Capital Expenditure: Jenis dan Contoh dalam Laporan Keuangan Apa itu capital expenditure dalam laporan keuangan? Investasi jangka panjang memiliki peran yang cukup penting dalam keberadaan suatu perusahaan. Bisa dikatakan, berinvestasi seperti menanam modal demi mendapatkan sebuah penghasilan tetap dari kepemilikan aset. Oleh karena itu, pengeluaran modal atau capital expenditure memiliki kaitan yang cukup erat dengan investasi karena memberikan gambaran biaya untuk membeli atau menjaga aset perusahaan dalam laporan keuangan. Adanya perhitungan capital expenditure dalam laporan keuangan juga berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan strategis untuk biaya pengeluaran dan aset tetap di periode selanjutnya. Simak penjelasan selengkapnya mengenai CapEx dalam Blog by Mekari Jurnal berikut. Apa Itu Capital Expenditure (CapEx) Capital Expenditure merupakan biaya-biaya yang keluar oleh perusahaan dalam untuk membeli, meningkatkan, dan memelihara manfaat dalam aset tetap. Menurut Investopedia, capital expenditure (CapEx) dibuat untuk meningkatkan efisiensi operasional atau menambah manfaat ekonomi untuk jangka panjang. Aset-aset yang berkaitan dengan CapEx mulai dari properti, teknologi, tanah, hak paten, dan peralatan operasional lainnya. Perusahaan dapat memanfaatkan CapEx sebagai investasi untuk meningkatkan cakupan operasional dan nilai ekonomi perusahaan. Oleh karena itu, CapEx lebih sering tercatat sebagai jenis pengeluaran sebagai investasi di laporan arus kas daripada sebagai pengeluaran di laporan laba rugi. CapEx juga ditemukan sebagai aktivitas investasi dalam laporan neraca perusahaan. Sehingga, Anda dapat menghitung pengeluaran modal berdasarkan data dari laporan neraca dan laporan laba rugi. Caranya, Berdasarkan saldo PP&E perusahaan periode sebelumnya, temukan selisih dengan PP&E pada periode saat ini untuk menemukan perubahan dalam saldo PP&E perusahaan. Setelah itu, Terapkan perubahan PP&E kepada beban penyusutan periode saat ini untuk mendapatkan pengeluaran CapEx untuk periode yang sedang berjalan. Apa perbedaan CapEx dan OpEx? Sekilas mungkin memiliki fungsi yang sama, namun pada dasarnya pengeluaran modal (CapEx) dan pengeluaran operasional (OpEx) merupakan hal yang berbeda. Sejatinya CapEx tidak boleh digabungkan dengan OpEx. Sebab, OpEx merupakan pengeluaran biaya dalam jangka pendek dan hanya untuk memenuhi biaya untuk menjalankan bisnis. OpEx juga terpengaruh oleh pajak perusahaan tidak seperti CapEx. Beberapa contoh OpEx seperti pembayaran gaji tetap karyawan, biaya overhead, dan pembelian bahan baku. Jenis-jenis Capital Expenditure (CapEx) Capital expenditure memiliki beberapa jenis atau bagian berdasarkan tujuan dan sifat aset modalnya dalam pelaporan keuangan. Masing-masing praktisi juga mengkategorikannya berbeda-beda. Mengutip dari Cbonds, CapEx secara lengkap terbagi atas: Property, Plant, and Equipment (PPE) Investasi PPE umumnya dianggap sebagai investasi jangka panjang yang akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan selama beberapa tahun. Biasnya PPE mengacu pada akuisisi atau peningkatan aset fisik seperti tanah, bangunan, mesin, dan kendaraan perusahaan. Baca Juga: Aset Penting dalam Perusahaan dan Strategi Menjaganya Research & Development (R&D) Mengacu pada investasi dalam aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan produk, proses, atau teknologi baru yang akan meningkatkan posisi kompetitif perusahaan. Pengeluaran modal untuk R&D sering dikaitkan dengan tingkat risiko yang tinggi, karena hasil dari investasinya yang berdasarkan teori dan bersifat tidak pasti. Teknologi Informasi (TI) Jenis pengeluaran ini mengarah kepada investasi dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan terkait yang memungkinkan perusahaan meningkatkan operasinya dan meningkatkan daya saing. Investasi TI dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti sistem perencanaan sumber daya perusahaan, sistem manajemen hubungan pelanggan, dan solusi keamanan siber. Agar investasi dalam bidang TI berjalan dengan baik, Anda bisa menggunakan Mekari Jurnal sebagai alat penunjang operasional bisnis usaha Anda. Adanya fitur biaya dan anggaran dapat membantu Anda melacak data pengeluaran modal secara detail dan menjadwalkan pembayaran berulang secara otomatis. Selain itu, Mekari Jurnal juga dilengkapi dengan berbagai fitur seperti pengelolaan pajak, pembukuan, membuat invoice, hingga manajemen stok barang. Aset Tak Berwujud Pengeluaran modal yang mengarah kepada investasi dalam aset yang tidak memiliki bentuk fisik. Namun, memiliki nilai signifikan bagi perusahaan, seperti paten, merek dagang, hak cipta, dan niat baik. Biasanya bentuk aset ini dihasilkan melalui proses R&D, proses pengembangan, atau bentuk inovasi lainnya. Baca Juga: Mengenal Aktiva Tidak Berwujud dan Kepentingannya Bagi Perusahaan Merger & Acquisition (M&A) Hal ini mengacu pada investasi yang dilakukan dalam mengakuisisi perusahaan lain atau aset mereka. Investasi M&A dapat membantu perusahaan memperluas pangsa pasar mereka, mendiversifikasi lini produk mereka, dan meningkatkan daya saing mereka. Infrastruktur Jenis investasi yang mengacu pada investasi dalam struktur fisik dan organisasi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ekonomi, seperti jalan, jembatan, bandara, dan utilitas publik. Investasi infrastruktur seringkali dilakukan oleh perusahaan swasta untuk meningkatkan nilai ekonomi dan produktivitas bisnis. Rumus dan Cara Menghitung CapEx dalam Laporan Keuangan Adanya CapEx membantu pihak manajemen dalam mengelola anggaran biaya belanja modal untuk kebutuhan operasional dalam jangka panjang. Sederhananya, besaran CapEx dapat dilihat melalui laporan arus kas investasi. Namun, dalam beberapa kondisi, harus menghitung secara manual melalui laporan neraca atau laba rugi perusahaan. Rumus dan Langkah dalam menghitung CapEx Terdapat rumus perhitungan sederhana yang dapat membantu Anda dalam menjalankan proses manual ini, rumus tersebut yakni: CapEx = PP&E Saat Ini – PP&E Lama + Biaya Depresiasi Saat Ini Penjelasan: PP&E merupakan total nilai aset tetap berwujud yang perusahaan miliki saat ini. Selain rumus tersebut, terdapat rumus lainnya yang dapat Anda gunakan, mengutip dari Wallstreetmojo, yaitu: CapEx = ∆PP&E + Depresiasi Saat Ini Penjelasan: ∆PP&E merupakan perubahan nilai total aset dari properti, pabrik, dan peralatan. Depresiasi mencatat periode akuntansi saat ini, termasuk amortisasi aset tidak berwujud, Secara sederhana, langkah-langkah perhitungan CapEx dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut: Pahami terlebih dahulu bagian dari laporan laba rugi untuk mencari biaya depresiasi pada saat periode berjalan. Identifikasi nilai total depresiasi yang dibebankan dalam aset tetap pada periode berjalan. Termasuk mencari biaya amortisasi untuk aset tidak berwujud. Identifikasi saldo untuk aset tetap pada periode sebelumnya dan hitung peningkatan nilai aset tetap mencari selisih saldo tersebut dengan mengurangi total aset tetap periode sebelumnya dari agregat periode berjalan. Jika semua jumlah perhitungan selisih saldo aset tetap (PP&E) ke biaya depresiasi saat ini, CapEx pada saat periode berjalan dapat dievaluasi. Baca Juga: 4 Metode Depresiasi dalam Akuntansi dan Bisnis Contoh Perhitungan CapEx dalam Laporan Keuangan Agar lebih mudah memahami bagaimana menghitung pengeluaran modal dalam laporan keuangan, berikut contoh sederhana beserta cara menjawabnya. Sebuah Perusahaan Minuman Ringan ABC (Perusahaan ABC) telah menyelesaikan periode operasional perusahaan dan telah membuat laporan keuangan. Adapun, informasi keuangan dalam laporan secara detail sebagai berikut: Jumlah nilai aset tetap atau PP&E perusahaan ABC di awal tahun 2022 sebesar Rp 700.000.000 Jumlah nilai aset tetap atau PP&E perusahaan ABC di akhir tahun 2022 sebesar Rp 740.000.000 Biaya depresiasi termasuk biaya amortisasi aset tidak berwujud sebesar Rp 120.000.000 Berdasarkan informasi keuangan yang terdapat dalam laporan laba rugi, berapa jumlah pengeluaran modal atau CapEx perusahaan ABC? Jawab: Capital Expenditure = PP&E Saat Ini – PP&E Lama + Biaya Depresiasi Saat Ini CapEx = (Rp 740.000.000 – Rp 700.000.000) + Rp 120.000.000 CapEx = Rp 160.000.000 Manfaat CapEx pada Pertumbuhan Perusahaan Selain penting dalam laporan keuangan, CapEx juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Adanya CapEx dalam laporan keuangan dapat memberitahu Anda seberapa besar perusahaan dalam berinvestasi pada aset tetap dan melihat peningkatan nilainya. Melalui gambaran nilai investasi ini, perusahaan dapat menentukan keputusan strategis untuk periode selanjutnya. Masih banyak manfaat dengan adanya CapEx dalam laporan keuangan, di antaranya: Memberikan informasi seputar besaran investasi yang dilakukan perusahaan pada aset tetap. Sebagai dasar pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional melalui aset tetap berwujud. Menghitung nilai depresiasi aset dan menentukan tindakan preventif selanjutnya. Memberikan gambaran yang luas dan mendalam seputar pengeluaran perusahaan dalam membeli, memelihara, atau meningkatkan suatu aset. Pengungkapan CapEx dalam Laporan Keuangan Berikut adalah beberapa contoh di mana Anda bisa melihat nilai CapEx dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Biasanya nilai ini dapat terlihat pada laporan arus kas dan berkaitan dengan aktivitas investasi. Sumber: Pelaporan arus kas PT. Kedungmadu Tropical Wood Melalui publikasi laporan arus kas PT. Kedungmadu Tropical Wood dapat terlihat bahwa pengeluaran modal yang berkaitan dengan investasi sebesar Rp 2.949.993.419. Sumber: idx.co.id Selanjutnya, terdapat laporan arus kas yang dipublikasi oleh PT. Trimuda Nuansa Citra yang memberikan gambaran yang lebih spesifik seputar arus kas untuk aktivitas investasi. Melalui data tersebut, dapat terlihat bahwa CapEx sebesar Rp 11.779.898.155. Kesimpulan Watch this video on YouTube Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Melalui ulasan di atas, semoga Anda dapat lebih memahami mengenai peran capital expenditure dalam perusahaan serta perhitungannya dalam laporan keuangan. Dengan memahami besaran CapEx, Anda dapat melihat seberapa besar perusahaan dalam berinvestasi dalam aset tetap berwujud. Adanya gambaran ini juga dapat memberikan data untuk menyusun strategi pengelolaannya di periode selanjutnya, dan apakah memerlukan biaya untuk membeli aset kembali atau tidak. Semoga artikel ini bermanfaat!