Pemahaman Mendalam Tentang Sistem Manufaktur Dan Implementasinya

Tayang 18 Jun 2025
Diperbarui 20 Jun 2025
Highlights
  • Sistem manufaktur menjadi kunci utama yang berperan penting dalam mempertahankan produktivitas dan daya saing di era bisnis yang semakin modern
  • Melalui transformasi sistem manufaktur yang semakin digital menciptakan siklus produksi yang lebih cepat, akurat, dan berbasis data
  • Sistem manufaktur dapat mengadopsi siklus produksi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan industri, mulai dari make to order, make to stock, assemble to order, atau engineering to order
  • Untuk pengelolaan yang lebih efisien, mengadopsi software terintegrasi operasional-akuntansi seperti Mekari Jurnal memudahkan pengelolaan bisnis secara end-to-end dalam satu platform

Sistem manufaktur memegang peran krusial dalam memastikan produksi berjalan efektif untuk memenuhi permintaan pasar.

Tanpa kerangka kerja yang jelas dan teknologi yang tepat, perusahaan manufaktur dapat menghadapi berbagai risiko yang dapat merugikan.

Beberapa masalah yang perusahaan hadapi seperti pemborosan waktu, biaya, serta potensi cacat produk yang meningkat.

Di sisi lain, sistem informasi manufaktur memetakan elemen-elemen penting, mulai dari manajemen data, kontrol kualitas, inventaris, hingga pelaporan produksi secara real-time dan terintegrasi.

Melalui teknologi yang mendukung proses produksi yang modern, perusahaan dapat mengelola siklus produksi secara lebih efisien.

Lalu, apa saja komponen penting yang harus diperhatikan dalam sistem manufaktur?

Simak juga bagaimana penerapan software terintegrasi seperti Mekari Jurnal SCM dapat mendukung operasional bisnis.

Apa Itu Sistem Manufaktur?

Sistem manufaktur adalah sebuah sistem terpadu yang mencakup seluruh proses dan sumber daya yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi secara efisien, terstruktur, dan terkontrol. Sistem ini melibatkan perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan proses produksi, termasuk tenaga kerja, mesin, metode kerja, serta teknologi informasi.

Dalam konteks industri, sistem manufaktur menjadi jantung dari aktivitas produksi karena memastikan bahwa barang diproduksi dengan biaya efisien, waktu tepat, dan kualitas yang sesuai standar.

Secara umum, sistem manufaktur adalah rangkaian aktivitas yang saling terintegrasi untuk menghasilkan produk, dimulai dari perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, proses transformasi, hingga pengemasan dan distribusi.

Sistem ini bisa bersifat manualsemi otomatis, atau otomatis penuh, tergantung pada tingkat teknologi dan skala produksi.

Komponen Utama Sistem Manufaktur

  1. Input
    • Bahan Baku: Material yang akan diproses menjadi barang jadi.
    • Tenaga Kerja: Operator, teknisi, insinyur, manajer produksi.
    • Energi & Mesin: Listrik, mesin produksi, peralatan pendukung.
    • Data & Informasi: Jadwal produksi, permintaan pasar, desain produk.
  2. Proses (Transformasi)
    • Proses pemotongan, perakitan, pengelasan, pengecatan, hingga finishing yang mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
    • Bisa menggunakan sistem produksi make to stockmake to order, atau just in time.
  3. Output
    • Produk jadi yang siap dikirim ke pelanggan.
    • Informasi produksi seperti jumlah produk, waktu proses, tingkat efisiensi.
  4. Kontrol & Feedback
    • Sistem kontrol kualitas (Quality Control).
    • Evaluasi hasil produksi untuk peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).

Jenis-Jenis Sistem Manufaktur

Jenis Sistem Ciri-Ciri Utama Contoh Industri
Produksi Massal Volume besar, standar tinggi, efisiensi tinggi Otomotif, elektronik
Produksi Batch Produksi dalam jumlah terbatas untuk satu jenis produk Farmasi, makanan ringan
Produksi Job Order Kustomisasi tinggi, spesifik per pesanan Furniture, percetakan
Flexible Manufacturing Sistem modular dan bisa cepat beradaptasi dengan produk berbeda Komponen industri, manufaktur teknologi tinggi

Pahami Lebih Dalam Mengenai Sistem Manufaktur

Sistem manufaktur merupakan rangkaian prosedur yang bekerja secara sistematis bertujuan untuk mengubah bahan baku atau komponen dasar menjadi produk jadi yang lebih bernilai.

Dalam prosesnya, sistem manufaktur mengintegrasikan berbagai elemen menjadi terpadu, meliputi manusia, mesin, dan metode yang terorganisir.

Tujuan utamanya adalah memastikan agar memastikan siklus produksi berjalan dengan kualitas tinggi, waktu yang optimal, dan biaya produksi yang rendah.

“Sistem manufaktur memiliki pengertian yang berbeda dengan sistem informasi manufaktur, yang menitikberatkan pada teknologi komputerisasi dalam mengintegrasikan, menyimpan, dan menganalisis data untuk kebutuhan optimalisasi produksi.”

Terdapat dua jenis sistem manufaktur yang saat ini kita gunakan berdasarkan kriteria yang berbeda, yaitu tipe produksi dan tipe aliran.

Berdasarkan tipe produksi, sistem manufaktur meliputi:

1. Make to Stock (MTS)

Make to Stock (MTS) adalah Siklus produksi yang berlandaskan analisis prediksi pasar, melakukan produksi massal, kemudian menyimpannya sebagai stok.

Umumnya tipe produksi ini cocok pada produk dengan perminaan yang stabil, seperti industri otomotif, tekstil, dan F&B.

Baca Juga: Memahami Konsep Make to Stock (MTS) dalam Manufaktur

2. Make to Order (MTO)

Sistem produksi Make To Order (MTO) ini berkaitan erat dengan kustomisasi, di mana produksi dilakukan setelah mendapatkan terlebih dahulu dari klien.

Oleh karena itu, volume produksinya bersifat kecil-menengah namun memiliki fleksibilitas tinggi, cocok bagi pasar furnitur dan konveksi.

Baca Juga: Memahami Konsep Make to Order (MTO) dalam Manufaktur Modern

3. Assemble to Order (ATO)

Pada sistem manufaktur ATO, bahan baku yang sudah masuk ke lantai produksi akan dijadikan komponen setengah jadi terlebih dahulu (work in progress/WIP).

Kemudian, perakitan akan dilanjutkan setelah pesanan masuk, tujuannya adalah untuk menyeimbangkan efisiensi dan fleksibilitas,

4. Engineering to Order (ETO)

Terakhir, terdapat model ETO yang mengembangkan proses produksi seperti MTO di mana sesuai spesifikasi klien terlebih dahulu.

Setelah rakitan produk berhasil dikembangkan, kemudian produk akan diproduksi secara massal guna memenuhi permintaan pasar.

Selain sistem manufaktur berdasarkan tipe produksi, berikutnya adalah berdasarkan aliran proses, mencakup tiga jenis yaitu:

1. Fixed Site

Aliran ini mempertahankan produk tetap di tempat, dan tenaga kerja serta mesin yang bergerak ke arah produk.

Biasanya model ini dapat ditemuknan pada industri produksi dengan unik produk berskala besar, seperti kapal dan pesawat.

Baca Juga: Ketahui Berbagai Hal Mengenai Sistem Produksi & Jenis-Jenisnya

2. Job Shop

Dalam proses ini, tahapan akan berjalan secara fleksibel dengan jalur produksi yang disesuaikan dengan pesanan.

Cocok bagi industri manufaktur dengan variasi produk tinggi, namun kompleks dalam pengaturan jadwalnya.

3. Flow Shop

Mengadopsi aliran produksi yang bersifat linear bagi tenaga kerja dan mesinnya.

Sistem ini terbilang efisien bagi sistem manufaktur yang mengadopsi produksi massal dan bersifat homogen.

Alur Kerja Sistem Manufaktur

Untuk alur kerja sistem manufaktur akan berbeda-beda menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan industrinya.

Umumnya, alur sistem manufaktur secara tradisional akan memiliki siklus berikut:

Permintaan & Perencanaan Produksi → Pengadaan Bahan Baku → Eksekusi Produksi → Pemantauan & Pengendalian → Pengemasan → Distribusi →  Feedback & Evaluasi Kinerja → Pelaporan → Perbaikan

Kemudian, seiring perkembangan era yang semakin digital dan inovasi teknologi yang mulai diadopsi, alur kerja sistem manufaktur dapat berubah menjadi berikut.

1. Menerima pesanan dan kebutuhan pelanggan yang dapat dibantu melalui sistem ERP

2. Perencanaan produksi, mulai dari pengadaan bahan baku, menjadwalkan produksi, pemeliharaan mesin dibantu sistem MRP

3. Memasuki tahap produksi dibantu oleh Manufacturing Execution System dan pengujian mutu

4. Menyimpan barang jadi untuk dikelompokkan ke dalam gudang dan memudahkan pengemasan

5. Barang yang sudah dikemas dengan aman kemudian memasuki tahap distribusi sampai ke titip pengiriman

6. Data kemudian akan menerima pesanan sampai dan mengumpulkan umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan

Baca Juga: Cycle Time dan Lead Time dalam Produksi: Apa Saja Perbedaannya?

diagram alur kerja sistem manufaktur secara umum

Peran Teknologi dalam Sistem Manufaktur Modern

Transformasi digital telah mengubah wajah industri manufaktur secara menyeluruh. Teknologi kini menjadi fondasi dalam merancang, mengelola, dan mengoptimalkan proses produksi.

1. ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP merupakan sistem perangkat lunak yang mengintegrasikan berbagai fungsi penting dalam perusahaan, termasuk produksi, keuangan, pembelian, dan distribusi. Dalam konteks manufaktur, ERP memungkinkan sinkronisasi antara kebutuhan bahan baku, jadwal produksi, dan pengiriman.

Contohnya, jika permintaan pasar meningkat, modul ERP akan memicu pembelian bahan baku tambahan, penjadwalan ulang produksi, dan koordinasi pengiriman. ERP juga mempermudah pelacakan biaya produksi secara real-time, sehingga perusahaan bisa menjaga margin keuntungan tetap optimal.

2. IoT (Internet of Things)

IoT dalam manufaktur dikenal sebagai Industrial Internet of Things (IIoT). Perangkat IoT yang dipasang di mesin produksi dapat mengumpulkan data seperti suhu, kecepatan, getaran, dan konsumsi energi. Data ini dikirim secara langsung ke pusat kontrol untuk dianalisis.

Dengan IoT, perusahaan dapat melakukan pemeliharaan prediktif—mengganti komponen mesin sebelum rusak—sehingga menghindari downtime yang merugikan. Selain itu, pemantauan jarak jauh juga memungkinkan tim teknis untuk mengontrol dan memperbaiki mesin dari lokasi berbeda.

3. AI dan Machine Learning

Kecerdasan buatan digunakan untuk memprediksi pola produksi, mengoptimalkan jadwal kerja mesin, dan bahkan mendeteksi anomali yang dapat mengindikasikan masalah dalam proses produksi. Misalnya, AI dapat merekomendasikan kapan waktu terbaik untuk merawat mesin tanpa mengganggu jadwal produksi.

Machine learning digunakan untuk analisis data historis guna memahami tren permintaan, efisiensi lini produksi, dan preferensi konsumen. Dengan algoritma yang belajar dari waktu ke waktu, sistem manufaktur menjadi lebih pintar dan adaptif.

4. MES (Manufacturing Execution System)

MES adalah sistem yang menghubungkan perencanaan (level ERP) dengan eksekusi di lantai pabrik. MES mengelola proses produksi secara langsung, termasuk jadwal kerja, pengawasan kualitas, pelacakan bahan, dan pelaporan output harian.

Sistem MES membantu manajer produksi untuk mengetahui status setiap lini secara real-time. Ketika terjadi deviasi dari standar produksi, sistem ini akan segera memberikan notifikasi agar dapat diambil tindakan cepat. Integrasi MES dan ERP memastikan proses perencanaan dan pelaksanaan berjalan harmonis.

Contoh Penerapan Sistem Manufaktur dalam Kehidupan Nyata

Dalam dunia nyata, berbagai sektor industri telah mengadopsi sistem manufaktur canggih untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Berikut adalah beberapa contoh penerapan sistem manufaktur dari berbagai sektor industri:

1. Industri Otomotif: Toyota dan Honda

Industri otomotif dikenal sebagai pelopor dalam implementasi sistem manufaktur modern. Toyota dan Honda, dua raksasa otomotif asal Jepang, telah lama mengadopsi pendekatan Just in Time (JIT) dan Lean Manufacturing. Sistem JIT menekankan produksi berdasarkan permintaan aktual, bukan perkiraan. Ini membantu mengurangi inventaris yang tidak perlu dan meminimalkan pemborosan.

Toyota Production System (TPS) menjadi model yang banyak ditiru. Sistem ini menciptakan alur kerja yang efisien, mengurangi waktu tunggu, dan mendorong kualitas tinggi melalui prinsip kaizen atau perbaikan berkelanjutan. Honda juga mengadopsi pendekatan serupa dengan fokus pada kualitas, fleksibilitas, dan kecepatan produksi.

2. Industri Makanan: Indofood dan Mayora

Perusahaan makanan besar seperti Indofood dan Mayora memanfaatkan sistem manufaktur batch processing. Mesin-mesin besar digunakan untuk produksi makanan dalam skala besar, seperti mi instan, biskuit, dan makanan ringan. Prosesnya melibatkan tahapan otomatis mulai dari pencampuran bahan, pencetakan, pemanggangan, hingga pengemasan.

Indofood memiliki sistem produksi terintegrasi dari hulu ke hilir, mulai dari pengolahan bahan baku (tepung, minyak) hingga distribusi produk akhir. Efisiensi dan kontrol mutu menjadi kunci dalam menjaga konsistensi rasa dan kualitas produk. Mayora, yang terkenal dengan produk kopi dan biskuit, juga menerapkan sistem produksi cepat dengan kontrol ketat terhadap standar keamanan pangan.

3. Industri Elektronik: Samsung dan LG

Samsung dan LG, dua perusahaan teknologi asal Korea Selatan, mengadopsi sistem manufaktur otomatisasi tinggi yang didukung oleh robotik dan kecerdasan buatan. Di lini produksi smartphone dan televisi, mesin otomatis digunakan untuk perakitan komponen mikro dengan tingkat presisi tinggi.

Sistem ini juga didukung oleh integrasi antara software perencanaan produksi dan sistem kontrol di lantai pabrik (shop floor). Dengan otomatisasi, perusahaan dapat mengurangi human error, meningkatkan kecepatan produksi, dan menurunkan biaya operasional. Selain itu, integrasi data antara manufaktur dan divisi lain seperti R&D dan pemasaran memungkinkan inovasi yang lebih cepat dan responsif terhadap tren pasar.

Meningkatkan Sistem Manufaktur yang Efisien Dibantu Software Terintegrasi

Saat ini sudah banyak software yang membantu pengelolaan sistem manufaktur agar berjalan lebih cepat dan akurat.

Hal itu dapat terlihat melalui alur kerja sistem manufaktur modern yang lebih ringkas berkat ditunjang teknologi terkini pada setiap prosesnya.

Beberapa software yang terkenal dan populer seperti Aptean Ross ERP, Oracle, Microsoft Dynamics 365, Katana, dan Deskera.

Namun, mungkin akan ditemukan beberapa hambatan dalam penggunaannya, seperti layanan pelanggan yang rumit serta fitur yang kurang cocok untuk pasar dalam negeri.

Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah mengadopsi software terintegrasi buatan lokal dan sudah teruji, seperti Mekari Jurnal SCM.

Mekari Jurnal merupakan software terintegrasi berbasis cloud yang mengintegrasikan supply chain management dengan akuntansi-keuangan bisnis dalam satu platform.

Software ini tidak saja cocok bagi industri skala kecil, namun juga scalable mencakup industri menengah dan besar seiring bisnis tumbuh.

Modul supply chain management yang terdapat di Mekari Jurnal dapat membantu perusahaan dalam:

  1. Sentralisasi informasi produk melalui dasbor intuitif untuk meningkatkan margin keuntungan
  2. Mencatat dan memperbarui stok barang dengan mudah melalui sistem barcode
  3. Mengelola dan memantau perkembangan inventaris dalam setiap cabang gudang yang dimiliki secara realtime
  4. Mengatur proses produksi melalui manajemen BOM dan work order otomatis
  5. Membangun kolaborasi tim operasional yang efektif melalui fitur order fulfillment 
  6. Mengintegrasikan pencatatan biaya operasional secara otomatis ke dalam sistem akuntansi perusahaan

Melalui implementasi software terintegrasi seperti Mekari Jurnal, perusahaan diharapkan mampu membentuk sistem manufaktur yang terstruktur dan kuat.

Adanya integrasi manufaktur-akuntansi juga turut membantu perusahaan dalam mengelola operasional secara end-to-end dalam operasional bisnis.

JIka Anda tertarik mencoba fitur-fitur unggulan Mekari Jurnal, konsultasikan masalah Anda ke tim kami dan dapatkan uji coba gratisnya!

Konsultasi dengan sales Mekari Jurnal Sekarang!

Ketahui juga 15 Rekomendasi Aplikasi ERP untuk Digunakan Perusahaan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses.

Manfaat Sistem Manufaktur yang Efisien

Penerapan sistem manufaktur yang efisien membawa banyak keuntungan strategis bagi perusahaan. Tidak hanya meningkatkan kinerja operasional, sistem ini juga memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan pasar global.

1. Meningkatkan Produktivitas

Sistem manufaktur yang terstruktur memungkinkan alur kerja yang lebih lancar. Dengan penggunaan mesin otomatis, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus produksi dapat ditekan secara signifikan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan output tanpa harus menambah jumlah tenaga kerja secara signifikan.

Produktivitas juga meningkat karena pengurangan waktu tunggu antar proses. Misalnya, pada sistem lean, proses yang tidak memberikan nilai tambah dieliminasi. Hasilnya, perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak produk dalam waktu lebih singkat.

2. Menekan Biaya Produksi

Sistem manufaktur modern dirancang untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya. Efisiensi bahan baku dicapai melalui pengukuran yang presisi dan kontrol proses yang ketat. Otomatisasi juga mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, yang pada akhirnya menurunkan biaya gaji dan pelatihan.

Selain itu, pengurangan limbah dan pengendalian energi berkontribusi pada penghematan biaya operasional. Misalnya, mesin yang diatur dengan sistem kontrol pintar dapat bekerja optimal hanya saat dibutuhkan, menghemat energi dan memperpanjang usia pakai peralatan.

3. Menjaga Kualitas Produk

Standarisasi proses produksi menjamin konsistensi kualitas produk. Sistem Quality Control (QC) yang terintegrasi dapat mendeteksi cacat sejak dini sebelum produk melangkah ke tahap selanjutnya. Hal ini mengurangi kemungkinan produk cacat sampai ke tangan konsumen.

Perusahaan seperti Toyota bahkan menerapkan konsep jidoka, yaitu penghentian otomatis proses jika ada cacat ditemukan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kualitas dalam sistem manufaktur yang efisien.

4. Responsif terhadap Permintaan Pasar

Dengan sistem yang fleksibel dan berbasis data, produsen bisa menyesuaikan volume dan jenis produksi sesuai permintaan pasar. Misalnya, saat ada lonjakan permintaan terhadap produk tertentu, sistem produksi bisa disesuaikan dalam waktu singkat berkat modularitas mesin dan fleksibilitas tenaga kerja.

Keunggulan ini sangat krusial dalam era konsumen modern yang menuntut personalisasi produk dan pengiriman cepat. Responsif berarti perusahaan bisa menghindari kelebihan stok sekaligus memenuhi permintaan tepat waktu.

5. Dukungan terhadap Keputusan Manajemen

Sistem manufaktur yang terhubung dengan perangkat lunak seperti ERP memberikan data real-time kepada manajemen. Data ini mencakup efisiensi mesin, kecepatan produksi, jumlah limbah, dan waktu siklus. Dengan informasi ini, manajemen bisa membuat keputusan strategis berbasis data, seperti perencanaan kapasitas, perawatan mesin prediktif, hingga inovasi produk.

Semoga artikel ini bermanfaat!

 

 

 

Referensi:

ScienceDirect, “Modern Manufacturing”.

SafetyCulture, “What Everyone Should Know About Manufacturing System’.

Visual Paradigm, “Flowchart for a manufacturing process”.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami