Tantangan Menjalankan Bisnis Franchise Dan Solusinya! Sebagian besar pelaku usaha sepakat dengan anggapan bahwa bisnis waralaba atau franchise merupakan salah satu cara efektif untuk melipatgandakan cuan secara instan. Kendati demikian, bukan berarti pengelolaan bisnis franchise tanpa persoalan, melainkan tentu ada sejumlah tantangan. Franchise, atau yang dikenal juga dengan istilah waralaba, berasal dari dua kata dalam bahasa Indonesia, yaitu “wara” yang berarti lebih, dan “laba” yang berarti untung. Secara sederhana, bisnis franchise adalah model usaha di mana seseorang dapat membuka bisnis dengan menggunakan merek dagang, produk, dan sistem dari bisnis yang sudah mapan. Bisnis ini memiliki potensi yang besar dan telah berkembang dengan pesat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun banyak yang menganggap bisnis franchise sebagai pilihan yang menggiurkan dengan tingkat kegagalan yang rendah, bukan berarti bisnis ini bebas dari tantangan. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama dalam menjalankan bisnis franchise dan solusi yang bisa diambil untuk menghadapinya. 1. Tak Ada Standarisasi Bisnis franchise Salah satu tantangan dalam menjalankan bisnis franchise di beberapa negara, termasuk Indonesia, adalah minimnya standarisasi dalam regulasi waralaba. Standarisasi ini penting untuk melindungi hak-hak dari franchisee dan franchisor serta memastikan bahwa sistem bisnis franchise berjalan dengan baik. Kurangnya standarisasi ini dapat menyebabkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak dan menghambat perkembangan bisnis franchise itu sendiri. Solusi: Sebelum menandatangani perjanjian franchise, pastikan Anda memahami dengan jelas hak dan kewajiban Anda sebagai franchisee. Pelajari perjanjian kontrak dengan seksama dan jika perlu, konsultasikan dengan ahli hukum atau konsultan bisnis untuk memastikan bahwa perjanjian tersebut sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Baca juga: Aturan Hukum yang Perlu Dipahami Pelaku Bisnis Franchise 2. Tumbuh dengan Cepat tanpa Rencana Pertumbuhan bisnis franchise yang cepat sering kali dipandang sebagai hal yang positif. Namun, pertumbuhan yang tidak direncanakan dengan baik bisa menjadi bumerang. Banyak bisnis franchise yang tumbuh pesat dalam waktu singkat, tetapi kemudian mengalami kesulitan dalam mengelola operasionalnya, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kejatuhan bisnis. Solusi: Buatlah rencana bisnis yang matang dan realistis. Pertumbuhan yang cepat memang menggiurkan, tetapi pastikan bahwa Anda memiliki kapasitas dan sumber daya yang cukup untuk mengelola pertumbuhan tersebut. Manajemen yang baik dan perencanaan yang sistematis adalah kunci untuk menjaga stabilitas bisnis dalam jangka panjang. Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi untuk Bisnis Franchise 3. Risiko Bisnis Ditanggung Pengelola Usaha Meskipun franchise sering kali dianggap sebagai bisnis yang relatif aman, kenyataannya tidak ada jaminan bahwa Anda akan selalu mendapatkan keuntungan. Ketika bisnis mengalami kerugian, franchisee harus menanggung risiko tersebut sepenuhnya. Pemilik franchise (franchisor) tidak berkewajiban untuk menanggung kerugian yang dialami oleh mitra bisnis mereka. Solusi: Kelola risiko dengan bijak dan selalu buat laporan keuangan yang akurat. Dengan memantau arus kas dan kesehatan keuangan bisnis secara berkala, Anda bisa mengantisipasi kemungkinan kerugian dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum kondisi semakin buruk. Salah satu solusi lainnya, pengelola usaha bisa menggunakan software akuntansi online Mekari Jurnal untuk mendukung perjalanan bisnis franchise. Mekari Jurnal menyediakan berbagai fitur yang berfungsi untuk mencatat dan memonitor laporan keuangan di banyak cabang secara berkala dengan mudah. Mekari Jurnal juga menyediakan beragam fitur unggulan antara lain, tampilan dashboard bisnis dengan data real time, laporan keuangan, pengelolaan inventori, dan pengelolaan aset secara rinci. Tak hanya itu, terdapat pula modul penjualan dan pembelian, rekonsiliasi bank, serta integrasi bisnis yang memudahkan Anda mengambil keputusan bisnis secara bijak. Cari tahu selengkapnya mengenai produk Jurnal atau isi formulir berikut ini untuk mencoba demo gratis Mekari Jurnal secara langsung. Cukup ketuk banner di bawah ini untuk mendapatkan promo kesempatan bonus berlangganan Jurnal selama 60 hari dan diskon 35% (Minimal subscribe 12 bulan). 4. Modal Investasi Awal yang Tinggi Salah satu tantangan utama dalam memulai bisnis franchise adalah tingginya modal investasi awal. Sebagai mitra franchise, Anda diharuskan menyetorkan sejumlah modal untuk memperoleh hak guna menggunakan nama, produk, dan sistem dari bisnis yang telah mapan. Semakin terkenal merek franchise yang Anda pilih, semakin tinggi pula modal yang harus disiapkan. Misalnya, untuk membuka gerai McDonald’s, Anda perlu menyediakan modal yang cukup besar untuk mengantongi izin menjalankan franchise tersebut dalam jangka waktu tertentu. Solusi: Jika modal awal dirasa terlalu tinggi, Anda bisa mencari alternatif franchise yang lebih terjangkau atau mengajukan pembiayaan ke lembaga keuangan. Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk memulai dengan franchise lokal yang mungkin membutuhkan modal lebih rendah, tetapi tetap memiliki potensi yang menjanjikan. Baca Juga: Simak Definisi Bisnis Franchise dan Sejarah Kemunculannya 5. Kompetisi Bisnis yang Ketat Persaingan dalam bisnis franchise tidak kalah ketat dibandingkan dengan jenis bisnis lainnya. Anda akan bersaing tidak hanya dengan franchise lain dari merek yang sama, tetapi juga dengan bisnis lain yang menawarkan produk atau jasa serupa. Meskipun merek franchise biasanya sudah memiliki reputasi yang baik, tetap saja Anda harus bekerja keras untuk menarik konsumen. Solusi: Fokuslah pada kualitas produk dan pelayanan. Dengan memberikan pelayanan yang baik dan menjaga kualitas produk, Anda bisa menciptakan pelanggan setia yang akan terus kembali. Selain itu, penting juga untuk memiliki strategi pemasaran yang tepat guna menarik lebih banyak pelanggan. 6. Biaya Bahan Baku yang Mahal Dalam bisnis franchise, salah satu keuntungan yang didapat adalah bahan baku yang langsung disuplai oleh pihak franchisor. Namun, sering kali biaya bahan baku tersebut cukup mahal, apalagi jika franchisor ingin memastikan bahwa kualitas produknya tetap terjaga. Biaya bahan baku yang tinggi ini dapat mempengaruhi margin keuntungan Anda, terutama jika Anda juga harus membayar royalti atau komisi kepada franchisor. Solusi: Kelola stok bahan baku dengan efisien dan hindari pemborosan. Dengan manajemen persediaan yang baik, Anda bisa mengurangi risiko kekurangan bahan baku atau pembelian yang berlebihan. Selain itu, pastikan juga untuk melakukan perencanaan yang matang dalam pengelolaan biaya operasional agar margin keuntungan tetap terjaga. Baca Juga: Kerugian Bisnis jika Tidak Memiliki Laporan Keuangan 7. Harus Siap Menghadapi Kerugian Seperti halnya bisnis lainnya, menjalankan franchise juga tidak luput dari risiko kerugian. Banyak orang beranggapan bahwa menjalankan franchise memiliki risiko kerugian yang kecil karena sistem bisnis yang sudah mapan. Namun, kenyataannya, risiko kerugian tetap ada, terutama jika franchisee tidak menjalankan usahanya dengan sungguh-sungguh atau tidak mampu bersaing dengan franchise lain yang menawarkan produk serupa. Solusi: Untuk meminimalkan risiko kerugian, pastikan Anda menjalankan bisnis dengan serius dan memiliki strategi yang tepat. Manajemen yang baik, inovasi produk, dan pelayanan pelanggan yang unggul adalah kunci untuk menghindari kerugian. 8. Menemukan Karyawan yang Tepat Karyawan adalah aset penting dalam menjalankan bisnis franchise. Sebagai franchisee, Anda harus memastikan bahwa karyawan yang bekerja memiliki kompetensi dan dedikasi yang tinggi, karena mereka akan berinteraksi langsung dengan pelanggan. Karyawan yang kurang kompeten atau tidak memiliki sikap yang baik dapat merusak reputasi bisnis Anda. Solusi: Rekrutlah karyawan yang memiliki keterampilan yang tepat dan komitmen yang tinggi. Berikan pelatihan yang memadai agar mereka dapat bekerja dengan baik dan memahami standar yang ditetapkan oleh franchisor. Karyawan yang kompeten dan berdedikasi tinggi akan membantu Anda menjaga kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. 9. Sulitnya Menjaga Reputasi Bisnis Salah satu tantangan terbesar dalam menjalankan franchise adalah menjaga reputasi bisnis. Reputasi bisnis franchise tidak hanya bergantung pada satu cabang, tetapi juga dipengaruhi oleh cabang-cabang lainnya. Jika ada satu franchisee yang mengalami masalah reputasi, hal ini dapat berdampak pada franchisee lain, termasuk franchisor. Solusi: Untuk menjaga reputasi bisnis, pastikan bahwa Anda selalu mengikuti standar operasional yang ditetapkan oleh franchisor. Selain itu, jalin komunikasi yang baik dengan franchisor dan franchisee lain untuk saling mendukung dan berbagi informasi. Dengan begitu, Anda bisa menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Baca Juga: Tips Memilih Bisnis Franchise di Indonesia bagi Pemula 10. Tantangan Dalam Menyediakan Dukungan untuk Franchisee Bagi franchisor, tantangan lain yang perlu dihadapi adalah memberikan dukungan yang memadai kepada franchisee. Dukungan ini bisa berupa pelatihan, pendampingan operasional, hingga bantuan keuangan jika diperlukan. Franchisor harus memastikan bahwa franchisee mendapatkan dukungan yang tepat agar mereka dapat menjalankan bisnis dengan baik. Solusi: Sebagai franchisor, siapkan program dukungan yang komprehensif untuk franchisee. Berikan pelatihan secara berkala, sediakan sumber daya yang memadai, dan pastikan bahwa franchisee dapat mengakses bantuan kapan pun mereka membutuhkannya. Dengan memberikan dukungan yang baik, franchisor bisa memastikan bahwa semua franchisee berjalan dengan sukses dan menjaga reputasi bisnis franchise secara keseluruhan.