Cycle Time dan Lead Time dalam Produksi: Apa Saja Perbedaannya? Dalam proses produksi pada perusahaan manufaktur biasanya akan sering menemukan istilah-istilah tertentu, di antaranya cycle time dan lead time, apa perbedaannya? Dalam industri ini, terdapat sebuah konsep yang disebut Total Productive Maintenance (TPM) yaitu pendekatan untuk pemeliharaan peralatan untuk menghindari terjadinya kerusakan serta termasuk bagian dari just-in-time. Selain itu, konsep lainnya berlandaskan durasi waktu sebagai metrik untuk menggambarkan efisiensi produksi barang. Adanya kedua konsep pengelolaan dengan sudut pandang yang berbeda ini tentunya dapat membantu untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas produksi yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, kita akan membahas lebih dalam mengenai konsep waktu di mana berkaitan dengan cycle time dan lead time. Simak selengkapnya dalam artikel blog by Mekari Jurnal berikut ini! Perbedaan-perbedaan Cycle Time dan Lead Time Pada bagian ini kita akan melihat apa perbedaan dari cycle time dan lead time dari sisi definisi. Apa Itu Cycle Time Cycle time dalam proses produksi merujuk pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus penuh dari suatu operasi atau tugas dalam proses produksi. Pengukuran waktu ini penting dalam lingkungan manufaktur dan operasi karena dapat mempengaruhi efisiensi, produktivitas, dan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Contoh lead time sebagai berikut: Anda datang ke restoran untuk memesan sebuah pizza, kemudian pelayan datang dan membutuhkan waktu dua menit untuk kembali ke konter. Selang 5 menit kemudian, koki telah selesai memasak pesanan sebelumnya dan mulai memasak pizza. 10 menit kemudian, koki telah selesai masak dan dalam satu menit pizza telah dihidangkan di meja Anda. Jika berdasarkan dari rangkaian proses tersebut, lead time atau waktu tunggu untuk memakan pesanan Anda adalah 18 menit. Apa Itu Lead Time Sedangkan lead time dalam proses produksi mengacu pada periode waktu yang diperlukan mulai dari saat pemesanan produk atau bahan baku hingga saat produk atau pesanan selesai diproduksi, diantarkan kepada pelanggan, atau siap digunakan. Pada periode ini mencakup seluruh proses, mulai dari pengolahan pesanan, pengadaan bahan baku, produksi, inspeksi, pengemasan, dan pengiriman. Lead time sering kali merupakan faktor kunci dalam perencanaan produksi dan manajemen rantai pasokan. Lead time sendiri terbagi menjadi dua waktu, yaitu target time dan actual time. Target time mengacu pada total waktu yang pekerja atau mesin butuhkan dalam menyelesaikan tugas tertentu dan berasal dari waktu standar yang ingin dicapai perusahaan. Actual time mengarah ke berapa lama waktu yang dibutuhkan pekerja atau mesin untuk menyelesaikan langkah pekerjaan pesanan tertentu yang sudah terjadwal. Dengan membandingkan keduanya (dikenal sebagai perbandingan target/aktual), manajemen dapat menggambarkan seberapa besar penyimpangan waktu dari rencana produksi dengan waktu durasi nyatanya. Menganalisis kondisi ini dapat memberikan dampak besar pada efisiensi produksi dan mungkin merupakan cara termudah bagi perusahaan untuk mengurangi waktu produksi secara keseluruhan. Baca Juga: Tips Mengurangi Lead Time agar Proses Bisnis Lebih Efisien Peran dan Pentingnya dalam Kegiatan Produksi Walaupu melihat durasi waktu proses produksi dari sudut pandang yang berbeda. Baik cycle time dan lead time merupakan faktor penting dalam proses produksi karena berkontribusi dalam menyelesaikan pesanan secara cepat dan akurat. Secara brand, mengoptimalkan keduanya dapat membantu memberikan keunggulan daripada kompetitor lainnya karena memiliki kepuasan pelanggan yang tinggi, sehingga semakin dikenal oleh pelanggan. Keduanya juga bisa menjadi metrik untuk menganalisis dan mengidentifikasi jika terjadi masalah dalam proses produksi untuk cepat menemukan solusinya. Terakhir, cycle time dan lead time dapat mengukur efektivitas serta mengidentifikasi area yang perlu memerlukan inovasi dan perbaikan. Baca Juga: Manajemen Operasional: Strategi dan Fungsinya Cara Menghitung Cycle Time Untuk menghitung periode waktu pada cycle time bisa melihat dalam rumus berikut: Cycle Time = Waktu Total Produksi / Jumlah Unit yang Diproduksi Catatan: Waktu Total Produksi: Jumlah waktu yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah unit tertentu. Jumlah Unit yang Diproduksi: Jumlah unit produk yang dihasilkan selama periode waktu tersebut. Langkah untuk menghitungnya yaitu: Tentukan Jumlah Unit yang Akan Diukur: Pilih berapa banyak unit yang akan Anda produksi sebagai sampel atau pilih berapa banyak unit yang telah selesai diproduksi dalam periode waktu tertentu yang ingin Anda evaluasi. Catat Waktu Awal (Mulai): Catat waktu ketika proses produksi dimulai. Ini bisa dalam satuan waktu yang sesuai, seperti menit atau jam, tergantung pada tingkat kehalusan waktu yang Anda butuhkan. Catat Waktu Akhir (Selesai): Catat waktu ketika proses produksi untuk jumlah unit yang telah Anda pilih selesai. Ini adalah waktu ketika unit-unit tersebut siap untuk dipasarkan atau digunakan. Hitung Waktu Total Produksi: Subtraksikan waktu mulai dari waktu selesai untuk mendapatkan waktu total produksi. Hitung Cycle Time: Gunakan rumus di atas untuk menghitung cycle time. Bagi waktu total produksi dengan jumlah unit yang diproduksi. Hasilkan Hasil dalam Satuan yang Sesuai: Pastikan hasil Anda dalam satuan waktu yang sesuai, seperti detik, menit, atau jam, tergantung pada konteks produksi Anda. Rekam Hasil: Penting untuk mencatat hasil pengukuran ini untuk analisis lebih lanjut, perbaikan proses, atau pelacakan kinerja produksi. Sedangkan untuk lead time mengacu pada rumus berikut: Lead Time = Waktu Mulai Pemesanan – Waktu Selesai Produksi Catatan: Waktu Mulai Pemesanan: Waktu ketika pemesanan pertama kali diterima atau diproses. Waktu Selesai Produksi: Waktu ketika produk atau pesanan tersebut sudah siap dan tersedia untuk pengiriman atau digunakan. Langkah untuk menghitung lead time yaitu: Catat Waktu Mulai Pemesanan: Catat waktu ketika pemesanan pertama kali diterima atau diproses. Ini bisa dalam satuan waktu yang sesuai, seperti tanggal dan jam. Catat Waktu Selesai Produksi: Catat waktu ketika produk atau pesanan tersebut sudah siap dan tersedia untuk pengiriman atau penggunaan. Ini juga bisa dalam satuan waktu yang sesuai. Hitung Lead Time: Gunakan rumus di atas untuk menghitung lead time dengan mengurangkan waktu mulai pemesanan dari waktu selesai produksi. Rekam Hasil: Penting untuk mencatat hasil pengukuran lead time ini untuk tujuan analisis, perencanaan, dan pengendalian produksi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cycle Time Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas cycle time, di antaranya: Persediaan bahan baku yang tidak memadai. Adanya keterlambatan dalam pengiriman. Kesalahan ketika proses produksi berjalan. Terjadinya waktu tunggu yang tinggi pada pesanan Anda dari pemasok. Terdapat langkah-langkah yang kurang efektif dalam proses produksi. Baca Juga: Contoh Faktor Produksi Turunan Beserta Penjelasannya Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lead Time Berikut untuk faktor-faktor yang mempengaruhi lead time dalam proses produksi. Proses yang rumit atau labat akan mempengaruhi durasi lead time. Volume pesanan akan mempengaruhi waktu, semakin banyak pesanan maka proses produksi akan memakan waktu lebih lama. Kurangnya sumber daya atau penggunaan dapat memperlambat proses. Jarak antar pemasok, pengiriman jarak jauh memerlukan lebih banyak waktu dibandingkan dengan pengiriman lokal. Proses administrasi yang lambat dapat memperlambat pengiriman produk. Kesimpulan Sumber: Linkedin.com Secara garis besar, perbedaan antara cycle time dan lead time dapat terlihat dari gambar tersebut, di mana cycle time hanya menghitung rentang proses produksi dimulai hingga proses produksi selesai, sedangkan lead time menghitung rentang proses dari mendapatkan pesanan hingga proses transaksi terjadi. Manfaat yang dapat Anda rasakan dalam mengoptimalkan kedua alur waktu juga dapat berbeda-beda. Jika Anda berhasil mengoptimalkan lead time, maka Anda dapat meningkatkan produktivitas, persaingan kompetitif, menghemat biaya pengeluaran, dan menjaga kualitas produk dengan umur simpan yang pendek. Di sisi lain, mengoptimalkan cycle time akan membantu Anda dalam meningkatkan profitabilitas, menjaga konsistensi produksi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Lalu, bagaimana cara untuk dapat mengoptimalkan durasi lead time dan cycle time dalam menjalankan bisnis? Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah menggunakan software manajemen inventaris seperti Mekari Jurnal yang dapat membantu Anda dalam melacak seluruh persediaan yang terdapat di gudang atau tempat penyortiran. Baik, Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Konsultasi dengan Tim Ahli Mekari Jurnal Sekarang! Itulah perbedaan-perbedaan dari cycle time dan lead time dalam proses bisnis atau produksi perusahaan. Semoga artikel ini bermanfaat!