Daftar Isi

Rasio Cakupan: Pengertian, Jenis, dan Interpretasi

Tayang 09 Jan 2024
Diperbarui 23 Apr 2025

Rasio Cakupan (Coverage) adalah Rasio Keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitasnya. Sekilas, nama rasio keuangan ini mungkin terdengar sangat mirip dengan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan dengan kedua rasio keuangan tersebut.

Sederhananya, yang ini menganalisis kemampuan perusahaan untuk melunasi utang dan bentuk obligasi lainnya. Lebih spesifik lagi, istilah keuangan ini mengukur seberapa baik perusahaan mampu melakukan pembayaran bunga yang terkait dengan transaksi utang atau obligasi mereka. Berikut penjelasan lengkap dari Mekari Jurnal.

Pengertian Rasio Cakupan (Coverage Ratio)

Rasio cakupan atau coverage ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, terutama pembayaran bunga dan utang pokok. Rasio ini menunjukkan seberapa baik laba atau arus kas perusahaan mampu menutup beban tetap seperti bunga, sewa, dan cicilan utang.

Coverage ratio sangat penting bagi:

  • Investor dan kreditor, untuk menilai risiko gagal bayar.
  • Manajemen perusahaan, untuk memastikan kesehatan keuangan jangka panjang.

Pastikan Anda Sudah Pakai Aplikasi Mekari Jurnal! Software Akuntansi Online Terpercaya!

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Fungsi Rasio Cakupan (Coverage Ratio)

Berikut adalah fungsinya.

1. Menilai Kemampuan Perusahaan dalam Membayar Kewajiban Utang

Fungsi utama dari rasio cakupan adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial tetapnya, khususnya bunga utang dan cicilan pokok. Ketika sebuah perusahaan mengambil pinjaman, maka secara otomatis perusahaan memiliki kewajiban tetap yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu. Coverage ratio membantu untuk mengevaluasi apakah pendapatan atau laba yang dihasilkan perusahaan mampu menutupi kewajiban tersebut.

Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki rasio cakupan bunga (interest coverage ratio) sebesar 4, artinya laba operasionalnya empat kali lipat dari beban bunga yang harus dibayar. Hal ini menunjukkan posisi keuangan yang cukup kuat. Sebaliknya, jika rasio tersebut kurang dari 1, berarti laba operasional bahkan tidak cukup untuk menutupi beban bunga, dan ini menandakan risiko gagal bayar yang tinggi.

2. Menjadi Indikator Kesehatan Keuangan

Rasio cakupan juga sering digunakan sebagai salah satu indikator kesehatan keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam mengelola beban keuangannya. Investor dan kreditur akan lebih percaya untuk menanamkan modal atau memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan coverage ratio yang tinggi.

Rasio cakupan juga berfungsi sebagai alat deteksi dini (early warning system). Perusahaan yang memiliki tren penurunan rasio cakupan selama beberapa periode berturut-turut harus mulai waspada, karena bisa jadi terjadi ketidakseimbangan antara pendapatan dan beban tetap. Ini bisa menjadi sinyal untuk meninjau ulang strategi bisnis atau kebijakan pendanaan.

3. Dasar Pertimbangan Kreditur dalam Pengambilan Keputusan

Lembaga keuangan seperti bank dan lembaga pembiayaan lainnya secara aktif menggunakan coverage ratio sebagai dasar dalam mengevaluasi kelayakan pemberian pinjaman kepada calon debitur. Jika rasio cakupan suatu perusahaan tergolong rendah, maka lembaga keuangan akan menganggap perusahaan tersebut memiliki risiko kredit yang tinggi dan cenderung menolak permohonan pinjaman atau menaikkan tingkat bunga pinjaman sebagai kompensasi risiko.

Dalam dokumen due diligence, coverage ratio hampir selalu menjadi salah satu indikator utama yang dianalisis karena memberikan pandangan konkret terhadap stabilitas pendapatan dan kemampuan bayar jangka pendek maupun menengah.

Jenis Rasio Cakupan (Coverage Ratio)

Beberapa jenis rasio di dalam Rasio Cakupan memasukkan komponen obligasi yang tidak termasuk dalam komponen liabilitas. Bentuk obligasi tersebut salah satunya adalah pembayaran dividen reguler kepada pemegang saham.

Berikut adalah jenis-jenis rasio yang termasuk di dalam Rasio Cakupan yang digunakan untuk menganalisis perusahaan:

Rasio Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio)

Rasio Times Interest Earned juga biasa disebut Rasio Cakupan Bunga. Metrik tersebut mengukur jumlah laba sebelum pajak dan bunga yang digunakan untuk membayar biaya bunga di masa depan.

Rasio Cakupan Bunga dinyatakan dalam satuan angka dan bukan dengan persentase. Angka tersebut menunjukkan berapa kali perusahaan dapat membayar bunga dengan laba sebelum pajak dan bunga.

Rasio Cakupan Bunga (Time Interest Earned)

Jadi, jelas jumlah rasio yang lebih besar dianggap lebih menguntungkan daripada rasio yang lebih kecil. Sebagai gambaran, jika jumlah Rasio Cakupan Bunga menghasilkan angka 4, berarti perusahaan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar total beban bunga 4 kali lipat.

Dengan kata lain, pendapatan perusahaan 4 kali lebih tinggi daripada biaya bunga pada suatu periode yang dijadikan dasar penghitungan. Kreditor akan menyukai perusahaan dengan Rasio Cakupan Bunga yang lebih tinggi.

Karena hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar pembayaran bunganya ketika jatuh tempo. Rasio yang lebih tinggi juga mengimplikasikan rendahnya risiko kredit.

Sedangkan rasio yang rendah menunjukkan risiko kredit tinggi. Formulasi dari rasio ini adalah: (Laba sebelum Pajak dan Bunga ÷ Biaya Bunga)

Rumus:

Interest Coverage Ratio = (EBIT/Beban Bunga)

Contoh:

  • EBIT = Rp 500 juta
  • Beban bunga = Rp 100 juta

Interest Coverage Ratio=(500 juta/100 juta)=5 juta.

Interpretasi: Laba operasional perusahaan lima kali lebih besar dari kewajiban bunga tahunannya. Artinya, perusahaan memiliki margin keamanan yang besar untuk memenuhi kewajiban bunga dan berada dalam kondisi keuangan yang sehat.

Rasio ini sangat penting bagi perusahaan yang memiliki struktur pendanaan dengan komponen utang yang besar. Rasio di bawah 1,5 biasanya dianggap berisiko, sedangkan di atas 3 menunjukkan kondisi yang stabil dan kuat.

Baca Juga : Tips Jitu Menulis Contoh Invoice Agar Pelanggan Membayar Tepat Waktu

Rasio Cakupan Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage Ratio)

Fixed-Charge Coverage Ratio (FCCR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar semua biaya tetap, termasuk bunga dan beban sewa. Rasio ini cocok untuk perusahaan dengan banyak kewajiban tetap di luar bunga utang.

Pada dasarnya, Rasio Cakupan Biaya Tetap adalah versi pengembangan dari Rasio Cakupan bunga. Komponen biaya tetap yang dimasukkan dalam penghitungan rasio ini adalah seperti pembayaran sewa, asuransi, dividen saham preferen, dan lainnya.

Rasio Cakupan Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage Ratio)

Jenis rasio ini menunjukkan kepada investor dan kreditor seberapa baik kemampuan perusahaan untuk membayar biaya-biaya tetapnya. Sama halnya dengan Rasio Cakupan Bunga, rasio ini dinyatakan dalam jumlah angka dan bukan persentase.

Rasio Cakupan Biaya tetap yang tinggi menunjukkan bisnis yang lebih sehat dan minim risiko. Ini berarti perusahaan mempunyai pendapatan lebih untuk melunasi biaya-biaya tetapnya.

Sedangkan rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menutupi biaya-biaya tetapnya. Umur perusahaan yang memiliki nilai Rasio Cakupan Biaya Tetap yang rendah atau bahkan minus bisa terbilang tidak akan bertahan lama. Hal ini merupakan kabar buruk bagi kreditor dan investor.

Formulasi untuk rasio ini adalah:

Fixed-Charge Coverage Ratio (FCCR) = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga + Biaya Tetap sebelum Pajak)/(Biaya Tetap sebelum Pajak + Biaya Bunga)

Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Buktikan dengan coba gratis aplikasi akuntansi Mekari Jurnal dengan klik pada tombol atau banner di bawah ini.

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Baca juga: Analisis Rasio Keuangan Perusahaan (Financial Analysis Ratio)

Rasio Cakupan Utang (Debt Service Coverage Ratio)

Rasio Cakupan Utang adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar. Lebih lanjut lagi, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi biaya dan pokok utang dan obligasi lancarnya dengan pendapatan operasional bersih.

Dengan kata lain, rasio ini membandingkan uang kas dari aktivitas operasional perusahaan dengan biaya bunga dan obligasi dana cadangan (Sinking Fund Obligation) jangka pendek.

Rasio Cakupan Utang (Debt Service Coverage Ratio)

Rasio ini secara khusus lebih diperhatikan oleh kreditur daripada investor. Kreditur tidak hanya ingin mengetahui jumlah dan arus kas suatu perusahaan. Mereka juga ingin mengetahui berapa banyak utang lancar yang dimiliki perusahaan dan kas yang tersedia untuk membayar biaya utang tersebut.

Berbeda dengan Rasio Utang, Rasio Cakupan Utang mempertimbangkan semua biaya yang terkait dengan utang. Hal ini termasuk biaya bunga dan kewajiban lain seperti kewajiban pensiun dan obligasi dana cadangan.

Maka dari itu, rasio ini lebih bisa menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya daripada Rasio Utang. Misalnya, jika jumlah Rasio Cakupan Utang perusahaan menunjukkan angka 1, itu berarti bahwa laba operasi bersih perusahaan sama dengan kewajiban utangnya.

Dengan kata lain, perusahaan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar utang lancarnya. Jika angkanya kurang dari satu, maka perusahaan tidak memiliki laba operasi yang cukup untuk membayar utang lancarnya dan harus menggunakan sebagian dari tabungannya.

Umumnya, perusahaan dengan Rasio Cakupan Utang yang lebih tinggi cenderung memiliki lebih banyak uang kas dan lebih mampu membayar kewajiban utang lancarnya dengan tepat waktu.

Formulasi untuk rasio ini adalah:

Laba Operasional / Total Biaya Utang dan Pokok Utang(Total Debt Service Costs)

Baca Juga : Cara Menganalisis Laporan Keuangan Bisnis Ritel

Cara Interpretasi Coverage Ratio


Memahami nilai dari coverage ratio saja tidak cukup tanpa mengetahui bagaimana cara menginterpretasikannya dalam konteks kesehatan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah panduan umum interpretasi rasio cakupan:

Nilai Rasio Interpretasi
< 1,0 Perusahaan tidak menghasilkan cukup pendapatan untuk menutupi kewajiban tetapnya. Risiko gagal bayar sangat tinggi.
= 1,0 Pendapatan operasional hanya cukup untuk membayar kewajiban tetap. Margin aman tidak tersedia.
> 1,0 Perusahaan memiliki margin keamanan dalam memenuhi kewajiban. Ini dianggap sehat secara keuangan.
> 3,0 Menunjukkan posisi keuangan yang sangat kuat. Perusahaan mampu membayar utang dengan sangat nyaman dan memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah.

 

Interpretasi ini bersifat umum dan perlu disesuaikan dengan karakteristik industri masing-masing perusahaan. Industri padat modal biasanya memiliki coverage ratio yang lebih rendah dibandingkan industri jasa yang minim utang dan aset tetap.

Baca Juga : Memahami Tentang Analisis Laporan Keuangan Bank

Kesimpulan

Rasio Cakupan merupakan Rasio Keuangan yang lebih bisa menjelaskan bagiamana suatu perusahaan membayar kewajibannya dibandingkan Rasio Utang dan Solvabilitas.

Dan agar manajemen bisa mempertimbangkan rasio tersebut, mereka tentunya membutuhkan Laporan Keuangan dengan format yang tepat.

Sekarang ini, Laporan Keuangan bisa dihasilkan dengan cepat dan otomatis melalui aplikasi kas maupun penggunaan Software Akuntansi.

Salah satu Software Akuntansi yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut adalah Mekari Jurnal.

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Pastikan Anda Sudah Pakai Jurnal Software Akuntansi Online Terpercaya

Mekari Jurnal adalah Software Akuntansi Online yang tidak hanya berfungsi menghasilkan Laporan Keuangan. Namun Mekari Jurnal juga memiliki fitur laporan Ringkasan Bisnis.

Ringkasan Bisnis adalah fitur di mana Anda bisa melihat berbagai Rasio Keuangan yang diperlukan untuk kebutuhan analisa bisnis. Informasi lebih lanjut mengenai fitur aplikasi akuntansi Mekari Jurnal selengkapnya bisa Anda lihat di sini.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami