Pada suatu pagi, seseorang yang buta sedang duduk di pinggir jalan memohon belas kasihan para pejalan kaki. Di sebelahnya ada sebuah papan bertuliskan “I’m blind. Help Me” Sayangnya, hanya sedikit pejalan kaki yang memberinya sedekah. Tidak lama kemudian, seorang wanita lewat di hadapan pengemis itu dan memperhatikan tulisannya. Wanita itu segera mengambil papan tersebut dan mengganti tulisannya, lalu pergi meninggalkan pengemis itu. Tidak lama setelah wanita itu pergi, banyak pejalan kaki yang lewat memberikan sedekah kepadanya. Alhasil, banyak uang yang terkumpul bagi pengemis itu. Sebenarnya apakah kalimat yang ditulis wanita itu sehingga dapat menarik banyak orang? Kalimat tersebut tidak lain adalah, “It’s a wonderful day, and I can’t see it”. Kata-kata memang memiliki kekuatan untuk menarik pelanggan datang kepada Anda. Oleh karena itu, entrepreneur dituntut untuk menjadi persuasif dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu teknik yang dianggap paling efektif untuk menarik calon pelanggan atau investor Anda adalah melalui storytelling atau bercerita.
Anda Tidak Akan Menjual Apa Pun Tanpa Bercerita
Kemampuan bercerita atau storytelling harus ada dalam diri seorang entrepreneur. Tanpa bercerita, Anda tidak akan dapat menarik pelanggan untuk mencoba produk atau jasa Anda. Storytelling bertujuan untuk membuat koneksi personal dengan pendengar lebih dekat, demi meningkatkan branding produk atau jasa Anda.
Sebagian besar orang sangat peduli dengan sesuatu yang dapat menyentuh, menggerakan, atau menginspirasi mereka. Psychology Today menyimpulkan bahwa pada dasarnya pembeli menggunakan emosi untuk menganalisa suatu brand. Setelah itu mereka baru mencari fakta-fakta yang mendukung pilihan mereka. Dengan mengunggah gambar sederhana yang mengandung cerita hingga membuat cerita naratif, Anda dapat berhubungan dengan target pasar maupun investor Anda dan menciptakan image positif di mata mereka.
Membuat Cerita yang Menarik (5W+1H dalam Cerita Anda)
Cerita merupakan langkah awal Anda untuk menarik calon pelanggan. Tidak semua cerita dapat menyentuh dan menarik pendengar. Materi dan kata-kata yang digunakan akan mempengaruhi ketertarikan mereka terhadap cerita Anda. Berikut ini adalah unsur-unsur yang harus ada dalam cerita Anda.
Who dan What
Dalam cerita, karakter atau tokoh merupakan unsur penting yang ada dalam cerita. Adanya karakter utama akan menentukan kepada siapa cerita ini berpusat. Karakter atau tokoh cerita dapat berubah manusia (Anda sendiri atau orang lain) , hewan, atau bahkan benda.
Kejadian adalah unsur utama yang menjadi fokus cerita. Apa yang dialami tokoh utama akan menentukan menarik atau tidaknya cerita Anda. Saat bercerita kepada pelanggan, pilihlah kejadian yang menyentuh atau yang dapat memberikan efek tersendiri bagi mereka. Menyampaikan cerita yang tidak berhubungan atau tidak seru akan membuat pendengar menjadi bosan.
When, Where, Why
Dalam menyampaikan sebuah cerita, deskripsi waktu dan tempat akan membantu orang lain lebih memahami cerita yang sedang Anda sampaikan. Mengapa kejadian itu terjadi merupakan latar belakang dari cerita Anda. Biasanya ketika kita membicarakan why, kita berbicara juga mengenai tujuan cerita serta visi dan misi Anda.
How
Membicarakan mengenai proses cerita, sampaikan dengan singkat dan jelas bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi. Cerita yang terlalu detail akan membuat pendengar bosan. Cerita yang terlalu singkat, di sisi lain, tidak akan dimengerti oleh pelanggan.
Setelah melihat unsur-unsur praktis di atas, coba implementasikan kepada cerita yang Anda ingin sampaikan kepada calon pelanggan. Contohnya saat Anda sedang menceritakan tentang inspirasi Anda dalam membuat barang atau jasa.
Who: Siapakah tokoh utama dari cerita Anda?
What: Apakah inspirasi Anda?
When: Kapan Anda mendapatkannya
Where: Dimana Anda mendapatkannya?
Why: Mengapa Anda menciptakan produk/jasa tersebut?
How : Bagaimanakah Anda menciptakan produk tersebut?
Ingatlah bahwa cerita yang Anda sampaikan harus berkualitas. Jika cerita Anda hanya soal produk atau jasa saja, maka Anda tidak sedang bercerita. Unsur-unsur di atas hanyalah alat untuk memperluas cerita Anda. Selanjutnya akan bergantung pada kekreatifan Anda.
Baca juga : Seorang Introvert Menjadi Entrepreneur Handal, Dapatkah?
Anda Dapat Bercerita dalam Bentuk Apapun
Apakah bercerita hanya melalui percakapan atau pada acara publik saja? Tidak! Anda dapat bercerita melalui berbagai bentuk. Banyak sarana-sarana yang dapat Anda gunakan untuk menyampaikan cerita Anda.
Anda dapat memuat cerita Anda dalam bentuk tulisan di website, blog, atau media cetak. Meskipun tidak ada unsur gambar, Anda dapat membuat cerita Anda menarik dengan menambahkan efek kata seperti Wow! atau Hah!. Dengan demikian cerita Anda akan lebih hidup dan menarik bagi pembaca.
Bercerita dalam bentuk video dapat menarik calon pelanggan. Tahukan Anda bahwa 90% informasi yang ditransmisikan ke otak berbentuk visual? Video yang interaktif dalam bentuk animasi, pemain asli, serta bentuk video lainnya, akan menstimulasi otak, khususnya emosi Anda. Contohnya storytelling melalui video dapat kita lihat di ikllan-iklan asuransi Thailand. Mereka suka menggunakan cerita yang menggugah emosi penonton. Media online seperti youtube dan dailymotion merupakan sarana tempat untuk membagikan video cerita Anda.
Selain dengan tulisan dan video, Anda juga dapat bercerita melalui gambar-gambar komunikatif. Anda dapat membuat gambar-gambar seperti kumpulan kliping, comic, atau satu poster yang memiliki makna yang dalam. Bentuk lainnya adalah melalui lagu. Apakah Anda pernah bercerita melalui lirik lagu? Jika belum, cobalah untuk membuat satu bait lirik dan masukan musik latarnya. Saat ini banyak orang bercerita melalui lagu-lagu mereka. Lirik yang interaktif dan komunikatif serta musik pendukung yang nyaman didengar akan membuat lagu Anda dinikmati orang dan diunggah terus menerus.
Hal yang terpenting dari bercerita atau storytelling adalah bagaimana Anda dapat membuat pelanggan atau calon pelanggan menjadi bagian dari cerita tersebut. Ingatlah bahwa cerita yang baik adalah cerita yang dapat dinikmati sampai akhir. Jadi, sudah siapkah Anda sebagai entrepreneur untuk menceritakan brand Anda?