Bisnis Tidak Berkembang? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya Modal bukan merupakan hal yang paling utama yang dapat menjadikan faktor berkembang atau tidaknya suatu usaha bisnis. Masih ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi perkembangan suatu usaha atau bisnis. Berbagai jenis upaya akan dilakukan oleh sejumlah pengusaha agar bisnis kecil yang sedang dijalani dapat berkembang pesat dan menghasilkan banyak keuntungan. Namun sayangnya, ada pula bisnis kecil yang tidak berkembang dan terus menjadi bisnis kecil dalam waktu yang cukup lama. Ketahui apa saja penyebab bisnis atau usaha kecil menjadi tidak berkembang serta bagaimana mengatasi bisnis tidak berkembang secara efektif. Apa Penyebab Bisnis Tidak Berkembang? Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab usaha atau bisnis tidak berkembang: 1. Tidak Memiliki Perencanaan Dasar Konsep atau perencanaan dasar merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap pengusaha atau pebisnis agar usahanya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan berupa keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Konsep atau perencanaan dasar yang dibuat oleh para pengusaha atau pebisnis pada awal usahanya harus sederhana. Konsep sederhana tersebut dimaksudkan agar mudah diaplikasikan dalam usaha pada tingkat awal. Keuntungan dari adanya konsep atau perencanaan dasar mulai di awal usaha adalah para pengusaha atau pebisnis menjadi tidak mudah goyah saat usahanya mengalami hambatan dan tantangan. Hal tersebut karena konsep atau perencanaan dasar dianggap sebagai suatu kompas yang akan menunjukkan ke arah mana suatu usaha akan diarahkan. 2. Kurang Disiplin dalam Pengelolaan Uang Dalam bidang apapun, disiplin merupakan salah satu kunci utama yang memegang peranan penting untuk menciptakan kesuksesan. Hal ini tentu saja berlaku dalam dunia usaha atau bisnis. Agar dapat mengetahui secara jelas dan pasti mengenai keuntungan dan prospek dari sebuah usaha atau bisnis, maka para pebisnis harus disiplin untuk memisahkan antara uang pribadi dan uang dari hasil usaha atau bisnis. 3. Inovasi Tidak Berkembang Secara umum, suatu usaha atau bisnis tidak banyak memiliki perubahan, namun strategi dan cara berbisnis yang akan terus berubah sesuai dengan perkembangan aman. Maka dari itu, sebagai seorang pebisnis inovasi harus terus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam usaha atau bisnis agar hasil yang hendak dicapai dapat terwujud. Usaha atau bisnis tidak akan berkembang jika inovasi oleh pengusaha atau pebisnis tidak terus tumbuh dan tidak berkembang pula. Baca juga : 8 Aktivitas Bisnis yang Membuang Waktu dan Cara Memperbaikinya 4. Peraturan Tidak Tegas Di dalam setiap bidang apapun, peraturan selalu diperlukan sebagai batas. Aturan yang tegas, jelas dan disiplin akan membantu para pengusaha atau pebisnis untuk mengelola usaha atau bisnisnya secara profesional. Misalnya, jika seorang pengusaha atau pebisnis tidak memiliki peraturan yang tegas, jelas dan disiplin maka mereka akan sesukanya menentukan harga, proses dan lain sebagainya hanya berdasarkan pada perasaan atau keinginan dan bukan ukuran. 5. Strategi Marketing Tidak Tepat Marketing merupakan salah satu senjata utama dalam usaha atau bisnis untuk mencapai target penjualan. Namun teknik atau strategi marketing yang tidak tepat akan membuat suatu usaha atau bisnis sulit untuk berkembang. Agar usaha atau bisnis dapat berkembang, maka pengetahuan mengenai berbagai teknik atau strategi marketing sangat perlu untuk dipelajari sehingga teknik marketing yang akan diaplikasikan sesuai dengan jenis usaha atau bisnis yang dijalankan. 6. SDM Kurang Memadai Untuk menjalankan usaha atau bisnis, memiliki pengetahuan yang tepat memang diperlukan. Sebagai pebisnis sendiri yang perlu memiliki pengetahuan yang cukup, orang-orang yang bekerja pada usaha atau bisnis kita juga harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang rela memberikan pelatihan atau training secara khusus. Selain itu, keahlian dan pengetahuan mengenai kewirausahaan atau bisnis juga sangat diperlukan, terutama keahlian dalam mengelola modal dan mengendalikan kredit. Untuk membuat usaha atau bisnis berkembang, selain berpatokan pada pengelolaan modal yang baik, pengendalian kredit juga harus menjadi patokan karena apabila jumlah kredit terlalu besar namun kemampuan berada di bawahnya. Maka suatu usaha atau bisnis akan berpotensi besar untuk mengalami kemunduran yang akhirnya akan bangkrut. Baca juga : 7 Hambatan yang Biasa Dialami Pebisnis Pemula Strategi Efektif Mengatasi Bisnis yang Tidak Berkembang Dalam perjalanan membangun sebuah bisnis, tidak jarang pelaku usaha mengalami fase stagnan—yakni kondisi di mana perkembangan bisnis terasa berjalan di tempat. Produk tidak laku seperti sebelumnya, pelanggan mulai berkurang, dan arus kas mulai tidak stabil. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa evaluasi, kondisi ini dapat memicu kegagalan bisnis. Menghadapi situasi tersebut, pelaku bisnis dituntut untuk tidak hanya mengandalkan intuisi, tetapi juga menggunakan pendekatan logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah. Berikut adalah bahasan secara mendalam tips-tips yang dapat dilakukan oleh pemilik usaha untuk mengidentifikasi akar masalah, meningkatkan daya saing, serta mengembalikan momentum pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. 1. Mengasah Pola Pikir Logis dalam Menganalisis Masalah Bisnis Langkah pertama dalam mengatasi bisnis yang tidak berkembang adalah dengan menggunakan logika berpikir yang tajam. Banyak pengusaha yang terjebak pada penilaian subjektif atau bahkan enggan melakukan evaluasi internal. Padahal, tanpa diagnosis yang tepat, keputusan strategis hanya akan menjadi tebakan yang berisiko tinggi. Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis) Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah metode root cause analysis, yaitu menggali penyebab utama dari masalah yang terlihat di permukaan. Misalnya, jika penjualan menurun, jangan hanya menyalahkan tim pemasaran, tetapi telusuri apakah ada perubahan perilaku konsumen, pesaing yang menawarkan harga lebih baik, atau kualitas produk yang menurun. Penggunaan Data sebagai Dasar Keputusan Selain itu, biasakan mengambil keputusan berdasarkan data, bukan asumsi. Lakukan analisis penjualan bulanan, review laporan arus kas, evaluasi pengeluaran operasional, dan nilai efektivitas kampanye promosi. Dengan pendekatan berbasis data, Anda bisa menentukan strategi perbaikan dengan lebih terukur dan objektif. 2. Mendengarkan dan Menindaklanjuti Masukan dari Pelanggan Konsumen adalah sumber informasi terbaik untuk mengembangkan bisnis. Banyak perusahaan besar yang berhasil bertahan dan berkembang karena kemampuan mereka untuk mendengarkan dan merespons masukan dari pelanggan dengan baik. Mengubah Kritik Menjadi Inovasi Setiap komentar pelanggan, baik positif maupun negatif, menyimpan peluang perbaikan. Misalnya, pelanggan mengeluhkan lambatnya layanan, maka ini menjadi sinyal untuk mengevaluasi proses operasional atau menambah staf layanan pelanggan. Jika pelanggan merasa produk monoton, Anda bisa mengembangkan varian baru dari produk yang sudah ada. Survei dan Feedback Berkala Melibatkan pelanggan dalam survei kepuasan secara berkala juga bisa menjadi alat evaluasi strategis. Anda bisa menggunakan formulir online, email, atau sesi wawancara ringan untuk mengetahui pengalaman mereka. Dengan informasi ini, manajemen dapat mengambil tindakan cepat dan terarah sebelum masalah semakin meluas. 3. Diversifikasi Produk atau Layanan untuk Menghindari Kebosanan Pasar Bisnis yang stagnan sering kali disebabkan oleh kejenuhan pasar terhadap produk yang monoton. Untuk itu, diversifikasi produk menjadi salah satu solusi jitu yang dapat menghidupkan kembali minat pelanggan. Membangun Inovasi yang Relevan Diversifikasi bukan berarti membuat produk baru secara acak, melainkan berdasarkan riset pasar dan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi. Misalnya, jika Anda menjalankan bisnis kuliner dan selama ini hanya menjual makanan berat, Anda bisa mencoba menambah menu minuman sehat atau makanan ringan yang sedang tren. Contoh Penerapan Diversifikasi yang Sukses Brand seperti Gojek atau Tokopedia mampu bertahan dan berkembang pesat karena terus melakukan diversifikasi layanan. Awalnya hanya fokus pada transportasi atau marketplace, kini mereka menyediakan layanan pembayaran digital, asuransi, hingga investasi. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan bisnis sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk terus berinovasi. 4. Peka terhadap Peluang di Sekitar Seorang pengusaha yang sukses harus memiliki kepekaan tinggi dalam membaca situasi dan mengenali peluang, bahkan dari hal-hal kecil. Dalam kondisi bisnis yang lesu, melihat lingkungan sekitar bisa memberikan inspirasi dan ide baru. Melihat Perubahan Tren Konsumen Perubahan tren, kebiasaan, dan teknologi adalah ladang peluang. Contohnya, saat pandemi COVID-19, banyak pelaku bisnis beralih ke digital karena perubahan pola konsumsi masyarakat yang mengandalkan belanja online. Mereka yang mampu menyesuaikan diri lebih cepat, seperti membuka layanan pesan-antar online atau kelas daring, berhasil mengatasi stagnasi bisnis. Kolaborasi Strategis Peluang tidak selalu berasal dari ide internal. Menjalin kerja sama dengan mitra bisnis yang memiliki segmen pasar yang saling melengkapi juga bisa memperluas jaringan dan membuka pintu pertumbuhan baru. 5. Menerima Kritik dan Menjadikannya Sumber Pembelajaran Kritik sering kali dianggap sebagai ancaman oleh pelaku bisnis. Padahal, jika disikapi dengan bijak, kritik bisa menjadi alat pembelajaran yang sangat berharga. Budaya Evaluasi Internal Bangun budaya kerja yang terbuka terhadap evaluasi. Libatkan tim internal untuk memberikan saran atau pendapat tentang strategi yang dijalankan. Pendekatan ini bukan hanya meningkatkan partisipasi karyawan, tetapi juga bisa membuka perspektif baru yang lebih tajam. Jangan Takut Gagal Kegagalan yang disebabkan oleh kritik seharusnya tidak dihindari, tetapi dikelola dengan bijaksana. Dari pengalaman gagal, perusahaan bisa memperbaiki proses, menghindari kesalahan serupa, dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan berikutnya. 6. Belajar dari Kegagalan dan Meningkatkan Pengalaman Setiap pelaku usaha pasti pernah mengalami kegagalan. Namun, yang membedakan pengusaha sukses dan tidak adalah bagaimana mereka menyikapi kegagalan tersebut. Evaluasi dan Refleksi Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegagalan yang terjadi. Apa penyebabnya? Apakah perencanaan kurang matang, strategi pemasaran tidak efektif, atau manajemen operasional yang lemah? Refleksi ini menjadi fondasi penting dalam menghindari kegagalan serupa di masa mendatang. Membangun Mental Tangguh Mental resilience atau ketahanan mental sangat penting dalam dunia bisnis. Dengan pengalaman dari kegagalan, pelaku usaha dapat membangun sistem bisnis yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan. 7. Menanamkan Keyakinan bahwa Setiap Masalah Pasti Ada Solusi Optimisme merupakan aset penting yang harus dimiliki setiap pengusaha. Keyakinan bahwa setiap masalah bisa diselesaikan akan menjaga motivasi dan mendorong kreativitas dalam mencari solusi. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah Daripada mengeluh atas tantangan yang dihadapi, fokuskan energi pada mencari alternatif solusi. Apakah ada pendekatan lain? Bisakah teknologi dimanfaatkan? Adakah cara untuk mengurangi biaya operasional? Dengan fokus pada solusi, bisnis akan memiliki daya dorong untuk keluar dari kondisi stagnan. Membangun Mindset Tumbuh (Growth Mindset) Mindset tumbuh adalah keyakinan bahwa kemampuan bisa dikembangkan melalui kerja keras, strategi yang tepat, dan masukan yang membangun. Dengan mindset ini, tantangan dipandang sebagai peluang untuk berkembang, bukan ancaman yang harus dihindari. Baca Juga: 7 Cara untuk Menghindari Bisnis Bangkrut Mengelola Keuangan Bisnis dengan Software Akuntansi dan ERP Mekari Jurnal Dalam mengatasi masalah stagnasi, pengelolaan keuangan menjadi faktor penentu yang sangat krusial. Ketika laporan keuangan tidak tertata rapi, kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis bisa saja terjadi. Mengapa Pengelolaan Keuangan Penting? Tanpa data keuangan yang akurat, Anda tidak bisa mengetahui apakah bisnis mengalami kerugian atau keuntungan. Selain itu, Anda juga sulit melakukan proyeksi cash flow, merencanakan anggaran, atau menilai efektivitas strategi pemasaran. Di sinilah peran penting software akuntansi seperti Mekari Jurnal. Manfaat Penggunaan Mekari Jurnal Mekari Jurnal merupakan platform akuntansi online yang membantu pelaku usaha dalam mengelola pembukuan secara otomatis dan akurat. Beberapa manfaat utama menggunakan aplikasi ini antara lain: Pencatatan transaksi real-time. Laporan keuangan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Integrasi dengan sistem ERP untuk efisiensi operasional. Analisis keuangan mendalam untuk mendukung pengambilan keputusan. Dengan dukungan software akuntansi yang andal, pelaku bisnis tidak hanya dapat menghindari kesalahan pencatatan, tetapi juga dapat memetakan strategi berdasarkan data keuangan yang objektif.