Manajemen Laba: Pengertian, Faktor, dan Strategi dalam Akuntansi Highlights Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memengaruhi atau memanipulasi laporan keuangan, dengan tujuan tertentu, namun tetap berada dalam batasan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Jenis manajemen laba mencakup income smoothing (perataan laba), aggressive accounting (memperbesar laba), dan defensive accounting (mengurangi laba), tergantung pada tujuan dan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Contoh manajemen laba adalah ketika perusahaan menunda pengakuan pendapatan ke periode berikutnya untuk mengurangi laba tahun ini agar beban pajak lebih kecil, atau mempercepat pengakuan pendapatan agar laba terlihat lebih baik di mata investor. Dalam sebuah keberlangsungan perusahaan ataupun bisnis, kecenderungan perhatian pada laba tentu akan disoritu oleh pihak manajemen. Maka dari itu, para manajer biasanya akan mencari cara bagaimana agar laba atau keuntungan dalam laporan keuangan digunakan untuk menguntungkan perusahaan. Cara yang digunakan ini biasanya disebut dengan istilah manajemen laba (earning management), apa itu? Secara umum manajemen laba adalah upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau memengaruhi informasi dalam sebuah laporan keuangan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Istilah intervensi dipakai sebagai dasar sebagian pihak untuk menilai manajemen laba sebagai kecurangan. Sementara pihak lain tetap menganggap aktivitas rekayasa manajerial ini bukan sebagai kecurangan. Alasannya, intervensi itu dilakukan manajer perusahaan dalam kerangka standar akuntansi, yaitu masih menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum. Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan. Hal seperti ini dapat menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan. Imbasnya juga dapat mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Jadi, seperti apa penjelasan lengkapnya tentang manajemen laba? Baca Juga: Contoh Format Laporan Keuangan dalam Akuntansi Definisi Manajemen Laba Menurut Schipper (1989), manajemen laba adalah suatu kegiatan intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan. Sementara itu, Asih dan Gudono (2000) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan GAAP (General Addopted Accounting Principle) untuk mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan. Jadi jika disimpulkan, manajemen ini adalah tindakan sengaja atau manipulasi keuntungan pada laporan keuangan agar mendapatkan keuntungan yang lebih. Faktor Penyebab Munculnya Manajemen Laba Ada tiga faktor yang bisa dikaitkan dengan munculnya praktik manajemen laba yaitu: 1. Manajemen Akrual (Accruals Management) Faktor ini biasanya berkaitan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi arus dalam laporan kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion). Baca Juga: Laporan Arus Kas: Pengertian, Cara Membuat, dan Contoh 2. Penerapan Suatu Kebijaksanaan Akuntansi yang Wajib Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan. Yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut. 3. Perubahan Aktiva Secara Sukarela Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau mengubah suatu metode pencatatan akuntansi tertentu. Yaitu mengubahnya di antara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (Generally Accepted Accounting Principles). Baca Juga: Metode Pencatatan Akuntansi Basis Kas (Cash) vs Akrual (Accrual) Pola Manajemen Laba Pada dasarnya, terdapat empat pola dasar dalam manajemen laba, yaitu adalah: 1. Taking a Bath Pada pola ini, manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada laporan saat ini. Selain itu ia juga harus melakukan clear the desk atau menyembunyikan bukti yang ada, sehingga laba yang dilaporkan di periode yang akan datang meningkat. 2. Income Minimization Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi. Gunanya yaitu agar tidak mendapat perhatian secara politis. Tindakan yang dilakukan berupa penghapusan pada barang modal dan aset tak berwujud, biaya iklan, serta pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan. Baca Juga: Aktiva Tidak Berwujud: Pengertian, Jenis, dan Karakteristik 3. Income Maximization Tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Selain untuk mendapatkan bonus yang lebih besar, cara ini juga bisa melindungi perusahaan saat melakukan pelanggaran perjanjian utang. Tindakan yang dilakukan manajemen adalah dengan memanipulasi data akuntansi dalam laporan. 4. Income Smoothing Bentuk ini mungkin adalah yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal. Terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. Kini, Anda dapat menggunakan software akuntansi untuk membuat laporan keuangan. Jurnal adalah aplikasi pembukuan online yang dapat membantu Anda membuat laporan keuangan dengan mudah, cepat, dan realtime di mana pun dan kapan pun. Tujuan dan Motivasi Manajemen Laba Secara umum terdapat beberapa hal yang memotivasi individu atau badan usaha melakukan tindakan manajemen laba, apa saja itu? 1. Motivasi Bonus Dalam sebuah perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah insentif dan bonus sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Insentif ini akan diberikan dalam jumlah relatif tetap dan rutin. Sementara, bonus yang relatif lebih besar nilainya hanya akan diberikan ketika kinerja manajer berada di area pencapaian bonus yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Kinerja manajer salah satunya diukur dari pencapaian laba usaha. Pengukuran kinerja berdasarkan laba dan skema bonus tersebut memotivasi para manajer untuk memberikan performa terbaiknya. Sehingga tidak menutup peluang mereka melakukan tindakan manajemen laba agar dapat menampilkan kinerja yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal. 2. Motivasi Utang Selain melakukan kontrak bisnis dengan pemegang saham untuk kepentingan ekspansi, perusahaan, manajer juga sering kali melakukan beberapa kontrak bisnis dengan pihak ketiga. Dalam hal ini biasnaya akan disebut sebagai kreditor. Agar kreditor mau menginvestasikan dananya di perusahaan, tentunya manajer harus menunjukkan performa yang baik dari perusahaannya. Untuk memperoleh hasil maksimal, yaitu pinjaman dalam jumlah besar, perilaku kreatif dari manajer untuk menampilkan performa yang baik dari laporan keuangannya pun seringkali muncul. 3. Motivasi Pajak Tindakan manajemen laba tidak hanya terjadi pada perusahaan go public dan selalu untuk kepentingan harga saham, tetapi juga untuk kepentingan perpajakan. Kepentingan ini didominasi oleh perusahaan yang belum go public. Perusahaan yang belum go public, cenderung melaporkan dan menginginkan untuk menyajikan laporan laba fiskal yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya. Kecenderungan ini memotivasi manajer untuk bertindak kreatif melakukan tindakan manajemen laba agar seolah-olah laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah. Namun tanpa melanggar aturan dan kebijakan akuntansi perpajakan. 4. Motivasi Initial Public Offering (IPO) Motivasi ini banyak digunakan oleh perusahaan yang akan go public ataupun sudah go public. Perusahaan yang akan go public akan melakukan penawaran saham perdananya ke publik atau lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO) untuk memperoleh tambahan modal usaha dari calon investor. Begitupun dengan perusahaan yang sudah go public untuk kelanjutan dan ekspansi usahanya. Baca Juga: 6 Tahapan Pendanaan dalam Dunia Start Up: Pre-Seed ke IPO 5. Motivasi Pergantian Direksi Praktik manajemen laba biasanya terjadi pada sekitar periode pergantian direksi atau Chief Executive Officer (CEO). Menjelang berakhirnya masa jabatan, direksi cenderung bertindak kreatif dengan memaksimalkan laba agar performa kerjanya tetap terlihat baik pada tahun terakhir ia menjabat. Motivasi utama yang mendorong hal tersebut adalah untuk memperoleh bonus yang maksimal pada akhir masa jabatannya. 6. Motivasi Politis Motivasi ini biasanya terjadi pada perusahaan besar yang bidang usahanya banyak menyentuh masyarakat luas, seperti perusahaan-perusahaan strategis semisal perminyakan, gas, listrik, dan air. Demi menjaga agar tetap mendapatkan subsidi, perusahaan-perusahaan tersebut cenderung menjaga posisi keuangannya dalam keadaan tertentu sehingga prestasi atau kinerjanya tidak terlalu baik. Karena jika sudah baik, kemungkinan besar subsidi tidak lagi akan diberikan lagi. Dari penjelasan di atas terdapat beberapa motivasi yang mendorong terjadinya manajemen laba, namun yang sejalan dengan penelitian ini yaitu ditinjau dari motivasi perpajakan (taxation motivations). Financial Accounting Theory (2009) karya William R. Scott, tepatnya pada Bab 11, menyebutkan bahwa motivasi penghematan pajak merupakan salah satu motivasi manajemen laba yang paling nyata. Namun demikian, kewenangan pajak cenderung untuk memaksakan aturan akuntansi pajak sendiri untuk menghitung pendapatan kena pajak. Seharusnya secara umum perpajakan tidak mempunyai peran besar dalam keputusan manajemen laba. Intinya manajer termotivasi melakukan manajemen laba untuk menurunkan laba demi mengurangi beban pajak yang harus dibayar. Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi Perusahaan Teknik Manajemen Laba Manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu: 1. Perubahan Metode Akuntansi Manajemen mengubah metode akuntansi yang berbeda dengan metode sebelumnya sehingga dapat menaikkan atau menurunkan angka laba. Metode akuntansi memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda. Misalnya mengubah metode depresiasi atau penyusutan aktiva tetap dari metode jumlah angka tahun (sum of the year digit) ke metode depresiasi garis lurus (straight line) dan mengubah periode depresiasi. Baca juga: Koreksi Fiskal Positif dan Negatif dalam Rekonsiliasi 2. Memainkan Kebijakan Perkiraan Akuntansi Manajemen memengaruhi laporan keuangan dengan cara memainkan kebijakan perkiraan akuntansi. Hal tersebut memberikan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektivitas dalam menyusun estimasi, misalnya: Kebijakan mengenai perkiraan jumlah piutang tidak tertagih. Kebijakan mengenai perkiraan biaya garansi. Kebijakan mengenai perkiraan terhadap proses pengadilan yang belum terputuskan. 3. Menggeser Periode Biaya atau Pendapatan Manajemen menggeser periode biaya atau pendapatan atau sering disebut manipulasi keputusan operasional, misalnya: Mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya. Mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya. Kerjasama dengan vendor untuk mempercepat atau menunda pengiriman tagihan sampai periode akuntansi berikutnya. Menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba. Mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai. Baca juga: Manajemen Piutang: Ketahui Pengelolaan yang Tepat Bagi Bisnis Kesimpulan Itulah penjelasan mengenai manajemen laba yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan Anda, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah laporan keuangan yang diberikan jadi tidak relevan. Sehingga kinerja keuangan menjadi bias. Padahal informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat penting, karena mencerminkan kinerja perusahaan untuk bahan pengambilan keputusan. Apa pun teknik yang dilakukan maupun motivasi yang melandasi diberlakukannya manajemen laba dalam sebuah usaha adalah; Paling tidak bagian keuangan perlu mendapatkan sebuah informasi yang akurat tentang kondisi keuangan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan analisis masalah. Layanan Software Akuntansi Pakai Mekari Jurnal Mekari Jurnal merupakan platform penyedia layanan akuntansi yang akan memudahkan Anda untuk memperoleh laporan keuangan serta analisisnya secara cepat dan akurat. Yaitu melalui tampilan grafik keuangan, berbagai laporan biaya, dan laporan keuangan pada umumnya. Mekari Jurnal juga memberikan kemudahan dalam membuat online invoice yang dapat membantu pekerjaan Anda. Dengan Mekari Jurnal, tentunya bisnis Anda akan lebih tertata rapih dari sisi keuangannya. Manfaatkan juga enterprise software yang dapat membantu akselerasi dan pencatatan bisnis Anda. Dapatkan informasi paket langganan Mekari Jurnal dan nikmati fasilitas free trial selama 14 hari dari kami! Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Buktikan dengan coba gratis aplikasi Mekari Jurnal pada banner di bawah ini. Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Itulah penjelasan tentang pengertian manajemen laba, manfaat, fungsi, serta teknik-teknik yang biasa digunakan. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Anda! Referensi: Assih, P., & Gudono, M. (2000). Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3(1), 35–53. Schipper, K. (1989). Commentary on Earnings Management. Accounting Horizons, 3(4), 91–102. Scott, W. R. (2009). Financial Accounting Theory (3rd ed.). Prentice Hall.