Cara Menghitung Reorder Point dengan Contoh Rumus Berikut penjelasan tentang cara menghitung reorder point (ROP) dengan rumus dan contoh yang bisa Anda pelajari. Simak selengkapnya di Blog Mekari Jurnal! Jika Anda berkecimpung dalam bisnis manufaktur, maka penting bagi Anda untuk mengetahui kapan harus mengisi ulang stok produk Anda. Nah, titik yang mengharuskan Anda untuk menambah persediaan stok inilah yang disebut reorder point (ROP). Perhitungan reorder point dapat membantu para pebisnis dalam melakukan manajemen stok dan menentukan batas minimal persediaan di gudang. Jika Anda memesan ulang saat masih memiliki banyak stok, maka akan menyebabkan penumpukan persediaan sehingga akan mangkrak di gudang. Tapi jika Anda memesan saat stok sudah sangat menipis, Anda tidak akan dapat melakukan penjualan selama diperlukan untuk menerima pesanan. Lantas, bagaimana cara menghitung reorder point (ROP)? Pelajari selengkapnya di sini! Apa itu Reorder Point (ROP)? Reorder point atau titik pemesanan ulang adalah tingkat tertentu ( jumlah unit produk yang paling sedikit ) di mana persediaan Anda perlu diisi ulang oleh perusahaan untuk memastikan bisnis Anda dapat terus memenuhi pesanan. Melalui metriks ini, Anda bisa tahu kapan harus melakukan pemesanan sehingga Anda tidak akan kehabisan stok. Kelola stok barang gudang lebih praktis melalui aplikasi Mekari Jurnal. Buktikan dengan coba Mekari Jurnal sekarang! Manfaat Menghitung Reorder Point (ROP) ROP bisa jadi alat pengambilan keputusan sederhana yang dapat membantu menjaga tingkat inventaris Anda agar tetap stabil ( tidak terlalu menumpuk maupun menipis ) dan menghindari kehabisan stok. Di samping itu, ada beberapa manfaat lain dari penerapan ROP, di antaranya: Lebih hemat biaya. Membantu menurunkan kemungkinan overstocking item secara tidak sengaja. Overstocking dapat merugikan bisnis Anda karena biasanya akan ada tambahan biaya pengangkutan dan meningkatkan biaya produksi yang tidak perlu. Efisien waktu. Jika Anda memahami cara menghitung reorder point yang efektif, maka akan memungkinkan Anda sebagai produsen dan distributor untuk mengotomatiskan bagian dari proses pengisian ulang stok. Jadi, tidak hanya berdasarkan pada insting belaka. Meningkatkan peluang usaha. Jika persediaan di gudang dalam kondisi yang optimal, maka kemampuan bisnis Anda untuk memenuhi permintaan pelanggan juga akan meningkat. Selain itu, Anda juga akan lebih siap menghadapi high season ( saat di mana permintaan terus meningkat ) atau pembaruan infrastruktur menyesuaikan dengan tingkat permintaan pasar. Rumus Perhitungan Reorder Point Adapun rumus dasar untuk menghitung reorder point adalah sebagai berikut: Reorder Point (ROP) = (Lead time x Tingkat permintaan) + Safety stock Anda perlu mengetahui kapan harus memesan setiap item dalam inventaris Anda secara terpisah, karena item yang berbeda memiliki tingkat penjualan atau permintaan yang berbeda. Untuk menghitung titik pemesanan ulang setiap item, Anda harus mengetahui parameter dari rumus di atas secara lebih detail: 1. Lead Time Lead time adalah waktu yang dibutuhkan bagi vendor Anda untuk memenuhi pesanan Anda, bisa dalam hitungan hari, minggu, hingga berbulan-bulan lamanya. Misalnya, Anda merupakan pebisnis baju impor dari China dan sudah bekerjasama dengan vendor yang andal, dalam artian mampu mengirimkan barang kapan pun dan berapapun jumlahnya. Kemudian, Anda memesan ulang karena stok baju import Anda menipis. Tentu saja vendor harus menyiapkan pengambilan barang dan pengemasan yang biasanya memakan waktu hingga 2 hari. Setelah itu, proses pengangkutan dan persyaratan administrasi untuk mengirim barang akan memakan waktu selama 5 hari. Selanjutnya, pengiriman barang dari pelabuhan China ke Indonesia biasanya memakan waktu paling cepat 20 hari. Sesampainya di pelabuhan Indonesia, barang pesanan Anda harus melalui tahap pemeriksaan terkait bea cukai dan lain-lain yang akan membutuhkan waktu 6 hari. Baru kemudian barang tersebut bisa diantar ke lokasi Anda selama 5 hari. Jadi, lead time (waktu tunggu) yang dibutuhkan adalah 2 + 5 + 20 + 6 + 5 = 38 hari. 2. Tingkat Permintaan / Produksi Dari lead time ini, selanjutnya Anda perlu mempertimbangkan dengan tingkat permintaan pelanggan Anda, dalam hal ini rata-rata penjualan harian Anda untuk mengetahui reorder point. Misalnya, dalam sehari Anda bisa menjual rata-rata 20 baju import, maka lead time usaha Anda adalah 38 x 20 = 760. Artinya, Anda harus bisa menyediakan sebanyak 760 baju import untuk mengantisipasi permintaan pelanggan Anda sembari menunggu pesanan dikirim oleh vendor Anda tiba. Jika Anda termasuk produsen, maka pertimbangkan rata-rata penggunaan barang per hari. Misalnya, jika Anda merupakan produsen kerudung dan per harinya bisnis Anda mampu memproduksi 50 pcs kerudung. Dan untuk membuat 1 pcs kerudung, Anda membutuhkan setidaknya 1 meter kain. Artinya, dalam sehari Anda membutuhkan minimal 50 meter untuk memenuhi produksi harian Anda. Jadi, jika lead time Anda adalah 3 hari untuk mendapatkan bahan baku pembuatan kerudung, maka lead time usaha Anda adalah 50 x 3 = 150. Dengan demikian, Anda perlu menyediakan 150 meter kain selama masa tunggu pesanan berikutnya. 3. Safety Stock Safety stock adalah jumlah barang yang disimpan perusahaan untuk mencegah kehabisan stok yang mungkin terjadi karena perubahan penawaran atau permintaan secara tiba-tiba. Parameter ini sangat penting untuk Anda pertimbangkan saat menghitung reorder point. Cara Menghitung Reorder Point Agar lebih mudah dalam memahami cara menghitung reorder point, mari gunakan ilustrasi di bawah ini: Anggaplah Anda seorang penjual parfum yang penjualan rata-ratanya 100 botol parfum setiap hari. Vendor Anda membutuhkan waktu satu minggu untuk mengirimkan setiap koleksi parfum yang Anda pesan. Kemudian, Anda juga menyimpan stok ekstra yang cukup untuk 5 hari penjualan, jika terjadi lonjakan permintaan yang tidak terduga. Jadi, berapa ROP Anda? Diketahui: Lead time: 7 hari Tingkat permintaan: 100 botol Safety stock: 5 hari x 100 botol = 500 botol ROP = (Lead time x Tingkat permintaan) + Safety stock = (7 hari x 100 botol) + 500 botol = 1.200 botol Jadi, pesanan parfum berikutnya harus Anda lakukan ketika di gudang tersisa 1.200 botol. Dengan begitu, Anda bisa yakin bahwa jumlah stok parfum yang tersedia masih cukup hingga pesanan berikutnya Anda terima. Kesimpulan Dari penjelasan di atas, bisa Anda simpulkan bahwa menghitung reorder point sangatlah penting bagi pebisnis untuk mengelola persediaan. Hal ini dapat membantu bisnis Anda beroperasi lebih efisien dengan menyeimbangkan dua kebutuhan yang saling bersaing. Jika Anda mengisi ulang stok terlalu banyak atau terlalu cepat, maka berpotensi akan menimbulkan kerugian karena menurunnya kualitas dan berpotensi tidak laku. Di sisi lain, jika Anda menunggu terlalu lama untuk memesan ulang atau tidak memesan sampai persediaan sudah menipis, maka kemungkinan besar Anda tidak akan bisa memenuhi pesanan pelanggan. ~ Baca juga bagaimana software inventory dapat membantu usaha Anda. Sebab, waktu tunggu pengiriman yang lama bisa membuat Anda benar-benar kehabisan stok. Masalahnya, pebisnis terkadang sulit untuk terus menerus memprioritaskannya lantaran masih banyak pekerjaan lain yang harus dilakukan. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada aplikasi stok barang, salah satunya Mekari Jurnal. Jurnal mempermudah Anda mengatur reorder point dan mendapatkan notifikasi bila persediaan mencapai titik pemesanan ulang. Selain itu, Anda juga bisa memantau pergerakan keluar masuk stok barang melalui dashboard yang tersedia. Anda juga dapat mengetahui informasi nilai barang sesuai harga beli, harga jual hingga harga rata-rata untuk setiap barang. Tertarik untuk mencobanya? Hubungi langsung tim kami untuk menjadwalkan demo gratis penggunaan Jurnal! Jadwalkan Demo Gratis Jurnal Sekarang! Itulah penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan reorder point (ROP) lengkap dengan rumus, cara menghitung, serta contoh yang telah dipaparkan. Semoga penjelasan di atas bermanfaat bagi Anda. Ikuti juga media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain seputar bisnis, akuntansi, dan keuangan!