Daftar Isi

Contoh Soal Siklus Akuntansi Koperasi Lengkap dengan Jawaban dan Studi Kasus

Tayang 22 Jan 2025
Diperbarui 24 Jan 2025

Pembukuan koperasi dan perusahaan umumnya berbeda. Hal tersebut bisa dilihat dari contoh soal siklus akuntansi koperasi yang digunakan.

Perbedaan mendasar dari pembukuan koperasi dan perusahaan pada umumnya adalah pada laporan keuangannya.

Bagi Anda yang saat ini mengelola koperasi atau ingin memahami akuntansi koperasi secara mendasar, simak artikel dari Blog Mekari Jurnal berikut ini!

Untuk Soal Siklus Akuntansi Koperasi dan Jawabannya di Sini!

Apa Itu Siklus Akuntansi Koperasi?

Siklus akuntansi koperasi adalah serangkaian proses pencatatan, pengelolaan, dan penyajian data informasi keuangan yang terjadi di dalam koperasi.

Konsep dari koperasi sendiri adalah pembiayaan gotong royong, sehingga akuntansi koperasi berperan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas keuangan.

Selain itu, fungsi dari pencatatan akuntansi koperasi juga mendorong sumber daya yang dikelola bersama dapat dimanfaatkan dengan baik demi kesejahteraan anggota.

Standar Akuntansi yang Digunakan

Siklus akuntansi koperasi menggunakan standar SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang juga sama digunakan untuk bisnis UMKM.

Penggunaan standar SAK ETAP lebih mudah dibuat, sederhana, dan mudah dipahami tanpa menggunakan istilah-istilah rumit.

Adapun, saat ini SAK ETAP sudah direvisi dan sejak 1 Januari 2025 akan digantikan dengan SAK Entitas Privat.

Perbedaan Siklus Akuntansi Koperasi dan Perusahaan pada Umumnya

Dari sisi pembukuan, akuntansi koperasi memiliki akun khusus yaitu Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan Sisa Hasil Usaha (SHU).

Begitu pun dari sisi pelaporan, akuntansi koperasi memiliki laporan pembagian SHU dan laporan transaksi anggota.

Selain kedua hal di atas, ada beberapa perbedaan yang mendasar dari akuntansi koperasi dan akuntansi bisnis pada umumnya yaitu sebagai berikut.

Perbedaan Akuntansi Koperasi Akuntansi Bisnis pada Umumnya
Sumber modal Simpanan anggota Dana pribadi, investor, atau kreditur
Pendapatan Transaksi antar anggota dan transaksi eksternal Penjualan atau upah atas layanan
Keuntungan Sisa Hasil Uang (SHU) Laba atau profit
Kewenangan Setiap anggota memiliki kewenangan yang sama dalam pengambilan keputusan Hanya para pemilik modal atau saham secara proporsional

Baca Juga: Prinsip, Jenis, dan Contoh Laporan Keuangan Koperasi

Contoh Tahapan Siklus Akuntansi Koperasi

Sebagai panduan bagaimana siklus akuntansi koperasi dibuat, berikut merupakan tahapan-tahapannya.

1. Identifikasi Transaksi

Tahap ini semua transaksi keuangan baik yang berasal dari anggota maupun non-anggota dicatat.

Termasuk simpanan wajib, simpanan pokok, piutang, pembelian aset, kewajiban seperti biasa sewa, dan penjualan barang.

Baca Juga: Contoh Pembukuan Koperasi Simpan Pinjam Manual dengan Format PDF dan Excel

2. Pencatatan di Jurnal Umum

Setelah itu, setiap transaksi yang terjadi dicatat ke dalam jurnal umum. Pada tahap ini, masing-masing transaksi dibagi menjadi akun-akun dengan prinsip debit dan kredit.

3. Posting ke Buku Besar

Selanjutnya, transaksi yang dicatat ke jurnal umum dipindahkan ke dalam buku besar. Di sini setiap saldo transaksi dikelompokkan berdasarkan akun.

4. Penyusunan Neraca Saldo

Langkah selanjutnya adalah membuat daftar saldo akhir dari buku besar untuk memastikan keseimbangan akun.

5. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian sendiri mencatat transaksi riil yang terjadi selama satu periode akuntansi mencakup penyusutan aset, bunga pinjaman, piutang, dan biaya operasional.

Pelajari cara membuat Jurnal Penyesuaian di sini

6. Penyusunan Laporan Keuangan

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan yang terjadi selama periode akuntansi.

Laporan keuangan koperasi meliputi laporan Sisa Hasil Usaha (SHU), neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Perlu diketahui, SHU dalam konteks bisnis sama halnya seperti laba bersih yang angkanya diperoleh dari pendapatan kotor koperasi dikurangi beban produksi.

Beban produksi meliputi biaya operasional, penyusutan, biaya sewa, pajak, dan beban lain yang berkaitan dengan produksi.

Pelajari cara membuat laporan keuangan bisnis di sini

7. Jurnal Penutup

Terakhir, menutup saldo pada akun pendapatan atau SHU dan beban ke akun modal koperasi atau SHU yang belum dibagi di periode selanjutnya.

Baca Juga: Cara Membuat Jurnal Penutup Lengkap dengan Contoh!

8. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Terakhir, Anda juga dianjurkan untuk membuat neraca saldo setelah penutupan untuk memastikan saldo akun-akun riil seimbang.

Hal ini dilakukan untuk memberikan transparansi bagi seluruh anggota koperasi dan juga sebagai dasar arah kebijakan koperasi di periode selanjutnya.

Contoh Studi Kasus Siklus Akuntansi Koperasi

Sebagai gambaran, berikut contoh studi kasus siklus akuntansi koperasi secara sederhana.

1. Transaksi

Sebuah koperasi bernama “Maju Bersama” memiliki transaksi dengan rincian sebagai berikut:

  • Simpanan pokok sebesar Rp500.000 dari 10 anggota baru
  • Simpanan wajib dari 10 anggota tadi masing-masing Rp100.000 per bulan
  • Adanya pinjaman yang diberikan kepada anggota sebesar Rp5.000.000 dengan bunga 1% per bulan
  • Biaya operasional koperasi Rp1.000.000
  • Pendapatan penjualan dari salah satu produk koperasi sebesar Rp5.000.000

2. Pencatatan di Jurnal Umum

Sel;anjutnya, melakukan pencatatan di jurnal umum dengan mencatat masing-masing akun transaksi.

Pertama, akun simpanan pokok yang mana masing-masing 10 anggota menyetorkan dana sebesar Rp500.000 sebagai kas koperasi.

Tanggal Transaksi Debit Kredit
Kas Rp500.000
Simpanan Pokok Rp500.000

Kedua, akun simpanan wajib yang mana masing-masing 10 anggota menyetorkan uang sebesar Rp100.000 sebagai kas koperasi.

Tanggal Transaksi Debit Kredit
Kas Rp1.000.000
Simpanan Wajib Rp1.000.000

Ketiga, akun pinjaman anggota sebesar Rp5.000.000 dan menjadi piutang anggota koperasi dan mengurangi kas koperasi.

Sehingga saat pencatatan, piutang koperasi masuk ke debit dan kas koperasi ke kredit.

Tanggal Transaksi Debit Kredit
Piutang Anggota Koperasi Rp5.000.000
Kas Rp5.000.000

Keempat, Karena ada bunga senilai 1% per bulan atas pinjaman anggota tadi, maka bunga tersebut menjadi bagian dari pendapatan koperasi, yaitu Rp50.000

Tanggal Transaksi Debit Kredit
Pendapatan Bunga Rp50.000
Bunga pinjaman Rp50.000

Kelima, adanya biaya operasional sebesar Rp1.000.000 yang menjadi aset koperasi. Dengan begitu kas berada di kredit, dan biaya operasional di sisi debit.

Tanggal Transaksi Debit Kredit
Biaya operasional Rp50.000
Bunga pinjaman Rp50.000

Terakhir, adanya pendapatan penjualan sebesar Rp5.000.000 yang menjadi kas koperasi.

Tanggal Transaksi Debit Kredit
Kas Koperasi Rp5.000.000
Pendapatan Penjualan Rp5.000.000

3. Pencatatan Kas di buku besar

Langkah selanjutnya masukkan akun-akun transaksi pada jurnal umum ke dalam buku besar.

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo
Simpanan Pokok Rp5.000.000 Rp5.000.000
Simpanan Wajib Rp1.000.000 Rp6.000.000
Piutang Anggota Rp5.000.000 Rp1.000.000
Pendapatan Penjualan Rp5.000.000 Rp6.000.000
Beban Operasional Rp1.000.000 Rp5.000.000
Pendapatan Bunga Rp50.000 Rp5.050.000

4. Menyusun neraca saldo

Kemudian, buat neraca saldo untuk melihat posisi keuangan koperasi

Akun Debit Kredit
Kas Rp5.050.000
Piutang Anggota Rp5.000.000
Simpanan Pokok Rp5.000.000
Simpanan Wajib Rp1.000.000
Pendapatan Penjualan Rp5.000.000
Pendapatan Bunga Rp50.000
Beban Operasional Rp1.000.000
Total Rp11.050.000 Rp11.050.000

5. Penyusunan Laporan SHU

Langkah terakhir adalah membuat laporan SHU yang dijadikan dasar untuk pembagian SHU sesuai dengan keputusan rapat koperasi.

Debit Kredit
Aset/Pendapatan:
Pendapatan Penjualan Rp5.000.000
Pendapatan Bunga Pinjaman Rp50.000
Total Aset/Pendapatan: Rp5.050.000
Beban:
Beban Operasional Rp1.000.000
Total Beban (Rp1.000.000)
SHU (Pendapatan – Beban) Rp4.050.000

Setelah pembagian SHU, terdapat cadangan kas koperasi. Kas ini akan masuk ke dalam akun kas sebagai aset awal koperasi.

Selain itu, jika terdapat pungutan pajak, maka punguatan tersebut masuk ke dalam beban koperasi.

Peran Software Akuntansi untuk Koperasi

Meski menyusun laporan akuntansi koperasi tidak serumit akuntansi biasa, potensi adanya human error tetap terbuka lebar. Salah satunya perhitungan SHU yang tidak akurat.

Dampaknya, muncul konflik internal, pembiayaan anggota yang macet serta dampak berlapis bagi kondisi keuangan koperasi.

Untuk mengurangi potensi risiko seperti ini, software akuntansi memiliki andil yang cukup besar. Lalu, apa saja keuntungannya?

1. Mempermudah Proses Pembukuan

Software akuntansi memungkinkan koperasi dapat melakukan pencatatan akuntansi secara otomatis tanpa harus melakukan input satu-satu.

Hal tersebut karena data akuntansi terintegrasi dan terpusat dalam satu sistem cloud yang juga bisa Anda akses di mana pun melalui koneksi internet.

Baca Juga: Fungsi Aplikasi Akuntansi Bagi Koperasi Serba Usaha

2. Mengurangi Risiko Kesalahan Pencatatan

Penggunaan software akuntansi juga mampu mengurangi risiko kesalahan pencatatan karena seluruh data yang masuk dicatat secara otomatis sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

4. Memudahkan Pelacakan Piutang dan Simpanan Anggota

Software akuntansi juga bisa bisa melacak aktivitas piutang dan simpanan anggota secara otomatis.

Dengan begitu, proses pembukuan jauh lebih efektif serta mampu meningkatkan kepatuhan anggota.

5. Pengelolaan Laporan Keuangan Koperasi secara Otomatis

Mekari Jurnal membantu menyusun laporan keuangan secara otomatis karena sistemnya yang sudah terintegrasi langsung dengan pembukuan digital.

Sehingga seluruh data pembukuan dapat terinput dengan akurat dan realtime. Hal ini dapat meminimalisir risiko kesalahan pencatatan dan meningkatkan transparansi dalam mengawasi keuangan oleh pengurus maupun anggota koperasi.

Tunggu apalagi, segera gunakan software akuntansi Mekari Jurnal untuk membantu koperasi melakukan pembukuan secara otomatis.

Mulai dari sekarang, saatnya tingkatkan efisiensi pembukuan koperasi Anda dengan Mekari Jurnal dan coba fitur-fitur lainnya secara gratis di sini!

Konsultasi dengan Mekari Jurnal Sekarang!

Itulah penjelasan seputar contoh soal siklus akuntansi koperasi beserta jawaban dan studi kasusnya, semoga bermanfaat!

 

 

Referensi:

Scribd, “Contoh Soal Siklus Akuntansi Koperasi”.

Course Hero, “Contoh Soal Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam”.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
WhatsApp Hubungi Kami