aplikasi gudang dan manfaatnya di sini.

Semoga informasi ini berguna untuk Anda, dan jangan lupa untuk dibagikan di sosial media.

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami