Daftar Isi
10 min read

Mengelola Fluktuasi Harga untuk Stabilitas Keuangan Bisnis Anda

Tayang 10 Jan 2025
Diperbarui 6 Feb 2025

Fluktuasi harga adalah suatu kondisi perubahan naik turun harga yang sering dihadapi bisnis terlebih ketika situasi pasar yang dinamis akibat perubahan permintaan dan penawaran yang cepat.

Bagi bisnis yang sudah memiliki pengalaman yang matang mungkin sudah mudah untuk melakukan penyesuaian. Namun, bagi bisnis yang kecil atau baru merintis, perlu melakukan adaptasi melalui pengelolaan dari fluktuasi harga ini.

Jika gagal untuk menyesuaikan diri, bisa saja akan mempengaruhi stabilitas keuangan, yang dampaknya dapat menyulitkan bisnis untuk mencapai tujuannya.

Untuk dapat mengatasinya dengan baik, berikut Blog Mekari Jurnal akan memaparkan konsep dasar dari fluktuasi harga, faktor-faktor yang menjadi penyebab, hingga bagaimana solusinya.

Apa Itu Fluktuasi?

Fluktuasi adalah perubahan nilai yang terjadi secara cepat dalam satu periode waktu tertentu.

Perubahan ini biasanya terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, seperti misalnya perubahan nilai mata uang, kebijakan moneter, permintaan global, atau biaya produksi.

Beberapa faktor tersebut mungkin masih bisa diperkirakan dari jauh-jauh hari agar Anda dapat mempersiapkan tindakan mitigasinya.

Namun, terdapat juga beberapa kondisi yang sudah diluar perkiraan dan dapat terjadi tiba-tiba, seperti bencana alam maupun ketidakstabilan geopolitik.

Fluktuasi ini biasanya akan memengaruhi ketiga aspek utama yang sering berkaitan dengan perdagangan, seperti nilai tukar mata uang, harga komoditas, serta harga produk di pasar.

Namun, peristiwa merupakan fenomena yang sering terjadi dalam sistem pasar yang responsif di mana mudah terpengaruh dengan berbagai faktor, baik di tingkat lokal maupun global.

Simak Lebih Lanjut: Memahami Enterprise Risk Management (ERM): Konsep, Manfaat, dan Implementasi

Apa Itu Fluktuasi Harga?

Fluktuasi harga merupakan kondisi yang lebih berkaitan pada perubahan nilai harga dari suatu barang atau jasa dalam suatu periode.

Contoh fluktuasi harga yang bisa dapat ditemukan dan memengaruhi operasional bisnis sehari-hari, seperti:

1. Harga Bahan Bakar

Transportasi sering menjadi sarana operasional dalam sebuah bisnis, dan bahan bakar menjadi sumber dayanya.

Harga bahan bakar termasuk komponen dengan harga yang sering berfluktuasi karena dipengaruhi oleh harga minyak mentah global dan kebijakan pemerintah.

2. Harga Bahan Baku

Harga bahan baku dapat dipengaruhi oleh harga komoditas yang berbeda-beda tergantung industrinya.

Misalkan industri manufaktur dengan bahan baku seperti kayu, baja, dan plastik, sering kali harganya berubah mengikuti ketersediaan sumber daya, tarif impor, dan permintaan global.

Anda juga bisa baca artikel Contoh Jenis Bahan Baku Industri dan Pencatatan Akuntansinya untuk mempelajari lebih lanjut terkait jenis bahan baku.

3. Produk Pangan

Berbagai produk pangan, sepeprti beras, cabai, telur, dan daging, cukup rentan dalam fluktuasi harga terlebih periode ketersediaannya yang bersifat musiman, faktor jarak dengan wilayah produksi, dan hasil panen serta distribusi.

Maka dari itu, perlu adanya pemahaman lebih lanjut bagi pemilik bisnis atau pihak manajemen dalam mengelola keuangan untuk beradaptasi dengan fluktuasi harga ini.

fluktuasi adalah

Faktor-Faktor Penyebab Fluktuasi Harga

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari terjadinya fluktuasi harga pada suatu periode.

Bagi pemilik bisnis, manajemen, maupun analis keuangan harus dapat memahaminya agar dapat memproyeksi dan menyusun strategi baru untuk mengatasinya.

1. Permintaan dan Penawaran

Faktor yang paling umum dan sering terjadi adalah adanya pengaruh dari ketidakseimbangan antara jumlah barang yang tersedia dengan kebutuhan konsumen. Ini biasanya dikenal dengan istilah hukum permintaan dan penawaran dalam konteks pasar.

Ketika permintaan meningkat dan sementara itu jumlah barang yang terbatas, harga akan cenderung menjadi naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah namun permintaan rendah, harga akan menjadi turun.

Jika Anda mengingatnya, contoh paling mudah adalah ketika terjadinya kenaikan permintaan masker medis selama pandemi, namun stok yang tersedia terbatas sehingga harga menjadi melonjak tajam.

2. Faktor Ekonomi Global dan Lokal

Kondisi ekonomi global dan lokal, seperti krisis ekonomi, inflasi, atau deflasi dapat menyebabkan perubahan nilai mata uang, biaya bahan baku, dan daya beli konsumen.

Contoh mudahnya seperti ini, jika inflasi terjadi, maka biaya produksi akan meningkat disertai harga barang tersebut nantinya.

Sedangkan jika terjadi resesi ekonomi, harga dapat menurun karena adanya penurunan permintaan konsumen di pasar.

3. Biaya Produksi

Beberapa komponen dalam biaya produksi yang paling berpengaruh adalah kenaikan harga bahan baku, gaji tenaga kerja langsung, dan biaya distribusi, yang langsung memberikan dampak kepada harga barang maupun jasa.

Misalnya, biaya transportasi untuk mendistribusikan barang dari wilayah produksi A ke wilayah pasar di B meningkat. Agar tetap mendapatkan profit yang ideal, maka produsen secara terpaksa akan menaikkan harga barangnya.

Simak Lebih Lanjut: Biaya Produksi (Cost of Production) dalam Pelaporan Keuangan

4. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah juga dapat menjadi faktor signifikan dalam fluktuasi harga.

Kebijakan ini dapat mencakup pengenaan pajak baru, penghapusan subsidi, atau penerapan bea masuk dapat mengubah struktur biaya dan harga akhir barang di pasar.

Contoh terdekatnya adalah kenaikan PPN menjadi 12% mulai 1 Januari 2025, di mana berdampak pada harga barang dan jasa yang dianggap mewah, seperti barang bermerek, daging wagyu, atau sekolah internasional.

5. Faktor Musiman

Faktor permintaan musim juga salah satu penyebab dari fluktuasi harga yang mungkin saja dapat diprediksi berdasarkan proyeksi dari data historis pada periode-periode sebelumnya.

Misalkan saja seperti hari raya agama, libur panjang, dan musim liburan yang menyebabkan permintaan melonjak tajam, misalnya tiket pesawat, makanan pokok, dan kue hari raya.

Baca Juga: 6 Cara Mendapatkan Untung Besar dengan Modal Kecil

Dampak Fluktuasi Harga pada Bisnis dan Laporan Keuangan

Fluktuasi harga tidak hanya memengaruhi aktivitas operasional bisnis, namun juga berdampak kepada informasi yang terdapat di laporan keuangan.

Hal ini dikarenakan perubahan yang tidak terduga dapat mengganggu keseimbangan saldo dalam pendapatan dan pengeluaran.

Dampak-dampak yang dapat dirasakan oleh bisnis, di antaranya:

1. Tingkat Keuntungan

Keuntungan yang dirasakan bisnis bisa saja meningkat jika harga jual produk bisnis meningkat sementara biaya produksi tetap stabil.

Namun, keuntungan ini dapat dirasakan jika bisnis dapat mempertahankan biaya produksi di tingkat yang terkendali.

2. Kerugian

Selain keuntungan, bisnis juga bisa saja merasakan kerugian jika harga bahan baku meningkat dan produksi tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini.

Beberapa industri yang sangat terpengaruh dengan fluktuasi harga adalah industri manufaktur yang bergantung dengan aktivitas impor dan nilai tukar mata uang.

Adapun, dampak dari adanya perubahan harga ini juga dapat terlihat dalam laporan keuangan, seperti:

1. Cash Flow atau Arus Kas

Tentunya ketidaktetapan harga ini secara langsung akan terlihat dan memengaruhi kondisi arus kas perusahaan.

Ketika biaya operasional atau produksi meningkat tanpa diiringi kondisi yang sama dalam pendapatan, ini akan mengganggu kelancaran arus kas.

Perusahaan-pun akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban atau pembayaran gaji karyawan dengan tepat waktu.

2. Laba Rugi

Perubahan akan terlihat langsung dalam arus kas, namun dampak terbesar akan sangat terasa dalam komponen laba rugi perusahaan.

Biaya yang tidak terkendali akan mengurangi margin keuntungan dan menyebabkan kerugian operasional jika perusahaan tidak mampu untuk menyesuaikannya.

3. Inventaris

Kenaikan harga bahan baku akan memengaruhi valuasi dari nilai inventasris dalam laporan keuangan.

Jika harga produk tidak cepat-cepat disesuaikan, perusahaan bisa kehilangan potensi keuntungan yang didapat, bahkan berisiko merugi akibat penurunan nilai inventaris.

Oleh karenanya, melalui strategi yang tepat, seperti proyeksi harga dan manajemen biaya, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dari fluktuasi yang terjadi.

Contoh Studi Kasus Pengaruh Fluktuasi Harga pada Bisnis

Bagi Anda yang ingin mengetahui bagaimana fluktuasi harga dapat terjadi dapat situasi nyata, berikut adalah gambaran tiga contoh yang menggambarkannya dari sektor-sektor yang berbeda:

Contoh 1 – Bisnis Manufaktur

Dalam industri manufaktur, bahan baku menjadi tiang penyangga utama dalam memproduksi produk yang menjadi aset perusahaan, sehingga sering menjadi komponen biaya yang signifikan.

Contohnya, sebuah perusahaan memproduksi komponen otomotif dari baja dan menghadapi lonjakan biaya bahan baku yang tiba-tiba sebesar 20%.

Jika perusahaan tidak menyesuaikan secepatnya, bisa saja pemasukan tidak akan menutupi biaya produksi yang membesar karena margin keuntungan yang menyusut.

Hal ini akan mengganggu rencana investasi, mengurangi laba bersih, dan mempengaruhi likuiditas perusahaan.

Simak Lebih Lanjut: Mengenal Risiko Likuiditas: Penyebab, Pengukuran, dan Cara Mengatasi

Contoh 2 – Bisnis Ritel Pangan

Bisnis ritel khususnya pangan memiliki risiko yang rentan terhadap perubahan harga komoditas yang cepat.

Meskipun pada pandangan pertama penurunan harga mungkin terlihat menguntungkan bagi konsumen, bagi distributor atau pengecer, ini bisa menjadi tantangan besar.

Gambarannya akan seperti ini, jika harga beras turun karena hasil panen yang melimpah, distributor yang sudah membeli beras akan menghadapi penurunan nilai stok akibat membeli dengan harga tinggi.

Pada akhirnya, mereka akan terpaksa untuk menjual dengan margin profitabilitas yang lebih kecil agar stok tetap berputar dan tetap kompetitif.

Contoh 3 – Bisnis Food & Beverage (F&B)

Pada bisnis makanan dan minuman atau restoran, jalannya bisnis akan terletak pada stabilitas harga bahan baku yang digunakan, misalnya gula, telur, minyak, ataupun nasi.

Ketiga salah satu atau sebagian mengalami lonjakan harga, restoran akan menghadapi dilema apakah perlu menaikkan harga jual produk atau menyerap biaya tambahan tersebut.

Jika bisa kita ambil contoh, telur yang sering mengalami fluktuasi dapat berpengaruh besar pada bisnis F&B dengan bahan baku, seperti bakery.

Pihak manajemen akan dilema untuk menaikkan harga, karena jika Ya, mereka akan berisiko kehilangan pelanggan setia.

Baca Juga: 5 Metode Pengendalian Biaya Bahan Baku yang Perlu Anda ketahui

Cara Mengatasi Fluktuasi Harga

Melihat begitu besar dampak jika tidak menyesuaikan diri dengan fluktuasi harga, maka bisnis memerlukan strategi yang matang untuk menjaga stabilitas bisnis dan keuangan.

Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan, mencakup:

1. Melakukan Proyeksi Harga

Melalui analisis pola fluktuasi pada data historis, bisnis bisa memprediksi tren harga musiman atau perubahan yang berulang.

Proyeksi ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan pembelian yang lebih bijak dan mengoptimalkan manajemen stok.

2. Diversifikasi Produk

Jika diperlukan, bisnis bisa mencari alternatif dengan melakukan divertifikasi produk yang memiliki tingkat stabilitas tinggi.

Cara ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan bisnis yang sering mengalami fluktuasi harga.

Bahkan cara ini dapat membantu bisnis untuk menemukan peluang baru di pasar dan memperluas basis pelanggan.

3. Hedging

Pernah mendengar istilah hedging sebelumnya? hedging adalah strategi keuangan yang berfokus melindungi risiko fluktuasi harga, terutama bahan baku.

Caranya adalah dengan menggunakan kontrak berjangka panjang untuk memastikan harga bahan baku tetap stabil pada periode yang diinginkan.

Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan aluminium dapat mengamankan harga melalui kontrak berjangka, sehingga biaya produksinya tetap dapat diprediksi meskipun harga pasar naik.

4. Manajemen Biaya yang Ketat

Bisnis bisa mulai dengan mengidentifikasi area pengeluaran yang bisa dipangkas namun tidak mengganggu jalannya operasional bisnis.

Lakukan audit secara rutin agar penggunaan sumber daya dan logistik dapat ditekan dengan efisien.

Melalui cara ini, bisnis dapat menciptakan ruang yang lebih besar untuk menyerap kenaikan harga bahan baku jika terjadi tanpa harus menaikkan harga jual.

5. Gunakan Teknologi untuk Monitoring Harga

Di era digitalisasi ini, bisnis dapat mulai berinvestasi dan mengadopsi teknologi seperti software operasional bisnis seperti aplikasi akuntansi Mekari Jurnal yang dapat membantu memonitor dan menganalisis perubahan harga secara real-time.

Salah satunya adalah aplikasi akuntansi Mekari Jurnal yang memungkinkan perusahaan untuk melacak fluktuasi harga bahan baku, , menghitung dampaknya pada laporan keuangan, dan merancang strategi keuangan yang lebih adaptif.

Adanya pencatatan digital juga turut membantu dalam mengakses data historis dengan cepat dan mudah, sehingga mempercepat pengambilan keputusan dengan menyediakan data yang akurat dan terperinci.

Bila Anda tertarik untuk mencoba atau terdapat pertanyaan lebih lanjut seputar fitur-fiturnya, silahkan klik tombol di bawah ini, ya!

Saya Mau Coba Gratis Aplikasi Mekari Jurnal Sekarang!

6. Menjalin Hubungan Baik dengan Supplier

Bangun hubungan yang baik dengan supplier dan kontrak jangka panjang agar dapat memberikan keuntungan seperti harga tetap atau diskon volume pembelian.

Selain itu, hubungan yang baik memungkinkan perusahaan lebih fleksibel dalam menghadapi situasi darurat, seperti mendapatkan prioritas pengiriman saat pasokan terbatas.

7. Penyesuaian Harga Jual

Cara ini bisa juga Anda lakukan, yaitu menyesuaikan harga jual ketika biaya produksi meningkat.

Namun, hanya gunakan untuk jangka pendek saja karena bisa-bisa Anda kehilangan pelanggan setia Anda.

Beberapa strategi yang bisa bisnis terapkan seperti promosi atau paket bundling agar pelanggan masih bisa menerima kenaikan harga.

 

 

 

Referensi:

Investopedia, “Price Change: Definition, Types, Causes & Effects”.

Pricefx, “8 Strategies To Manage Price Fluctuations & Supply Chain Problems”.

Investopedia, “Factors That Cause Market Fluctuation”.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
WhatsApp Hubungi Kami