7 Model Bisnis untuk Meningkatkan Performa Perusahaan Key Highlights Model bisnis menggambarkan bagaimana perusahaan menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai, baik ekonomi maupun sosial. Terdapat 7 jenis model bisnis yang dapat diterapkan untuk meningkatkan bisnis. Terdapat 9 komponen Business Model Canvas (BMC) untuk mendukung analisis bisnis agar lebih akurat. Untuk memiliki bisnis yang berjalan efektif, Anda bisa menggunakan Business Model Canvas (BMC) dan menentukan jenis model bisnis yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Membuat bisnis bertahan di dalam persaingan ternyata lebih sulit dibanding memulai bisnis. Untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis, Anda membutuhkan model bisnis yang sesuai dengan jenis produk yang Anda tawarkan ke pelanggan. Model bisnis biasanya menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai, baik dari sisi ekonomi, sosial, atau bentuk lainnya. Pengertian Model Bisnis Menurut Joan Magretta (2002), model bisnis adalah cara perusahaan beroperasi, mencakup sumber pendapatan hingga laba, serta struktur yang mempermudah aktivitas operasional. Selain itu, model bisnis menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan dengan menentukan sumber pendapatan, struktur biaya, target pelanggan, serta proses operasional yang mendukung bisnis. Manfaat Model Bisnis Penerapan model bisnis memberikan beberapa manfaat signifikan, di antaranya: Membantu bisnis memetakan visualisasi objektif yang dituju. Menjabarkan alur bisnis dengan lebih baik. Mempermudah bisnis mengembangkan keunggulan produk atau jasa yang ditawarkan. Memperjelas target pasar yang sesuai dengan konsep bisnis. Meningkatkan performa operasional bisnis secara konsisten. Jenis Model Bisnis Berikut adalah 7 jenis model bisnis yang bisa diterapkan pada bisnis Anda guna meningkatkan fokus utama bisnis: 1. Membership Website Model Dengan model membership atau keanggotaan, Anda dapat membuat pelanggan lebih loyal terhadap produk yang Anda tawarkan. Untuk membuat model bisnis ini, Anda harus menyediakan akses website yang memberikan informasi tertentu untuk model pembayaran regular secara berlangganan. Model bisnis ini hanya cocok untuk segmentasi pasar yang jelas, seperti bisnis mobil antik, kolektor koin, furniture antik, dan lain sebagainya. Melalui model bisnis ini, pelanggan Anda dapat berinteraksi satu sama lain dan menyebarkan promosi word of mouth tanpa Anda minta. 2. All-You-Can-Eat Content Model Menggunakan model bisnis ini berarti Anda harus menyediakan akses copyrighted content yang tepat untuk melakukan promosi berlangganan melalui media video atau TV streaming. Dengan adanya penawaran gratis (free offer) yang tidak terbatas dan banyak followers, audience, atau viewer, Anda akan menghasilkan upgrade pendapatan naik secara berkala dan alami. 3. Private Club Model Bagaimanapun proses yang Anda jalani, Anda harus bisa meyakinkan pelanggan bahwa produk yang Anda tawarkan adalah produk yang langka dan harus dimiliki pelanggan. Lakukan model ini dengan pendekatan personal, dan usahakan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Anda bisa mulai dengan memberikan informasi baru kepada pelanggan Anda secara berkala dan personal. 4. Front-Of-The-Line-Model Model bisnis ini sangat cocok jika segmentasi pasar Anda menengah ke atas. Kenapa? Karena biasanya orang menengah ke atas tidak akan sensitif terhadap harga dan tidak suka mengantri. Dengan model bisnis, pelanggan akan membayar subcription atau biaya langganan agar tidak perlu lagi mengantri. Model ini dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam menyelesaikan masalah IT tertentu di sebuah bisnis kecil. 5. Consumables Model Jika Anda menawarkan produk konsumtif, Anda harus mulai memperhatikan tingkat kenyamanan pelanggan Anda. Saat ini, banyak orang yang rela membayar sedikit lebih mahal demi mendapatkan kenyamanan. Meski begitu, jangan pernah juga remehkan tantangan logistik untuk memenuhi pesanan dan juga sediakan layanan yang memuaskan. Dan perlu diingat, sekali Anda mengecewakan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, Anda bisa ditinggalkan mereka dengan mudah. Baca juga: Kenali 22 Model Bisnis yang Perlu Diketahui Startup! 6. Simplifier Model Dengan model bisnis ini, Anda harus memberikan pelayanan yang dapat membantu mengurus segala hal yang dibutuhkan pelanggan, sehingga pelanggan hanya perlu melihat hasil akhirnya saja. Bisnis yang cocok dengan model ini seperti tutor, ojek online, personal assistant, hingga konsultan pembukuan. Kunci bisnis ini adalah memastikan pelanggan tidak perlu mengingat jadwal, mengurus pembayaran, ataupun memikirkan kualitas. 7. Network Model Model bisnis ini bermanfaat jika bisnis yang Anda jalani profitnya bisa bertambah seiring dengan meningkatnya orang yang bergabung dalam lingkup bisnis. Model bisnis ini dipopularkan dengan situs social media seperti LinkedIn. Di mana, semakin banyak aplikasinya diunggah, maka semakin besar juga profit yang akan didapatkan oleh perusahaan. Lihat bagaimana rekan Jurnal dari berbagai model bisnis puas dengan aplikasi Jurnal Komponen Bisnis Model Canvas Business Model Canvas (BMC) adalah alat yang digunakan untuk memetakan model bisnis secara visual. Konsep ini dikembangkan oleh Alexander Osterwalder untuk membantu perancangan, analisis, dan pengembangan strategi bisnis secara efektif. BMC terdiri dari beberapa komponen utama yang mendukung kelangsungan perusahaan: 1. Customer Segments: Segmen pelanggan menentukan target pasar yang akan menggunakan produk atau jasa. Pemetaan segmen ini membantu perusahaan menyesuaikan strategi bisnis agar lebih relevan dan menarik bagi konsumen. 2. Value Proposition: Komponen ini menyoroti keunggulan produk atau jasa yang ditawarkan dibandingkan kompetitor. Fokusnya adalah menciptakan nilai tinggi dan keunikan produk bagi pelanggan. 3. Channels: Menentukan cara produk atau jasa disampaikan ke pelanggan, baik melalui pemasaran digital, toko fisik, atau platform lainnya, berdasarkan hasil analisis pasar. 4. Customer Relationship: Strategi dalam membangun hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan, termasuk layanan pelanggan yang optimal. 5. Revenue Streams: Menjelaskan bagaimana perusahaan memperoleh pendapatan, seperti melalui penjualan langsung, langganan, iklan, atau model bisnis lainnya. 6. Key Resources: Aset penting yang mendukung operasional bisnis, termasuk sumber daya fisik, intelektual, manusia, dan finansial. 7. Key Activities: Kegiatan utama yang harus dilakukan agar bisnis dapat beroperasi dan mencapai tujuan. 8. Key Partners: Kerja sama strategis dengan pihak lain, seperti pemasok atau mitra bisnis, untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan. 9. Cost Structure: Menganalisis biaya operasional bisnis, mengidentifikasi aspek yang memerlukan pengeluaran besar, serta mencari cara mengoptimalkan anggaran. Dengan memahami komponen Bsinis Model Canvas (BMC), Anda bisa mengembangkan bisnis yang lebih terarah dan efektif. Strategi untuk Menetapkan Model Bisnis Membangun sebuah model bisnis tidak sesederhana membuat business plan atau menentukan produk/jasa mana yang harus dijual. Membangun model bisnis berarti memetakan bagaimana Anda dapat menjual dan memberikan barang/jasa yang bernilai kepada pelanggan. Dari mana ide bisnis berasal? Bagaimana mengukur kemajuannya? Dan bagaimana menentukan apakah ide tersebut berhasil atau tidak? Sebelum menciptakan model bisnis, ikuti langkah-langkah di bawah ini. 1. Tentukan Target Market Memiliki target market yang terlalu luas dapat menyebabkan kesulitan dalam menemukan pelanggan yang betul-betul membutuhkan produk atau jasa yang Anda jual. Ketika ingin menciptakan sebuah model bisnis, cobalah persempitnya dengan cara menentukan target pasar Anda hingga 2-3 karakteristik. Garis bawahi profil secara demografi, masalah yang mereka hadapi, dan solusi yang dapat Anda tawarkan. 2. Pahami Proses Bisnis Sebelum memulai bisnis, Anda juga perlu memahami secara mendalam terkait aktivitas yang dibutuhkan untuk membuat bisnis Anda berjalan dan berkembang. Tentukan aktivitas kunci bisnis Anda dengan mengidentifikasi keunggulan utama dari produk atau jasa yang Anda tawarkan. Apakah Anda menyediakan jasa pembangunan, jasa pengiriman produk atau jasa konsultasi manajemen. 3. Catat Sumber Daya Bisnis Apa yang perusahaan Anda butuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari? Untuk menemukan pelanggan baru? Dan mencapai target bisnis? Catat setiap sumber daya bisnis yang penting untuk memastikan model bisnis telah cukup dipersiapkan, agar mampu tetap bertahan. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa website, modal, gudang, daftar pelanggan, dan hak cipta. Baca juga: Affiliate Marketing dan Tips Menjalankannya Dalam Bisnis 4. Kembangkan Value Proposition Bagaimana perusahaan dapat bertahan di tengah kompetisi? Apakah Anda menyediakan jasa yang inovatif, produk yang revolusioner atau suatu hal baru yang menarik bagi pelanggan terdahulu. Menjelaskan dengan tepat apa yang bisnis Anda tawarkan dan bagaimana hal itu lebih baik dari kompetitor adalah dasar dari value proposition yang kuat. Saat Anda berhasil mendefinisikan value proposition Anda, promosikan hal tersebut dengan jasa atau produk yang Anda tawarkan sehingga Anda memiliki nilai lebih di mata pelanggan. 5. Tentukan Partner Bisnis Tidak ada bisnis yang dapat berjalan baik tanpa bantuan pihak lain. Saat membuat model bisnis, pilih partner kunci Anda seperti supplier, partner periklanan, atau partner lainnya. Dengan bekerja sama atau partnership, Anda dapat lebih fokus membangun keunggulan utama yang Anda tawarkan sehingga dapat meningkatkan value proposition bisnis Anda. 6. Buat Strategi Penarik Demand Jika Anda menggunakan pendekatan besar-besaran saat peluncuran bisnis, Anda pasti membutuhkan strategi pemasaran yang dapat membuat pelanggan tertarik terhadap produk atau jasa yang Anda jual, menghasilkan daftar potential pelanggan, dan menghasilkan penjualan. Sebagai pengusaha, Anda harus dapat membangun strategi, bagaimana pelanggan dapat menemukan Anda? Dan lebih penting lagi, apa yang harus mereka lakukan begitu mereka sadar akan keberadaan produk atau jasa Anda? Baca juga: Pengertian, Kelebihan, Jenis dan Strategi Digital Marketing 7. Tinggalkan Ruang untuk Inovasi Saat meluncurkan bisnis dan membangun model bisnis, business plan Anda mungkin berdasar banyak asumsi. Hingga saat Anda bertemu dengan pelanggan yang membayar, Anda tidak akan tahu apakah model bisnis tersebut dapat menyelesaikan masalah pelanggan atau tidak. Untuk alasan demikian, Anda perlu meninggalkan sedikit ruang untuk berinovasi. Jangan membuat kesalahan dengan berpikir rencana awal Anda adalah statis. Dengan memperhatikan tujuh tips di atas, Anda dapat membuat business plan yang solid dan mampu mencapai target yang Anda inginkan. Untuk membantu para pengusaha, Mekari Jurnal telah menciptakan platform akuntansi online berbasis Cloud yang dapat membantu Anda mengelola bisnis kapan dan di mana saja. Mekari Jurnal sebagai aplikasi gudang berbasis web juga dapat membantu dalam menyajikan laporan keuangan secara instan dengan data yang realtime. Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan nikmati free trial hingga 14 hari. Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!