Daftar Isi
14 min read

Berikut Peluang Besar Bisnis Minimarket yang Perlu Dicoba

Tayang 10 Oct 2024
Diperbarui 14 Feb 2025

Ada banyak pilihan usaha yang bisa ditekuni oleh seseorang. Bisnis minimarket merupakan salah satu bisnis yang tergolong sebagai bisnis retail yang memiliki potensi besar. Kehadiran bisnis minimarket menawarkan alternatif untuk para konsumen yang membutuhkan produk namun tidak ditemukan di warung tradisional pada umumnya.

Sebagian besar produk yang dijual di minimarket memang merupakan kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa dipisahkan dari rutinitas, dan belum tentu dijual di warung tradisional. Bisnis ini mampu bertahan ketika terjadi krisis ekonomi dan moneter, karena budaya konsumerisme yang ada di Indonesia. Berikut ulasan lengkapnya dari Mekari Jurnal.

Seperti Apa Itu Bisnis Minimarket?

Bisnis minimarket adalah usaha ritel berbasis swalayan dengan konsep self-service yang menyediakan produk kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, produk rumah tangga, serta kebutuhan sehari-hari lainnya. Minimarket umumnya memiliki luas antara 100–500 meter persegi, dengan sistem operasional yang lebih sederhana dibandingkan supermarket besar.

Contoh bisnis minimarket yang terkenal di Indonesia adalah Indomaret, Alfamart, dan Lawson, serta minimarket mandiri seperti Toko Kelontong Modern.

Berapa Biasanya Modal dan Biaya Operasional Bisnis Minimarket?

Berikut adalah estimasi modal yang dibutuhkan untuk membuka minimarket mandiri:

Komponen Estimasi Biaya (Rp)
Sewa tempat (per tahun) 50–200 juta
Renovasi dan peralatan 50–100 juta
Stok awal barang dagangan 100–300 juta
Perizinan usaha 5–10 juta
Sistem kasir (POS) 10–30 juta
Karyawan (gaji awal) 10–30 juta/bulan
Total Modal Awal 200–600 juta

Untuk minimarket waralaba seperti Alfamart atau Indomaret, investasi awal bisa mencapai Rp 500 juta – Rp 1 miliar, tergantung lokasi dan luas toko.

Jenis-Jenis Minimarket

Bisnis minimarket dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sistem kepemilikan dan operasionalnya:

a. Minimarket Waralaba (Franchise)

Minimarket jenis ini beroperasi di bawah brand yang sudah terkenal dan memiliki standar operasional yang ditetapkan oleh pemilik waralaba. Contohnya:

  • Indomaret
  • Alfamart
  • Lawson
  • Circle K

Keuntungan:

  • Sudah memiliki merek yang dikenal luas.
  • Sistem manajemen dan pasokan barang sudah terorganisir.
  • Dukungan pelatihan dan pemasaran dari pemilik waralaba.

Kekurangan:

  • Membutuhkan investasi awal yang besar.
  • Ada biaya royalti yang harus dibayarkan kepada pemilik waralaba.

b. Minimarket Mandiri (Independen)

Minimarket ini dimiliki dan dioperasikan secara independen tanpa mengikuti brand waralaba tertentu.

Keuntungan:

  • Tidak ada biaya royalti.
  • Lebih fleksibel dalam menentukan produk dan harga jual.

Kekurangan:

  • Harus membangun brand dan sistem sendiri.
  • Memerlukan strategi pemasaran dan manajemen stok yang kuat.

Prospek Bisnis Minimarket di Desa dan Kota

Setiap bisnis minimarket, baik waralaba maupun mandiri secara rumahan pastinya menguntungkan. Bahkan sebuah minimarket yang berada di desa tetap laku, meskipun berada di dekat persawahan dan jauh dari pemukiman penduduk.

Hal tersebut membuat bisnis minimarket sangat menggiurkan dan berpotensi untung besar. Bisnis minimarket bukan jenis usaha musiman, sehingga bisnis tersebut akan selalu laku kapan saja. Prospek dan potensi usaha minimarket yang sangat menjanjikan dimanfaatkan oleh sebagian pebisnis pemula.

Caranya adalah dengan membuka bisnis minimarket franchise di kota maupun di desa. Bahkan tidak jarang ditemui dalam satu wilayah ada beberapa gerai minimarket yang saling berdekatan namun berbeda merek waralaba, tetapi tetap laku didatangi pelanggan.

Harga yang lebih murah dan belanja nyaman adalah  prinsip yang dipegang oleh usaha minimarket. Setiap konsumen dapat melihat barang secara langsung, memegang produk dengan bebas dan mengecek harga, tanpa perlu repot bertanya.

Itulah yang membuat para konsumen memilih untuk berbelanja di minimarket daripada di toko kelontongan atau warung tradisional. Ditambah lagi adanya fasilitas AC yang membuat belanja di minimarket lebih nyaman dan menyenangkan.

Dengan penataan barang dan ruang yang menarik dan tentu saja akan membuat konsumen betah untuk berlama-lama belanja di minimarket. Serta didukung oleh produk-produk yang lengkap tersedia di gerai minimarket, dari berbagai merk, jenis maupun ukuran.

Usaha minimarket merupakan salah satu peluang usaha yang sangat besar. Tidak salah jika Anda ingin membuka usaha minimarket secara mandiri atau waralaba.

Tips Mendirikan Bisnis Minimarket Secara Mandiri

Untuk mendirikan minimarket dengan sistem waralaba yang sudah terkenal, membutuhkan modal investasi sekitar ratusan juta rupiah.

Belum lagi ditambah biaya sewa lokasi usaha. Jika modal usaha yang Anda miliki terbatas, maka ada alternatif lain yang lebih memungkinkan.

Yaitu membangun minimarket secara mandiri.

Berikut ini ada sejumlah kelebihan mendirikan minimarket mandiri secara mandiri:

  1. Tidak perlu membayar fee atau royalti.
  2. Modal awal sangat fleksibel, dapat disesuaikan dengan kemampuan.
  3. Bisa membangun minimarket dengan nama sendiri yang kemudian dapat diwaralabakan secara nasional.

Strategi Sukses dalam Bisnis Minimarket

Untuk menjalankan bisnis minimarket yang menguntungkan, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

a. Lokasi Strategis

  • Pilih lokasi dengan lalu lintas tinggi, seperti dekat perumahan, sekolah, atau kawasan perkantoran.
  • Pastikan lokasi mudah diakses dan memiliki area parkir yang cukup.

b. Manajemen Stok yang Efektif

c. Harga yang Kompetitif

  • Sesuaikan harga dengan kompetitor di sekitar, seperti minimarket waralaba.
  • Berikan diskon atau promo bundling untuk menarik pelanggan.

d. Layanan Pelanggan yang Baik

  • Latih karyawan untuk memberikan pelayanan yang ramah dan cepat.
  • Sediakan fasilitas tambahan seperti layanan pembayaran tagihan, top-up e-wallet, atau jasa pengiriman.

e. Variasi Produk yang Tepat

  • Kombinasikan produk kebutuhan pokok dengan produk tambahan seperti makanan ringan, minuman dingin, dan produk lokal.
  • Tawarkan barang eksklusif yang tidak tersedia di minimarket lain.

f. Digitalisasi dan Layanan Online

  • Gunakan aplikasi e-commerce atau layanan pesan antar untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
  • Promosikan minimarket melalui media sosial dan aplikasi berbasis lokasi seperti Google Maps.

Persiapan sebelum Membuka Usaha Minimarket

Peluang Besar Bisnis Minimarket yang Perlu Dicoba

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana persiapan dan berapa modal usaha yang dibutuhkan untuk membuka minimarket mandiri?

Berikut ini adalah persiapan yang perlu dilakukan untuk membuka usaha minimarket mandiri rumahan:

1. Menentukan lokasi usaha

Pastikan lokasi minimarket berada di tempat yang paling strategis. Misalnya dekat dengan pusat keramaian, berada di sekitar perumahan warga, di pinggir jalan raya yang ramai oleh lalu lintas kendaraan bermotor, dan sebagainya. Penentuan lokasi usaha akan sangat menentukan kesuksesan sebuah minimarket.

2. Mendirikan bangunan minimarket rumahan

Bangunan minimarket yang sesuai standar adalah berukuran minimal 6 meter untuk bagian depan.

Bangunan minimarket berbeda dengan warung atau toko, dimana pintu depan terbuat dari kaca dan kusen aluminium.

Kemudian di tengah ruangan sebaiknya tidak banyak tiang beton.

Lalu interior atau tembok ruangan dicat dengan warna putih, sedangkan untuk daya lampu dipastikan cukup memadai bagi penerangan dan kipas angin serta penggunaan komputer, mesin kasir, AC dan lainnya.

3. Mempersiapkan rak minimarket

Rak berfungsi untuk menampung dan memajang produk yang dijual dengan rapi dan menarik. Anda bisa langsung membelinya di toko setempat yang menjual rak minimarket dengan berbagai tipe dan ukuran.

4. Selanjutnya adalah menyediakan stok barang

Stok barang memang diperlukan agar minimarket tetap menjual produk secara komplit, dan perputaran bisnis akan berjalan lancar dan menguntungkan.

Untuk mendapatkan pasokan barang yang lengkap dengan harga yang murah, Anda harus menjalin kerjasama dengan beberapa supplier yang terpercaya dengan sistem pembayaran jatuh tempo.

5. Membuat usaha minimarket mandiri

Anda sah di mata hukum dan tidak diganggu gugat kehadirannya. Maka Anda harus mengurus surat perizinan usaha minimarket di Kementerian Perdagangan setempat.

Contoh Simulasi Modal Usaha Minimarket

Bagi Anda yang berencana ingin membuka bisnis minimarket secara mandiri, maka silahkan simak simulasi modal yang dibutuhkan berikut ini dengan cermat:

Modal Awal

Pengadaan tempat usaha Rp150.000.000
Pembelian rak, lemari, etalase Rp7.000.000
Pembelian stag display cabinet Rp3.000.000
Pengadaan komputer, mesin kasir, barcode scanner Rp4.000.000
Meja konter kasir, pendingin ruangan Rp6.000.000
Pengadaan barang Rp60.000.000
Pembelian seragam untuk karyawan (5 orang) Rp500.000
Total Rp230.500.000

Biaya Operasional Bulanan

Gaji untuk karyawan (5 orang) Rp10.000.000
Tagihan Air, listrik, dan lainnya Rp1.000.000
Pengadaan barang bulanan Rp30.000.000
Untuk kegiatan promosi Rp2.000.000
Total Rp43.000.000
  • Asumsi Omzet Bulanan @Rp3.000.000 x 30 hari : Rp90.000.000
  • Asumsi Keuntungan Bulanan Rp90.000.000 – Rp43.000.000 : Rp47.000.000
  • Perkiraan Waktu Balik Modal Rp230.500.000 : Rp47.000.000 : 4,9 bulan

Berdasarkan simulasi di atas, jika usaha Anda berjalan lancar sesuai dengan rencana maka modal diperkirakan akan kembali setelah 5 bulan masa operasional. Itulah beberapa informasi yang perlu Anda ketahui sebelum menjalankan bisnis minimarket. Setelah semua sudah dilakukan, maka bisnis minimarket Anda sudah siap untuk dibuka.

Jangan lupa mengadakan grand opening untuk memperkenalkan usaha minimarket Anda. Pada saat grand opening, biasanya omzet penjualan akan meningkat hingga 20% stok barang habis terjual.

Baca Juga: Panduan Lengkap Membuat Laporan Keuangan Bisnis Ritel dengan Contoh

Perizinan Bisnis Minimarket di Indonesia

Mendirikan bisnis minimarket di Indonesia memerlukan berbagai izin usaha agar beroperasi secara legal dan sesuai dengan peraturan pemerintah. Perizinan ini mencakup aspek legalitas bisnis, perpajakan, izin lingkungan, serta standar operasional minimarket.

1. Jenis Perizinan yang Dibutuhkan

a. NIB (Nomor Induk Berusaha)

  • Diperlukan untuk semua jenis usaha, termasuk minimarket.
  • Berfungsi sebagai tanda daftar perusahaan dan nomor izin usaha.
  • Dapat diperoleh melalui sistem OSS (Online Single Submission).

Cara Mengurus:

  1. Daftar di situs OSS (oss.go.id).
  2. Isi data perusahaan, pemilik, dan bidang usaha sesuai KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia).
  3. Dapatkan NIB setelah semua persyaratan terpenuhi.

b. Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

  • Wajib untuk usaha minimarket dengan omzet di atas Rp 50 juta per tahun.
  • Diterbitkan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan setempat.
  • SIUP berlaku untuk usaha dalam bidang perdagangan barang atau jasa.

Jenis SIUP berdasarkan skala usaha:

Jenis SIUP Kriteria Omzet Usaha
SIUP Mikro ≤ Rp 50 juta
SIUP Kecil Rp 50 juta – Rp 500 juta
SIUP Menengah Rp 500 juta – Rp 10 miliar
SIUP Besar ≥ Rp 10 miliar

Cara Mengurus:

  1. Lengkapi dokumen seperti NIB, KTP pemilik, NPWP, dan akta pendirian (jika berbentuk PT/CV).
  2. Ajukan ke Dinas Perdagangan setempat atau melalui OSS.
  3. Tunggu verifikasi dan penerbitan SIUP.

c. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

  • Wajib bagi badan usaha seperti PT atau CV.
  • Digunakan sebagai bukti bahwa usaha telah terdaftar di sistem pemerintah.
  • Dapat diperoleh melalui sistem OSS.

Syarat Pengurusan:

  • Fotokopi KTP dan NPWP pemilik usaha.
  • NIB dan SIUP.
  • Surat domisili usaha.

d. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

  • Digunakan untuk pelaporan pajak usaha minimarket.
  • Bisa diajukan melalui kantor pajak atau secara online di pajak.go.id.
  • Wajib bagi semua usaha, baik perorangan maupun badan usaha.

Jenis Pajak yang Berlaku untuk Minimarket:

e. Izin Lokasi Usaha

  • Wajib untuk memastikan minimarket berada di lokasi yang sesuai dengan tata ruang daerah.
  • Bisa diperoleh dari Dinas Tata Ruang dan Pertanahan setempat.
  • Diperlukan terutama untuk minimarket yang berada di luar kompleks perumahan atau dekat pasar tradisional.

Dokumen yang Dibutuhkan:

  • Bukti kepemilikan/sewa tanah dan bangunan.
  • Peta lokasi usaha.
  • Rekomendasi dari RT/RW dan kelurahan.

f. Izin Gangguan (HO – Hinderordonnantie)

  • Sebelumnya diwajibkan untuk usaha yang bisa menyebabkan gangguan bagi lingkungan sekitar.
  • Kini telah dihapus melalui Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

g. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) – Sekarang PBG

  • Jika minimarket membutuhkan pembangunan baru atau renovasi besar, diperlukan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) (pengganti IMB).
  • PBG diperoleh dari Dinas Tata Kota dan Perizinan setempat.

Persyaratan:

  • Gambar desain bangunan.
  • Surat kepemilikan tanah.
  • Studi kelayakan lingkungan.

h. Izin Usaha Waralaba (Jika Bergabung dengan Alfamart/Indomaret)

  • Jika ingin membuka minimarket berbasis waralaba, diperlukan izin tambahan sesuai Permendag No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
  • Izin ini diajukan ke Kementerian Perdagangan.

Dokumen yang Dibutuhkan:

  • Perjanjian waralaba.
  • Bukti hak merek dari pemilik waralaba.
  • Surat keterangan dari pemilik waralaba (misalnya dari PT Indomarco Prismatama untuk Indomaret).

Anda juga bisa pelajari lebih lanjut terkait waralaba di artikel Keuntungan & Kekurangan Bisnis Waralaba atau Franchise.

i. Izin Lingkungan (AMDAL atau UKL-UPL)

  • Wajib jika minimarket berdampak terhadap lingkungan (misalnya, menghasilkan limbah).
  • Untuk minimarket kecil, cukup memiliki UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan Lingkungan).
  • Izin diajukan ke Dinas Lingkungan Hidup setempat.

2. Proses Pengurusan Perizinan

Berikut adalah alur pengurusan izin minimarket:

  1. Daftar di OSS (oss.go.id) untuk mendapatkan NIB dan SIUP.
  2. Mengurus NPWP melalui kantor pajak atau secara online.
  3. Memastikan izin lokasi usaha dari dinas tata kota setempat.
  4. Mengurus PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) jika ada pembangunan baru.
  5. Mengurus izin waralaba (jika bisnis berbasis franchise).
  6. Melengkapi izin lingkungan (jika minimarket memiliki dampak lingkungan tertentu).
  7. Mendaftarkan usaha ke dinas perdagangan dan perindustrian untuk mendapatkan izin operasional.

3. Biaya Pengurusan Perizinan

Biaya perizinan minimarket dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan skala usaha. Berikut perkiraan biaya:

Jenis Izin Estimasi Biaya (Rp)
NIB & SIUP (OSS) Gratis
NPWP Gratis
Izin Lokasi 2 – 10 juta
PBG (IMB) 5 – 20 juta
Izin Waralaba 10 – 50 juta
UKL-UPL 5 – 15 juta

Catatan: Biaya bisa lebih besar tergantung peraturan daerah setempat.

4. Tantangan dalam Perizinan Minimarket

  1. Peraturan Daerah yang Berbeda: Setiap daerah memiliki kebijakan tersendiri mengenai zonasi dan jumlah minimarket yang diperbolehkan.
  2. Persaingan dengan Pasar Tradisional: Beberapa daerah memiliki aturan ketat untuk membatasi jumlah minimarket agar tidak menggeser pasar tradisional.
  3. Birokrasi yang Berbelit: Meskipun sudah menggunakan sistem OSS, beberapa perizinan tetap membutuhkan pengurusan manual ke dinas terkait.

Tantangan dalam Bisnis Minimarket

Berikut beberapa tantangan yang akan dihadapi.

1. Persaingan yang Ketat

Salah satu tantangan utama dalam menjalankan bisnis minimarket adalah persaingan yang semakin ketat. Minimarket independen sering kali harus berhadapan dengan jaringan minimarket waralaba yang memiliki sumber daya lebih besar dan posisi tawar yang kuat di hadapan pemasok.

a. Dominasi Minimarket Waralaba

Minimarket waralaba seperti Indomaret dan Alfamart memiliki keunggulan dalam negosiasi dengan pemasok karena mereka membeli produk dalam jumlah besar. Hal ini memungkinkan mereka mendapatkan harga lebih rendah dibandingkan dengan minimarket independen. Akibatnya, minimarket waralaba dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif kepada pelanggan, sedangkan minimarket independen harus menjual dengan margin yang lebih tipis agar tetap menarik di pasar.

b. Keunggulan Merek dan Lokasi Strategis

Minimarket waralaba juga lebih mudah dikenali oleh masyarakat karena mereka sudah memiliki brand yang kuat. Selain itu, lokasi yang dipilih oleh minimarket waralaba biasanya lebih strategis, seperti di daerah padat penduduk, dekat perkantoran, atau di pinggir jalan utama.

c. Solusi Menghadapi Persaingan

Agar bisa bersaing, minimarket independen perlu menerapkan strategi diferensiasi seperti:

  • Menawarkan produk-produk unik yang tidak tersedia di minimarket waralaba.
  • Memaksimalkan layanan pelanggan agar memberikan pengalaman belanja yang lebih baik.
  • Menyediakan program loyalitas atau diskon khusus bagi pelanggan tetap.

Dengan menerapkan strategi tersebut, minimarket independen tetap bisa bertahan dan bersaing dengan minimarket waralaba yang memiliki daya saing lebih besar.

2. Biaya Operasional yang Tinggi

Bisnis minimarket memiliki biaya operasional yang tidak sedikit. Beberapa komponen biaya utama yang sering menjadi tantangan adalah sewa lokasi, biaya listrik, serta gaji karyawan.

a. Biaya Sewa Lokasi

Lokasi yang strategis adalah faktor penting dalam keberhasilan bisnis minimarket. Namun, semakin strategis lokasinya, semakin tinggi pula harga sewanya. Di kawasan perkotaan, biaya sewa tempat usaha bisa menjadi beban yang sangat besar bagi pelaku bisnis.

Salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan menjalankan bisnis minimarket di properti milik sendiri atau mencari lokasi di area yang memiliki potensi pasar tinggi tetapi dengan harga sewa yang lebih terjangkau.

b. Biaya Listrik dan Utilitas

Minimarket membutuhkan listrik dalam jumlah besar untuk berbagai kebutuhan operasional, seperti penerangan, pendingin ruangan, serta lemari pendingin untuk menyimpan produk segar dan beku. Semakin banyak barang yang membutuhkan pendinginan, semakin besar pula biaya listrik yang harus dikeluarkan setiap bulan.

Untuk menghemat biaya listrik, pemilik minimarket bisa menggunakan peralatan hemat energi, seperti lampu LED dan pendingin yang memiliki fitur efisiensi energi. Selain itu, menerapkan sistem operasional yang lebih efisien juga dapat membantu mengurangi konsumsi listrik.

c. Biaya Gaji Karyawan

Minimarket yang beroperasi selama 24 jam atau memiliki jam buka yang panjang memerlukan beberapa karyawan untuk bergantian bekerja. Gaji karyawan bisa menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam bisnis minimarket.

Untuk mengoptimalkan biaya tenaga kerja, pemilik minimarket dapat:

  • Menggunakan sistem kasir otomatis untuk mempercepat transaksi dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
  • Menerapkan sistem shift kerja yang efisien agar tidak ada kelebihan karyawan dalam satu waktu.
  • Melatih karyawan agar dapat menangani berbagai tugas sekaligus, seperti kasir, restocking, dan layanan pelanggan.

Dengan manajemen biaya operasional yang baik, bisnis minimarket dapat lebih efisien dalam mengelola keuangannya.

3. Manajemen Stok yang Efektif

Mengelola stok barang di minimarket adalah tantangan tersendiri. Kesalahan dalam manajemen stok dapat menyebabkan overstocking (kelebihan barang) atau stock-out (kehabisan barang yang banyak dicari pelanggan).

a. Risiko Overstocking

Overstocking terjadi ketika pemilik minimarket menyimpan terlalu banyak barang yang akhirnya tidak laku atau hanya terjual dalam jumlah sedikit. Hal ini dapat menyebabkan:

  • Penumpukan barang di gudang atau etalase, yang membuat ruang penyimpanan menjadi terbatas.
  • Kadaluarsa atau rusaknya barang, terutama untuk produk makanan dan minuman dengan masa simpan terbatas.
  • Kerugian finansial, karena modal yang seharusnya bisa digunakan untuk keperluan lain malah tertahan dalam bentuk stok yang tidak terjual.

b. Risiko Stock-out

Sebaliknya, stock-out terjadi ketika barang yang banyak dicari pelanggan justru habis di rak minimarket. Ini bisa menyebabkan:

  • Kehilangan pelanggan, karena mereka akan mencari produk tersebut di tempat lain.
  • Turunnya kepercayaan pelanggan, jika kejadian kehabisan stok sering terjadi.
  • Kerugian penjualan, karena tidak bisa memenuhi permintaan yang ada.

c. Solusi Manajemen Stok yang Efektif

Untuk mengatasi tantangan ini, pemilik minimarket dapat menerapkan sistem manajemen stok yang baik, seperti:

  • Menggunakan software manajemen stok untuk memantau jumlah persediaan secara real-time.
  • Menerapkan sistem restocking berdasarkan data penjualan, sehingga produk yang cepat habis bisa segera ditambah stoknya.
  • Melakukan analisis tren permintaan pelanggan, agar bisa menentukan produk mana yang perlu diperbanyak atau dikurangi.

Dengan pengelolaan stok yang baik, bisnis minimarket dapat mengurangi risiko kerugian akibat kesalahan dalam menyimpan dan mendistribusikan barang.

Baca juga: 5 Strategi Sukses Menghadapi Persaingan Bisnis UKM

Kelola Keuangan Bisnis Dengan Menggunakan Aplikasi Akuntansi Mekari Jurnal

Untuk mengelola keuangan bisnis minimarket dengan tepat, gunakan software akuntansi online Jurnal. Penggunaan software akuntansi Mekari Jurnal akan memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan keuangan bisnis secara instan mulai dari Neraca, Laba-Rugi, Perubahan Modal, Arus Kas, dan masih banyak lainnya. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam memonitor kondisi keuangan bisnis secara real-time.

Kategori : Business Management

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
WhatsApp Hubungi Kami