Daftar Isi
8 min read

Memahami Rasio Biaya Operasional (BOPO): Perhitungan, dan Pentingnya dalam Manajemen Usaha

Tayang 21 Aug 2024

Perusahaan menjalankan operasionalnya demi mencapai tujuan utamanya, yakni rasio pendapatan yang sebesar-besarnya.

Pendapatan ini biasa disebut dengan pendapatan operasional atau operating revenue, di mana mengacu kepada hasil langsung dari adanya kegiatan operasional perusahaan.

Untuk mencapai keberhasilan i tu, tentu saja terdapat biaya pokok yang keluar sebagai hasil usaha untuk mencapai tujuan.

Biaya ini disebut dengan rasio beban biaya operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO.

Apa Itu Rasio BOPO (Rasio Biaya Operasional)

Rasio biaya operasional (BOPO) adalah metrik keuangan yang digunakan untuk menilai efisiensi manajemen operasional perusahaan dengan membandingkan biaya operasionalnya dengan total pendapatannya.

Secara khusus, BOPO dihitung dengan membagi total biaya operasional dengan total pendapatan, yang sering dinyatakan dalam persentase.

Rasio ini memberikan wawasan tentang seberapa baik perusahaan mengelola biayanya relatif terhadap pendapatannya.

BOPO yang lebih rendah menunjukkan bahwa perusahaan mengelola biaya operasionalnya secara efektif, yang mengarah pada profitabilitas yang lebih tinggi, sedangkan BOPO yang lebih tinggi dapat menunjukkan inefisiensi dan biaya yang lebih tinggi relatif terhadap pendapatan.

Menurut Investopedia, Rasio biaya operasional adalah indikator kinerja utama yang digunakan oleh investor dan analis untuk mengukur efektivitas biaya operasi perusahaan.

Hal ini sangat berguna untuk membandingkan perusahaan dalam industri yang sama, karena menyoroti seberapa baik mereka mengendalikan biaya operasional mereka dalam kaitannya dengan aliran pendapatan mereka.

Misalnya, di sektor real estat atau manajemen properti, BOPO membantu mengevaluasi berapa banyak pendapatan properti yang dikonsumsi oleh biaya operasional.

Perusahaan yang dikelola dengan baik akan berusaha untuk mendapatkan BOPO yang lebih rendah, yang mencerminkan pengendalian biaya yang lebih baik dan potensi margin keuntungan yang lebih tinggi.

Manfaat Memahami Rasio BOPO bagi Manajemen dan Pemilik Usaha

Menghitung rasio BOPO berfokus untuk mendalami wawasan seputar manajemen biaya dan efisiensi operasional.

1. Menjadi Alat Ukur Efisiensi Proses

Nilai dari rasio BOPO dapat menjadi tolok ukur dalam mengetahui seberapa efisien perusahaan dalam mengelola pengeluaran dan pemanfaatan sumber dayanya.

2. Menjadi Tolok Ukur dengan Industri Lain

Masing-masing jenis industri memiliki karakter rasio biaya operasional yang berbeda-beda dengan perbandingan laba yang didapatkan.

Hal ini yang dapat membantu memberikan keputusan apakah perusahaan dapat membuka peluang bisnis di industri lain atau menutup bisnis pada industri yang kurang mendapatkan laba yang besar.

3. Perencanaan Anggaran

Analisis BOPO memungkinkan perusahaan untuk merencanakan anggaran dengan lebih akurat, mengidentifikasi area di mana biaya dapat dikurangi, dan merencanakan pengeluaran dengan lebih efektif untuk meningkatkan margin keuntungan.

4. Membangun Hubungan dengan Investor

BOPO juga dapat menjadi alat penting dalam berkomunikasi dengan investor atau pemangku kepentingan lainnya, menunjukkan bagaimana perusahaan mengelola biaya operasional dan apakah strategi yang diterapkan efektif dalam meningkatkan hasil keuangan.

Simak Lebih Lanjut: Analisis Rasio Keuangan Perusahaan yang Efektif!

Contoh Perhitungan dan Rumus Rasio BOPO untuk Usaha

Rasio biaya operasional dapat memberikan wawasan seputar efisiensi pengeluaran dengan profitabilitas perusahaan.

Oleh karena itu, metrik ini perlu dipahami oleh berbagai bisnis usaha mulai dari skala kecil maupun yang sudah besar.

Terdapat beberapa cara dalam menghitung rasio operasional, mulai dari yang mudah hingga yang kompleks tergantung skala usaha yang menggunakannya.

Berikut merupakan rumus perhitungan yang paling sederhana namun memberikan wawasan yang cukup terkait efisiensi operasional, yakni:

Rasio Biaya Operasional = (Biaya Operasional / Penjualan Bersih) x 100

Sedikit catatan:

1. Biaya Operasional

Komponen yang termasuk ke dalam biaya operasional mencakup biaya sewa, utilitas, administrasi, bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya.

2. Penjualan Bersih

Penjualan Bersih mengacu pada total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk dan layanan, dikurangi retur, tunjangan, dan diskon.

Contoh Cara Menghitung Rasio Biaya Operasional

Untuk memudahkan memahami cara menghitungnya, kita coba ambil contoh jika diimplementasikan ke dalam sektor manufaktur.

Seorang CEO perusahaan manufaktur sedang mempertimbangkan berapa rasio pendapatan operasional yang didapat oleh bisnisnya setiap tahunnya.

Ia mencoba untuk membuka laporan keuangan dan mencatat bahwa memiliki pendapatan bersih sebesar Rp600.000.000 setiap bulannya.

Lalu pada setiap bulannya, ia juga mencatat bahwa membayar sebesar Rp250.000.000 untuk biaya pemeliharaan, biaya utilitas, biaya sewa, dan biaya operasional lainnya yang dibutuhkan termasuk pajak.

Tidak lupa, terdapat juga biaya depresiasi sebesar Rp50.000.000 pada tahun berikutnya. Hitung berapa rasio biaya operasional perusahaan manufaktur di tahun tersebut.

Langkah perhitungan:

1. Untuk menentukan biaya operasional, kalikan biaya bulanan dengan 12.

Dalam kasus ini, hasilnya adalah Rp3.000.000.000. Kemudian, mereka mengurangi jumlah penyusutan tahunan properti, dalam kasus ini, Rp50.000.000. Hasilnya yaitu Rp2.950.000.000.

2. Kalikan pendapatan bulanan dengan 12 untuk menentukan pendapatan sewa tahunan. Hasilnya sama dengan Rp7.200.000.000.

3. Terakhir, bagi Rp7.200.000.000 dengan Rp10.800.000.000, hasilnya rasio biaya operasional perusahaan manufaktur adalah 50%.

Apa yang Dapat Diberitahukan kepada Anda oleh Rasio Biaya Operasional BOPO?

Memahami rasio biaya operasional dapat memberikan wawasan yang berbeda-beda tergantung konteks industri yang menggunakannya.

Pada bidang real estate misalnya, BOPO berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui nilai pemanfaatan suatu properti dengan membandingkan biaya operasional dengan keuntungan yang akan didapatkan.

Dalam industri makanan dan minuman (F&B), rasio BOPO akan mengungkapkan seberapa efektif penyedia layanan dalam mengelola biaya seperti bahan baku, tenaga kerja, utilitas, dan biaya overhead dibandingkan pendapatannya.

Rasio biaya operasional yang rendah akan menunjukkan bahwa terjadi pemborosan dari faktor-faktor tersebut, seperti misalnya inefisiensi tenaga kerja.

Hampir sama dengan industri F&B, sektor manufaktur juga menggunakan rasio BOPO untuk mendapatkan cerminan seputar efisiensi perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional.

Ini menjadi poin yang sangat penting mengingat hampir keseluruhan aktivitas binis sektor manufaktur bergerak dalam ranah operasional rantai pasokan.

Adanya pemantauan rasio biaya operasional turut membantu bisnis dalam mengidentifikasi are mana yang perlu ditingkatkan atau dihentikan.

Rasio BOPO yang ideal menurut beberapa sumber mengacu di antara 60 hingga 80%, meskipun semakin rendah tentu akan semakin baik lagi.

Perhatikan Pengaruh Tren dan Musiman dalam Pasar Terkait Biaya Operasional

Menganalisis rasio biaya operasional perusahaan dari waktu ke waktu dapat mengungkapkan tren efisiensi.

Saat perusahaan tumbuh, biaya operasional tidak boleh tumbuh dengan kecepatan yang sama dengan penjualan.

Rasio yang menurun menunjukkan perusahaan meningkatkan efisiensi seiring dengan peningkatan penjualan. Rasio yang meningkat dapat menandakan penurunan margin laba.

Membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri juga memberikan konteks ke dalam kinerja operasional.

Misalnya, perusahaan ritel cenderung memiliki rasio biaya operasional yang lebih tinggi daripada perusahaan manufaktur.

Tren musiman juga perlu mendapat perhatian ketika menghitung rasio biaya operasional atau BOPO karena dapat mempengaruhi secara signifikan.

Ketika volume penjualan mengalami peningkatan, ketika lebaran misalnya, secara drastis, tentu perusahaan akan meningkatkan sumber daya yang memerlukan biaya tambahan.

Biaya ini dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dari siklus produksi biasanya, mencakup pekerja ekstra, upah lembur, pengadaan bahan baku, dan biaya utilitas yang meningkat.

Meskipun ada potensi peningkatan pendapatan, biaya operasional yang meningkat selama periode musiman perlu dikelola dengan baik untuk menjaga keseimbangan keuangan bisnis.

Hubungan Erat antara Rasio BOPO, Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE)

Biaya operasional atau BOPO terkadang sering dimanfaatkan oleh pemilik bisnis, manajemen, dan investor untuk menilai tingkat keuntungan dengan baik.

Jika kita mengambil dari sudut pandang investasi, investor akan menginvestasikan kelebihan dananya, sedangkan perusahaan memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan modal dengan biaya (cost) yang lebih rendah dari pinjaman bank.

Untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan dengan baik, biasanya investor akan melakukan analisis terlebih dahulu menggunakan rasio rentabilitas.

Melalui rasio profitabilitas, investor dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini berhubungan erat dengan rasio ROA, ROE, dan juga BOPO.

Singkatnya, fungsi dan hubungan ketiga rasio tersebut yaitu:

1. Rasio Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah organisasi dalam memperoleh laba melalui aset yang dimilikinya.

Semakin tinggi nilainya maka akan semakin efektif kemampuan sebuah entitas dalam memanfaatkanya aset untuk memperoleh laba.

Simak Lebih Lanjut: Return on Asset (ROA): Fungsi, Rumus, Contoh Perhitungan

2. Rasio Return on Equity (ROE)

Rasio yang akan menggambarkan seberapa mampu organisasi untuk mendapatkan laba berdasarkan modal yang dimiliki.

Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin efisien modal yang dipergunakan dalam mencapai laba.

3. Rasio Biaya Operasional (BOPO)

Sedangkan rasio ini akan memberikan gambaran efisiensi mengenai proses operasional yang dijalankan.

Semakin rendah nilai BOPO yang tercatat, maka akan semakin efektif proses operasional yang berjalan dalam setiap periodenya.

Melalui hasil analisis dari ketiga rasio tersebut, pemilik bisnis dan investor dalam memberikan gambaran secara komprehensif mengenai efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dikelola oleh sebuah perusahaan dan turut membantu memberikan keputusan strategis yang lebih akurat.

Bagaimana Mekari Jurnal Membantu Manajemen Anggaran dan Operasional dalam Bisnis

Itulah penjelasan mengenai rasio BOPO yang berperan penting untuk mengetahui seberapa efektif biaya operasional dengan laba yang didapat nantinya.

Tidak hanya itu, pada beberapa industri seperti real estate dan investasi, rasio BOPO menjadi salah satu komponen untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara lebih dalam dan komprehensif.

Oleh karena itu, Anda perlu mendapatkan alat penunjang pekerjaan yang dapat membantu dalam memantau dan mengelola biaya operasional serta pendapatan dari operasional.

Mekari Jurnal merupakan software akuntansi terintegrasi yang dapat menjadi solusi untuk memantau, mengelola, dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan termasuk biaya operasional.

Melalui fitur biaya & anggaran, perusahaan dapat melacak seluruh data biaya secara detail termasuk biaya operasional untuk dijadikan acuan anggaran di periode selanjutnya.

rumus rasio biaya operasional

Fitur ini semakin membantu pengelolaan bisnis Anda karena sudah berbasis sistem automasi, sehingga data pengeluaran bisnis telah tersinkronisasi dengan invoice, POS, dan sebagainya.

Anda juga dapat menjadwalkan pembayaran berulang, serta membuat anggaran otomatis sehingga biaya operasional dapat terkendali dengan baik.

Lebih lanjut, jika Anda membutuhkan pelaporan keuangan, Anda dapat menyusun laporan laba-rugi yang memberikan gambaran seputar pergerakan bisnis mulai dari jumlah total pendapatan serta pengeluaran termasuk HPP dan biaya operasional.

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel panduan pembuatannya!

Cukup mudah, bukan? Yuk, tingkatkan produktivitas dan performa kinerja keuangan Anda dengan Mekari Jurnal!

Dapatkan uji coba selama 7 hari untuk mengeksplorasi fitur kami dan rasakan manfaatnya untuk bisnis!

Konsultasi dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang!

 

 

 

Referensi:

Neliti, “Pengaruh ROA, ROE, NIM, dan BOPO Terhadap Harga Saham Bank Di Bursa Efek Indonesia”.

Investopedia, “Operating Expense Ratio (OER): Definition, Formula, and Example”.

Kategori : Cost Accounting
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal