13 min read

Return on Asset (ROA): Fungsi, Rumus, Contoh Perhitungan

Tayang 18 May 2025
Diperbarui 17 Jul 2025

Return on asset (ROA) adalah sebuah rasio keuangan yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan operasional perusahaan.

Berbagai praktisi yang bekerja pada bidang keuangan dan investasi tentunya harus memahami ini secara dalam karena perannya yang vital dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

Melalui ROA, Anda dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi keuangan dalam mengukur efisiensi penggunaan aset dalam bisnis.

Masih banyak fungsi dan peran lainnya dalam menghitung ROA seperti mengukur efisiensi perputaran keuangan dan dasar pengambilan keputusan oleh investor.

Simak selengkapnya dalam ulasan mengenai return on asset dalam dari Mekari Jurnal berikut ini.

Apa Itu Return on Asset (ROA)?

Return on Asset (ROA) atau Pengembalian atas Aset adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA menunjukkan berapa besar keuntungan (profit) yang diperoleh dari setiap rupiah aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Selain itu, melansir dari Investopedia, return on Asset (ROA) adalah rasio keuangan yang menunjukkan profitabilitas suatu perusahaan khususnya dalam total aset.

Dalam perhitungan ROA, biasanya rumus yang digunakan akan berfokus pada komponen nilai aset dalam laporan keuangan.

Sehingga secara sederhana, cara menghitung ROA secara sederhana dengan membagi pendapatan bersih perusahaan dengan total aset rata-rata dalam dua periode.

Hasil yang muncul biasanya akan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi nilai ROA mengindikasikan perusahaan dapat mengelola neracanya untuk mencapai keuntungan.

Sebaliknya, jika ROA cenderung rendah, maka menunjukkan perusahaan gagal mencapai tujuan keuntungan dan perlu ada ruang perbaikan dalam pengelolaan neracanya.

Definisi ROA Menurut Para Ahli

Agar Anda dapat lebih memahami apa itu ROA, berikut definisi yang dikemukakan oleh para ahli:

Sawir

Sawir mengemukakan pada tahun 2005 bahwa ROA adalah rasio keuangan yang digunakan untuk penilaian kemanmpuan manajemen dalam mendapat laba.

Lebih lanjut juga menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai ROA perusahaan maka semakin besar tingkat keuangan yang mampu diraih.

Hal itu memberikan posisi perusahaan yang baik dalam pemanfaatan aset.

Irham Fahmi

Selanjutnya definisi ROA oleh Irham Fahmi (2012), di mana ROA merupakan sebuah alat yang berguna untuk mengukur sejauh mana investasi  yang ditanam menghasilkan sebuah laba yang diharapkan.

Fahmi juga menilai nilai investasi merupakan hal yang sama seperti aset perusahaan yang sudah ditanam atau ditempatkan.

Eduardus Tandelilin

Menurut Eduardus Tandelilin, seorang ahli ekonomi, ROA merupakan alat yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menilai suatu aset dalam menghasilkan pendapatan.

Dengan melakukan penilaian tersebut, perusahaan dapat merencanakan strategi untuk jangka panjangnya dan memprediksi pendapatan yang diperoleh.

Horne dan Wachowicz

Horne & Wachowicz merupakan seorang profesional dalam bidang manajemen keuangan.

Menurut keduanya, ROA adalah alat yang berfungsi untuk menggambarkan efektivitas penggunaan aset dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia.

Fungsi Penting ROA dalam Analisis Keuangan

Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan sebelumnya, tidak dipungkiri bahwa fungsi utama ROA adalah mengukur efektivitas aset dalam mendapatkan laba.

apa itu return on asset dan perannya adalah

Namun, masih banyak fungsi lainnya dari mengukur ROA bagi Anda dan perusahaan. Berikut di antaranya:

Menentukan Profitabilitas dan Efisiesi Bisnis

ROA dapat menunjukkan berapa banyak uang yang dapat dihasilkan dari setiap aset yang ada.

Ketika return on assets tinggi, selain menunjukkan bahwa bisnis telah menghasilkan keuntungan, ROA juga dapat menunjukkan tingkat efisiensi proses bisnis.

Adanya ROA juga membantu untuk menilai profitabilitas dari produk yang dikembangkan oleh perusahaan.

Nantinya, keuntungan yang didapat akan dialokasikan kembali untuk inovasi produk baru atau peningkatan kualitas produk yang sudah ada.

Membandingkan Kinerja Perusahaan dengan Kompetitor

Dengan menggunakan ROA, Anda juga dapat mengukur bagaimana profitabilitas dan efisiensi aset perusahaan berbeda dari perusahaan pesaing.

Namun, perlu diingat bahwa ROA ini hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan yang beroperasi di industri yang sama.

Jika sektor industrinya berbeda maka aset yang digunakan untuk menjalankan kegiatan ekonomi perusahaan juga akan berbeda, sehingga nilai yang dihasilkan oleh ROA tidak akan mewakili kinerja yang sebenarnya.

Mengetahui Besarnya Intensif Aset Perusahaan

Beberapa industri membutuhkan aset yang lebih intensif agar dapat mencapai hasil pengembalian yang diharapkan.

Perusahaan dengan pengembalian aset di bawah 5% dianggap padat aset, sedangkan perusahaan dengan pengembalian di atas 20% dianggap tanpa aset.

Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan

Tentunya, hasil data dari perhitungan return on asset dapat digunakan untuk aktivitas perencanaan operasional perusahaan.

Perhitungan rasio keuangan dapat memberi gambaran performa dan kondisi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar keputusan strategis untuk periode selanjutnya untuk mempertahankan kesehatan finansial.

Ambil keputusan bisnis lebih tepat dengan Laporan Keuangan & Bisnis dari Mekari Jurnal

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Jadwalkan Demo Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Unsur Unsur Pembentuk Return on Asset (ROA)

Dalam menyusun dan menganalisis ROA, terdapat beberapa komponen utama yang menjadi landasan perhitungannya. Unsur-unsur ini mencerminkan kondisi keuangan dan operasional perusahaan, serta menjadi dasar evaluasi kinerja. Berikut ini adalah penjabaran unsur pembentuk ROA:

Laba (Profit)

Laba merupakan unsur fundamental dalam perhitungan ROA. Secara umum, laba didefinisikan sebagai peningkatan ekuitas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasional atau investasi, setelah dikurangi seluruh beban dan kewajiban. Laba mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan lebih besar daripada beban operasionalnya. Dalam konteks ROA, laba bersih yang digunakan adalah hasil akhir setelah pajak, yang memberikan gambaran akurat tentang profitabilitas murni.

Kerugian (Loss)

Kerugian adalah kebalikan dari laba. Ia mengindikasikan penurunan ekuitas perusahaan yang terjadi karena beban yang lebih besar dari pendapatan. Dalam analisis ROA, keberadaan kerugian memberikan sinyal negatif terhadap efisiensi penggunaan aset. Artinya, jika perusahaan terus mengalami kerugian, maka aset tidak mampu diolah secara optimal untuk menghasilkan pendapatan, sehingga nilai ROA akan rendah atau bahkan negatif.

Pendapatan (Revenue)

Pendapatan mencerminkan pemasukan atau arus kas yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan, seperti penjualan produk, jasa, atau hasil usaha lainnya. Meskipun ROA menggunakan laba sebagai indikator utama, pendapatan tetap menjadi komponen penting untuk memahami bagaimana laba tersebut dihasilkan. Rasio antara pendapatan dan aset juga dapat digunakan sebagai pelengkap dalam menilai efisiensi.

Beban (Expense)

Beban adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional bisnis, termasuk biaya produksi, pemasaran, distribusi, hingga administrasi. Beban ini akan mengurangi total pendapatan yang diperoleh, dan secara langsung mempengaruhi jumlah laba bersih. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu mengontrol beban dengan baik umumnya memiliki ROA yang lebih tinggi, karena aset digunakan secara lebih efisien.

Secara keseluruhan, unsur-unsur di atas saling berinteraksi dan membentuk hasil akhir dari perhitungan ROA. Pemahaman yang mendalam tentang masing-masing komponen ini menjadi langkah awal yang penting dalam melakukan analisis keuangan yang akurat.

Kelebihan Return on Asset (ROA)

ROA banyak digunakan karena kemampuannya dalam menyajikan informasi yang relevan tentang efisiensi operasional suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa kelebihan dari metode analisis ROA:

1. Mengukur Efisiensi Penggunaan Aset

ROA memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa baik perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang mampu mencetak laba tinggi dengan aset terbatas berarti efisien dalam mengelola sumber dayanya. Rasio ini sangat berguna bagi investor maupun manajemen untuk mengevaluasi kinerja bisnis dalam jangka menengah dan panjang.

2. Alat Pembanding Antar Perusahaan dalam Sektor yang Sama

ROA sangat efektif digunakan untuk membandingkan kinerja beberapa perusahaan dalam industri yang serupa. Karena perusahaan-perusahaan tersebut biasanya memiliki struktur aset dan model bisnis yang tidak jauh berbeda, maka ROA bisa menjadi tolok ukur untuk melihat siapa yang paling efisien dalam menjalankan bisnisnya.

3. Memantau Perkembangan Kinerja dari Waktu ke Waktu

ROA memungkinkan manajemen perusahaan untuk meninjau dan mengevaluasi tren kinerja dari periode ke periode. Misalnya, jika ROA meningkat secara konsisten, maka ini merupakan indikator positif bahwa perusahaan berkembang dan semakin efisien.

4. Mendorong Efisiensi Operasional

Karena ROA fokus pada efisiensi penggunaan aset, perusahaan terdorong untuk mengurangi pemborosan, memperbaiki manajemen aset tetap, dan meningkatkan produktivitas.

Dengan semua kelebihannya tersebut, tidak mengherankan jika ROA menjadi rasio keuangan yang wajib diperhatikan dalam berbagai laporan keuangan maupun saat pengambilan keputusan strategis.

Kekurangan Return on Asset (ROA)

Meskipun ROA sangat membantu dalam memahami efisiensi perusahaan, namun rasio ini memiliki keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Mengabaikan Struktur Modal Perusahaan

ROA tidak mempertimbangkan seberapa besar proporsi utang dalam struktur modal perusahaan. Dua perusahaan dengan laba bersih yang sama tetapi struktur utang berbeda bisa memiliki nilai ROA yang identik, padahal kondisi finansialnya tidak sama. Ini membuat ROA kurang ideal untuk menilai risiko keuangan secara keseluruhan.

2. Tidak Mengakomodasi Aset Tak Berwujud

Dalam laporan keuangan, beberapa aset tak berwujud seperti kekayaan intelektual, reputasi merek (brand equity), dan goodwill sering kali tidak tercatat atau tidak dinilai secara akurat. Padahal, aset-aset ini bisa sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Ketidakhadiran data ini membuat ROA tidak merefleksikan kondisi pasar yang sebenarnya.

3. Terpengaruh oleh Metode Akuntansi

Penggunaan metode penyusutan dan amortisasi dalam akuntansi dapat menyebabkan nilai aset yang tercatat dalam neraca tidak mencerminkan nilai pasar aktual. Hal ini dapat menimbulkan bias pada perhitungan ROA, terutama dalam perusahaan yang memiliki aset tetap besar.

4. Sensitif terhadap Inflasi dan Distorsi Harga

Dalam kondisi inflasi tinggi, nilai historis aset tidak lagi mencerminkan nilai aktualnya. Akibatnya, ROA yang dihitung berdasarkan laporan keuangan historis bisa menyesatkan dan menggambarkan efisiensi yang tidak tepat.

Dengan memahami kekurangan ini, pengguna laporan keuangan sebaiknya tidak hanya mengandalkan ROA saja, tetapi juga mengombinasikannya dengan rasio lain agar dapat menghasilkan analisis yang lebih seimbang dan menyeluruh.

Perbandingan ROA vs ROE

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh tentang profitabilitas dan efisiensi perusahaan, ROA sering dibandingkan dengan ROE (Return on Equity). Meskipun keduanya sama-sama menggunakan laba bersih dalam perhitungannya, namun fokus dan kegunaannya berbeda.

Aspek ROA (Return on Assets) ROE (Return on Equity)
Fokus Efisiensi penggunaan seluruh aset perusahaan Efisiensi penggunaan modal atau ekuitas pemegang saham
Rumus Laba Bersih / Total Aset Laba Bersih / Ekuitas Pemegang Saham
Kepentingan Mengukur efektivitas operasional bisnis secara keseluruhan Menilai tingkat pengembalian yang diberikan kepada pemilik perusahaan

Penjelasan Lebih Lanjut Dari Tabel:

Fokus

ROA melihat seluruh aset perusahaan sebagai dasar analisis, baik yang dibiayai oleh ekuitas maupun utang. Ini artinya, ROA lebih netral karena tidak memihak pada sumber pembiayaan. Sementara ROE hanya mengukur return berdasarkan modal pemilik, tanpa memperhitungkan utang. Oleh karena itu, ROE lebih cocok digunakan dari sudut pandang investor atau pemegang saham.

Rumus

ROA menggunakan total aset sebagai denominator, sedangkan ROE menggunakan ekuitas. Ini menjadikan ROE lebih sensitif terhadap leverage atau penggunaan utang. Dalam kondisi perusahaan menggunakan utang besar, ROE bisa tampak tinggi, namun belum tentu perusahaan efisien secara keseluruhan — hal yang justru bisa ditunjukkan oleh ROA.

Kepentingan

ROA lebih banyak digunakan oleh manajemen dan analis untuk menilai efisiensi operasional. Sebaliknya, ROE lebih sering digunakan oleh investor untuk melihat seberapa baik investasi mereka menghasilkan keuntungan. Keduanya saling melengkapi dan idealnya dipakai bersama dalam analisis keuangan.

Kelebihan dan kekurangan analisa return on asset (ROA) adalah

Faktor yang Mempengaruhi Analisis ROA

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perhitungan analisis ROA.

Menurut beberapa ahli mengatakan bahwa margin laba dan tingkat perputaran total aktiva.

Berikut adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi nilai ROA, yaitu:

Perputaran Kas (Cash Turnover)

Mengukur tingkat perputaran kas dapat melihat efisiensi penggunaan modal kerja untuk mewujudkan tujuan atau membayar kewajiban perusahaan.

Faktor ini memberikan gambaran apakah perusahaan mampu untuk dapat membayar tagihan serta membiayai berbagai proses penjualan perusahaan.

Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Rasio perputaran ini dapat berfungsi untuk mengukur lama suatu penagihan dalam satu periode dan banyaknya dana yang mampu ditanam dalam piutang tersebut berputar dalam periode waktu satu tahun.

Jika hasil memberikan angka tinggi, maka kualitas piutang tersebut baik, serta semakin cepat perputaran piutang, maka semakin besar modal untuk dapat kembali.

Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Persediaan merupakan unsur dalam aktiva lancar yang termasuk dalam unsur aktif dalam kegiatan perusahaan. Dalam hal ini, persediaan secara kontinuitas dalam diperoleh, ditingkatkan dan dijual pada konsumen.

Perputaran persediaan akan memperlancar operasional perusahaan. Rasio perputaran persediaan yang baik dapat mengindikasikan proses pengembalian kas yang cepat dari penjualan.

Selain itu, modal yang diperlukan untuk biaya yang dikeluarkan dalam operasi juga semakin rendah jika perputaran persediaan tinggi.

Rumus dan Contoh Perhitungan ROA

Pada bagian ini, Anda akan diberikan gambaran mengenai rumus dalam menghitung ROA serta contoh soal dan cara menjawabnya.

Umumnya, rumus dalam menghitung ROA akan menggunakan rumus sederhana berikut:

ROA = Laba Bersih ÷ Total Aktiva × 100%

Laba bersih adalah semua keuntungan dari operasional bisnis yang dikurangi beban usaha atau beban operasional, kemudian ditambah beban non-operasional.

Total aktiva merupakan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode yang sama ketika proses perhitungan ROA, nilai aset biasanya terdapat dalam laporan neraca.

Biasanya, semakin tinggi nilai ROA makan akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang mampu diraih oleh perusahaan.

Kemudian, mengutip dari Investopedia, nilai ROA umumnya dikatakan baik jika mencapai 5% dan lebih, serta akan dianggap luar biasa jika mencapai nilai 20%.

Contoh Soal Perhitungan ROA dan Jawabannya

Contoh Soal 1:

Sebuah perusahaan yang menjual peralatan elektronik, perusahaan E, akan menghitung nilai ROA-nya pada periode tahun 2022.

Berdasarkan data yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan E. Diketahui bahwa total aset yang dimiliki memiliki nilai sebesar Rp 870.000.000 sedangkan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 90.000.000.

Hitung nilai ROA berdasarkan data laporan keuangan perusahaan E tahun 2022!

Jawab:

ROA = Laba Bersih ÷ Total Aktiva × 100%

= (90.000.000 ÷ 870.000.000) × 100%

10,34%

Dengan nilai ROA yang mencapai angka 10,34%, dapat dikatakan bahwa pemanfaat aset perusahaan E sangat baik.

Contoh Soal 2:

Terdapat dua perusahaan yang beroperasi dalam sub sektor yang sama, yaitu perusahaan A dan perusahaan B.

Berdasarkan dari data laporan keuangan kedua perusahaan, berikut informasi keuangannya:

  • Perusahaan A memiliki total aset sebesar Rp 600.000.000 dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 70.000.000.
  • Perusahaan B memiliki aset total sebesar Rp 450.000.000 dan mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 25.000.000.

Lalu, manakah perusahaan yang paling menguntungkan dan lebih efisien? Hitung berdasaran nilai masing-masing ROA dari periode yang sama.

Jawab:

ROA perusahaan A

ROA = Laba Bersih ÷ Total Aktiva × 100%

= (70.000.000 ÷ 600.000.000) × 100%

11,66%

ROA perusahaan B

ROA = Laba Bersih ÷ Total Aktiva × 100%

= (25.000.000 ÷ 450.000.000) × 100%

5,55%

Jika melihat dari perhitungan nilai ROA dari kedua perusahaan, bisa dipastikan bahwa aktivitas operasional perusahaan A lebih menguntungkan dan efektif.

Adapun, perusahaan B dapat mengevaluasi kinerja perusahaan untuk mencapai target pendapatan yang lebih baik lagi.

Interpretasi Dan Cara Membaca Nilai ROA

Nilai ROA Interpretasi
Tinggi (>10%) Perusahaan sangat efisien dalam menggunakan asetnya
Sedang (5–10%) Cukup efisien, tergantung industrinya
Rendah (<5%) Perusahaan kurang efisien atau aset belum optimal

Namun, interpretasi ini sangat tergantung pada jenis industri. Perusahaan padat aset seperti manufaktur biasanya memiliki ROA lebih rendah dibanding perusahaan jasa.

Itulah ulasan lengkap mengenai return on asset (ROA) beserta cara menghitung dan menganalisanya.

Tentunya menganalisa ROA dapat memiliki dua fungsi utama.

Pertama, sebagai salah satu metode untuk menilai efisiensi pemanfaatan aset perusahaan.

Kedua, sebagai alat pengukur untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan keuntungan berdasarkan asetnya.

Walaupun masih memiliki beberapa tantangan dan batasan dalam melakukan perhitungan ini dengan akurat.

Tentunya bukanlah suatu hal yang salah jika Anda dapat mengimplementasikannya dengan efektif demi keberhasilan suatu perusahaan.

Mudahkan Pengelolaan Keuangan Perusahaan dengan Mekari Jurnal

mudahkan pengelolaan keuangan dengan mekari jurnal

Return on asset sama dengan rasio keuangan lain, merupakan rasio yang membutuhkan perhitungan dengan akurasi tinggi.

Sehingga memerlukan proses pemantauan dan pemeriksaan yang rutin terhadap data keuangan yang terdapat pada laporan.

Jika terjadi kesalahan data atau error, tentunya dapat mempengaruhi hasil perhitungan yang berdampak pada salahnya mengambil keputusan bisnis.

Untuk menghindari itu, lakukan pembukuan dan otomatisasi laporan keuangan dengan cepat dan mudah melalui Mekari Jurnal.

Mekari Jurnal merupakan software akuntansi yang telah dipercaya oleh ribuan pebisnis dan reputable company dari berbagai sektor industri di Indonesia.

Melalui fitur pembukuan, dapatkan proses pencatatan dan memonitor laporan kinerja bisnis secara rutin dengan mudah, di mana saja dan kapan saja.

Pengelolaan aset perusahaan juga dapat terpantau dengan mudah melalui fitur rekonsiliasi bank yang dapat memberikan informasi secara detail melalui rekening koran.

Kesalahan data juga dapat diminimalisir bahkan dihilangkan karena pembuatan laporan keuangan yang sudah terotomatisasi.

Cari tahu lebih lanjut mengenai berbagai fitur unggulan pada Mekari Jurnal seperti aplikasi stok barang, perpajakan, hingga fitur Mekari Pay dengan klik tombol di bawah ini sekarang!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Jadwalkan Demo Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Kategori : Keuangan

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami