Cara Menghitung Rasio Likuiditas, Pahami Rumus Ini! Bagaimana cara menghitung rasio likuiditas perusahaan dengan menggunakan rumus? Kenali juga apa saja jenis-jenis rasio likuiditas seperti current, quick dan cash ratio. Simak penjelasannya di Blog Mekari Jurnal. Setiap perusahaan harus bisa memenuhi kewajiban keuangan mereka yang harus dipenuhi. Menurut S. Munawir dalam buku yang ia tulis menjelaskan jika rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Oleh kerana itu, setiap perusahaan harus memahami rasio likuiditas dalam catatan keuangan perusahaan yang terdiri dari beberapa jenis yaitu rasio lancar atau current ratio, rasio cepat atau quick ratio, dan rasio kas atau cash ratio. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan mengenai cara menghitung rasio likuiditas dengan beberapa langkah. Apa itu Rasio Likuiditas? Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang jangka pendeknya yang harus segera dibayar dengan menggunakan harta lancar seperti utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain-lain. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid. Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan komponen yang ada pada laporan keuangan neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Biasanya perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi akan memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari banyak pihak, mulai dari lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok. Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti: Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak. Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan penarikan dana. Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain yang menguntungkan. Baca juga: Mengenal Definisi, Jenis, dan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas Dengan software akuntansi Mekari Jurnal, Anda bisa melakukan analisis laporan keuangan dengan lebih akurat. Buktikan dengan coba gratis Mekari Jurnal di sini sekarang! Jenis-jenis Rasio Likuiditas dan Cara Menghitungnya Nah, sampai di sini apakah Anda penasaran apakah perusahaan Anda memiliki likuiditas yang baik atau tidak? Untuk memperhitungkannya, Anda bisa menggunakan rumus rasio likuiditas. Perhitungan ini dibagi menjadi 4 jenis rasio likuiditas, apa saja itu? Cara Menghitung Rasio Lancar (Current Ratio) Current ratio merupakan cara menghitung rasio likuiditas yang paling sederhana dibanding cara lainnya. Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset). Jenis aktiva ini adalah aktiva yang dapat ditukarkan dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Rumus perhitungan current ratio adalah sebagai berikut: Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva lancar (current assets) / Hutang Lancar (current liabilities) Contohnya suatu perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar Rp10.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp5.000.000. Jadi current ratio perusahaan adalah 10.000.000 : 5.000.000 = 2,0 Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan tersebut punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Namun jika ratio lancar yang dimiliki perusahaan nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuannya dalam melunasi utang masih dipertanyakan. Selain itu, jika rasio lancar suatu perusahaan nilainya lebih dari 3,0 bukan berarti perusahaan tersebut dalam keadaan keuangan yang baik. Bisa jadi perusahaan tersebut tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva lancarnya secara efisien, dan tidak mengelola modalnya dengan baik. Baca juga : Pentingnya Arus Kas Operasional untuk Kesuksesan Bisnis Cara Menghitung Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari current ratio. Penghitungan quick ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar. Inventaris tidak termasuk ke dalam perhitungan quick ratio karena sulit untuk ditukar dengan kas, sehingga quick ratio jauh lebih ketat dari current ratio. Cara menghitung quick ratio yaitu dengan rumus likuiditas: Rasio cepat (quick ratio) = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang lancar Misalnya perusahaan Maju Jaya memiliki aktiva lancar senilai Rp20.000.000, inventaris Rp2.000.000, dan kewajiban lancar Rp6.000.000. Maka rasio cepatnya adalah (Rp.20.000.000 – Rp.2.000.000) : Rp.6.000.000.000 = 3,0 Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya. Namun, jika ketika menghitung rasio nilainya di atas 3,0 kali maka bukan berarti keadaan likuiditas perusahaan sedang baik. Boleh jadi kas perusahaan jumlahnya besar karena tidak dialokasikan kemana pun sehingga tidak produktif. Sebab lain adalah karena tingginya piutang perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan acuan yang lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas. Kelola Kas & Transaksi Lebih Mudah dan Akurat, Pelajari Fitur Mekari Jurnal Selengkapnya di sini! Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Rasio Kas (Cash Ratio) Cash ratio adalah cara menghitung likuiditas yang melibatkan kas perusahaan. Manfaatnya mirip dengan current ratio dan quick ratio yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menjadikan kas sebagai acuan. Berikut adalah cara menghitung rasio likuiditas jenis kas: Rasio kas (cash ratio) = (Kas + Surat berharga) / Utang lancar Misalnya suatu perusahaan memiliki kas senilai Rp5.000.000, surat berharga senilai Rp3.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp5.000.000. Maka kas rasionya adalah (5.000.000 + 3.000.000) : 5.000.000.000 = 1,6. Rasio kas jarang digunakan oleh perusahaan karena kurang realistis dan tidak mudah dipertahankan nilainya. Jumlah kas berlebih yang ada pada perusahaan yang mampu menutupi kewajiban lancar sering dianggap sebagai kas tidak produktif yang tidak dimanfaatkan dengan baik. 5 jenis item yang sering digunakan dalam menghitung sebuah nilai rasio likuiditas perusahaan adalah, aktiva lancar, utang lancar, kas, surat berharga, persediaan. Untuk mengetahui nilai akhir dari perhitungan 5 item tersebut, pastinya perusahaan membutuhkan proses pencatatan akuntansi yang cermat dan tepat. Memang banyak software akuntansi yang menawarkan bantuan dalam menghitung juga pencatatan transaksi dalam akuntansi. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio) Anda juga bisa menghitung likuiditas menggunakan cash turnover ratio atau rasio perputaran kas. Di mana, dengan rasio ini, Anda bisa melihat berapa kali kas perusahaan berputar dalam satu periode yang dinilai melalui penjualan. Untuk memperhitungkan rasio perputaran kas, di bawah ini adalah rumus yang bisa Anda gunakan: Rasio perputaran kas (cash turnover ratio) = Penjualan bersih / Rata-rata kas Jika ditemukan nilai rasio ini semakin besar, maka kemampuan perusahaan dalam keuangan dinilai semakin besar juga. Kas yang berputar menunjukkan semakin cepat pula kas masuk dalam perusahaan. Ini artinya pendapatan semakin meningkat sehingga kas untuk kegiatan operasional juga berjalan lancar. Baca Juga: Mengenal Risiko Likuiditas, Pengertian, Penyebab, Pengukuran Manfaat Likuiditas Perusahaan Mempertahankan tingkat likuiditas menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan. Di mana, dengan mempertahankan likuiditasnya, perusahaan bisa mendapatkan kepercayaan dari pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang dimaksud di sini misalnya adalah seorang karyawan, dengan tingkat likuiditas yang baik, perusahaan mampu membayarkan gaji karyawan sesuai tanggal yang ditentukan. Namun, tanpa memerhatikan likuiditasnya, mungkin saja gaji karyawan selalu dibayarkan mundur. Ini tentu akan memengaruhi kinerja karyawan yang juga akan berpengaruh terhadap perkembangan bisnis. Sedangkan, bagi pihak eksternal misalnya supplier, likuiditas ini bisa membuat pihak eksternal lebih percaya dengan perusahaan Anda. Bukan hanya bagi supplier, Anda juga bisa dengan mudah mendapatkan pinjaman modal dari bank, investor, maupun pihak lainnya. Baca juga: Analisis Rasio Keuangan Perusahaan (Financial Analysis Ratio) Gunakan Software Akuntansi Mekari Jurnal untuk Mempermudah Perhitungan Akan tetapi, apakah kualitas dan ketepatan penghitungannya sudah valid? Oleh karena itu, setiap perusahaan yang membutuhkan software akuntansi harus memilihnya secara tepat. Salah satu pilihan untuk software akuntansi yaitu Mekari Jurnal. Mekari Jurnal memberi kemudahan bagi Anda untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara online yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Mekari Jurnal adalah software akuntansi online terbaik, mengerti kebutuhan pencatatan akuntansi secara cepat dan mudah. Dengan menggunakan Mekari Jurnal, mudah untuk mengetahui rasio likuiditas maupun menghitung rasio penting lainnya tanpa membutuhkan banyak waktu, sehingga Anda bisa fokus untuk membesarkan usaha. Dapatkan semua informasi penting tentang Mekari Jurnal di halaman webnya, atau coba langsung dengan klik tombol di bawah. Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Itulah penjelasan tentang cara menghitung rasio likuiditas perusahaan dan rumus yang adalah penting untuk diketahui. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.