Risiko Piutang Tak Tertagih: Arti, Metode, dan Cara Mengatasinya Highlights Piutang tak tertagih adalah kredit yang tidak bisa ditagih kembali. Penyebab utamanya termasuk kesulitan keuangan pelanggan dan buruknya manajemen kredit. Risiko piutang tak tertagih dapat berdampak besar pada keuangan perusahaan. Pengelolaan yang tepat dapat meminimalkan kerugian akibat piutang macet. Metode penagihan dan evaluasi rutin sangat penting untuk mengendalikan risiko. Mau tahu bagaimana cara mengatasi risiko piutang tak tertagih pada bisnis Anda? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini! Ketika Anda melakukan transaksi penjualan, hal semacam ini secara konsep memang akan masuk ke dalam pencatatan buku akuntansi. Dengan begitu, kesepakatan antara Anda sebagai penjual dapat dikatakan secara otomatis selesai. Namun pada situasi serupa, hal ini juga bisa dikatakan belum selesai. Karena kesepakatan antara penjual dan pembeli akan dinyatakan selesai apabila transaksi tersebut benar-benar menghasilkan uang. Di mana, setelah Anda mengirimkan produk atau memberikan pelayanan ke pelanggan, Anda akan mengirimkan tagihan berupa faktur atau invoice dan mengirimkannya kepada pelanggan. Faktur penjualan merupakan tagihan yang menyatakan pekerjaan telah Anda lakukan, dan berisi biaya yang harus dibayarkan pelanggan serta tanggal jatuh tempo pembayaran tersebut. Meski di atas kertas hal ini terlihat sederhana, namun masih banyak pelanggan yang melakukan pembayaran ini dengan memahaminya sebagai pengertian dari utang. Secara sederhana hal ini juga sering kali dikenal sebagai piutang bagi bisnis Anda. Bahkan piutang juga dapat membantu meningkatkan kemampuan bisnis untuk bertransaksi lebih banyak. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa menjadi masalah penting bagi sebuah bisnis, bahkan bisa sampai menyebabkan kegagalan. Dalam laporan keuangan, piutang dapat dikategorikan sebagai aset karena secara tidak langsung akan menjadi uang tunai di masa depan, yaitu ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atas invoice yang sudah Anda kirimkan Baca Juga: Pengertian dan Cara Pembuatan Faktur Penjualan Pastikan Anda Pakai Mekari Jurnal! Software Akuntansi Terpercaya! Apa itu Piutang? Secara konsepnya, piutang biasanya akan muncul ketika bisnis menjual barang atau jasanya kepada pelanggan secara kredit atau utang. Yaitu pelanggan tidak diharuskan untuk membayar pada saat barang dikirimkan atau layanan diberikan. Jenis piutang dalam bertransaksi bisnis dengan kredit juga dapat membuat perusahaan lebih mudah mendapatkan pekerjaan baru. Meskipun dapat membantu menutup lebih banyak penjualan, memberikan penawaran kredit kepada pelanggan memang menimbulkan risiko bisnis. Risiko paling jelas adalah risiko bahwa mungkin bisnis Anda akan dibayar secara lambat. Bahkan lebih buruknya lagi, Anda bisa tidak dibayar sama sekali ataupun bisa dibilang piutang tak tertagih. Meski, perusahaan Anda bisa menuliskan adanya transaksi penjualan pada laporan laba rugi perusahaan jasa, Anda juga harus menambah jumlah terutang dari pelanggan. Sementara piutang dilaporkan sebagai aset, jika piutang tidak dibayar akan menjadi “beban utang tidak tertagih” atau dicatat sebagai kerugian kredit pada laporan laba rugi dan pengurangan dari akun aset piutang. Baca juga: Kenali Perbedaan Hutang Piutang dalam Bisnis Serta Cara Mengelolanya Penyebab Terjadinya Piutang Tak Tertagih Setelah mengetahui apa arti dari piutang, kemudian selanjutnya Anda juga perlu paham seperti apa penyebab dari terjadinya piutang tak tertagih. Berikut adalah beberapa penyebab yang bisa dipelajari agar nantinya tidak terjadi dalam bisnis Anda: 1. Ketidakmampuan Finansial Pelanggan Penyebab yang pertama terjadinya piutang tak tertagih adalah ketika pelanggan mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar utangnya. Kesulitan keuangan yang dihadapai oleh pelanggan bisa dipengaruhi oleh bermacam-macam alasan. Seperti kondisi ekonomi nasional, global, atau lainnya yang membuat pemasukkannya menurun. Baca Juga: Kesalahan Finansial yang Harus Dihindari Entrepreneur 2. Kurangnya Analisis Kelayakan Kredit Pemberian kredit tanpa evaluasi menyeluruh atas kemampuan bayar debitur juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya piutang tak tertagih. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan Anda untuk melakukan analisis kelayakan kredit yang mendalam, agar tidak mengalami kendala ketika penagihan sedang berlangsung. Baca Juga: Begini Cara Pembuatan Faktur Pembelian Kredit 3. Manajemen Penagihan yang Lemah Setelah menganalisis kelayakan kredit secara mendalam, perhatian yang harus Anda fokuskan berikutnya adalah bagaimana manajemen penagihannya berjalan. Tidak adanya sistem penagihan yang efektif atau tindak lanjut terhadap pembayaran jatuh tempo, akan memperbesar terjadinnya piutang tak tertagih dalam bisnis Anda. 4. Hubungan Bisnis yang Terlalu Longgar Terlalu percaya pada pelanggan tanpa kontrak atau jaminan pembayaran yang jelas juga sangat berisiko bagi bisnis Anda. Persoalan tentang transaksi sebaiknya harus dilakukan secara objektif dengan kontrak dan jaminan yang tegas. Maka apabila terjadi keterlambatan pembayaran, hal semacam denda pun wajib diberikan. 5. Perubahan Kondisi Ekonomi Selain faktor internal, biasanya kondisi eksternal juga bisa sangat berpengaruh terhadap stabilitas keuangan suatu bisnis atau individu, yang bisa sangat berdampak pada pembayaran piutang. Hal-hal seperti resesi atau krisis ekonomi bisa secara langsung menyebabkan banyak pelanggan gagal bayar. Baca Juga: Alasan Kenapa Anda Perlu Memahami Sistem Ekonomi 6. Penipuan atau Itikad Buruk Khusus untuk kasus ini, biasanya pelanggan memang dengan sengaja menghindari pembayaran atau memberikan informasi palsu saat pengajuan kredit. Oleh karena itu, sekali lagi Anda harus meningkatkan analisis kelayakan kredit agar kasus seperti penipuan ini tidak terjadi. Metode Mengatasi Piutang Tak Tertagih Meskipun sudah diantisipasi sedemikian rupa, ternyata tetap saja persoalan terkait piutang tak tertagih ini akan tetap akan terjadi di beberapa bisnis. Oleh karena itu, Anda sebaiknya menyimak beberapa metode di bawah ini agar bisa mengatasi persoalan piutang tak tertagih jika nantinya datang di kemudian hari. 1. Penyisihan Piutang Ragu-ragu (Allowance Method) Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi piutang tak tertagih adalah dengan membuat cadangan kerugian atas piutang yang diperkirakan tidak tertagih sejak awal. Anda bisa melakukan cara ini sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi di kemudian hari. 2. Penghapusan Langsung (Direct Write-Off Method) Dalam metode ini, piutang baru akan dihapus ketika benar-benar tidak tertagih, tanpa penyisihan sebelumnya. Yaitu piutang akan dihapus dari pembukuan perusahaan dan selanjutnya akan dibebankan ke akun beban piutang tak tertagih. 3. Penagihan Ulang (Debt Collection) Cara ini berupa penggunaan tim internal atau jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan piutang yang telah jatuh tempo. Namun untuk melakukan metode ini, Anda harus memastikan terlebih dahulu bahwa prosedur penagihan ulangnya sudai sesuai ketentuan yang berlaku. Biasanya, penagihan ulang umum dilakukan jika pembayaran sudah jatuh tempo, namun pelanggan tidak kunjung membayarnya. 4. Restrukturisasi Kredit Dalam hal ini, restrukturiasi kredit adalah metode berupa penyusunan ulang perjanjian pembayaran agar lebih sesuai dengan kondisi debitur. Melalui cara ini, pembayaran diharapkan dapat menemui keringanan skema, sehingga pembayaran tetap bisa kembali dilakukan sesuai ketentuan yang terbaru. 5. Penjualan Piutang (Factoring) Penjualan piutang adalah proses di mana perusahaan menjual hak tagih atas piutang usaha kepada pihak ketiga (biasanya perusahaan pembiayaan atau factoring company), dengan imbalan sejumlah uang tunai. Hal ini dapat berkontribusi secara langsung untuk mengurangi risiko gagal bayar dengan mengalihkannya kepada pihak ketiga. Baca Juga: Cara Menghitung dan Membuat Anggaran Piutang Sederhana Contoh Piutang Tak Tertagih Agar tidak bingung bagaimana mekanisme dari piutang tak tertagih dalam sebuah perusahaan, berikut adalah contoh yang bisa Anda jadikan panduan supaya dapat lebih paham. Highlights Perusahaan biasanya siapkan cadangan kerugian sekitar 2-5% dari total piutang. Metode allowance membantu mengantisipasi potensi kerugian sebesar Rp50 juta. Penghapusan piutang dilakukan setelah 90 hari gagal tertagih, rata-rata Rp20 juta per kasus. Contoh perhitungan cadangan memudahkan pengelolaan risiko dan arus kas perusahaan. Contoh 1 Misalnya, PT Maju Selamanya menjual barang kepada CV Semesta senilai Rp100 juta dengan jatuh tempo pembayaran 60 hari. Namun setelah lewat 6 bulan, CV Semesta masih belum juga melakukan pembayaran bahkan tidak dapat dihubungi. Maka berdasarkan hasil evaluasi dari kasus tersebut, PT Maju Selamanya memutuskan bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih dan menghapusnya sebagai piutang tak tertagih. Contoh 2 Misalnya, perusahaan Anda bergerak dibidang konstruksi dan berhasil menjual layanan kepada pelanggan dengan kontrak satu tahun. Ketika kesepakatan dibuat, pelanggan memberikan uang muka pembayaran sebesar 25%. Arus kas ini kemudian Anda gunakan untuk merekrut karyawan dan menyewa ruang kantor selama 1 tahun. Akan tetapi, di bulan ketiga ternyata pelanggan Anda mengalami masalah keuangan dan berhenti melakukan pembayaran bulanan. Padahal, Anda masih harus membayar sewa kantor dan gaji karyawan baru tersebut. Kemudian, pelanggan meyakinkan Anda bahwa mereka akan menutup piutang, namun meminta keringanan untuk mulai kembali mencicil di bulan keenam. Namun, bagaimana jika ternyata pelanggan tidak membayarnya? Tentu ini akan membuat perusahaan Anda merugi, dan bahkan bisa membuat risiko kegagalan hingga kebangkrutan. Risiko Piutang dalam Bisnis Ternyata bukan hanya dalam skala kecil, bisnis sebesar Apple pun mengakui bahwa piutang bisa membawa risiko yang cukup besar. Meski begitu, risiko terkait piutang dagang bukanlah sesuatu yang tidak bisa diabaikan bisnis. Seperti yang dijelaskan dalam penjelasan sebelumnya, piutang yang buruk atau tertunda dapat menyebabkan pembayaran sewa hilang atau gaji hilang. Jangan tergoda untuk berpikir bahwa kamu bisa melakukan penjualan melalui risiko piutang. Meski termasuk bisnis yang sangat besar, perusahaan Apple ini diharuskan untuk mencantumkan “faktor-faktor risiko” dalam laporan tahunannya setiap untuk memberi tahu investor tentang risiko yang dapat berdampak buruk bagi perusahaan tersebut. Dari semua “faktor risiko” yang dapat memengaruhi raksasa teknologi global seperti Apple misalnya kondisi ekonomi makro, perubahan teknologi yang cepat, pasokan komponen yang cukup, dan sebagainya. Dalam laporan tahunan Apple (Form 10-K) yang diajukan pada 3 November 2023, perusahaan mengidentifikasi risiko kredit pada piutang usaha sebagai salah satu faktor risiko utama. Apple menyatakan bahwa mereka terpapar risiko kredit pada piutang usaha, piutang non-perdagangan dari vendor, dan pembayaran di muka terkait perjanjian pasokan jangka panjang. Risiko ini meningkat selama periode kondisi ekonomi yang memburuk. Saat menjelaskan faktor risiko piutang, Apple menunjukkan bahwa itu bergantung pada pengecer dan distributor untuk menghasilkan pendapatan, yaitu pengecer dan distributor membeli dari Apple secara kredit. Baca juga: Pengertian Piutang Tak Tertagih dan Cara Menghindarinya Pelanggan Berutang, Anda Harus Apa? Banyak bisnis menawarkan insentif untuk mendorong pembayaran invoice tepat waktu. Pembayaran awal, dan paket pra-bayar, hingga menawarkan diskon pada seluruh faktur jika pelanggan membayar di muka atau dalam jumlah hari tertentu. Struktur diskon pembayaran awal umumnya akan terlihat seperti “2% 10, net 45.” Apa artinya ini bagi pelanggan? Kode tersebut berarti, pelanggan harus melunasi pembayaran maksimal 45 hari, dan perusahaan Anda akan memberikan diskon 2% ketika pelanggan melakukan pembayaran maksimal di hari kesepuluh setelah invoice dikirimkan. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan keuntungan maksimal, mulai dari meningkatkan peluang dibayar dengan cara yang lebih tepat waktu atau pelanggan mampu membayar dalam waktu 10 hari demi diskon. Insentif umum yang bisa Anda berikan adalah dengan opsi membayar cicilan bulanan senilai satu tahun di muka. Model insentif ini sangat umum di industri jasa yang sedang berlangsung seperti asuransi, dan insustri Saas seperti software akuntansi, software HR, maupun aplikasi perpajakan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan jika pelanggan ingin atau sedang berutang: 1. Informasikan Ketentuan & Kejelasan untuk Pelanggan Ada baiknya Anda menginformasikan kepada pelanggan mengenai insentif yang akan diterima pelanggan ketika melakukan pembayaran tepat waktu. Anda bisa menuliskannya secara jelas ke dalam kontrak, sehingga pelanggan akan terikat dengan ketentuan pembayaran yang Anda inginkan. Ini akan membuat pelanggan merasa bahwa bisnis Anda lebih transparan dan terbuka. Sehingga mempermudah Anda ketika ingin melakukan penagihan piutang. Sertakan juga prosedur pembayaran dalam kontrak, pesanan pembelian, pemasok, bukti transaksi, dan faktur Anda. Berikan informasi yang jelas dan sebanyak mungkin dengan cara yang wajar. Diskusikan persyaratan secara langsung atau melalui telepon sebelum Anda memulai pekerjaan. Setiap orang harus memahami berapa banyak yang harus dibayar dan kapan akan dibayarkan. Pastikan juga Anda berbicara dengan orang yang bertanggung jawab atas pembayaran tersebut. Kemudian, tangani pembayaran yang terlambat sebelum terjadi dan jelaskan ketentuan jika terjadi keterlambatan pembayaran atau penagihan akan dilakukan. Komunikasikan masalah ini dengan jelas dan buat ini terikat secara hukum dengan memasukkan seluruhnya ke dalam kontrak atau perjanjian bisnis. Baca juga: Manajemen Piutang: Ketahui Pengelolaan yang Tepat Bagi Bisnis 2. Menutupi Piutang dengan Pendanaan Jangka Pendek Bagaimana Anda mengelola kesenjangan antara modal kerja, penjualan barang dan jasa, serta penagihan pembayaran yang tertunda melalui strategi piutang usaha? Tentu ada beberapa pilihan, salah satunya dengan memperpanjang jalur kredit yang dijamin kepada bank dengan jumlah dan jatuh tempo piutang. Banyak bisnis tetap bebas utang jangka panjang hanya dengan mendanai modal kerja dalam jangka pendek dengan fasilitas kredit dan kemudian membayar ketika piutang dikumpulkan. Seiringnya waktu, bisnis dapat membangun reputasi kredit yang memungkinkan persetujuan pembiayaan yang lebih besar jika investasi modal yang lebih besar diperlukan. Opsi pembayaran yang fleksibel juga dapat membantu Anda mengumpulkan dana lebih awal. Saat ini banyak fintech P2P Lending yang dapat membantu Anda untuk mendapatkan dana yang cukup hanya bermodalkan invoice. Sehingga, ketika Anda butuh modal, Anda hanya perlu menjaminkan invoice yang belum dibayar pelanggan dan Anda bisa mendapatkan tambahan dana dari situ. Namun, pastikan juga bahwa Anda mampu melunasi pinjaman tersebut. Jangan sampai ini justru membuat bisnis Anda jauh lebih merugi. Salah satu caranya adalah dengan mengecek kondisi keuangan perusahaan. Apakah dalam keadaan baik atau tidak? Jangan lupa juga persiapkan laporan keuangan. Kelola Urusan Piutang Tak Tertagih Pakai Mekari Jurnal Karena salah satu syarat mengajukan pinjaman dana adalah dengan memberikan laporan keuangan minimal 3 bulan. Jadi, sebelum mengajukan pinjaman modal, pastikan Anda telah memiliki laporan keuangan yang akurat dan tepercaya. Dalam hal ini, Anda bisa membuatnya dengan mudah menggunakan Mekari Jurnal. Selain membuat laporan keuangan, aplikasi penjualan dari Mekari Jurnal juga bisa membantu Anda melakukan penagihan piutang tak tertagih dan mengelola piutang perusahaan dengan lebih mudah! Yuk daftar Mekari Jurnal sekarang dan dapatkan free trial hingga 14 hari! Saya Mau Coba Gratis Merkai Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!