Pentingnya Storytelling Marketing dalam Sebuah Bisnis Storytelling marketing merupakan suatu teknik penyampaian informasi dalam bentuk cerita atau narasi. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menyimak contoh berikut ini. Pada suatu pagi, seseorang yang buta sedang duduk di pinggir jalan memohon belas kasihan para pejalan kaki. Di sebelahnya ada sebuah papan bertuliskan “I’m blind. Help Me” Sayangnya, hanya sedikit pejalan kaki yang memberinya sedekah. Tidak lama kemudian, seorang wanita lewat di hadapan pengemis itu dan memperhatikan tulisannya. Wanita itu segera mengambil papan tersebut dan mengganti tulisannya, lalu pergi meninggalkan pengemis itu. Tidak lama setelah wanita itu pergi, banyak pejalan kaki yang lewat memberikan sedekah kepadanya. Alhasil, banyak uang yang terkumpul bagi pengemis itu. Sebenarnya, apakah kalimat yang ditulis wanita itu sehingga dapat menarik banyak orang? Kalimat tersebut tidak lain adalah, “It’s a wonderful day, and I can’t see it“. Kata-kata memang memiliki kekuatan untuk menarik pelanggan datang kepada Anda. Oleh karena itu, seorang pemilik bisnis atau entrepreneur dituntut untuk menjadi persuasif dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu teknik yang dianggap paling efektif untuk menarik calon pelanggan atau investor Anda adalah melalui storytelling atau bercerita. Apa Itu Storytelling Marketing Kemampuan bercerita atau storytelling harus ada dalam diri seorang pemilik bisnis atau entrepreneur. Tanpa bercerita, Anda tidak akan dapat menarik konsumen untuk mencoba produk atau jasa Anda. Storytelling bertujuan untuk membuat koneksi personal dengan pendengar lebih dekat, demi meningkatkan branding produk atau jasa Anda. Simak selengkapnya mengenai bagaimana membangun branding yang tepat bagi UMKM melalui: 10 Cara Tepat Dalam Melakukan Branding Produk UMKM Namun, apa sebenarnya yang dapat menarik konsumen itu? Storytelling marketing merupakan sebuah teknik penyampaian sebuah informasi dalam bentuk narasi yang dibumbui cerita yang menarik agar masyarakat dalam mendapatkan pesan intinya dengan lebih baik. Umumnya, secara psikologi, orang-orang akan lebih memberikan perhatian ke suatu hal yang di mana memiliki cerita yang relevan dalam kehidupannya, salah satu contohnya adalah masalah yang mereka hadapi sehari-hari. Melalui adanya masalah ini, maka suatu produk dapat terbentuk dan diperjualkan oleh perusahaan demi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh publik. Anda tidak akan menjual apapun tanpa bercerita Sebagian besar orang sangat peduli dengan sesuatu yang dapat menyentuh, menggerakan, atau menginspirasi mereka. Psychology Today menyimpulkan bahwa pada dasarnya pembeli menggunakan emosi untuk menganalisa suatu brand. Setelah itu mereka baru mencari fakta-fakta yang mendukung pilihan mereka. Dengan mengunggah gambar sederhana yang mengandung cerita hingga membuat cerita naratif, Anda dapat berhubungan dengan target pasar maupun investor Anda dan menciptakan image positif di mata mereka. Namun, ada yang perlu Anda perhatikan ketika hendak menggunakan strategi ini. Anda harus menyajikan sebuah cerita yang berdasarkan sebuah data yang nyata dan jangan terlalu mengada-ada. Nantinya, jika Anda terlalu melebih-lebihkan produk yang Anda sajikan namun tidak dapat menjawab masalah konsumen, tentunya itu akan berbalik menjadi masukan negatif di mata mereka. Salah satu contohnya adalah ketika seorang akuntan menghadapi berbagai masalah akuntansi dan keuangan bisnis. Perusahaan hadir untuk menjawab masalah tersebut dengan mengenalkan sebuah produk software akuntansi dengan menceritakan bahwa teknologi saat ini memiliki peran besar dalam menjawab berbagai masalah pekerjaan profesional, salah satunya dengan menunjang pekerjaan dengan software akuntansi berbasis cloud. via GIPHY Konsep 5W+1H dalam Sebuah Storytelling Marketing Cerita merupakan langkah awal Anda untuk menarik calon pelanggan. Tidak semua cerita dapat menyentuh dan menarik pendengar. Materi dan kata-kata yang digunakan akan mempengaruhi ketertarikan mereka terhadap cerita Anda. Berikut ini adalah unsur-unsur yang harus ada dalam cerita Anda. 1. Who dan What Dalam cerita, karakter atau tokoh merupakan unsur penting yang ada dalam cerita. Adanya karakter utama akan menentukan kepada siapa cerita ini berpusat. Karakter atau tokoh cerita dapat berubah manusia (Anda sendiri atau orang lain) , hewan, atau bahkan benda. Kejadian adalah unsur utama yang menjadi fokus cerita. Apa yang dialami tokoh utama akan menentukan menarik atau tidaknya cerita Anda. Saat bercerita kepada pelanggan, pilihlah kejadian yang menyentuh atau yang dapat memberikan efek tersendiri bagi mereka. Menyampaikan cerita yang tidak berhubungan atau tidak seru akan membuat pendengar menjadi bosan. 2. When, Where, Why Dalam menyampaikan sebuah cerita, deskripsi waktu dan tempat akan membantu orang lain lebih memahami cerita yang sedang Anda sampaikan. Mengapa kejadian itu terjadi merupakan latar belakang dari cerita Anda. Biasanya ketika kita membicarakan why, kita berbicara juga mengenai tujuan cerita serta visi dan misi Anda. 3. How Membicarakan mengenai proses cerita, sampaikan dengan singkat dan jelas bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi. Cerita yang terlalu detail akan membuat pendengar bosan. Cerita yang terlalu singkat, di sisi lain, tidak akan dimengerti oleh pelanggan. Setelah melihat unsur-unsur praktis di atas, coba implementasikan kepada cerita yang Anda ingin sampaikan kepada calon pelanggan. Contohnya saat Anda sedang menceritakan tentang inspirasi Anda dalam membuat barang atau jasa. Who: Siapakah tokoh utama dari cerita Anda? What: Apakah inspirasi Anda? When: Kapan Anda mendapatkannya Where: Dimana Anda mendapatkannya? Why: Mengapa Anda menciptakan produk/jasa tersebut? How : Bagaimanakah Anda menciptakan produk tersebut? Ingatlah bahwa cerita yang Anda sampaikan harus berkualitas. Jika cerita Anda hanya soal produk atau jasa saja, maka Anda tidak sedang bercerita. Unsur-unsur di atas hanyalah alat untuk memperluas cerita Anda. Selanjutnya akan bergantung pada kreativitas Anda. Media untuk Menerapkan Storytelling Marketing Dalam menjalankan sebuah strategi pemasaran storytelling, Anda bisa menggunakan beberapa media untuk menyampaikan sebuah cerita untuk produk atau jasa. Anda dapat memuat cerita Anda dalam bentuk tulisan di website, blog, atau media cetak. Untuk menghidupkan tulisannya, bisa ditambahkan dengan efek kata seperti “Wow!” atau “Hah!”. Kemudian, saat ini tren storytelling marketing sudah berkembang dalam bentuk video atau motion graphic. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan, salah satunya adalah 90% informasi yang ditransmisikan ke otak berbentuk visual. Video yang interaktif dalam bentuk animasi, pemain asli, serta bentuk video lainnya, akan menstimulasi otak, khususnya emosi Anda. Contohnya storytelling melalui video dapat kita lihat di iklan-iklan asuransi Thailand. Mereka suka menggunakan cerita yang menggugah emosi penonton. Media online seperti youtube dan dailymotion merupakan sarana tempat untuk membagikan video cerita Anda. Selain dengan tulisan dan video, Anda juga dapat bercerita melalui gambar-gambar komunikatif. Anda dapat membuat gambar-gambar seperti kumpulan kliping, comic, atau satu poster yang memiliki makna yang dalam. Hal yang terpenting dari bercerita atau storytelling adalah bagaimana Anda dapat membuat pelanggan atau calon pelanggan menjadi bagian dari cerita tersebut. Watch this video on YouTube Konsultasi Gratis dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang! 4P sebagai Dasar Storytelling Marketing Untuk memudahkan Anda dalam membuat cerita yang menarik untuk kebutuhan strategi storytelling marketing, Anda bisa menjadikan ke-empat komponen ini sebagai fondasinya. Dengan demikian, pemasaran Anda dapat semakin maksimal dan mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan bisnis. Empat komponen tersebut yaitu: People, Places, Plot dan Purpose. People: People atau orang merupakan karakter yang menjadi inti yang memiliki sisi emosional dalam sebuah cerita, nantinya orang ini yang akan membawakan bagaimana cerita akan berjalan. Places: Atau sebuah latar tempat cerita merupakan komponen yang menjadi bagian pendukung untuk meningkatkan kedalaman, ikatan, dan kepercayaan cerita. Plot: Plot atau alur akan menjadi struktur dasar dalam sebuah cerita. Komponen ini yang akan menjadi peta untuk mengarahkan audience dari masalah ke solusinya. Purpose: Merupakan inti cerita yang ingin kita sampaikan dalam sebuah storytelling. Ini merupakan komponen yang paling penting, sebab jika inti cerita tidak dianggap penting bagi audience, mereka akan mengabaikannya. Jadi, sudah siapkah Anda sebagai pemilik bisnis atau entrepreneur untuk menceritakan brand Anda? Dapatkan juga berbagai rekomendasi strategi pemasaran untuk menunjang bisnis Anda melalui artikel berikut: 15 Strategi Marketing Untuk Mengembangkan Usaha Anda Bantu Tingkatkan Pertumbuhan Bisnis dengan Mekari Jurnal Oh, iya, sebagai pemilik bisnis yang berfokus penuh dalam meningkatkan pertumbuhan usaha. Tentunya berbagai printilan bisnis seperti pengelolaan keuangan, perpajakan, dan persediaan barang menjadi sulit terpantau dengan baik. Alhasil, pengelolaan bisnis akan berjalan tidak optimal. Oleh karena itu, untuk mewujudkan sistem pengelolaan bisnis yang optimal dan aksesibilitas yang mudah, gunakan software akuntansi Mekari Jurnal. Mekari Jurnal sudah menerapkan sistem yang berbasis cloud sehingga dapat Anda akses dengan mudah hanya melalui perangkat ponsel di mana saja dan kapan saja. Selain itu, sistem automatisasi-nya dapat membantu Anda dalam mencatat berbagai data transaksi dan stok barang dengan lebih cepat, mudah, dan tersusun rapih tanpa perlu melakukannya secara manual. Anda juga bisa mengalisis dampak dari strategi storytelling marketing dengan tingkat penjualan bisnis melalui fitur monthly profit and loss analysis. Fitur ini dapat menyajikan wawasan terkait keuntungan dan kerugian yang perusahaan rasakan selama tiga bulan kebelakang, yang nantinya dapat membantu membandingkan kinerja penjualan baik sebelum dan setelah menerapkan strategi yang baru. Untuk dapat mencobanya, silahkan daftarkan perusahaan Anda dan dapatkan free trial dari kami sekarang juga! Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! Contoh Storytelling Marketing Beberapa Brand Besar untuk Memikat Konsumen Dalam dunia pemasaran modern, storytelling telah menjadi salah satu alat paling efektif untuk memikat dan mempertahankan perhatian konsumen. Dengan menceritakan kisah-kisah yang menarik dan relevan, merek dapat menciptakan hubungan emosional dengan audiens mereka dan membangun citra merek yang kuat. Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa contoh storytelling marketing dari beberapa brand besar yang berhasil memikat konsumen mereka. 1. Coca-cola – Coke AR HD Watch this video on YouTube Coca-Cola, salah satu merek soda terkenal di dunia, telah berhasil memanfaatkan augmented reality (AR) dalam kampanye pemasaran mereka. Dalam kampanye “Coke AR HD”, Coca-Cola memperkenalkan konsep di mana pelanggan dapat menggunakan kamera smartphone mereka untuk mengarahkannya pada kaleng Coca-Cola dan melihat beberapa cerita menjadi hidup. Kisah yang diangkat dalam kampanye ini sangatlah beragam, mulai dari anak-anak yang bermain bola, pasangan muda yang menonton film di bioskop, hingga penggemar sepak bola dari dua klub yang bersaing dalam pertandingan persahabatan. Melalui penggunaan teknologi AR, Coca-Cola berhasil memberikan pengalaman yang unik dan menyenangkan kepada konsumen mereka, sambil tetap mempromosikan produk mereka. Salah satu keunggulan dari kampanye ini adalah kemampuannya untuk menarik perhatian konsumen dengan cara yang inovatif dan interaktif. Dengan memberikan konsumen pengalaman yang menyenangkan dan memikat, Coca-Cola berhasil memperkuat ikatan emosional dengan merek mereka dan meningkatkan kesadaran merek di kalangan audiens mereka. 2. Apple – Detour Watch this video on YouTube Apple, perusahaan teknologi terkemuka di dunia, juga telah menggunakan storytelling marketing untuk mempromosikan produk-produk mereka. Salah satu contohnya adalah video pendek yang mereka buat untuk memperkenalkan fitur-fitur dari iPhone 7 Plus, yang disebut “Detour”. Video pendek ini menceritakan kisah seorang anak kecil yang kehilangan sepeda roda tiga miliknya dan bagaimana perjalanannya untuk akhirnya bertemu kembali dengan pemiliknya. Dalam perjalanan tersebut, fitur-fitur dari iPhone 7 Plus, seperti animasi, time-lapse, dan fitur kamera lainnya, ditampilkan dengan cara yang kreatif dan menarik. Salah satu hal yang membuat kampanye ini berhasil adalah cara Apple berhasil memikat audiens mereka terlebih dahulu dengan cerita yang menarik, sambil tetap menyelipkan keunggulan-keunggulan dari produk yang sedang mereka promosikan. Dengan cara ini, Apple berhasil membangun hubungan emosional dengan konsumen mereka dan meningkatkan minat mereka terhadap produk mereka. 3. IKEA – Improve Your Private Life Watch this video on YouTube IKEA, salah satu merek furniture terbesar di dunia, juga telah menggunakan storytelling marketing untuk mempromosikan produk dan layanan mereka. Salah satu contohnya adalah kampanye “Improve Your Private Life”, di mana IKEA menggunakan unsur humoris untuk mengangkat masalah umum yang dihadapi oleh pasangan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam video kampanye ini, seorang pasangan suami istri digambarkan sedang berdebat tentang kurangnya ruang di kamar tidur mereka. Namun, masalah ini kemudian dipecahkan dengan menggunakan produk-produk IKEA, seperti lemari tempat tidur yang berfungsi ganda atau rak penyimpanan yang cerdas. Dengan cara ini, IKEA berhasil menunjukkan bagaimana produk-produk mereka dapat membantu memecahkan masalah sehari-hari konsumen mereka dengan cara yang lucu dan menggelitik. Salah satu kekuatan dari kampanye ini adalah kemampuannya untuk menggabungkan unsur humor dengan informasi yang berguna dan relevan. Dengan cara ini, IKEA berhasil membuat konsumen tertarik pada produk dan layanan mereka, sambil tetap menyampaikan pesan mereka dengan jelas dan efektif. 4. Disney – The Little Duck Watch this video on YouTube Disney, perusahaan hiburan terkemuka di dunia, juga telah menggunakan storytelling marketing untuk mempromosikan merek dan produk mereka. Salah satu contohnya adalah kampanye “The Little Duck”, di mana Disney mengisahkan kisah tentang seorang anak bebek yang menemukan komik “Donald Duck”, salah satu karakter Disney yang terkenal. Dalam cerita ini, anak bebek tersebut sangat mengagumi Donald Duck dan memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentangnya. Namun, mereka kemudian terjebak dalam badai dan harus melewati malam yang dingin dan berbahaya sebelum akhirnya tiba di Disneyland, di mana mereka disambut oleh Donald Duck sendiri. Melalui cerita ini, Disney berhasil menyampaikan pesan tentang semangat dan kegembiraan yang terkait dengan pengalaman di Disneyland. Salah satu hal yang membuat kampanye ini berhasil adalah cara Disney berhasil menangkap imajinasi dan kekaguman dari audiens mereka. Dengan menceritakan kisah yang menarik dan menghibur, Disney berhasil membangun hubungan emosional dengan konsumen mereka dan meningkatkan kesadaran merek di kalangan audiens mereka. 5. Land Rover – The Land of Land Rovers Watch this video on YouTube Land Rover, perusahaan otomotif terkenal, telah menggunakan storytelling marketing dengan cara yang unik. Alih-alih membuat cerita fiksi, Land Rover memilih untuk mengangkat kisah dari konsumennya dan menggunakan mereka untuk promosi. Dalam video “The Land of Land Rovers”, Land Rover merayakan hari jadi perusahaan yang ke-70 dengan menceritakan kisah dari berbagai konsumen mereka di seluruh dunia. Kisah-kisah ini menggambarkan bagaimana konsumen Land Rover menggunakan kendaraan mereka untuk menjelajahi dan mengatasi tantangan di berbagai medan dan kondisi. Salah satu kekuatan dari kampanye ini adalah cara Land Rover berhasil menyatukan dan menghubungkan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Melalui cerita-cerita ini, Land Rover berhasil menunjukkan bagaimana produk mereka dapat memenuhi kebutuhan dan minat konsumen mereka, sambil tetap membangun citra merek yang kuat dan relevan. Kesimpulan Itulah penjelasan singkat mengenai bagaimana storytelling marketing dapat merubah strategi pemasaran Anda menjadi lebih unik dan engaging. Ingatlah bahwa cerita yang baik adalah cerita yang dapat dinikmati sampai akhir. Terlebih, pastikan bahwa audience mendapatkan pesan yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut, dengan harapan dapat membantu untuk meningkatkan brand awareness atau tingkat penjualan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa storytelling marketing telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling efektif dalam memikat dan mempertahankan perhatian konsumen. Dengan menceritakan kisah-kisah yang menarik dan relevan, merek dapat membangun hubungan emosional dengan audiens mereka dan meningkatkan kesadaran merek di kalangan konsumen mereka. D engan memanfaatkan storytelling marketing dengan cara yang tepat, merek dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan konsumen mereka dan meningkatkan keberhasilan pemasaran mereka secara keseluruhan. Terima kasih, dan semoga artikel ini bermanfaat. Referensi Hubspot, “19 Reasons You Should Include Visual Content in Your Marketing”. American Marketing Association, “Story Marketing: Why It Matter and a Step-by-Step Guide”.