Mark Up: Metode, Rumus, Manfaat, dan Contoh Cara Menghitung Mengetahui strategi dan perencanaan dalam penjualan merupakan salah satu pengetahuan yang penting agar dapat mencapai keuntungan, salah satunya dengan strategi mark up. Mark up merupakan sebuah langkah yang cukup penting dalam aktivitas bisnis sebab berkaitan dengan penetapan harga dan penerimaan laba. Bagi Anda yang baru mulai merintis sebuah bisnis ataupun sudah di tengah perjalanan, memahami mark up merupakan langkah yang cukup krusial untuk bersaing dengan kompetitor di industri yang sama. Untuk memudahkan Anda dalam memahaminya, berikut blog by Mekari Jurnal akan membahas secara lengkap mulai dari metode, manfaat, hingga cara menghitungnya. Apa Itu Mark Up? Mark up merupakan sebuah strategi yang mengacu pada penentuan harga dari sebuah produk untuk menentukan harga jual dan tetap menghasilkan pendapatan dari produk tersebut. Strategi penetapan harga ini tergolong sebagai metode yang paling banyak perusahaan terapkan karena cukup sederhana dan meningkatkan keuntungan dari penetapan harga jual sebelumnya. Peningkatan harga ini dilakukan untuk menutup biaya tidak langsung dari proses produksi sebuah barang serta laba-rugi usaha. Mengutip dari Investopedia, strategi mark up biasanya mudah ditemukan pada industri retail, di mana retail menaikkan harga jual barang atau persentase tertentu untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya metode ini sering disebut juga dengan variable cost-plus pricing method. Metode Penetapan Harga Lainnya Menurut Thebalancemoney, mark up dapat mencakup beberapa faktor yang menggambarkan kondisi atau permintaan produk di pasar pada saat itu. Presentase mark up akan cenderung rendah jika permintaan atau kondisi pasar yang sedang menurun. Sedangkan mark up akan meningkat jika permintaan produk tinggi atau kondisi pasar yang sedang baik. Kondisi diatas termasuk metode penetapan harga berdasarkan permintaan, penetapan harga jual produk dapat berdasarkan pada beberapa kondisi dan variabel. Selain permintaan, penetapan harga juga dapat mengacu pada kompetitor sebagai acuan refererensi agar dapat bersaing di dalam pasar. Selain itu, metode penetapan yang terakhir yaitu metode berdasarkan biay. Terdapat tiga metode yang paling umum digunakan, yakni metode biaya plus, HPP, dan break even point (BEP). 1. Penetapan Harga Biaya Plus Mengacu pada jumlah keseluruhan biaya dalam sebuah produk yang bertujuan untuk menutup laba yang sudah direncanakan (margin laba kotor). Rumus yang dapat Anda gunakan untuk menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: Harga Jual = Biaya Total + Margin 2. Harga Pokok Penjualan (HPP) Mengacu pada harga jual per unit dengan cara menghitung harga pokok penjualan per unit terlebih dahulu kemudian ditambahkan nilai mark up. Rumus sederhana untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Harga Jual = Harga Beli + Mark Up 3. Break Even Point (BEP) Mengacu pada nilai keseimbangan titik impas (break even point) yang diperhitungan dari jumlah total biaya dari keseluruhan proses produksi kemudian dikurangi jumlah total penerimaan pendapatan dari produk tersebut. Rumus yang bisa Anda gunakan adalah sebagai berikut: Harga Jual = Total Biaya – Total Penerimaan Rumus Mark Up Berikut merupakan rumus sederhana yang dapat Anda gunakan untuk menghitung harga jual berdasarkan perhitungan mark up. Harga Jual Final = Biaya Beli Produk + Mark Up Bisa dikatakan, semakin besar nilai mark up yang Anda masukan, maka semakin besar pula pendapatan yang perusahaan dapatkan. Namun, peningkatkan nilai mark up ini perlu diterapkan dengan bijak sesuai dengan kualitas produk dan permintaan pasar pada periode yang sama. Markup juga dapat ditampilkan dalam bentuk persentase, berikut formula untuk menghitungnya: Persentase Mark Up = (Mark Up / Biaya) x 100% Contoh Menghitung Mark Up Setelah Anda mengetahui rumus/formula untuk mendapatkan harga jual dari mark up, Anda juga harus dapat mengimplementasikannya dengan tepat pada bisnis. Agar dapat memahaminya secara lebih jelas, berikut akan ditampilkan beberapa contoh soal beserta perhitungannya agar mengetahui bagaimana mengimplementasi mark up pada nilai jual produk. Soal 1 PT. ABC adalah perusahaan manufaktur yang fokus dalam pembuatan perangkat komputer dan mendapat orderan untuk membuat 250 perangkat komputer. Dalam satu pembuatan komputer biasanya akan memakan biaya produksi sebesar Rp 2.500.00o, sehingga untuk 25o buah komputer, PT. ABC harus mengeluarkan biaya pembuatan sebesar Rp 625.000.000. Jika PT. ABC ingin mendapatkan profit dari nilai produksi sebesar 40%, berapa harga yang perlu ditetapkan kepada klien? Jawab: Harga Jual Final = Biaya Beli Produk + Markup = 625.000.000 + 40% = 625.000.000 + 250.000.000 Harga Jual Final = Rp 875.000.000 Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa agar mencapai profit sebesar 40% maka harga jual yang diberikan kepada klien yaitu sebesar Rp 875.000.000 atau Rp 3.500.000 per satu buah komputer. Soal 2 Rumah Makan Pondok Laras merupakan sebuah usaha kuliner yang berfokus pada pengelolaan kuliner ayam. Salah satu menu favorit pelanggan adalah ayam bakar utuh yang sering habis dalam hitungan jam. Agar dapat mengetahui keuntungan yang akurat dalam laporan keuangan, maka pihak manajemen perlu menghitung persentase markup dari produk menu tersebut. Dalam prosesnya, biasanya seorang koki dapat menghabiskan biaya sebesar Rp 35.000 untuk mengolah satu ayam penuh hingga menjadi makanan jadi. Saat ini, harga ayam bakar utuh dijual dengan harga Rp 60.000 per paket. Berapa persentase markup dari ayam bakar tersebut? Jawab: Persentase Markup = (Harga Jual – Biaya / Biaya) x 100% = ((60.000 – 35.000) / 35.000) x 100 = (25.000 / 35.000) x 100 Persentase Markup = 0,714 x 100 = 71,4% Berdasarkan perhitungan persentase tersebut, manajemen akhirnya mengetahui bahwa nilai markup ayam bakar sebesar 71,4%. Manfaat Metode Mark Up dalam Bisnis Ada beberapa manfaat dengan mengimplementasik metode mark up yang tepat pada produk bisnis Anda, di antaranya: Menghasilkan Laba Metode mark up harga memungkinkan bisnis untuk menghitung margin keuntungan yang diinginkan dari penjualan produk atau layanan. Hal ini dapat memastikan bahwa bisnis dapat mencapai laba yang memadai untuk menutupi biaya produksi, operasional, dan menghasilkan keuntungan yang cukup. Ketepatan dalam Penentuan Harga Dengan menggunakan mark up harga yang tepat, bisnis dapat menentukan harga jual produk atau layanan dengan lebih akurat. Ini membantu mencegah penentuan harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang dapat memengaruhi citra bisnis dan persaingan di pasar. Fleksibilitas dalam Menyesuaikan Harga Markup harga berdasarkan persentase penjualan memungkinkan bisnis untuk menyesuaikan harga dengan lebih fleksibel. Saat biaya produksi atau persaingan berubah, bisnis dapat mengubah mark upnya untuk tetap mendapatkan margin yang diinginkan. Penentuan Harga yang Konsisten Metode markup harga membantu bisnis menjaga konsistensi dalam penentuan harga produk atau layanan, terutama jika bisnis memiliki berbagai produk atau layanan. Ini memudahkan pelanggan untuk memahami pola harga dan membuat keputusan berdasarkan angka yang dapat diprediksi. Menjaga Persaingan Pasar Tetap Sehat Adanya mark up dapat membantu meminimalisir persaingan antar kompetitor dalam pasar. Terlebih, metode yang digunakan adalah metode penetapan harga biaya bukan antar kompetitor sehingga umumnya relatif stabil dan menjaga persaingan pasar tetap sehat. Perbedaan Mark Up dan Margin Kotor Dalam metode mencari keuntungan, umumnya orang-orang masih menganggap mark up dan margin adalah hal yang sama sebab keduanya sama-sama mengacu pada variabel biaya dan pendapatan. Perbedaan di antara keduanya adalah margin mengacu kepada selisih harga antara penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP) sedangkan mark up mengacu pada peningkatan harga jual dari total biaya produksi. Perbedaan Mark Up dan Mark Down Selanjutnya, terdapat dua strategi yang berkaitan dengan harga penjualan suatu produk di pasar. Kedua strategi ini yaitu mark up dan mark down. Jika mark up menaikkan harga jual produk untuk mencapai keuntungan yang optimal, mark down mengacu pada penurunan harga pada barang yang kurang laku agar menarik pelanggan untuk membelinya. Biasanya, mark down bertujuan untuk melakukan cuci gudang karena stok yang menumpuk lama dan mendekati masa kadaluarsa. Namun, bukan berarti perusahaan akan merugi, mark down sendiri sudah diatur agar tetap mendapat keuntungan walaupun cenderung lebih rendah dibandingkan mark up. Adapun rumus yang dapat Anda gunakan untuk mendapatkan nilai mark down adalah sebagai berikut: Harga Jual = Biaya Beli Produk – Mark Down Kesimpulan Memahami strategi mark up dalam menentukan harga jual produk Anda dapat membantu bisnis Anda berkembang secara lebih optimal. Pemahaman mengenai penggunaan mark up dan mark down juga penting agar strategi yang dijalankan tidak mencapai kegagalan. Anda harus memahami tren penjualan dan kondisi pasar agar strategi penetapan harga berjalan dengan efektif. Agar proses pemantauan dan pengelolaan harga dapat berjalan dengan efektif, Anda dapat melakukan perhitungan yang akurat dan otomatis melalui software akuntansi Mekari Jurnal. Mulai dari UMKM hingga enterprise, Anda dapat menggunakan Mekari Jurnal sebagai alat penunjang untuk mengatur pengelolaan akuntansi dan keuangan secara lebih mudah dan cepat. Proses pencatatan juga semakin mudah berkat sistemnya yang telah terkalibrasi secara otomatis sehingga Anda tidak perlu melakukan pengecekan secara dua kali. Terdapat fitur unggulan lainnya yang dapat membantu operasional perusahaan seperti perpajakan, buat invoice, manajemen stok barang, hingga otomatisasi laporan keuangan. Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan rasakan manfaat pengelolaan usaha yang lebih muda dan terarah! Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!