Terus berkembangnya teknologi digital membuat hampir semua sektor bisnis bisa mengambil keuntungan dari perkembangan tersebut, tak terkecuali bisnis Food & Beverage seperti Kopi Chuseyo. Dengan teknologi, Kopi Chuseyo tak perlu takut terkena dampak krisis ekonomi akibat pandemi Virus Corona atau COVID-19.
Sempat merasa was-wasan karena pengunjung cafe berkurang drastis akibat kebijakan social distancing oleh pemerintah, bisnis Kopi Chuseyo justru kembali bergeliat. Permintaan daring atau online kopi susu dengan racikan korean blend ini meningkat.
“Cafe tentu jadi sepi pengunjung (karena social distancing), berkurang drastis. Namun permintaan online tetap datang justru makin ramai. Teknologi sangat membantu, tanpa adanya penjualan online maka akan sangat redup penjualan,” ujar Owner & Managing Director Kopi Chuseyo, Daniel Hermansyah, saat bercerita kepada Jurnal by Mekari, Senin (6/4).
Kopi Chuseyo sendiri Mulai terbentuk pada 2019 dengan cabang utama di Scientia Park Gading Serpong, Tangerang, Banten. Model bisnisnya adalah franchise. Saat ini Kopi Chuseyo memiliki 30 cabang outlet. Targetnya, di kuartal II tahun ini bertambah menjadi 40 cabang dan menjadi 50 cabang di akhir tahun.
Daniel bilang tanpa bantuan teknologi bisnisnya tidak akan bisa bertahan. Apalagi model bisnisnya adalah outlet. Sedangkan saat pandemi COVID-19 saat ini, pemerintah memberlakukan social distancing. Maka model bisnis outlet pasti terkena pukulan berat.
“Karena tempat yang disediakan oleh Kopi Chuseyo selain cafe juga merupakan community hub dan peraturan dilarang berkumpul membuat fungsi community hub tersebut harus dibekukan sementara,” sebutnya.
Untuk itu, teknologi adalah satu-satunya harapan agar bisnisnya tetap berjalan saat masa krisis akibat COVID-19. Teknologi daring seperti media sosial harus dimanfaatkan dengan maksimal untuk memasarkan produk. Dengan media sosial, Daniel bisa tetap memasarkan usahanya. Biayanya juga sangat terjangkau serta daya jangkau yang sangat besar, bisnis tetap bisa dipasarkan dengan baik.
“Media sosial tetap digencarkan, bahkan di saat seperti ini,” sebutnya.
Sedangkan untuk urusan pembukuan, Kopi Chuseyo memanfaatkan teknologi cloud berupa aplikasi akuntansi online, Jurnal by Mekari. Dengan Jurnal, Daniel dapat melihat progres pendapatan dari setiap kedai, beban operasional, termasuk beban pembelian bahan baku, beban gaji pegawai, dan pengeluaran untuk marketing. Dalam tahap akhir, Kopi Chuseyo dapat mengetahui total laba yang diperoleh secara realtime.
“Jurnal dapat menganalisa keuangan secara mudah seperti melihat untung dan rugi satu outlet dan lainnya,” ucapnya.
Selain menggenjot penggunaan teknologi saat masa krisis akibat COVID-19, Kopi Chuseyo juga tetap melakukan inovasi produk. Salah satunya dengan meluncurkan Dalgona Coffee.
Ini dilakukan untuk memberikan pilihan menu baru bagi pelanggan setianya sekaligus menandakan bahwa bisnisnya masih eksis di tengah krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19. Agar produk barunya laku dijual, Daniel mengatakan Kopi Chuseyo mengundang beberapa influencer untuk mereview produknya tersebut dan diupload di media sosial mereka.
“Semua berpusat pada media sosial dan rekan-rekan influencer yang selalu ingin membantu memasarkan meskipun di saat seperti ini,” sebutnya.
Jadi, sebagai pelaku bisnis UKM Anda tidak perlu cemas. Pastikan bisnis Anda tetap berjalan dan mampu bertahan pada saat kondisi pandemi saat ini.
Sebagai aplikasi software akuntansi online, Jurnal ikut mendukung dan berkomitmen membantu menjawab tantangan untuk menjaga produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah tuntutan untuk mengurangi mobilitas ke tempat kerja dan keramaian umum lewat program #UKMtahankrisis.
Cari tahu selengkapnya mengenai produk aplikasi akuntansi android milik Jurnal di website Jurnal atau isi formulir berikut ini untuk mencoba demo gratis Jurnal secara langsung. Cukup ketuk banner di bawah ini untuk mendapatkan promo kesempatan bonus berlangganan Jurnal selama 60 hari dan diskon 35% (Min subscribe 12 bulan). Salam sehat dan produktif selalu!