Daftar Isi
8 min read

Mengenal Risiko Likuiditas: Pengertian, Penyebab, Pengukuran, dan Cara Mengatasi

Tayang 06 Oct 2023
Diperbarui 8 Okt 2023

Risiko likuiditas adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan di dunia keuangan dan bisnis.

Risiko likuiditas dapat muncul dalam berbagai bentuk dan situasi. Salah satunya adalah ketidakmampuan perusahaan untuk mengakses cukup dana tunai ketika diperlukan, yang dapat terjadi karena berbagai faktor seperti penurunan tiba-tiba dalam penjualan, ketergantungan pada pendanaan jangka pendek, atau perubahan ekonomi yang tidak terduga.

Ini dapat mengakibatkan perusahaan harus menjual aset dengan cepat atau mengambil utang yang mahal untuk memenuhi kewajiban, yang dapat merugikan kinerja keuangan jangka panjang.

Terlepas dari ukuran atau sektor industri, setiap perusahaan harus memahami dan mengelola risiko likuiditas dengan cermat agar dapat menghindari situasi kritis yang dapat merusak reputasi dan keberlangsungan bisnis.

Oleh karena itu, berikut blog by Mekari Jurnal akan menjelaskan mengenai risiko likuiditas dalam konteks keuangan bisnis perusahaan.

Apa Itu Risiko Likuiditas?

Istilah likuiditas mengacu kepada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utang-utang jangka pendek dengan menggunakan harta lancar seperti utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain-lain.

Jika perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut illiquid.

Perusahaan yang tidak dapat mengelola pembayaran kewajiban disertai dengan arus kas pendapatan yang tidak efektif akan rentang memiliki risiko likuiditas yang tinggi. Lalu, apa itu risiko likuiditas sebenarnya?

definisi risiko likuiditas dalam ilmu akuntansi dan keuangan bisnis

Risiko likuiditas dalam konteks keuangan dan bisnis merujuk pada potensi kesulitan atau ketidakmampuan suatu perusahaan atau entitas keuangan untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka dengan cepat, terutama ketika harus membayar utang atau menghadapi permintaan penarikan dana yang besar.

Definisi risiko likuiditas juga dibahas dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/25/2009 di mana mendefinisikan resiko likuiditas sebagai risiko akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban bank yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa menggangu aktivas bank sehari-hari.

Risiko likuiditas muncul ketika aset yang tersedia untuk digunakan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo, atau ketika aset tersebut sulit dijual atau dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat tanpa mengalami kerugian substansial.

Agar dapat meminimalisir atau menghindari risiko tersebut, maka perusahaan sudah seharusnya dapat melakukan pengendalian dengan manajemen risiko likuiditas.

Baca Juga: Manajemen Risiko Bisnis, Apa Saja Langkah-Langkahnya?

Penyebab Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk:

Ketergantungan pada sumber dana jangka pendek

Jika perusahaan bergantung pada pendanaan jangka pendek untuk membiayai operasinya, mereka dapat menghadapi risiko likuiditas jika sumber dana tersebut tiba-tiba tidak tersedia atau bunga yang harus dibayar meningkat secara signifikan.

Pengelolaan kas yang buruk

Jika perusahaan tidak memiliki manajemen kas yang efektif dan tidak dapat memprediksi dengan baik arus kas masuk dan keluar, mereka dapat menghadapi risiko likuiditas.

Agar dapat menghindari penyebab ini, Anda dapat menggunakan software akuntansi yang saat ini sudah banyak dipakai oleh berbagai bisnis dan perusahaan dari berbagai bidang industri.

Salah satu rekomendasi software akuntansi terbaik saat ini yaitu Mekari Jurnal. Mekari Jurnal dapat membantu Anda dalam mencatat berbagai transaksi keuangan dengan cepat dan mudah berkat sistem yang sudah terautomasi sehingga Anda tidak perlu lagi menginput secara manual.

Selain itu, masih banyak fitur unggulan lainnya yang terdapat dalam Mekari Jurnal yang dapat membantu mengelola keuangan bisnis Anda agar dapat berjalan secara lebih efektif dan akurat.

Coba di sini sekarang juga dan rasakan manfaatnya!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Perubahan dalam kondisi pasar

Perubahan ekonomi atau pasar yang tak terduga, seperti krisis finansial, dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengakses dana dengan mudah dan dapat meningkatkan risiko likuiditas.

Kewajiban jangka pendek yang tinggi

Jika perusahaan memiliki kewajiban jangka pendek yang signifikan yang harus segera dipenuhi, risiko likuiditas dapat meningkat karena perusahaan harus memastikan mereka memiliki cukup uang tunai atau aset yang dapat dijual untuk membayar kewajiban tersebut.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Hutang dan Piutang & Tips Cara Mengelolanya

Ketidakmampuan mengkonversi aset menjadi uang tunai

Beberapa aset mungkin sulit dijual atau memerlukan waktu untuk mengkonversinya menjadi uang tunai, seperti properti atau investasi yang tidak likuid.

bagaimana cara mengukur risiko likuiditas?

Pengukuran Risiko Likuiditas

Salah satu langkah paling tepat dalam mengelolan dan mengendalikan risiko likuiditas adalah dengan mengukur terlebih dahulu tingkat risiko masalah likuiditas.

Cara yang dapat Anda lakukan yaitu dengan mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi potensiya terlebih dahulut.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur risiko likuiditas, antara lain:

1. Rasio Likuiditas

Salah satu cara paling sederhana untuk mengukur risiko likuiditas adalah dengan menggunakan rasio likuiditas, seperti rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio).

Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar, sedangkan quick ratio mengukur kemampuan yang sama tanpa memasukkan persediaan dalam perhitungan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan likuiditas perusahaan.

2. Forecast Arus Kas

Membuat forecast arus kas masuk dan keluar dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah likuiditas di masa depan.

Dengan menganalisis perkiraan arus kas, perusahaan dapat mengidentifikasi periode ketika akan ada kekurangan likuiditas dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.

3. Pengujian Stres

Pengujian stres melibatkan menguji sejauh mana perusahaan dapat bertahan dalam skenario yang ekstrim.

Ini melibatkan simulasi situasi darurat, seperti penurunan drastis dalam penjualan atau peningkatan tiba-tiba dalam biaya operasional, untuk melihat bagaimana perusahaan akan menghadapinya dari segi likuiditas.

4. Analisis Rasio Utang

Melihat rasio keuangan lainnya, seperti rasio utang terhadap ekuitas, rasio utang jangka pendek terhadap utang jangka panjang, dan rasio bunga yang harus dibayar terhadap laba bersih, dapat memberikan gambaran tentang risiko likuiditas.

Rasio-rasio ini membantu mengukur tingkat ketergantungan perusahaan pada utang dan kemampuan mereka untuk membayar utangnya.

Baca Juga: Debt to Equity Ratio: Pengertian, Rumus, dan Perhitungannya

5. Melihat Kondisi Pasar

Memantau pasar keuangan dan berita ekonomi dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko likuiditas yang berkaitan dengan perubahan ekonomi global atau perubahan dalam kondisi pasar yang dapat memengaruhi nilai aset dan akses ke dana.

Penting untuk dicatat bahwa tidak ada metode tunggal yang sempurna untuk mengukur risiko likuiditas, dan kombinasi beberapa metode di atas seringkali lebih efektif.

Selain itu, perusahaan perlu secara teratur memantau dan memperbarui analisis risiko likuiditas mereka karena kondisi bisnis dan ekonomi selalu berubah.

Dengan melakukan ini, perusahaan dapat mengambil tindakan proaktif untuk mengelola risiko likuiditas mereka dan menjaga stabilitas keuangan.

Bagaimana manajemen yang efektif dapat mengatasi risiko likuiditas?

Cara Mengatasi Risiko Likuiditas

Untuk mengelola risiko likuiditas, perusahaan biasanya mengadopsi strategi yang melibatkan perencanaan kas yang baik, diversifikasi sumber pendanaan, dan penggunaan instrumen keuangan seperti garansi bank atau fasilitas kredit yang dapat digunakan dalam situasi darurat.

Manajemen risiko likuiditas yang baik dapat membantu perusahaan menjaga stabilitas keuangan mereka dan menghindari potensi kesulitan finansial yang serius.

Beberapa contoh strategi dan taktik yang dapat lakukan mencakup:

  1. Perencanaan kas yang baik, seperti membuat anggaran kas yang rinci, menjaga saldo kas minimal untuk kewajiban jangka pendek, dan memprioritaskan pengeluaran yang harus terpenuhi dalam situasi darurat.
  2. Divertifikasi sumber pendanaan, menggunakan berbagai sumber pendanaan, seperti pinjaman bank, modal saham, dan surat berharga, sehingga tidak terlalu bergantung pada satu sumber pendanaan.
  3. Manajemen aset. Contohnya seperti memantau secara aktif kinerja aset untuk penggunaan optimal dan melakukan analisis portofolio investasi untuk memastikan bahwa investasi perusahaan konsisten.
  4. Manajemen stok barang, melakukan pengendalian persediaan juga penting dalam meminimalisir risiko likuiditas. Melalui pengoptimalan persediaan, modal yang seharusnya tersedia dapat berguna untuk kebutuhan lain.
  5. Pengendalian utang, dapat dilakukan secara bijak dengan menilai tingkat utang yang dapat ditanggung dan menghindari utang yang berlebihan dan melakukan pemantauan jadwal pembayaran utang demi memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup uang tunai untuk membayarnya.
  6. Monitoring dan pelaporan rutin secara berkala dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
  7. Berkonsultasi dengan konsultan keuangan untuk membantu dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko likuiditas serta menyusun strategi dan taktik ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik khusus perusahaan serta mengikuti peraturan keuangan yang berlaku.

Baca Juga: 13 Cara Mengelola Utang Perusahaan, Dijamin Efektif!

Kesimpulan

Itulah penjelasan secara lengkap mengenai apa itu risiko likuiditas, apa penyebab, cara mengukur, dan tips mengatasinya.

Pada dasarnya, risiko likuiditas dapat mengakibatkan perusahaan harus menjual aset dengan cepat atau mengambil utang dengan bunga tinggi, yang berpotensi merugikan kinerja keuangan jangka panjang.

Oleh karena itu, perusahaan dapat menjalankan perencanaan preventif atau mitigasi mulai dari melakukan divertifikasi sumber pendanaan, manajemen aset dan persediaan, pengendalian utang dengan bijak, dan merencanakan kas yang rinci dan akurat.

Perencanaan ini akan semakin efektif jika dapat berkonsultasi dengan konsultan keuangan terlebih dahulu, serta menunjang pekerjaan dengan aplikasi akuntansi agar dapat berjalan lebih efektif.

Mekari Jurnal sudah menerapkan sistem akuntansi yang terautomasi sehingga memudahkan berbagai pekerjaan dalam bidang akuntansi dan keuangan bisnis. Melalui software akuntansi ini, Anda dapat mencatat pembukuan secara lebih rinci, memantau arus kas secara berkala, dan membuat laporan keuangan secara lebih akurat dan cepat.

Jika Anda tertarik, segera daftarkan perusahaan Anda sekarang atau berkonsultasi dengan tim ahli kami di sini. Dapatkan sesi free trials untuk merasakan fitur unggulan Mekari Jurnal secara gratis!

Baik, Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Konsultasi dengan Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Kategori : Akuntansi
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Akurat dengan Mekari Jurnal!

Monitor finansial bisnis dan dapatkan insight berharga lewat mekari jurnal!

Konsultasi Gratis

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Akurat dengan Mekari Jurnal!

Monitor finansial bisnis dan dapatkan insight berharga lewat mekari jurnal!

Konsultasi Gratis

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
WhatsApp Hubungi Kami