Daftar Isi
9 min read

Dead Stock dalam Bisnis: Tips Menghindari dan Mengatasinya!

Tayang 21 Sep 2023
Diperbarui 24 Sep 2023

Perusahaan manufaktur dan retail biasanya sering menyimpan stok barang yang besar dan jarang terjual di dalam gudang, kondisi ini sering disebut dead stock.

Dead stock merupakan suatu kondisi yang sangat tidak diinginkan oleh berbagai pemilik bisnis karena bersifat merugikan usahanya.

Oleh karena itu, terdapat beberapa informasi dan tips yang harus Anda ketahui agar dapat terhindar dari masalah ini.

Berikut akan lebih dibahas lebih lengkap dalam artikel blog by Mekari Jurnal.

Apa Itu Dead Stock?

Dead stock dalam dunia bisnis dan supply chain management mengacu kepada barang atau produk di gudang yang tidak terjual dan bergerak dalam waktu yang lama.

Mengutip dari Brightpearl, dead stock juga mengarah kepada inventaris barang yang mengalami kegagalan penjualan dan memiliki peluang kecil untuk dapat terjual di masa depan.

Barang-barang ini biasanya mengarah kepada barang dengan kualitas yang rendah, kadaluwarsa, usang, dan tidak ada hasil volume penjualan.

Pada akhirnya, barang atau produk ini sepi peminat, lewat dari masa tren atau musimnya, dan tidak dapat terjual dalam waktu yang lama.

Jika berhasil terjual tentunya harganya akan sangat menurun karena tergerus oleh waktu, dan jika terus tersimpan di gudang tentunya akan memakan biaya penyimpanan yang semakin besar.

Agar dapat terhindar dari dead stock dalam ruang penyimpanan Anda, memiliki kontrol atas gudang Anda cukup memberikan dampak yang cukup signifikan.

Perusahaan yang ditunjang dengan sistem perangkat lunak berbasis manajemen inventaris tentu memiliki peluang kecil dalam terjadinya stok yang berlebih di ruang penyimpanan.

Oleh karena itu gunakan aplikasi stok barang Mekari Jurnal sekarang juga. Melalui Mekari Jurnal, Anda dapat mengelola ketersediaan stok barang mulai dari memantau aktivitas gudang, melakukan stock opname, serta melakukan pencatatan transaksi penjualan secara cepat, realtime dan lebih mudah.

Dengan berbagai kemudahan tersebut, bantu mudahkan Anda dalam memantau dan meminimalisir dead stock yang dapat mengganggu kondisi kesehatan keuangan Anda.

Baik, Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Penyebab Terjadinya Dead Stock

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya dead stock dalam aktivitas berbisnis.

Biasanya, penyebab barang atau produk menumpuk di ruang penyimpanan karena adanya penjualan barang yang bersifat tren atau musiman, sehingga perlu pengendalian volume produksi dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar,

Jika memproduksi produk secara berlebihan dan penjualan buruk, Anda terjebak dengan stok mati dan margin keuntungan yang lebih rendah.

Faktor kedua, ada kemungkinan bahwa bisnis yang Anda kelola memiliki sistem manajemen inventaris yang buruk atau tidak efektif. Hal itu akan mempengaruhi kualitas barang yang akan mudah menurun atau biaya penyimpanan yang overbudget.

Terakhir, Anda juga harus teliti dan terus memantau kualitas produk yang baru keluar dari proses produksi.

Jika tidak, produk dengan kualitas rendah bahkan produk cacat dapat menumpuk di gudang Anda dan akan sulit untuk berputar.

Artinya, produk tersebut akan disimpan di rak selamanya kecuali Anda menemukan cara lain untuk mengeluarkannya dari gudang.

Cara Menghindari Terjadinya Dead Stock

Agar Anda dapat menghindari terjadinya dead stock dalam pengelolaan bisnis dan manajemen gudang, terdapat beberapa cara untuk menghindarinya, yakni:

1. Analisis Permintaan dan Perencanaan yang Tepat

Tips pertama untuk menghindari dead stock adalah dengan memiliki pemahaman yang baik tentang permintaan pelanggan dan perhitungan stok barang.

Gunakan data historis dan alat peramalan untuk memperkirakan permintaan masa depan dengan lebih akurat.

Ada beberapa cara seperti menganalisis riwayat pesanan dan melacak aktivitas kompetitor. Dengan demikian, Anda dapat memesan persediaan dengan tepat waktu dan jumlah yang sesuai.

2. Rotasi dan Pemantauan Persediaan Gudang

Prinsip FIFO (First-In, First-Out) adalah metode yang baik untuk menghindari dead stock.

Pastikan barang-barang yang tiba lebih dulu juga yang pertama dijual atau digunakan. Ini mencegah barang lama mengumpul dalam gudang.

Anda juga dapat melakukan pemantauan persediaan rutin untuk mengidentifikasi barang-barang yang berpotensi menjadi dead stock.

Ketika barang-barang mulai menunjukkan tanda-tanda lambat terjual atau tidak terjual sama sekali, tindaklanjuti dengan strategi untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga: Metode Persediaan Stok Barang FIFO, LIFO, dan Average

3. Pengendalian Transaksi

Jangan memesan barang dalam jumlah besar jika tidak ada permintaan yang memadai.

Selalu pertimbangkan perubahan dalam permintaan pasar dan siklus produk saat membuat keputusan pembelian.

Untuk mengatasinya, Anda dapat menerapkan strategi transaksi seperti MOQ, reorder point, atau menerapkan KPI yang tepat.

4. Promosi dan Diskon yang Tepat

Jika Anda menemui barang yang berpotensi menjadi dead stock, pertimbangkan untuk menjalankan promosi atau diskon khusus untuk mendorong penjualan.

Beberapa strategi yang bisa Anda terapkan seperti bundling produk atau penetapan harga promo di saluran penjualan yang terpilih (e-commerce, web, media sosial).

Namun, pastikan bahwa diskon tidak mengakibatkan kerugian finansial yang lebih besar.

Dead Stock dalam Bisnis: Tips Menghindari dan Mengatasinya!

5. Strategi Penyimpanan yang Tepat

Pastikan persediaan disimpan dengan baik untuk mencegah kerusakan atau pemborosan.

Barang-barang yang rentan terhadap kerusakan atau kadaluwarsa harus ditempatkan dengan hati-hati dan dipantau secara berkala.

Salah satu cara yang bisa Anda terapkan adalah mengelola SKU atau stock keeping unit dalam mengelola inventaris.

Strategi SKU juga dapat membantu pemantauan barang dan membuat strategi pemasaran, mengidentifikasi produk yang laris, dan penyesuaian harga.

Baca Juga: 10 Strategi Kelola Inventori Bisnis Ritel dengan SKU

6. Kerja Sama dengan Pemasok

Jalin hubungan yang baik dengan pemasok Anda dan komunikasikan perubahan dalam permintaan atau rencana persediaan yang berubah.

Melalui kordinasi ini, Anda juga mendapatkan data mengenai barang apa saja yang sedang laris di pasaran guna membantu menghindari overstock atau understock.

Dengan menerapkan praktik-praktik ini dalam manajemen gudang Anda, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya dead stock dan mengoptimalkan pengelolaan persediaan Anda secara keseluruhan.

Dampak dari Terjadinya Dead Stock

Dead stock memberikan dampak negatif yang cukup besar terhadap bisnis khususnya pada pendapatan dan arus kas.

Adanya barang yang sudah mati juga menguras pengeluaran besar dalam menyimpannya, menghabiskan ruang gudang yang berharga, dan mengancam kelangsungan bisnis.

Terdapat beberapa dampak lainnya dari adanya dead stock dalam kelangsungan bisnis, seperti:

1. Kerugian Finansial

Dampak yang paling utama dari terjadinya kondisi dead stock adalah kerugian finansial karena mengikat modal perusahaan dalam bentuk persediaan.

Ini berarti perusahaan harus terus membayar biaya pengeluaran untuk penyimpanan, asuransi, dan potensi penurunan harga atau kerugian ketika mencoba menjualnya. Kondisi ini tentunya dapat mengurangi profitabilitas perusahaan.

Selain itu, bisnis memperoleh uang investasi mereka dari persediaan yang berhasil terjual ke pelanggan. Dengan stok mati dan tidak berputar, investasi itu akan menurun bahkan menghilang.

Baca Juga: Cara Menghitung Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

2. Penurunan Ruang Penyimpanan dan Biaya yang Efisien

Barang atau produk hasil produksi tentunya membutuhkan ruang untuk menyimpan barang.

Namun, ruang gudang yang seharusnya untuk barang yang bergerak justru terbuang untuk menyimpan barang yang tidak terjual.

Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan biasanya mencakup ruang penyimpanan, tenaga kerja, dan asuransi.

3. Penurunan Nilai Barang

Barang-barang yang terlalu lama tersimpan di gudang dapat mengalami penurunan nilai karena terjadi kerusakan dan mendekati masa kadaluarsa.

Kondisi ini dapat mengakibatkan kerugian lebih besar ketika perusahaan mencoba menjualnya atau mengeluarkan barang tersebut dari persediaan.

Baca Juga: Keunggulan Sistem Manajemen Pergudangan (Warehouse)

4. Kerugian Reputasi

Jika Anda memaksa untuk menghabiskan produk atau barang dengan menjualnya dengan murah ke pasar, dan ternyata pelanggan mengetahui bahwa perusahaan menjual barang-barang yang usang atau kadaluwarsa, ini dapat merusak reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Rusaknya reputasi dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan terhadap produk, di masa depan dan citra merek di pasar.

5. Biaya Promosi Tambahan

Untuk mencegah terjadinya kondisi dead stock, perusahaan mungkin akan mengeluarkan biaya tambahan untuk mempromosikan atau memberikan diskon yang agresif.

Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kerugian finansial, terlebih jika tren produk sudah menurun, kualitas barang rendah, yang berdampak pada gagalnya barang terjual.

6. Tidak Mencapai BEP atau Menghasilkan Keuntungan

Ketika Anda berhasil menjual dead stock, ada kemungkinan besar bahwa Anda akan tetap merugi karena tidak berhasil mencapai titik impas atau break even point.

Ditambah lagi, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menangani produk yang tidak dapat dijual, semakin banyak Anda menghabiskan tenaga kerja dan semakin sedikit waktu yang Anda miliki untuk fokus pada barang yang menguntungkan.

Baca Juga: Safety Stock : Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitung

dead stock: penyebab, tips menghindari, dan cara mengatasinya

Cara Mengatasi Dead Stock

Mengelola dead stock yang sudah ada dalam penyimpanan gudang merupakan tugas yang penting untuk meminimalkan kerugian dan memulihkan nilai dari barang-barang tersebut.

Berikut beberapa tips untuk mengelola dead stock yang sudah terjadi:

  1. Langkah pertama adalah mengidentifikasi barang-barang yang sudah masuk dalam kategori dead stock dan catat datanya seperti tanggal kedaluwarsa, jumlah stok, dan nilai persediaan.
  2. Pertimbangkan apakah ada potensi untuk menjualnya dengan harga diskon, menggunakan barang tersebut dalam promosi, atau memberikan kepada pemasok.
  3. Lakukan analisis untuk memahami mengapa barang-barang ini menjadi dead stock. Apakah ada kesalahan dalam perencanaan persediaan atau faktor lain yang menyebabkan dead stock untuk membantu Anda mencegah masalah yang serupa.
  4. Barang-barang yang sudah tidak dapat terjual dapat dipertimbangkan untuk mendonasikannya kepada lembaga amal atau dapat didaur ulang jika memungkinkan.
  5. Jika Anda memiliki banyak barang-barang yang sama dalam persediaan, Anda dapat mempertimbangkan opsi penjualan grosir kepada pedagang atau distributor lain yang mungkin tertarik untuk membeli barang tersebut dalam jumlah besar.

Mengelola dead stock adalah tantangan yang nyata dalam manajemen persediaan, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, Anda dapat meminimalkan dampak negatifnya pada bisnis Anda dan memulihkan nilai yang mungkin hilang.

Kesimpulan

Dengan demikian, dead stock adalah kondisi di mana barang-barang atau produk di gudang tidak terjual dan bergerak dalam waktu yang lama.

Hal ini dapat merugikan perusahaan karena mengikat modal, menghabiskan ruang penyimpanan yang berharga, dan merusak reputasi bisnis.

Jika dead stock sudah terjadi, perusahaan perlu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola barang-barang tersebut untuk meminimalkan kerugian bisnis.

Untuk menghindarinya, perusahaan juga perlu melakukan beberapa rencana yang strategis seperti analisis permintaan, rotasi dan pemantauan persediaan, pengendalian transaksi, promosi dan diskon yang tepat, serta strategi penyimpanan yang efisien.

Di sisi lain, kerja sama dengan pemasok dan penggunaan perangkat lunak yang canggih dapat membantu menghindari terjadinya kondisi ini kembali terjadi.

Mekari Jurnal merupakan software akuntansi yang dapat membantu Anda dalam mengelola berbagai biaya pengeluaran bisnis termasuk biaya penyimpanan lewat fitur biaya dan anggaran, serta membantu proses pembuatan laporan keuangan secara otomatis sehingga lebih mudah, cepat, dan akurat.

Dengan mengambil tindakan yang tepat dan efektif seperti ini, perusahaan dapat mengatasi masalah dead stock dan meningkatkan efisiensi operasional serta profitabilitasnya.

Kategori : BisnisManufaktur
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Akurat dengan Mekari Jurnal!

Monitor finansial bisnis dan dapatkan insight berharga lewat mekari jurnal!

Konsultasi Gratis

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Akurat dengan Mekari Jurnal!

Monitor finansial bisnis dan dapatkan insight berharga lewat mekari jurnal!

Konsultasi Gratis

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
WhatsApp Hubungi Kami