Implementasi Green Supply Chain Management dalam Bisnis Saat ini konsep green environment menjadi sebuah konsep yang penting untuk diterapkan dalam aktivitas bisnis. Pada konteks bisnis, menggunakan pendekatan ramah lingkungan ini juga berdampak dalam peningkatan brand positioning dan citra bisnis di mata konsumen. Ini dikarenakan konsep memberikan dampak positif yang cukup banyak kepada perusahaan, seperti mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kualitas hidup. Maka dari itu, seluruh rangkaian proses dalam bisnis mulai menerapkan konsep ramah lingkungan, salah satunya seperti green supply chain management. Definisi Green Supply Chain Management Green supply chain management (GSCM) dalam bahasa Indonesia mengacu ke pengertian manajemen rantai pasokan yang ramah lingkungan. GSCM juga sering dikenal dengan istilah lain seperti sustainable supply chain, environmental supply chain, dan ethical supply chain. GSCM menerapkan konsep proses lingkungan berkelanjutan yang diadaptasi di dalam manajemen supply chain tradisional. Dalam sebuah publikasi ilmiah, Srivastava pada tahun 2007 mendefinisikan GSCM sebagai penggabungan pertimbangan lingkungan ke dalam konsep SCM untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada 4 (empat) prinsip yang diterapkan dalam konsep GSCM yang dikenal dengan 4R1D, yaitu reduce, reuse, recycle, reclaim, dan degradable. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Green Supply Chain Management Melalui prinsip 4R1D, GSCM menitikberatkan pada proses yang mendorong aktivitas yang ramah terhadap lingkungan. Beberapa tujuannya seperti pengurangan limbah, konservasi sumber daya, dan penurunan emisi serta mendorong inovasi dan teknologi ramah lingkungan. Terdapat juga tiga capaian utama yang ingin dicapai dalam penerapan GSCM, yaitu: 1. Meningkatkan Kinerja Lingkungan Fokus dari penerapan green supply chain management adalah pengurangan jejak ekologis dari aktivitas rantai pasokan. Jejak ekologis mengacu kepada besaran dampak yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan beban maksimum yang dapat didukung secara terus menerus oleh lingkungan. Hal ini akan melibatkan penerapan seperti meminimalisir timbulan sampah, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan melestarikan sumber daya alam. Misalnya, perusahaan mungkin beralih ke sumber energi terbarukan untuk proses produksi atau menerapkan program daur ulang untuk mengurangi limbah TPA. 2. Meningkatkan Efisiensi Supply Chain Salah satu tujuan yang berdampak postif terhadap bisnis dalam menerapkan GSCM adalah memangkas biaya sekaligus tetap mempertahankan kinerja. Selaras dengan hal itu, perusahaan juga masih tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk mempertahankan aktivitas bisnis di lingkungan tersebut. Untuk merasakan manfaat ini, perusahaan dapat menjalankan praktik lean manufacturing dan manajemen logistik yang efisien. Perusahaan dapat menggunakan analisis data tingkat lanjut untuk mengoptimalkan tingkat inventaris, mengurangi jarak transportasi, atau mengkonsolidasikan pengiriman, yang tidak hanya mengurangi biaya operasional namun juga mengurangi emisi karbon dan konsumsi sumber daya. 3. Peningkatan Berkelanjutan Proses peningkatan dapat terlihat dari evaluasi berkelanjutan setelah penerapan GSCM. Melibatkan proses penilaian demi mencapai penyempurnaan proses, teknologi, dan strategi secara berkala, ini bertujuan untuk mengatasi tantangan lingkungan yang muncul dan memasukkan inovasi baru. Pendekatan berulang ini dapat memastikan bahwa kinerja lingkungan terus berkembang dan rantai pasokan tetap tangguh dan adaptif terhadap perubahan. Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management Sampai saat ini, para pakar ahli di bidang ini masih merasa kesulitan dalam mengukur kinerja dari green supply chain management. Salah satu faktor penyebab sulitnya untuk mengukur terletak dari kompleksitas, keseimbangan antara finansial dan non-finansial, serta metrik yang tepat. Namun, terdapat beberapa kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengukur GSCM pada sebuah perusahaan. Tentunya, pilihan alat yang digunakan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam mengevaluasi dan melaporkan kinerjanya. Kerangka kerja ini yaitu Global Reporting Initiative (GRI), ISO standards, Green SCOR, and the sustainability balanced scorecard. 1. Global Reporting Initiative (GRI) GRI merupakan salah satu kerangka kerja yang diakui secara luas dapat membantu sebuah entitas dalam mengukur dampak lingkungannya. Pendekatan GRI mencakup: Aktivitas supply chain yang rinci termasuk dampaknya seperti pengurangan emisi dan efisiensi sumber daya. Melibatkan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi dan menilai dampak lingkungan supply chain. Bagaimana keberlanjutannya terhadap pembangungan lingkungan dan sosial. Transparan dan komparatif. 2. ISO Standards Standar ISO yang relevan dengan GSCM mencakup ISO 14001, ISO 14031, dan ISO 50001. ISO 14001: Standar ini menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan yang efektif. ISO 14031: Standar ini memberikan pedoman untuk mengevaluasi dan melaporkan kinerja lingkungan. ISO 50001: Berfokus pada manajemen energi, standar ini membantu organisasi meningkatkan efisiensi energi di seluruh operasi mereka, termasuk aktivitas rantai pasokan. 3. Green SCOR Green SCOR merupakan kepanjangan dari The Green Supply Chain Operations Reference. Model ini menggabungkan konsep keberlanjutan ke dalam kinerja supply chain melalui pendekatan: Tujuannya seperti untuk efisiensi sumber daya, pengurangan limbah, atau pengendalian emisi. Metrik lingkungan seperti penggunaan energi, emisi karbon, dan timbulan sampah. Contoh Penerapan Green Supply Chain Management dalam Industri dan Bisnis Banyak perusahaan telah mengadopsi inisiatif green supply chain management untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka. Beberapa perusahaan besar pada berbagai industri juga sudah mulai memasukkan konsep “sustainability” ini sebagai tujuan jangka panjang dan nilai penting bagi bisnis mereka. Sebut saja perusahaan-perusahaan tersebut seperti Dell, IKEA, L’Oréal, Coca-Cola, and Kodak. Umumnya, strategi dan praktik yang mereka jalanin dalam menerapkan green supply chain management, mencakup: Pengadaan bahan baku dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Mengurangi konsumsi SDA yang tidak dapat diperbarui dan berinvetasi pada SDA diperbarui. Praktik ekonomi sirkular, mempromosikan konsep recycling, repair, dan sustainable product design. Bekerja sama dengan pemasok untuk meningkatkan kinerja lingkungan mereka. Beberapa contoh implementasi green supply chain management pada sebuah perusahaan, yaitu: 1. Dell Dell mencoba untuk menekankan pada desain berkelanjutan dengan mengurangi konsumsi energi dan menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Mereka juga mencoba untuk berinvestasi pada teknologi hemat energi dan menargetkan penggunaan energi terbarukan 100% untuk rencana jangka panjang. Salah satu program untuk mencapai tujuan ini adalah Dell Reconnect dan upaya closed-loop recycling yang menggambarkan komitmennya terhadap ekonomi sirkular dan transparansi rantai pasokan. Closed-loop recycling merupakan sebuah proses siklus di mana sebuah produk digunakan, di daur ulang, kemudian dibuat kembali menjadi produk baru. 2. Cola-cola Coca-Cola memprioritaskan pengelolaan air dan penggunaan bahan daur ulang dalam kemasan, serta investasi pada efisiensi energi. Perusahaan ini mencoba untuk melindungi lingkungan tempat perusahaan beroperasi dengan mencoba untuk memulihkan daerah aliran sungai (DAS). Cola-cola menargetkan untuk menggunakan kemasan daur ulang pada tahun 2030. 3. Kodak Kodak telah melakukan upaya untuk mengurangi konsumsi energi dalam operasinya melalui penerapan teknologi hemat energi. Dalam operasional produksi, Kodak mulai menerapkan teknologi pencitraan yang ramah lingkungan. Pada proses pengadaan barang, Kodak juga bekerja sama dengan pemasok untuk memastikan bahwa mereka sudah mematuhi standar dan praktik lingkungan. Kesimpulan Green supply chain management merupakan sebuah konsep yang memberikan inovasi dan perkembangan baru dalam industri supply chain. Banyak manfaat yang bisa dirasakan mulai dari efisiensi biaya, pengurangan polusi dan sampah, serta pelestarian lingkungan. Bagi bisnis, menerapkan GSCM juga berdampak dalam meningkatnya brand value di mata konsumen dan stakeholder terkait, sehingga dapat meningkatkan daya jual dan pendapatan. Untuk pengelolaan yang lebih mudah, gunakan Mekari Jurnal sekarang juga! Mekari Jurnal merupakan software akuntansi yang sudah terintegrasi dengan fitur supply chain management. Oleh karena itu, Anda dapat mengelola supply chain dengan memaksimalkan pengelolaan keuangan untuk mengoptimalkan efisiensi biaya. Coba sekarang juga dan rasakan manfaatnya! Konsultasi dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Science Direct, “Sustainability Performance Measurement for Green Supply Chain Management”. HBR, “A More Sustainable Supply Chain”.