Memahami Produksi Massal: Ciri-ciri, Tahapan, dan Contohnya Proses produksi memainkan peran yang besar dalam memenuhi kebutuhan pesanan pelanggan. Pada konteks industri menengah dan besar, proses ini sudah mencakup pada kuantitas yang besar yang dikenal dengan sebutan produksi massal. Produksi massal bertujuan untuk memenuhi suatu barang dengan waktu yang cepat dan kualitas yang sesuai standar secara efisien. Adanya metode produksi massal ini sangat membantu bisnis dalam memenuhi kuota penjualan dalam jangka panjang dan besar. Bagi Anda yang memiliki skala bisnis besar atau hendak ingin melakukan ekspansi bisnis, pahami secara lebih dalam mengenai produksi massal dalam perusahaan manufaktur. Apa Itu Pengertian Produksi Massal? Produksi massal adalah sebuah proses manufaktur lini produk yang sudah terstandarisasi dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama. Seringkali, dalam menjalankan prosesnya agar tetap berjalan dengan tepat, akurat dan berulang, produksi massal akan menerapkan teknologi otomasi. Adanya sistem teknologi berbasis otomasi ini dapat membantu perusahaan untuk tetap mempertahankan aliran produk dengan stabil, mengeluarkan biaya yang lebih hemat, dan tenaga kerja yang lebih kecil. Implementasi produksi massal pada dasarnya akan lebih cocok pada perencanaan produksi untuk jangka panjang karena membutuhkan modal awal yang cukup besar sebagai sumber investasi. Kelola Produksi dan Stok Persediaan Secara Lebih Mudah Dengan Aplikasi Stok Barang Mekari Jurnal Apa Saja Ciri-ciri Produksi Massal? Salah satu ciri-ciri utama dari produksi massal yang berjalan dengan efektif dan bertahan dalam jangka lama adalah prosesnya yang menunjang teknologi canggih seperti sistem berbasis otomasi. 1. Telah Menerapkan Proses yang Terstandarisasi Standarisasi menjadi kunci utama dalam pengelolaan proses produksi yang akurat dan terstruktur. Ini akan memungkinkan Anda untuk mempertahankan konsistensi dalam kualitas dan spesifikasi produk. Tidak hanya itu, proses yang terstandar juga berkaitan dengan urutan dan tata letak mesin agar setiap alur jenis produksi dapat berjalan dengan optimal. 2. Penggunaan Mesin dan Otomatisasi Ciri-ciri ini merupakan yang cukup mudah terlihat dalam sebuah proses produksi massal, yaitu sangat tergantung pada penggunaan mesin dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Peralatan otomatis ini digunakan untuk melakukan tugas-tugas yang sifatnya repetitif dengan cepat dan tanpa adanya kesalahan. 3. Telah Terjadwal Karena menerapkan sistem dan teknologi yang canggih, memungkinkan produksi yang lebih efektif karena menerapkan jadwal yang ketat. Ini penting mengingat dinamika permintaan pasar yang sering naik-turun sehingga jadwal produksi harus akurat. Jika tidak, bisa saja permintaan pesanan tidak terpenuhi, atau overproduction. Simak lebih lanjut mengenai: Manajemen Produksi: Ruang Lingkup dan Fungsinya 4. Biaya Rendah per Unit Salah satu tujuan utama dari produksi massal adalah untuk mencapai biaya produksi per unit yang rendah. Hal ini dapat terlihat melalui efisiensi operasional, penggunaan mesin otomatis, dan manajemen rantai pasokan yang efektif. 5. Waktu Siklus Cepat Proses produksi massal sering kali didesain untuk memiliki waktu siklus yang cepat walaupun dengan kuantitas yang cukup besar. Ini memungkinkan perusahaan untuk dapat menghasilkan produk dengan cepat dan memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah. 6. Inventarisasi Besar Output yang besar tentunya dihasilkan dari bahan-bahan yang juga besar. Seringkali dalam perusahaan yang menerapkan proses produksi ini akan memiliki ruang inventaris yang sangat besar, mencakup bahan mentah, produk setengah jadi, dan barang yang sudah siap jual. 76% dari total 300 praktisi manufaktur percaya bahwa proses produksi massal dapat memenuhi tujuan perusahaan dalam mengurangi biaya produksi. – The 2022 State of Mass Production Report Tahapan Proses Produksi Massal Bagi orang awam mungkin melihat bahwa proses produksi massal hanya terdiri dari langkah-langkah singkat saja dan selebihnya akan dikerjakan oleh mesin. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan tahapan yang cukup sistematis agar seluruh perencanaan operasional dapat berjalan dengan efektif. Adapun, langkah atau tahapan dalam proses produksi massal sebagai berikut: 1. Membuat Perencanaan Produksi Perencanaan dibutuhkan untuk memiliki konsep produksi yang sesuai dengan target dan permintaan pasar. Salah satu kunci kesuksesan dari tahapan ini adalah mendapatkan rancangan konsep yang sederhana namun menjawab seluruh kebutuhan pelaksanaan produksi. Selain itu, Anda juga dapat membuat product requirement document (PRD) sebagai gambaran standar produk yang ingin diproduksi agak seluruh pihak mendapatkan gambaran lengkapnya. 2. Mengubah Rancangan Konsep menjadi Model Produksi Setelah Anda berhasil mengembangkan ide Anda dalam sebuah perencanaan yang komprehensif, Anda perlu rekayasanya melalui pemodelan CAD 3D. Ini termasuk ke dalam tahap Design Validation and Testing atau DVT, untuk menguji bentuk tampilan akhir. CAD 3D merupakan suatu pemodelan melalui perangkat lunak untuk kebutuhan perancangan tata letak bangunan. Ini bertujuan untuk mengetes efisien dari ide rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini, Anda juga bisa melakukan proses EVT atau Engineering Validation and Testing untuk menguji fitur-fitur yang terimplementasi dalam proses produksi. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu yang dapat menjadi masalah atau hambatan dalam produksi. Setelah dirasa berhasil dan cocok, ide tersebut dapat mulai diimplementasikan dalam proses manufaktur perusahaan Anda. 4. Uji dan Validasi Produk Anda Tahap ini akan berkaitan dengan pengujian dan validasi produksi, dan sering disebut dengan PVT atau Production Validation and Testing. Salah satu tujuan dari pra-produksi ini adalah mengetahui kemampuan produksi apakah telah sesuai standar dalam skala kecil terlebih dahulu. Nantinya hasil dari uji coba ini akan menghasilkan feedback sebagai bahan evaluasi untuk proses produksi massal yang sebenarnya agar dapat lebih efektif dan efisien. 5. Memulai Produksi Massal Tahap ini adalah tahap bagaimana proses produksi massal dimulai sebenarnya. Ada baiknya jika Anda dapat menjalankan proses produksi dengan memfokuskan kualitas dan nilai dari produk akhir terlebih dahulu. Jika telah sesuai dengan standar produk, maka proses dapat difokuskan pada penyesuaian kuantitas yang sebenarnya beserta waktu tunggunya. 6. Pemantauan Kualitas Meskipun produksi dilakukan dalam skala besar, pengawasan terhadap kualitas produk tetap penting. Perusahaan biasanya memiliki sistem pengendalian kualitas yang ketat untuk memastikan bahwa standar kualitas terpenuhi. Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal Keuntungan yang perusahaan dari menjalankan produksi massal, antara lain: 1. Tingkat presisi tinggi Produksi massal dapat menghasilkan tingkat presisi tinggi jika produksi dipantau dan divalidasi secara ketat menggunakan parameter yang ada. 2. Biaya produksi rendah Hal ini juga terkait dengan rendahnya biaya produksi karena mekanisasi menghilangkan peran pekerjaan yang berlebihan, sehingga membutuhkan lebih sedikit pekerja. Simak lebih lengkap mengenai: Biaya Produksi (Cost of Production) dalam Pelaporan Keuangan 3. Tingkat efisiensi lebih tinggi Produksi massal menghasilkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi karena otomatisasi merakit barang-barang yang diproduksi secara massal lebih cepat. Ini memberikan perusahaan keunggulan kompetitif dan profitabilitas yang lebih tinggi karena perakitan yang cepat membantu distribusi dan pemasaran produk menjadi lebih cepat. Adapun, Anda juga perlu mengetahui kekurangan produksi massal, seperti: 1. Modal Awal yang Besar Produksi massal memerlukan jalur perakitan otomatis, yang memerlukan banyak modal dan memerlukan investasi awal dalam jumlah besar untuk menyiapkan dan memeliharanya. Oleh karena itu, biasanya produksi massal lebih cocok diterapkan pada perusahaan menengah dan besar atau perusahaan manufaktur. 2. Revisi dan Peningkatan Berkelanjutan Sistem produksi massal biasanya akan rutin melakukan perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas. Ini bisa saja disebabkan dari beberapa faktor, mulai dari pembaruan sistem perangkat lunak, penyesuaian kebutuhan sesuai tren global, maupun regulasi dan aturan terbaru yang berkaitan dengan mutu dan standar produk oleh pemerintah atau badan pusat. Jika perbaikan dan peningkatan tersebut diperlukan, perusahaan akan memerlukan persiapan modal tambahan. 3. Menurunkan Motivasi Kerja Karyawan Adanya teknologi dan mesin produksi yang membantu mengolah alur proses produksi, membuat karyawan menjadi sedikit acuh dengan alur kerja. Ini ditambah dengan semangat kera yang kian menurun karena sifat pekerjaannya yang berulang. Jika tidak diperbaiki dengan cepat dapat mempengaruhi tingkat turnover karyawan. Contoh Produksi Massal Proses produksi massal akan sangat cocok jika dapat diterapkan pada perusahaan berskala menengah dan besar. Ini dikarenakan sifatnya yang memerlukan modal yang cukup besar dalam implementasi awal dan pemeliharaannya. Selain itu, ini juga berkaitan dengan pemenuhan atau fulfillment di mana permintaan dari pasar yang relatif cukup tinggi. Biasanya, produksi massal cukup mudah ditemukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak pada industri pakaian, FMCG (Fast Moving Consumer Goods), kendaraan dan barang konsumsi lainnya. Salah satu contoh produksi massal yang paling terkenal dapat dilihat dari sejarah penemuan sistem produksi massal pada modal yang dikembangkan oleh Henry Ford pada tahun 1913. Pada saat itu, Ford berhasil menemukan jalur perakitan bergerak ketika memproduksi mobil Ford Model T. Dari penemuan revolusioner tersebut, Ford berhasil mengurangi waktu produksi suku cadang, waktu tunggu untuk memproduksi utuh mobil Model T, dan menghasilkan 15 juta produksi mobil hingga tahun 1927. Salah satu dampak dari penemuan Ford pada saat itu adalah dapat membuat masyarakat umum dapat membeli mobil, yang pada saat itu yang bisa diakses oleh segelitintir orang saja. Kesimpulan Pada dasarnya, produksi massal memainkan peran yang besar sebagai solusi untuk memenuhi permintaan barang dari pasar yang cukup berfluktuatif. Tentunya, proses ini akan berjalan lebih optimal jika diterapkan pada bisnis yang sudah mencapai skala menengah dan besar. Namun, tidak menutup kemungkinan jika industri kecil juga menerapkannya namun dengan menyesuaikan skala produksinya. Di balik kelebihan dan kekurangan dari implementasi produksi massal, tentunya ini sangat berkaitan dengan besaran biaya keluar sehingga diperlukan pencatatan yang akurat untuk mengelolanya. Tidak hanya produksi massal yang membutuhkan sistem berbasis otomasi, pengelolaan keuangan juga memerlukan demi mencatat arus keluar masuk kas dan mempertahankan stabilitas finansial perusahaan. Untuk memudahkan hal ini, Mekari Jurnal menyediakan fitur pembukuan otomatis berbasis cloud yang dapat Anda akses dengan mudah di mana saja dan kapan saja. Temukan berbagai fitur unggulan lainnya untuk mengelola kebutuhan bisnis Anda dalam satu platform mulai dari perencanaan anggaran, pengelolaan biaya, analisis tren, dan pengelolaan stok hanya dalam satu platform saja. Sudah lebih dari 35.000 industri bisnis memercayakan pengelolaan keuangan dengan Mekari Jurnal, saatnya bisnis Anda juga memulainya dari sekarang! Saya Mau Bertanya Lebih Lanjut ke Tim Mekari Jurnal Sekarang! Itulah penjelasan selengkapnya mengenai produksi massal, semoga artikel ini bermanfaat! Referensi: CFI, “Mass Production”. Investopedia, “Mass Production: Examples, Advantages, and Disadvantages”. Xometry, “How To Mass Produce a Product: History, Process, Advantages, and Disadvantages”.