Urban Farming dengan Sistem Hidroponik : Arti, Contoh Tanaman Pernahkah Anda mendengar istilah urban farming? Dalam beberapa tahun terakhir tren urban farming dan sistem hidroponik adalah hal kian diminati oleh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Ya, urban farming adalah sebuah konsep memindahkan pertanian konvensional menjadi pertanian perkotaan. Salah satu bentuk praktiknya adalah dengan sistem hidroponik. Awalnya konsep berkebun di lahan yang terbatas ini dibentuk oleh sekelompok pecinta lingkungan yang bergerak secara mandiri. Hingga sekarang, konsep ini dikenal sebagai sebuah gaya hidup yang cocok dan mudah dilakukan oleh siapapun. Urban farming dianggap mendukung keinginan masyarakat kota untuk menjalani hidup sehat. Sesuai dengan namanya, hidroponik adalah sistem pertanian yang dilakukan menggunakan media tanam air. Biasanya hal ini dilakukan untuk menyiasati lahan tanam yang terbatas di pekarangan rumah. Hasil panen dari urban farming juga dinilai lebih menyehatkan karena konsep bercocok tanam ini menerapkan sistem penanaman organik. Pengertian Urban Farming dan Manfaatnya Urban farming, atau pertanian perkotaan, merujuk pada praktik bercocok tanam dan peternakan yang dilakukan di dalam atau sekitar lingkungan perkotaan. Biasanya dilakukan di lahan terbatas seperti pekarangan rumah, atap bangunan, balkon, atau lahan kosong di kota. Urban farming adalah upaya untuk menghasilkan makanan lokal secara berkelanjutan di dalam kota, dengan tujuan mendekatkan produksi pangan dengan konsumen dan mengurangi jarak antara tempat produksi dan konsumsi. Praktik ini dapat melibatkan berbagai metode seperti kebun vertikal, hidroponik, aquaponik, penanaman di wadah atau pot, serta pemeliharaan hewan seperti ayam kampung atau ikan di dalam kolam. Manfaat Urban Farming Beberapa manfaat dari urban farming antara lain: Akses Makanan Segar: Urban farming membantu masyarakat perkotaan untuk mendapatkan akses lebih mudah terhadap makanan segar dan organik, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar kota. Penghematan Biaya: Dengan menanam sendiri sebagian kecil kebutuhan pangan, individu atau komunitas dapat menghemat biaya pembelian makanan dan mengurangi pengeluaran bulanan. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan: Praktik urban farming memberikan kesempatan untuk edukasi tentang pentingnya pertanian, lingkungan, dan konservasi sumber daya alam kepada masyarakat perkotaan. Lingkungan Hidup yang Lebih Sehat: Urban farming dapat membantu meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi di perkotaan, sekaligus memberikan ruang hijau yang menyegarkan. Penguatan Komunitas: Urban farming bisa menjadi ajang kolaborasi dan kerjasama antara warga kota, memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam menjaga lingkungan dan mencapai kemandirian pangan. Dengan mengadopsi praktik urban farming, masyarakat perkotaan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan lokal, keberlanjutan lingkungan, dan kualitas hidup yang lebih baik di tengah keterbatasan lahan di kota. Contoh 10 Tanaman Yang Cocok dan Dapat Dijadikan Sebagai Tanaman Dalam Urban Farming Berikut adalah contoh 10 tanaman yang cocok untuk ditanam dalam praktik urban farming: Selada (Lettuce): Selada adalah tanaman yang tumbuh dengan cepat dan dapat ditanam dalam wadah atau rak bertingkat. Bayam (Spinach): Bayam merupakan tanaman hijau yang kaya akan nutrisi dan tahan terhadap kondisi tumbuh yang terbatas. Kubis (Cabbage): Kubis adalah tanaman yang tumbuh dengan baik dalam wadah dan memiliki daun yang lebat. Bawang Daun (Green Onions): Bawang daun dapat ditanam dalam pot atau wadah kecil dan dapat dipanen secara bertahap. Cabai (Chili Pepper): Cabai dapat tumbuh dengan baik dalam wadah dan memberikan panen yang melimpah. Tomat (Tomato): Tomat dapat ditanam dalam pot atau wadah dengan dukungan penyangga dan memberikan hasil panen yang memuaskan. Paprika (Bell Pepper): Paprika juga cocok untuk ditanam dalam wadah atau pot dengan dukungan penyangga. Wortel (Carrot): Wortel dapat ditanam dalam wadah dalam bentuk vertikal dan memberikan panen yang lezat. Daun Ketumbar (Cilantro): Daun ketumbar adalah tanaman aromatik yang tumbuh dengan cepat dan cocok untuk urban farming. Kangkung (Water Spinach): Kangkung adalah tanaman air yang bisa ditanam dalam wadah dengan sistem hidroponik. Tanaman-tanaman ini relatif mudah ditanam dalam skala kecil dan cocok untuk lingkungan urban farming. Mereka dapat tumbuh dengan baik dalam wadah atau sistem hidroponik, memberikan manfaat gizi dan keindahan estetika dalam lingkungan perkotaan. Apa Itu Konsep Hidroponik? Dalam kajian bahasa hidroponik adalah sebuah konsep budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air terbatas. Dalam sebuah jurnal disebutkan bahwa hidroponik berasal dari dua kata, yaitu hydro yang berarti air dan phonic yang berarti pengerjaan. Dari dua kata tersebut, dapat diartikan bahwa hidroponik adalah sistem penanaman atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan media air yang berisi larutan nutrient. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Hidroponik Sama seperti konsep cocok tanam lainnya, hidroponik urban farming adalah juga memiliki kelebihan dan kekurangan dana praktiknya. Kelebihan Dapat dibudidayakan di lahan sempit, seperti atap rumah atau halaman samping. Risiko terhadap kekeringan atau banjir sangat kecil. Beberapa tanaman dapat dibudidayakan di luar musimnya. Kebersihan tanaman lebih terjaga. Hasil produksi lebih tinggi jika dimantain dengan baik. Proses penanamannya memiliki standarisasi. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh lebih terjamin dibandingkan sistem cocok tanam lainnya. Perawatan yang mudah. Efisien dalam pemakaian pupuk. Harga jual tanaman hidroponik lebih tinggi daripada tanaman non-hidroponik. Kekurangan Membutuhkan investasi awal yang mahal, mengingat media tanam urban farming hidroponik menggunakan air sehingga dibutuhkan alat-alat yang khusus juga. Membutuhkan keahlian khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia yang digunakan. Ketersediaan peralatan hidroponik cukup sulit. Membutuhkan ketelitian yang tinggi karena untuk menghitung kadar nutrisi tanaman hidroponik tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dengan media tanam air, berisiko tinggi untuk terjadi pelayuan tanaman yang cepat karena adanya kultur substrat air yang lebih kecil dibandingkan tanah. Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal mempermudah pembuatan laporan keuangan. Baca lebih lanjut mengenai fitur laporan keuangan di sini! Watch this video on YouTube Baik, Saya Mau Coba Fitur Laporan Keuangan Jurnal atau Saya Mau Bertanya Kepada Sales Jurnal! Teknik Menanam Hidroponik Yang Paling Canggih Adalah Vertical Farming Salah satu teknik menanam hidroponik yang paling canggih dan inovatif adalah Vertical Farming atau pertanian vertikal. Teknik ini melibatkan penanaman tanaman secara vertikal dalam struktur bertingkat, seperti rak, dinding vertikal, atau menara tumbuh. Berikut adalah beberapa teknik kunci yang digunakan dalam pertanian vertikal: Sistem Irigasi Terpadu: Dalam pertanian vertikal, air dan nutrisi disalurkan secara terkontrol langsung ke akar tanaman. Sistem irigasi terpadu menggunakan metode seperti irigasi tetes, irigasi NFT (Nutrient Film Technique), atau irigasi aeroponik untuk memberikan nutrisi yang tepat dan kelembaban yang diperlukan. Pencahayaan Buatan: Karena pertanian vertikal sering dilakukan di dalam ruangan atau area yang memiliki keterbatasan cahaya matahari, pencahayaan buatan menjadi penting. Lampu LED khusus digunakan untuk menyediakan spektrum cahaya yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Kontrol Lingkungan: Dalam pertanian vertikal, kontrol lingkungan sangat penting. Suhu, kelembaban, kadar CO2, dan tingkat pH harus dikendalikan dengan tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Penggunaan sistem pengatur suhu dan kelembaban serta sensor otomatis dapat membantu menjaga kondisi lingkungan yang ideal. Substrat dan Media Tanam: Tanaman dalam pertanian vertikal dapat ditanam dalam berbagai substrat seperti serat kelapa, arang sekam, rockwool, atau perlite. Media tanam ini menyediakan penyangga untuk akar tanaman dan membantu menyimpan air dan nutrisi. Monitoring dan Automasi: Penggunaan teknologi canggih seperti sensor, sistem pengendalian otomatis, dan pemantauan jarak jauh memungkinkan pemantauan dan pengaturan yang akurat terhadap kondisi tanaman, nutrisi, dan lingkungan. Teknik-teknik tersebut memungkinkan peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam pertanian vertikal, dengan memaksimalkan penggunaan lahan vertikal dan menghasilkan hasil panen yang optimal. Selain itu, teknik ini juga memiliki potensi untuk mengurangi penggunaan air, pupuk, dan pestisida, serta memberikan solusi pertanian yang berkelanjutan di daerah perkotaan yang padat. Beberapa Jenis Tanaman yang Cocok untuk Sistem Hidroponik Pada praktiknya, sistem hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat kota. Untuk skala usaha komersial, pemilihan jenis tanaman yang dibudidayakan harus diperhatikan karena tidak semua jenis tanaman bernilai ekonomis. Berikut ini adalah jenis tanaman yang cocok dalam sistem hidroponik dan bernilai ekonomis tinggi, yaitu: Selada air : Selada termasuk tanaman sayur dengan usia yang tergolong pendek dengan usia berkisar 30 sampai 45 hari masa panen. Bayam : Bayam cukup sama dengan selada, dengan usia pendek antara 26 sampai 29 hari sehingga cukup cepat dan menguntungkan. Sawi : Kelebihan dari tanaman sayur ini adalah daya adaptasinya yang cukup tinggi dan tahan terhadap cuaca hujan yang ekstrim. Timun : Timun cocok dalam penanaman sistem hidroponik. Sistem ini dapat meningkatkan kandungan nutrisi timun dan menjaga kebutuhan airnya. Kangkung : Kangkung terbilang memiliki usia panen yang cukup pendek dengan rentang 20 hingga 25 hari. Kangkung juga cocok untuk penanaman ini karena cuaca panas dapat membuat batang dan daunnya keras. Cabai : Tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang intensif sehingga cocok untuk hidroponik. Cukup perhatikan cara penyemaian yang benar. Stroberi : Tanaman buah ini cukup terkenal untuk di tanam pada sistem hidroponik sebab cukup popular penjualannya secara komersil. Anggur : Anggur juga dapat di tanam pada sistem ini dan bernilai ekonomis tinggi. Namun, membutuhan perawatan yang lebih banyak. Kacang Polong : Termasuk tanaman dengan perawatan yang mudah dan produktivitasnya tinggi. Masa panennya berkisar antara 6 – 8 minggu dan masih dapat di tanam lagi hingga 3 – 4 bulan kedepan. Daun Mint : Daun mint memiliki pangsa pasar yang luas mulai untuk bahan makanan, minuman, hingga kebutuhan medis. Pertumbuhan daun mint juga membutuhkan air yang banyak sehingga penanaman sistem hidroponik sangat cocok. Selain jenis-jenis tanaman tersebut, masih banyak jenis tanaman lainnya yang cocok, seperti daun bawang, lobak, bawang merah, tomat, buncis, pakcoy, dan wortel. Baca Juga : Pengertian Akuntansi dan Pentingnya dalam Bisnis Adalah Sebagai Berikut Cara Menanam Urban Farming dengan Sistem Hidroponik Adalah Sebagai Berikut 1. Aeroponic System Sistem aeroponic merupakan sistem hidroponik yang paling canggih dan mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi ini diberikan atau disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung oksigen. Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi dan oksigen dalam pertumbuhannya. 2. Drip System Sistem urban farming tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer mengontrol pompa. Pada saat pompa dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman. Agar berdiri tegak, tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopit, sekam bakar, ziolit, pasir, dan sebagainya selain tanah. 3. Nutrient Film Technique (NFT) Sistem NFT ini adalah cara urban farming yang paling populer dalam istilah hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya. 4. EBB dan Flow System Sistem Ebb & Flow bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. 5. Water Culture System Walter Culture merupakan system urban farming hidroponik yang sederhana. Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langsung dengan nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai supply oksigen ke akar-akar tanaman. 6. Wick System Ini salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Baca juga : Peluang Bisnis Baru di Era Revolusi Industri 4.0 Peluang Pemasaran Tanaman Hasil Urban Farming Sistem Hidroponik Bisnis pertanian urban farming dengan sistem hidroponik saat ini adalah hal yang semakin banyak digemari. Jika Anda tertarik dengan bisnisnya, inilah beberapa teknik pemasaran yang perlu diperhatikan. a. Bekerjasama dengan Kelompok Tani Anda bisa bergabung dengan koperasi kelompok usaha tani dengan daftar terlebih dahulu. Dengan adanya koperasi ini, usaha pemasaran produk hidroponik akan semakin mudah karena Anda bisa menjual produk tanpa batasan jumlah. Kekurangannya mungkin saja harga belinya tidak sebagus yang ada di pasaran. b. Memasok Hasil Pertanian Urban Farming ke Restoran atau Usaha Katering Kebutuhan sayur dan buah pada usaha katering sifatnya berkelanjutan. Anda dapat memanfaatkan peluang ini untuk menyediakan pasokan sayur dan buah yang segar. Secara permintaan memang terlihat sedikit, namun usaha ini berpeluang besar untuk dilakukan secara berkelanjutan. c. Menjualnya secara Langsung ke Pasar Terakhir, Anda dapat memasarkan produk hidroponik ke pasar tradisional atau menjualnya secara langsung lewat strategi digital marketing sosial media. Peluang ini mengingat bahwa semakin hari semakin banyak orang yang mulai sadar pentingnya konsumsi buah dan sayur segar setiap hari. Baca juga : Cara Simple Pembukuan dan Akuntansi Bisnis Pertanian dan Peternakan Setelah mengetahui bagaimana urban farming menggunakan sistem hidroponik dalam menjadikan usaha yang menguntungkan di tahun ini, kesalahan fatal yang terjadi dalam berwirausaha adalah tidak adanya pengelolaan keuangan yang rapi. Kelola Keuangan Hasil Usaha Urban Farming Lebih Mudah Dengan Bantuan Mekari Jurnal Pengelolaan laporan keuangan sangat penting untuk bidang usaha manapun. Oleh karena itu, Anda perlu memudahkan hal keuangan dengan menggunakan software akuntansi Mekari Jurnal. Baik, Saya Mau Coba Fitur Laporan Keuangan Jurnal atau Saya Mau Bertanya Kepada Sales Jurnal! Ini akan membuat Anda tidak perlu terlalu disulitkan akuntansi usaha, tetapi pada keseluruhan usaha Anda. Anda dapat menggunakan bantuan software akuntansi terbaik Mekari Jurnal. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi yang bisa Anda gunakan secara online dengan mudah bahkan dari smartphone Anda. Manfaatkan juga aplikasi inventory barang berbasis web untuk mengelola inventory Anda. Lalu Anda juga bisa dapatkan semua informasi tentang aplikasi catatan keuangan Jurnal di sini.