11 Kesalahan Investasi Saham yang Harus Anda Hindari Dalam investasi pada bidang saham yang memiliki resiko tinggi, terdapat beberapa kesalahan yang harus Anda hindari. Apa saja itu? Simak pada ulasan artikel berikut ini! Saham merupakan salah satu jenis investasi yang memiliki peluang high risk dan high return. Skala perbandingan risiko baik untuk kerugian dan keuntungannya tidaklah jauh berbeda. Selain itu, tendensi turun dan naiknya nilai saham dapat berubah tidak lagi dalam hitungan hari bahkan bisa dalam hitungan jam. Akan tetapi, godaan terhadap iming-iming keuntungan yang dapat diberikan dalam bermain saham, terkadang membuat orang yang kurang berhati-hati dan akhirnya gagal dalam berinvestasi saham. Maka dari itu, cobalah untuk memetakan berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi Anda dalam berinvestasi pada bidang investasi. Berikut 11 kesalahan dalam investasi saham yang harus Anda hindari menurut Mekari Jurnal. Kesalahan Investasi Saham yang Harus Dihindari Bagi Anda yang ingin memulai investasi saham, ada baiknya belajar dari kesalahan investor sebelumnya. Berikut ini sebelas kesalahan besar investor saham yang perlu Anda hindari. 1. Hanya Terpaku pada Satu Saham Hanya terpaku pada satu saham sangatlah berbahaya karena membuat investor saham menjadi tidak rasional dalam menilai sahamnya. Saat seorang investor sudah jatuh cinta kepada sebuah saham, Ia pun cenderung mengabaikan hal buruk tentang saham favoritnya, hanya ingin mendengar hal baik saja (confirmation bias). Gunakanlah saham sebagai media atau alat yang dapat menuntun Anda kepada tujuan keuangan Anda, tetapi jangan terlalu terpaku padanya karena pada akhirnya saham tersebut tetap akan Anda lepas untuk memenuhi tujuan keuangan Anda. 2. Tidak Paham Sisi Fundamental Fundamental perusahaan seharusnya menjadi analisis mendasar dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah saham. Sayangnya banyak investor lebih suka melihat tren sesaat dalam analisis teknikal. Hasrat ingin menghasilkan profit cepat di pasar modal, membuat investor saham cenderung mengabaikan fundamental perusahaan. Padahal laba rugi perusahaan yang menjadi pemicu harga saham sangat tergantung fundamental perusahaan. Anda dapat membayangkan risiko yang mengancam investor jika sisi fundamental diabaikan. Baca juga: Ingin Investasi Properti? Pahami Dulu Keuntungan dan Risikonya! 3. Mudah Putus Asa Memiliki saham artinya memiliki sebagian kecil persentase dari sebuah bisnis. Investasi saham pun dapat dianalogikan dengan berbisnis. Anda pun harus siap dengan risiko yang ada, yaitu ketidakpastian. Artinya, Anda harus siap bukan hanya ketika mendapat keuntungan, tapi juga siap terhadap risiko kerugiannya. Pengusaha yang sukses pasti pernah mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya, demikian pula dengan investor saham. Ketika Anda sebagai investor saham pemula membuat kesalahan dalam investasi, jangan mudah putus asa dan meninggalkan bursa. Belajarlah dari kegagalan tersebut dan perbaiki cara Anda berinvestasi sehingga dapat menjadi investor cerdas bermental baja. Baik, Saya Mau Coba Fitur Laporan Keuangan Mekari Jurnal atau Saya Mau Bertanya Kepada Sales Mekari Jurnal! 4. Terjebak Saham Murah, Padahal Tidak Potensial Sudah menjadi hukum bisnis, seorang investor ingin mendapatkan harga murah dan menjual saat harga tinggi. Tidak terkecuali di dunia saham. Sayangnya, banyak investor pemula salah memahami strategi investasi ini dengan mengambil saham dengan harga murah namun sejatinya memang saham tersebut berasal dari perusahaan yang tidak bagus. Hal yang mendorong investor pemula membeli saham dengan harga murah adalah karena keterbatasan modal. Banyak investor pemula membeli banyak saham bernilai kecil dengan harapan dapat untung banyak, padahal aksi investasi seperti ini justru cenderung merugikan. Pengembalian tingkat investasi Anda tidak bergantung pada berapa banyak jumlah lembar saham yang Anda pegang, melainkan dari masa depan perusahaan yang sahamnya ada di tangan Anda. Peluang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dapat didapatkan apabila Anda membeli sedikit saham unggul ketimbang membeli ribuan saham recehan. Baca Juga : Pengertian Akuntansi dan Pentingnya dalam Bisnis Adalah Sebagai Berikut 5. Takut Membeli Saham Saat Pasar Turun Kondisi ekonomi bergerak secara siklus, terkadang di atas dan terkadang di bawah. Saat perekonomian bagus, bursa saham bergairah dan mengangkat harga saham naik (bullish). Investor pun lebih menyukai membeli saham saat pasar bullish. Sebaliknya, saat ekonomi memburuk, bursa saham akan lesu, dan investor akan pesimis. Hal ini pun akan memengaruhi harga saham, sehingga nilainya akan turun (bearish). Jika kita lihat dengan seksama, pasar yang bearish menawarkan kesempatan investasi untuk membeli saham bagus dengan harga murah. Misalnya pada awal tahun 2016, saham komoditas batu bara sedang tertekan sampai nilainya jauh di bawah ekuitasnya. Saat ekonomi membaik, dan harga batu bara kembali naik, saham-saham tersebut pun kembali naik sesuai harga wajarnya. Bagi pelaku investasi saham yang pintar ini adalah sebuah peluang yang bagus. 6. Terjebak Transaksi Jangka Pendek yang Berisiko Transaksi jangka pendek (short selling) memang menggiurkan. Anda dapat bayangkan jika punya modal besar hanya dalam beberapa menit saja dapat meraup keuntungan jutaan rupiah dengan sistem seperti ini. Namun sejatinya, transaksi seperti ini sangat menguras waktu, energi dan emosi. Di luar itu, risiko yang mengancam juga relatif besar. Harga yang berfluktuasi dengan cepat menuntut kemampuan investor saham yang berpengalaman dan dapat mengontrol emosi untuk melakukan transaksi pada saat yang tepat. Meraih profit dalam waktu singkat dengan model transaksi seperti ini akan sangat berisiko. Sejatinya Untuk hasil maksimal, pasar saham hampir selalu menghasilkan return positif dalam jangka panjang yaitu di kisaran tiga tahun atau lebih. Baca juga: Pengertian, Jenis, dan Cara Investasi Reksadana 7. Tidak Peduli Portofolio Saham Ketika Investasi Ada kejadian investor yang membeli suatu perusahaan dan sengaja membiarkannya dalam jangka panjang dan setelah beberapa tahun kemudian perusahaan itu sudah besar dan sahamnya profit. Sekilas investasi seperti ini menguntungkan, namun sejatinya bukan suatu cara berinvestasi yang bagus. Berapapun portofolio saham yang Anda miliki, Anda harus memonitor secara berkala. Tujuannya adalah jika saham perusahaan yang Anda miliki semakin bagus kinerjanya, maka Anda bisa menambah portofolio sehingga potensi keuntungan semakin baik dan jika sahamnya turun Anda tidak terlambat mengambil keputusan untuk menjualnya. 8. Mudah Terbawa Situasi Panik Panic selling adalah peristiwa yang terjadi karena para investor berpanik ria akan kejatuhan harga saham. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh. Tindakan ini dipicu oleh emosi dan ketakutan daripada analisis yang rasional. Hindarilah menjual saham karena terbawa kepanikan. Analisislah saham yang ingin Anda jual, apakah secara fundamental saham tersebut masih layak Anda pegang. Ingat! Memiliki saham yang bagus sama saja seperti memiliki seperbagian kecil dari perusahaan yang bagus dan bonafit. Mengapa harus menjualnya dengan harga yang murah? 9. Terlalu Takut Rugi Ketika Investasi Saham Terlalu berani dan terlalu takut rugi dalam investasi saham sama berbahayanya. Salah satu kebiasaan investor saham yang keliru adalah gemar mencairkan profit kecil-kecilan, tetapi mereka seringkali enggan untuk menanggung rugi dengan cut loss pada saham-saham yang sedang ‘tenggelam’. Celakanya lagi saat harga saham turun drastis, investor tersebut tetap saja terus memegang saham yang sedang jatuh itu tanpa mempedulikan fundamentalnya dengan harapan bahwa harganya akan kembali naik. Tindakan seperti ini justru semakin membuat investor rugi semakin besar. 10. Salah Masuk Pasar Pasar saham sangat sensitif terhadap kondisi di luar yang dimasukkan oleh media, bisa saja naik ataupun turun drastis. Seringkali kepanikan pasar melahirkan harga saham yang overpriced atau underpriced. Idealnya, harga saham harus proporsional dengan total kapital dan prospek pendapatan sebuah perusahaan. Aksi ikut-ikutan beli saham saat kondisi pasar bullish, membuat investor terjebak membeli saham-saham yang overpriced. Seringkali investor tersebut terlewat optimistis dan mengharapkan harga terus menanjak. Sebaliknya, di pasar bearish, investor berubah pesimistis dan berusaha menjual saham justru di saat-saat mereka seharusnya berusaha membeli. Investor saham yang sukses selalu mendasarkan investasinya pada nilai intrinsik saham dan mengejar saham-saham yang murah dengan basis itu. Mereka akan membeli saham perusahaan dengan fundamental kuat saat harganya di pasar turun, lalu baru menjualnya saat harga lebih tinggi. Kuncinya, jangan mengambil keputusan ekstrim saat kondisi pasar sedang bullish (sangat fluktuatif). 11. Salah Mengikuti Tips Investasi Saham Teknologi memudahkan kita dalam berkomunikasi, salah satunya dalam berbagi tips jual beli saham. Namun sayangnya, tidak semua tips berasal dari sumber yang tepercaya. Lagi pula, dalam investasi tidak bisa diprediksi 100% bisa sukses atau gagal. Pahami juga bahwa nama besar saja tidak menjamin masa depan suatu perusahaan. Investor saham yang baik memiliki kestabilan emosi yang baik pula sehingga tidak mudah menerima tip maupun saran dari sumber yang tidak jelas, tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Tips Meraih Profit Dalam Bisnis Investasi Saham Agar investasi Anda dapat memberikan hasil yang memuaskan, Berikut hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mulai untuk berinvestasi saham: 1. Amati Perkembangan Ekonomi Saham merupakan sebuah produk investasi yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi. Saat ekonomi tumbuh dengan baik maka inilah waktu yang tepat untuk berinvetasi sebaliknya bila pertumbuhan ekonomi sedang menurun maka itu adalah saatnya Anda untuk keluar dari pasar, kecuali Anda sudah memiliki jam terbang yang tinggi. Oleh karena itu Anda harus selalu update terhadap berita-berita ekonomi. Ini juga akan bermanfaat untuk Anda ketika ada perkembangan ekonomi yang signifikan. Kemudian, Anda juga dapat mengalisa kondisi pasar melalui IHSG. IHSG merupakan acuan dasar oleh para investor dan trader dalam berinvestasi pada bidang saham. 2. Pelajari Dasar Investasi Saham Perdalam terlebih dahulu pengetahuan Anda tentang investasi saham. Tanpa memahami dasar-dasar investasi saham, bisa menyebabkan Anda mengalami kerugian besar. Jika pengetahuan terkait dasar-dasar investasi pasar saham Anda masih terbatas, maka jangan ragu untuk membeli buku-buku untuk pemula yang ditulis oleh Investor-Investor terkemuka. Memahami dasar dari investasi saham akan memudahkan Anda mengambil langkah dalam bisnis saham. Terdapat 4 (empat) strategi dalam berinvestasi saham yang perlu Anda ketahui, tentunya dengan fundamental perusahaan yang stabil dan kuat sebagai acuan dasar: Average Down: Strategi membeli saham secara bertahap ketika harga saham sedang terjadi penurunan/melemah dan menjualnya setelah harga meningkat. Exhange Traded Fund: Strategi membeli reksadana bernama ETF ketika pasar sedang tidak stabil. ETF adalah reksadana yang berbentuk kontrak kolektif dan mengacu pada indeks tertentu. Day Trading: Strategi yang biasanya diterapkan oleh seorang trader saham dengan melakukan transaksi jual-beli saham di hari yang sama berasaskan analisa dalam waktu singkat. Stay Away: Strategi dengan bertahan untuk tidak melakukan transaksi saham hingga kondisi pasar kembali stabil. Sambil menunggu, Anda dapat mulai untuk berinvestasi pada jenis bidang lainnya, seperti investasi online emas, reksadana, hingga valuta asing. 3. Pelajari Kondisi Perusahaan Sebelum Anda membeli saham, Anda harus pelajari analisa fundamental sederhana tentang kondisi perusahaan saham yang akan Anda pilih. Lakukan monitoring pada berita-berita terkait perusahaan tersebut. Tujuan memonitoring disini adalah untuk melihat kondisi perusahaan tersebut apakah perusahaan itu berkembang dengan sehat dan menuai untung atau sebaliknya. Jadi Anda tidak akan rugi ketika akan mulai berinvestasi saham. Baca Juga: Mengenal Perusahaan Sekuritas bagi Para Investor Pemula 4. Lakukan Analisa Sendiri Jangan mengandalkan saham-saham yang dipilihkan oleh orang lain tanpa Anda analisa sendiri terkait kondisi pasar saham terkini. Anda dapat Lakukan sendiri analisa teknikal dan penilaian performa saham untuk memastikan saham-saham yang Anda beli memenuhi kriteria dan akan mendukung pencapaian target Anda. karena saham pilihan Investor atau Analis terkemuka bisa jadi cocok untuk mereka, tetapi belum tentu cocok untuk Anda. Dengan melakukan analisa sendiri, Anda juga akan lebih paham saham Anda dan tempat Anda berinvestasi. Sehingga Anda akan lebih berhati-hati mengelola saham tersebut. 5. Belajar Menahan Diri Jangan tergesa-gesa dalam berinvestasi karena peluang investasi terbaik adalah ketika Anda bisa menahan diri untuk hasil yang maksimal. Strategi ini digunakan ketika anda memiliki saham dan menyimpannya hingga waktu yang tepat untuk menjual saham tersebut. Anda dapat menyimpan saham yang dimiliki dan dijual ketika saham tersebut mengalami peningkatan harga. Di saat yang tepat, saham Anda bisa bernilai lebih jika Anda menahan diri. Lalu, kapan membeli dan menjual saham? Beli saham saat harga sedang naik atau turun? Pahami 3 (tiga) kondisi ini ketika ingin membeli saham, yakni: Buy on weakness: Membeli pada saat harga saham turun dan telah melakukan analisis secara teknikal. Buy on breakout: Membeli ketika harga sedang naik pada tingkat tertentu. Buy on retracement: Membeli saham setelah melewati kondisi breakout atau tingkat harga terbawah. Kemudian 2(dua) kondisi untuk menjual saham: Pertama, menjual saham ketika harga terindikasi mengalami penurunan cukup tajam dan tidak terkontrol demi menghindari kerugian yang lebih besar. Kondisi saat melakukan hal tersebut biasanya disebut dengan cut loss. Kedua, yaitu menjual di saat harga saham sedang melambung tinggi agar mendapat keuntungan dan hasil yang lebih besar. Kesimpulan dalam Berinvestasi Saham Apabila Anda serius ingin terjun menjadi Investor saham, Anda harus jeli, tekun dan bersabar. Banyak beberapa investor tidak bijak dan menganggap remeh sehingga gagal ketika berinvestasi saham. Walaupun keuntungan investasi saham yang didapatkan tergolong sangat besar namun seperti halnya investasi lain, tidak ada jaminan apapun bahwa seseorang bisa menangguk untung. Untuk itulah sebelum mulai berinvestasi saham ada baiknya Anda memperhatikan tips-tips yang telah diulas di atas, semoga artikel ini bermanfaat. Dalam berinvestasi saham, tak ada yang bisa menjamin sepenuhnya akan sukses. Selain butuh pengetahuan yang cukup untuk analisa fundamental perusahaan dan rajin mengamati kondisi makro ekonomi agar bisa melakukan jual dan beli saham di saat yang tepat. Kunci sukses lainnya adalah hindari beberapa kesalahan yang sering dilakukan investor saham seperti ulasan di atas. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi saham, yaitu method, money, mind, dan management. Watch this video on YouTube Selain investasi saham, Anda juga bisa memulai untuk berinvestasi melalui bisnis dengan menggunakan software akuntansi online. Di mana, dengan software akuntansi, Anda dapat memonitor keuangan bisnis kapan dan di mana saja sehingga Anda dapat mengontrol keuangan lebih mudah. Mekari Jurnal merupakan sebuah aplikasi akuntansi online yang dapat membantu Anda mengelola keuangan bisnis kapan dan di mana saja. Baik, Saya Mau Coba Fitur Laporan Keuangan Mekari Jurnal atau Saya Mau Bertanya Kepada Sales Mekari Jurnal! Dilengkapi dengan sistem Cloud dan telah tersertifikasi ISO 24001, Anda tidak perlu lagi ragu mengenai keamanan data bisnis Anda. Dapatkan semua informasi tentang aplikasi catatan keuangan dari Mekari Jurnal, dan daftarkan bisnis Anda sekarang juga! Beberapa Pertanyaan Yang Cukup Sering Ditanyakan Terkait Investasi Saham Untuk Diketahui Sebagai berikut. Sebaiknya Beli Saham Saat Naik Atau Turun? Keputusan untuk membeli saham saat naik atau turun merupakan pertanyaan yang kompleks dan tidak memiliki jawaban yang pasti. Hal ini karena pasar saham bersifat dinamis dan fluktuatif, dengan pergerakan harga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berita, kondisi ekonomi, dan sentimen pasar. Secara umum, ada dua pendekatan yang umum digunakan oleh investor: Pendekatan Pembelian saat Naik (Buy on the Rise) Pendekatan ini mengacu pada pembelian saham ketika harga sedang naik atau dalam tren positif. Alasan di balik pendekatan ini adalah untuk memanfaatkan momentum positif dan kecenderungan saham yang cenderung melanjutkan kenaikan dalam jangka pendek. Investor yang menganut pendekatan ini berharap dapat menjual saham dengan harga yang lebih tinggi di masa depan. Pendekatan Pembelian saat Turun (Buy on the Dip) Pendekatan ini melibatkan pembelian saham ketika harga sedang turun atau dalam tren negatif. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya atau ketika saham dianggap undervalued. Investor yang menganut pendekatan ini berharap bahwa harga saham akan pulih di masa depan dan mereka dapat menghasilkan keuntungan. *** Perlu diingat bahwa kedua pendekatan ini memiliki risiko dan keuntungan tersendiri. Tidak ada jaminan bahwa harga saham akan bergerak sesuai dengan ekspektasi atau tren yang dilihat. Oleh karena itu, sebelum melakukan keputusan investasi, penting untuk melakukan riset dan analisis yang mendalam terhadap saham yang ingin dibeli serta mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pasar saham secara keseluruhan. Selain itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau melakukan diversifikasi portofolio investasi untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan. Setiap keputusan investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi pribadi masing-masing individu. Apa Saja Resiko Investasi dan Bermain Saham Online? Bermain saham online memiliki risiko yang perlu dipahami sebelum memulai aktivitas tersebut. Beberapa risiko yang terkait dengan bermain saham online antara lain: Risiko Pasar: Harga saham dapat berfluktuasi secara signifikan dalam jangka pendek, dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti berita politik, kondisi ekonomi, atau peristiwa global. Risiko pasar ini dapat menyebabkan kerugian finansial jika harga saham turun di bawah harga pembelian. Risiko Volatilitas: Saham-saham tertentu cenderung memiliki volatilitas yang tinggi, artinya harga saham dapat bergerak dengan cepat dan besar. Hal ini dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian. Risiko Likuiditas: Saham yang kurang likuid atau jarang diperdagangkan dapat menghadirkan risiko likuiditas. Dalam situasi ini, mungkin sulit untuk menjual saham dengan harga yang diinginkan atau bahkan menemukan pembeli. Risiko ini dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk mengubah saham menjadi uang tunai dengan cepat. Risiko Spesifik Perusahaan: Saham individual dapat terkena risiko yang spesifik terkait dengan perusahaan tersebut, seperti masalah keuangan, kegagalan strategi bisnis, atau tuntutan hukum. Jika perusahaan menghadapi masalah serius, nilai saham bisa turun drastis atau bahkan menghilang. Risiko Kesalahan Investor: Kesalahan dalam analisis atau pengambilan keputusan investasi dapat menyebabkan kerugian finansial. Ketidakpahaman terhadap pasar saham, kurangnya penelitian, atau emosi yang mempengaruhi keputusan investasi dapat mengakibatkan keputusan yang buruk. Risiko Teknologi: Bermain saham online melibatkan penggunaan platform dan sistem teknologi. Risiko teknologi, seperti gangguan jaringan, kegagalan sistem, atau serangan siber, dapat mengganggu akses ke akun Anda atau menyebabkan kerugian finansial. Risiko Regulasi: Aktivitas perdagangan saham online tunduk pada peraturan dan regulasi yang berlaku. Perubahan peraturan atau kebijakan dapat mempengaruhi cara Anda melakukan transaksi dan dapat memiliki konsekuensi finansial yang signifikan. Penting untuk diingat bahwa bermain saham online melibatkan risiko, dan hasil investasi tidak dapat dijamin. Sebelum terlibat dalam aktivitas perdagangan saham, penting untuk melakukan riset, memahami risiko yang terlibat, dan mempertimbangkan nasihat dari ahli keuangan yang kompeten.