Sertifikasi Akuntansi: Pengertian, Jenis, Syarat Dan Cara Mendapatkannya! Untuk menjadi seorang akuntan yang kredibel, dibutuhkan sebuah kredensial atau bukti bahwa dirinya memiliki keahlian dan kompetensi layaknya seorang profesional, dan hal itu dapat melalui sertifikasi akuntansi. Sertifikasi akuntansi adalah kesepakatan yang ditunjukkan pada suatu invididu yang mengakui keahlian dan kemampuannya sudah teruji dalam menjalankan tugas akuntansinya. Seorang akuntan biasanya dinilai melalui sertifikasi akuntansi yang sudah mereka miliki agar dapat menjalankan tugas akuntansi yang diminta. Hal itu membuktikan bahwa akuntan tersebut sudah memiliki keahlian spesialisasi pada bidang tersebut. Berikut ulasan dari Mekari Jurnal. Apa Itu Sertifikasi Akuntansi? Sertifikasi akuntansi adalah pengakuan profesional yang diberikan kepada individu yang telah memenuhi syarat tertentu terkait kompetensi dan keahlian di bidang akuntansi, audit, perpajakan, maupun keuangan. Sertifikasi ini biasanya diberikan oleh lembaga profesi akuntansi, badan pemerintah, atau organisasi internasional, dan sering kali menjadi standar kualitas bagi praktisi akuntansi di dunia kerja. Sertifikasi akuntansi membuktikan bahwa seseorang tidak hanya memahami teori akuntansi, tetapi juga memiliki keahlian praktis, integritas, serta komitmen terhadap etika profesi. Dalam banyak kasus, sertifikasi menjadi syarat wajib untuk menjalankan profesi tertentu, seperti auditor publik atau konsultan pajak. Persyaratan Umum untuk Mendapatkan Sertifikasi Akuntansi Untuk memperoleh sertifikasi akuntansi profesional, terdapat beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi, di antaranya: Pendidikan Formal: Sebagian besar sertifikasi mensyaratkan minimal pendidikan S1 di bidang Akuntansi atau keuangan. Hal ini penting untuk memastikan fondasi pengetahuan akuntansi sudah kuat sebelum mengikuti ujian kompetensi yang lebih spesifik. Lulus Ujian Sertifikasi: Ujian dapat terdiri dari beberapa level, misalnya CPA Indonesia memiliki beberapa modul terpisah. Begitu pula ACCA atau CMA yang modulnya mencakup akuntansi manajemen, audit, pelaporan keuangan, hingga analisis strategis. Memiliki Pengalaman Kerja Praktis: Banyak lembaga sertifikasi mensyaratkan minimal dua hingga tiga tahun pengalaman kerja di bidang relevan, baik itu audit, penyusunan laporan keuangan, maupun perpajakan. Mematuhi Etika Profesi: Calon pemegang sertifikasi juga diwajibkan menandatangani kode etik profesi yang menekankan integritas, objektivitas, serta independensi. Pelanggaran etik dapat menyebabkan pencabutan sertifikasi. 3 Jenis Sertifikasi Akuntansi di Indonesia Di Indonesia terdapat beberapa jenis sertifikasi akuntansi yang diakui secara resmi dan masing-masing memiliki fokus kompetensi yang berbeda. Berikut adalah penjelasan detail mengenai jenis-jenis sertifikasi tersebut. 1. Akuntan Terdaftar (AR/Akr) Akuntan Terdaftar adalah gelar profesional yang diberikan kepada lulusan S1 Akuntansi yang telah mendaftar secara resmi ke Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dengan memiliki status AR/Akr, seorang akuntan memperoleh legitimasi untuk melakukan aktivitas profesional tertentu yang diatur dalam Undang-Undang Akuntan Publik. Keberadaan akuntan terdaftar sangat penting, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memerlukan tanda tangan akuntan untuk laporan keuangan yang disampaikan ke otoritas pajak maupun publik. Status ini juga menjadi pintu awal bagi akuntan yang ingin melanjutkan ke sertifikasi lebih tinggi seperti CPA Indonesia. 2. CPA Indonesia (Certified Public Accountant) CPA Indonesia adalah sertifikasi yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sertifikat ini wajib dimiliki oleh auditor publik yang ingin melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan terbuka atau entitas yang diwajibkan audit. Ujian CPA Indonesia mencakup berbagai modul mulai dari Standar Audit, Standar Akuntansi Keuangan, hingga Etika Profesi. Selain itu, untuk menjadi CPA Indonesia, kandidat juga diwajibkan memiliki pengalaman kerja praktis minimal dua tahun di bidang audit atau akuntansi publik. Dengan memiliki CPA, seorang auditor tidak hanya sah secara regulasi tetapi juga memiliki kredibilitas tinggi di mata klien maupun investor. Banyak BUMN dan perusahaan multinasional yang secara eksplisit mencantumkan syarat auditor wajib memiliki CPA Indonesia. 3. Brevet Pajak A & B / C Berbeda dari dua sertifikasi sebelumnya yang lebih menekankan pada audit dan akuntansi umum, Brevet Pajak A & B (serta tingkat lanjut Brevet C) adalah sertifikasi yang fokus pada keahlian perpajakan. Sertifikasi ini biasanya diperoleh melalui kursus intensif yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau asosiasi pajak. Brevet ini menjadi bukti bahwa seorang profesional memiliki kompetensi dalam menangani perhitungan, penyetoran, hingga pelaporan pajak baik untuk individu maupun badan usaha. Banyak perusahaan menjadikan Brevet sebagai syarat minimal bagi staf pajak atau accounting yang tugasnya berhubungan langsung dengan DJP. 8 Jenis Sertifikasi Akuntansi Internasional Bagi kalian yang baru lulus dan memiliki predikat “fresh graduate” tentunya Anda harus memahami pentingnya mengambil sertifikasi. Salah satunya untuk membantu Anda mendapatkan pekerjaan sesuai passion pada bidang akuntansi. Bagi perusahaan, memahami sertifikasi akuntansi tentunya dapat memberikan wawasan untuk meningkatkan pengelolaan akuntansi. Sebab, perusahaan dapat merekrut seseorang yang sesuai kualifikasi pekerjaan dan menjalankan praktik akuntansi dengan tepat. Akuntansi sendiri memiliki berbagai cabang yang pekerjaannya dijalankan oleh profesi yang berbeda, seperti staf finance, tax, akuntan, maupun auditor. Masing-masing profesi memiliki tingkat pemahamannya masing-masing sehingga perusahaan membutuhkan sertifikasi akuntansi untuk menilai apakah mereka memiliki pemahaman dan praktik pada bidang tersebut. Contohnya, seorang auditor setidaknya harus memiliki sertifikasi CIA, seorang tax accounting memiliki sertifikat konsultan pajak, dan pengelola keuangan syariah dapat memiliki sertifikasi SAS. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja sertifikasi dalam bidang akuntansi. Berikut 8 sertifikasi akuntansi yang perlu Anda ketahui: 1. Certified Internal Auditor (CIA) Certified Internal Auditor (CIA) biasanya akan diambil oleh lulusan akuntansi yang ingin mendalami bidang auditor. CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA) dan diakui secara global. Namun, di Indonesia sertifikasi yang sama juga dikeluarkan oleh Lembaga Bernama Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) dan disebut Qualified Internal Auditor (QIA). Sertifikasi ini hanya berlaku dan diakui di Indonesia. Mengambil sertifikasi ini dapat memastikan Anda bahwa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan tugas audit internal dengan efektif dan profesional. Bagi perusahaan khususnya kantor akuntan publik, sertifikasi ini dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan dari pihak luar terhadap proses audit internal yang dilakukan oleh auditornya. 2. Chartered Global Management Accountant (CGMA) CGMA dirancang untuk para profesional akuntansi yang memiliki kompetensi pada bidang akuntansi manajemen, keuangan, serta bisnis. Sertifikasi ini dikeluarkan oleh Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), badan resmi akuntansi manajemen yang berbasis di Inggris. Cakupan ilmu dalam sertifikasi ini cukup luas, mulai dari perencanaan keuangan, keputusan strategis, analisis kinerja, hingga manajemen risiko. Untuk dapat mengambil sertifikasi ini, ada beberapa kualifikasi yang perlu Anda penuhi terlebih dahulu. Yaitu Anda harus memiliki tiga tahun pengalaman pada bidang yang relevan, menyelesaikan gelar sarjana pada bidang yang relevan, serta mengikuti berbagai tingkatan ujian yang relevan pada bidang tersebut. 3. Sertifikat Konsultan Pajak Seseorang yang ingin menjadi konsultan pajak harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan Sertifikat Konsultan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak. Peran profesi konsultan pajak-pun telah diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008 tentang Konsultan Pajak (UU Konsultan Pajak). Ada tiga tingkatan sertifikasi yang diuji oleh DJP. Sertifikat A untuk konsultan pajak orang pribadi, sertifikat B bagi konsultan pajak khusus Wajib Pajak badan, dan sertifikat C yang berfokus menjadi konsultan pajak internasional. Sebagai konsultan pajak, nantinya mereka berhak memberikan nasihat dan pelayanan terkait perpajakan kepada klien mereka. Untuk menjadi seorang konsultan pajak, berikut tahapan atau persyaratan yang perlu Anda penuhi: Harus memiliki minimal gelar S1 (Sarjana) pada bidang yang relevan, seperti akuntansi, ekonomi, atau hukum pajak. Memiliki pengalaman kerja pada bidang yang sama tergantung pada tingkat pendidikan dan peraturan yang berlaku. Mengikuti pelatihan oleh Kementerian Keuangan atau lembaga yang ditunjuk. Mengikuti ujian sertifikasi yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pajak 4. Chartered Financial Analyst (CFA) Chartered Financial Analyst (CFA) adalah sertifikasi akuntansi yang diakui secara global yang diberikan oleh CFA Institute. CFA Institute sendiri merupakan organisasi internasional yang mengatur profesi analis keuangan. Sertifikasi CFA diberikan para profesional keuangan yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam analisis investasi, manajemen portofolio, dan bidang keuangan lainnya. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, Anda harus memiliki gelar sarjana dan mengikuti tiga tingkat ujian, yaitu 1, 2, dan 3. Selain itu, Anda juga harus memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun pada bidang yang relevan. Kemudian, Anda berhak untuk mengikuti ujian sertifikasi tingkat 1. Untuk mengikuti tingkat selanjutnya, Anda hanya memerlukan syarat yaitu harus lulus pada tingkatan ujian sebelum tingkatan yang ingin Anda ambil. Baca Juga: 15 Bidang Bidang Akuntansi serta Penjelasannya 5. Certified Management Accountant (CMA) Sama seperti tujuan dari adanya sertifikasi akuntan manajemen lainnya, CMA bertujuan untuk mengembangkan dan mengakui keterampilan dalam bidang manajemen, analisis, dan perencanaan strategis keuangan. CMA diterbitkan oleh Institute of Management Accountants (IMA) Australia. Nantinya, profesional yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini bekerja pada perusahaan korporat besar dan perusahaan multinasional. Untuk mendapatkan sertifikasi CMA, Anda harus melalui beberapa syarat dan tahapan berikut: Memiliki gelar sarjana pada bidang terkait seperti akuntansi, bisnis, atau keuangan. Ujian sertifikasi terbagi menjadi dua. Setiap tahap menguji pemahaman dan penerapan konsep lebih tinggi dan metode manajemen dalam situasi bisnis. Memiliki pengalaman kerja yang relevan di bidang akuntansi manajemen minimal 2 tahun. Harus menjadi bagian dari anggota aktif organisasi IMA. Menandatangani Pernyataan Etika Profesional IMA untuk berkomitmen mematuhi standar etika yang tinggi dalam praktik keuangan mereka. 6. Certified Public Accountant (CPA) CPA merupakan sertifikasi akuntansi yang cukup umum diambil oleh para praktisi akuntan keuangan. Profesional yang memegang sertifikasi ini memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam bidang akuntansi, audit, perpajakan, dan konsultasi keuangan. Di Indonesia, CPA diatur dan dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Agar dapat mengikuti sertifikasi ini, Anda harus memiliki gelar sarjana, mencapai batas minimal jam pendidikan khusus, serta minimal dua tahun bekerja pada bidang yang relevan. Dengan adanya sertifikasi ini, para praktisi akuntan memiliki mobilitas yang tinggi dalam mencari pekerjaan bidang akuntansi. 7. Sertifikat Akuntansi Syariah (SAS) Penerapan praktik akuntansi yang sesuai dengan prinsip syariah cukup penting di Indonesia. Oleh karena itu, SAS yang diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) bertujuan agar profesional akuntan memiliki wawasan tinggi mengenai hubungan akuntansi dengan prinsip syariah. Agar seseorang mendapatkan gelar SAS, mereka harus menyelesaikan tingkatkan ujian sebanyak 3 level, yakni elementary, intermediate, dan advance. Selain itu, juga harus memiliki gelar sarjana atau S1. Baca Juga: Sertifikat Akuntansi, Pengertian dan Manfaat Pentingnya Dalam Bisnis 8. Financial Risk Manager (FRM) Selanjutnya, FRM adalah sertifikasi yang diberikan kepada profesional yang mendalami bidang manajemen risiko di perusahaan. Sertifikasi akuntansi profesional ini diberikan oleh Global Association of Risk Professionals (GARP). FRM bertujuan untuk mengakui seseorang memiliki keahlian yang kompeten dalam mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko keuangan yang kompleks. Syarat untuk mengambil sertifikasi FRM antara lain: Memiliki pengalaman kerja dalam bidang risiko keuangan minimal dua tahun. Ada baiknya untuk memiliki gelar sarjana dari latar belakang apa saja. Mengikuti dan menyelesaikan ujian sertifikasi yang terbagi menjadi dua sesuai dengan kedalaman pemahaman dan penerapannya. Menandatangani Pernyataan Kode Etik Profesional yang dikeluarkan oleh GARP. Itulah penjelasan serta persyaratan yang harus dilalui agar mendapatkan sertifikasi akuntansi. Memiliki sertifikasi tersebut dapat membantu meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan pada profesi yang relevan. Juga, meningkatkan integritas dan akuntabel dari kantor akuntan publik atau korporat dalam mengelola sumber dayanya. Adanya sertifikasi menandakan bahwa baik individu maupun perusahaan yang menaunginya telah memenuhi standar akuntansi internasional. Manfaat Sertifikasi Akuntansi Dalam dunia akuntansi yang semakin kompetitif, memiliki sertifikasi profesional menjadi salah satu aspek penting yang dapat meningkatkan kualitas individu maupun kredibilitas perusahaan tempat mereka bekerja. Sertifikasi ini berfungsi sebagai bukti formal atas kompetensi dan integritas seorang akuntan, sekaligus menjadi tolok ukur standar kemampuan dalam menjalankan tanggung jawab profesional di bidang keuangan. Sertifikasi tidak hanya memberikan pengakuan secara personal tetapi juga menjadi kebutuhan bagi banyak institusi yang menginginkan proses akuntansi dan audit dilakukan oleh tenaga ahli yang terstandar. Hal inilah yang kemudian membuat manfaat sertifikasi akuntansi semakin nyata, baik bagi individu maupun organisasi. 1. Meningkatkan Kredibilitas Profesional Salah satu manfaat paling utama dari sertifikasi akuntansi adalah meningkatkan kredibilitas profesional. Sertifikasi menjadi bukti obyektif bahwa seseorang telah melalui proses verifikasi kompetensi melalui ujian-ujian standar yang ditetapkan lembaga berwenang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya, seorang akuntan yang memegang sertifikat CPA Indonesia dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), akan langsung memperoleh kepercayaan lebih dari klien maupun manajemen perusahaan. Mereka tahu bahwa auditor bersertifikat telah memenuhi persyaratan akademik, pengalaman, serta lulus ujian kompetensi yang diakui secara resmi. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan kualitas kerja dan meningkatkan rasa aman dalam menjalin kerja sama profesional. Kredibilitas ini bukan hanya terbatas pada hubungan dengan klien. Bagi investor, keberadaan akuntan atau auditor bersertifikat di dalam organisasi menjadi jaminan tersendiri bahwa proses pelaporan keuangan akan berjalan sesuai standar, sehingga dapat meminimalisasi risiko penyalahgunaan dana atau rekayasa laporan. Sementara itu, bagi regulator dan instansi pemerintah, tenaga akuntansi yang memiliki sertifikat resmi juga memudahkan proses pengawasan dan audit kepatuhan. Dengan kata lain, sertifikasi menempatkan seorang profesional pada posisi yang lebih kuat dalam ekosistem bisnis modern. Mereka akan lebih mudah dipercaya, dilibatkan dalam proyek-proyek strategis, dan memperoleh kesempatan memimpin tim keuangan yang menangani transaksi besar maupun laporan untuk publik. 2. Memperluas Peluang Karir Di era persaingan global saat ini, banyak perusahaan baik skala nasional maupun multinasional menetapkan sertifikasi tertentu sebagai prasyarat rekrutmen. Tidak sedikit posisi strategis seperti kepala divisi keuangan, manajer audit internal, hingga direktur akuntansi mensyaratkan calon kandidat memiliki gelar profesional seperti CPA Indonesia, ACCA, CMA, atau setidaknya Brevet Pajak A & B untuk bidang perpajakan. Bahkan, dalam iklan lowongan pekerjaan di portal karir terkemuka, sering ditemukan kalimat “sertifikasi akuntansi menjadi nilai tambah atau keharusan.” Ini menjadi sinyal kuat bahwa dunia usaha semakin menyadari pentingnya sertifikasi untuk memastikan kualitas tenaga kerja yang mereka rekrut. Selain memperbesar peluang diterima kerja, sertifikasi juga membuka peluang untuk promosi jabatan. Seorang staf akuntansi yang memiliki sertifikat profesional biasanya lebih cepat dipertimbangkan untuk naik menjadi supervisor atau manajer dibandingkan yang belum memiliki sertifikat. Hal ini karena sertifikasi menandakan kemampuan analisis dan pemahaman standar akuntansi yang lebih dalam, sehingga layak dipercaya menangani masalah strategis perusahaan. Lebih jauh lagi, sertifikasi membuka jalan untuk berkarir lintas negara. Sertifikasi internasional seperti ACCA (Association of Chartered Certified Accountants) dari Inggris atau CPA Australia menjadi paspor profesional yang diakui di banyak negara, memungkinkan seorang akuntan Indonesia berkarir di Singapura, Malaysia, Timur Tengah, bahkan Eropa. Ini memberi peluang pendapatan yang lebih besar sekaligus pengalaman global yang sangat berharga. 3. Meningkatkan Potensi Penghasilan dan Tunjangan Manfaat nyata berikutnya dari memiliki sertifikasi akuntansi adalah dalam aspek kompensasi finansial. Berbagai survei yang dilakukan oleh konsultan SDM menunjukkan bahwa profesional bersertifikat umumnya memperoleh gaji yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang belum memiliki sertifikasi serupa. Hal ini cukup logis, mengingat sertifikasi menjadi jaminan bahwa individu tersebut telah memiliki keahlian khusus yang bisa langsung diterapkan tanpa perlu banyak pelatihan tambahan. Perusahaan pun cenderung mau membayar lebih mahal untuk memastikan tugas-tugas penting, seperti penyusunan laporan keuangan konsolidasi, rekonsiliasi pajak yang kompleks, atau audit due diligence dilakukan dengan presisi. Selain gaji pokok, banyak perusahaan juga menawarkan benefit tambahan bagi staf bersertifikat, seperti tunjangan sertifikasi, insentif tahunan, fasilitas training lanjutan gratis, serta peluang menghadiri konferensi internasional. Semua ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan tetapi juga memperluas jejaring profesional yang sangat penting dalam karir jangka panjang. Lebih lanjut, dalam praktik konsultan independen, seorang akuntan publik bersertifikat dapat mengenakan tarif jasa yang lebih tinggi dibandingkan praktisi non-sertifikat. Klien cenderung rela membayar lebih untuk mendapatkan jasa yang kualitasnya terjamin dan meminimalisasi risiko kesalahan yang bisa berujung sanksi hukum atau kerugian finansial. 4. Mendapatkan Akses Pengetahuan Berkelanjutan Salah satu syarat untuk menjaga validitas sertifikasi profesional adalah dengan mengikuti program Continuing Professional Education (CPE) atau pendidikan profesional berkelanjutan. Misalnya, pemegang CPA Indonesia diwajibkan mengumpulkan sejumlah jam CPE setiap tahunnya untuk memastikan kompetensinya tetap relevan dengan perkembangan standar akuntansi, pajak, dan regulasi terbaru. Kewajiban ini justru menjadi keuntungan tersendiri bagi pemegang sertifikasi karena memaksa mereka untuk selalu update. Melalui seminar, workshop, ataupun kursus daring, para profesional dapat terus memperkaya wawasan, memahami tren teknologi seperti digital accounting dan forensic audit, serta mempelajari penerapan IFRS yang semakin banyak diadopsi di Indonesia. Dengan demikian, sertifikasi bukan hanya soal satu kali lulus ujian. Ia membuka akses ke ekosistem pembelajaran yang akan memastikan seorang akuntan selalu berada di garis depan perkembangan profesinya. Ini menjadikan mereka lebih adaptif menghadapi tantangan baru seperti penerapan e-invoicing, perpajakan digital, dan audit berbasis data analytics. Mudahkan Pengelolaan Akuntansi Dengan Mekari Jurnal Selain mendalami bidang pekerjaan yang ingin Anda tekuni, Anda juga harus memiliki pemahaman teknologi modern dalam mengelola proses akuntansi di era industri 4.0 ini. Salah satu alat penunjang yang perlu Anda ketahui dan pahami penggunaannya adalah software akuntansi seperti Mekari Jurnal. Dengan menggunakan software akuntansi, pekerjaan Anda akan semakin mudah karena berbagai pekerjaan dapat dilakukan secara otomatis. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi dengan fitur terbaik dan terlengkap saat ini. Anda dapat menyusun laporan keuangan yang rapi dan sistematis untuk kebutuhan audit hingga mengelola pajak dalam akuntansi dalam satu platform. Selain itu, masih banyak fitur pendukung lainnya seperti pembuatan faktur, manajemen stok barang, dan menyusun anggaran keuangan. Tunggu apalagi? Segera rasakan manfaat dan kemudahannya dengan menggunakan Mekari Jurnal! Daftarkan perusahaan Anda atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim ahli kami. Dapatkan free trial selama 7 hari untuk merasakan berbagai fitur utamanya. Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!