30 Kesalahan Pemasaran Online yang Wajib Dihindari Apakah Anda sudah sering membaca seberapa hebatnya pemasaran online, kemudian Anda memutuskan untuk mencobanya sendiri, tetapi ternyata tidak ada pengaruhnya sama sekali? Hal ini dikarenakan ada kesalahan pemasaran online yang mungkin tidak Anda pahami. Tenang, mungkin Anda melakukan beberapa kesalahan pemasaran yang menyebabkan usaha pemasaran Anda menjadi tidak efektif. Maka dari itu, simak artikel ini untuk supaya Anda dapat memahami beberapa kesalahan pemasaran yang sebaiknya jangan dilakukan: Baca juga: Strategi Manajemen Keuangan Praktis bagi UMKM 1. Hanya Membicarakan tentang Diri Sendiri Sering kali sebuah perusahaan hanya membuat website yang berisi halaman depan, halaman produk atau layanan, dan cara menghubungi. Padahal, hal yang penting untuk Anda ketahui adalah pemasaran online berbeda sekali dengan offline. Di internet sebagian besar orang hanya ingin mencari informasi dan bukan ingin membeli sesuatu. Oleh karena itu, apabila yang Anda lakukan hanya fokus pada penjualan dan berbicara tentang produk perusahaan Anda, maka sebagian besar orang tidak akan tertarik. Orang-orang yang aktif di internet menginginkan konten yang bisa menghibur, menginspirasi, atau memberikan penyelesaian terhadap permasalahannya. Maka pastikan sebagian besar konten Anda adalah konten yang bermanfaat untuk sebagian besar orang. 2. Tidak Mempunyai Target Audiens yang Jelas Anda pernah melihat akun jejaring sosial yang sering memberikan gambar-gambar meme, kisah inspirasi, atau kuis? Jenis konten semacam itu akan mengundang banyak interaksi mulai dari like, follow, dan share. Tetapi apakah hal tersebut efektif sebagai usaha pemasaran? Jawabannya adalah bisa iya dan bisa juga tidak, tergantung dari target audiens Anda sendiri. Anda mungkin akan mendapatkan banyak follower dan brand awareness dari praktek pemasaran semacam itu, tetapi bisa jadi mereka yang mengetahui keberadaan bisnis Anda bukan orang-orang yang tertarik atau mampu melakukan pembelian. Akibat bentuk kesalahan pemasaran tersebut, meskipun punya banyak traffic, penjualan pun dipastikan tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan beberapa hal berikut: Mengidentifikasi target pasar Anda, kalangan mana yang paling sering membeli dari Anda. Mengetahui dimana situs-situs komunitas yang terkait dengan bidang bisnis Anda. Pelajari apa permasalahan yang sering dihadapi oleh anggotanya. Buat konten yang menyelesaikan permasalahan mereka, sesuaikan dengan target pasar. Dengan begitu, maka Anda akan mengundang orang-orang yang tepat meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan menggunakan konten seperti di awal tadi. 3. Tidak Mempunyai Gambaran tentang Strategi Pemasaran Berbicara tentang pemasaran maka tidak terlepas dari yang namanya buyer’s journey, atau perjalanan yang dilewati oleh seorang pembeli dari sama sekali tidak tahu apa-apa sampai memutuskan untuk membeli suatu produk. Setidaknya ada 3 tahapan, yaitu: Awareness (seorang prospek menyadari bahwa mereka punya masalah) Consideration (mereka tahu apa solusinya, lalu menimbang-nimbang solusi terbaik) Decision (memutuskan untuk melakukan pembelian untuk menyelesaikan masalahnya). Tugas Anda adalah untuk mengantarkan mereka melewati 3 tahapan tersebut. Jadi Anda harus membuat mereka menyadari masalahnya kemudian menawarkan solusi. Memberikan mereka pertimbangan terhadap solusi terbaik, dan yang terakhir adalah membantu mereka memutuskan untuk melakukan pembelian. Baca Juga: Cara Tingkatkan Brand Awareness yang Efektif 4. Tidak Menggunakan Hosting dan Top Level Domain Jika Anda memanfaatkan website untuk toko online bisnis Anda, ada dua hal utama yang tidak boleh ketinggalan untuk Anda perhatikan. Pertama, hosting yang berfungsi sebagai “rumah” tempat Anda menaruh seluruh data terkait produk yang Anda jual. Dengan menggunakan hosting, Anda dapat memanfaatkan fitur yang diberikan seperti layanan support yang cepat dan available 24/7 serta backup data harian dan mingguan secara berkala. Selain itu, jika Anda perlu melakukan migrasi hosting, maka layanan support akan membantu prosesnya hingga selesai. Oleh karena itu, akan sangat merepotkan jika Anda tidak menggunakan hosting untuk membangun website toko online yang Anda pasarkan. Kedua, pemilihan nama domain yang juga perlu dipertimbangkan secara matang. Sebenarnya nama toko online bisa saja berupa sub-domain seperti namadomain.blogspot.com. Namun, nama website dengan sub-domain seperti itu terlihat tidak profesional dan terdengar kurang kredibel. Akan lebih baik jika Anda menggunakan Top Level Domain (TLD) seperti .com atau berbagai macam jenis TLD lainnya. Dengan menggunakan TLD, maka nama website Anda akan terlihat lebih profesional. Nama website yang dikelola akan lebih mudah diingat dan kepercayaan pelanggan pun akan ikut meningkat. 5. Tidak Mengoptimasi Konten dengan SEO Ternyata menggunakan hosting dan domain saja tidak cukup untuk website Anda. Website tersebut harus diisi dengan konten blog secara rutin. Konten tersebut tidak hanya berfungsi untuk menjelaskan produk-produk yang Anda jual secara deskriptif. Dengan adanya konten, maka dapat mempengaruhi index Google yang memudahkan calon pelanggan untuk menemukan website Anda. Agar Google memprioritaskan website Anda, maka konten yang ada di dalam website perlu dioptimasi menggunakan SEO (Search Engine Optimization). Karena tanpa adanya SEO, maka kumpulan konten di dalamnya akan sulit ter-index dan jumlah visitor susah ditingkatkan. Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh pada jumlah pelanggan yang tertarik untuk mencoba produk Anda. Baca Juga: SEM vs SEO, Ketahui Apa Saja Perbedaan dan Manfaatnya 6. Tidak Konsisten dalam Publikasi Konten Publikasi konten yang tidak teratur juga akan menyebabkan kehilangan audiens dan mengurangi kredibilitas merek Anda. Apabila Anda sudah memutuskan untuk menghindari kesalahan pemasaran online seperti sebelumnya, maka konsisten posting konten adalah suatu kewajiban dalam dunia online. Anda bisa menjadwalkan dalam sebulan akan berapa banyak konten yang harus diposting. Jika platform yang digunakan hanya social media dan website, hitunglah jumlah minimal blog atau post perbulannya. Misalnya dalam sebulan harus posting 13 konten di Instagram dan Tiktok, serta 15 blog di website. Dengan begitu, audiens Anda akan merasa bahwa brand tersebut benar-benar aktif dan meciptakan ekosistemnya tersendiri. 7. Tidak Memanfaatkan Analitik untuk Mengukur Kinerja Tanpa analitik yang baik, Anda tidak bisa mengetahui efektivitas campaign Anda dan membuat keputusan berdasarkan data. Sebagai seorang pebisnis, maka data penjualan itu adalah hal yang wajib dipahami. Begitupun dengan data analitik dari pemasaran online yang sedang dijalankan. Jika sebelumnya berbicara tentang konsisten konten, selanjutnya adalah memikirkan analitik yang dihasilkan dari campaign tersebut. Apakah sudah sesuai target yang ingin dicapai atau belum. Maka dari itu penting bagi Anda menentukan target dari pemasaran online tersebut ingin mencapai goals apa? Awareness kah, penjualan kah, atau apa? 8. Tidak Menyertakan Call to Action (CTA) yang Jelas Jika audiens tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membaca konten Anda, mereka mungkin akan meninggalkan halaman tanpa melakukan tindakan apapun. Sering kali ketika melakukan pemasaran online, kita luput untuk mencantumkan call to action (CTA) pada setiap konten yang dibuat. Padahal ini bisa menjadi pintu awal dari produkmu mendapatkan tujuan yang sebenarnya. Contoh dari call to action (CTA) adalah berisikan ajakan persuasif untuk membeli, mengklik, atau menghubungi contact person sales yang tersedia. Sesederhana itu. Baca juga: Memanfaatkan Iklan Gratis untuk Meningkatkan Penjualan 9. Tidak Fokus pada Pengalaman Pengguna (UX) Jika situs web atau aplikasi Anda sulit dinavigasi atau lambat, pengunjung akan segera meninggalkan halaman dan tidak kembali. Ketika CTA tadi diarahkan menuju landing page dari website atau aplikasi yang Anda punya, pastikan tampilan website dan aplikasinya sudah menarik untuk dilihat oleh mata. User Experience (UX) adalah sebuah bagian penting dalam pemasaran online ini. UX bisa diibaratkan sebagai pelayanan yang biasa Anda dapatkan di warung atau toko-toko, entah itu di supermarket atau mall. Dengan kata lain, jika UX website atau aplikasi Anda menarik, pelanggan juga akan betah berlama-lama di sana. 10. Tidak Beradaptasi dengan Perubahan Algoritma Mesin pencari dan media sosial sering mengubah algoritma mereka. Jika Anda tidak beradaptasi dengan perubahan tersebut, kinerja pemasaran Anda bisa menurun. Selanjutnya, pastikan strategi pemasaran online Anda sudah sesuai dengan algoritma yang berlaku. Pahami dulu jenis algoritma atau tren yang sedang populer seperti di Tiktok, Instagram, ataupun Youtube. Ketika memahami tren algoritmanya seperti apa, maka pemasaran online Anda dijamin akan semakin maksimal! 11. Tidak Memanfaatkan Media Sosial Secara Maksimal Media sosial adalah saluran yang sangat efektif untuk berinteraksi dengan audiens, tetapi banyak yang tidak memanfaatkannya dengan baik atau tidak aktif di platform tersebut. Ketahui juga mayoritas pelanggan atau calon pelanggan Anda menggunakan media sosial di mana, apakah itu Tiktok, Instagram, Facebook, atau Youtube. Jangan sampai nantinya strategi pemasaran terlalu fokus di Instagram, sedangkan calon pelanggan Anda lebih banyak berada di Tiktok. Hal ini akan sangat tidak maksimal dan buang-buang budget pemasaran. Baca Juga: 11 Kesalahan Marketing Melalui Social Media yang Perlu Dihindari 12. Mengabaikan Umpan Balik Pelanggan Tidak mendengarkan pelanggan atau mengabaikan umpan balik mereka dapat merusak hubungan jangka panjang dan merugikan reputasi merek. Perusahaan yang memperhatikan feedback dari pelanggan tentunya dapat memaksimalkan kualitas produknya semakin baik. Karena persaingan kompetitor semakin kuat, penting bagi Anda untuk menjaga pelanggan setia agar tidak pindah ke lain hati. Tentu kita masih ingat bagaimana perusahaan Yahoo saat itu yang tidak mampu merespon dengan baik kebutuhan pelanggannya, sehingga persaingan kemudian dimenangkan oleh Google. 13. Tidak Menggunakan Email Marketing dengan Baik Tidak menggunakan email marketing secara efektif bisa berarti Anda kehilangan kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan audiens yang tertarget. Di zaman yang serba online ini, Anda juga harus bisa memaksimalkan email marketing. Karena bentuk pemasaran online telah banyaknya berputar di media sosial serta email marketing. Buatlah email marketing yang menarik, seperti menyebutkan nama pelanggan dalam body email agar terkesan lebih personal. 14. Mengabaikan Pengoptimalan untuk Perangkat Mobile Mengingat banyak orang mengakses internet melalui ponsel, situs yang tidak dioptimalkan untuk perangkat mobile bisa menyebabkan pengunjung meninggalkan situs Anda. Mau bagaimanapun juga, akses melalui perangkat mobile adalah suatu keharusan di zaman sekarang. Banyak dari pelanggan Anda lebih sering beraktifitas melalui handphone setiap harinya. 15. Tidak Mengukur Return on Investment (ROI) Langkah berikutnya untuk menghindari kesalahan promosi online adalah dengan mengukur Return on Investmen (ROI) campaign Anda. Sebab tanpa mengukur ROI, Anda tidak bisa tahu apakah investasi yang Anda lakukan dalam pemasaran online memberikan hasil yang memadai sesuai target atau tidak. Jadi ROI ini perlu dicatat baik-baik ya! 16. Mengabaikan Penggunaan Video dalam Pemasaran Video adalah format yang sangat menarik untuk audiens, namun banyak pemasar yang tidak memanfaatkannya sepenuhnya. Terlebih lagi di era serba video potrait seperti sekarang ini, rasanya akan sayang sekali jikan pemasaran online hanya menggunakan cara-cara lama, seperti di papan reklame, banner, pinggir jalan, atau poster online saja. Melalui platform Tiktok dan Instagram Reel, Anda bisa meraih banyak kesempatan untuk mempromosikan produk online tersebut dengan berbentuk video. 17. Tidak Memanfaatkan Testimoni Pelanggan Testimoni adalah salah satu cara terbaik untuk membangun kepercayaan. Tidak menggunakan testimoni dapat membuat audiens ragu terhadap produk atau layanan Anda. Anda bisa menggunakan testimoni sebagai strategi pemasaran online yang menarik, seperti menjadikannya reviewer, brand ambassador, atau bahkan masuk dalam desain kemasan produk Anda. Hal ini akan sangat menarik perhatian pelanggan yang lain, sekaligus memberi pesan bahwa brand Anda ramah denga para pelangganya. Baca Juga: 5 Strategi Marketing Apple yang Dapat Anda Pelajari 18. Tidak Melakukan A/B Testing A/B testing memungkinkan Anda menguji elemen-elemen tertentu dalam kampanye Anda (seperti CTA atau halaman landing) untuk mengetahui mana yang lebih efektif. Cara ini bisa Anda perhatikan untuk langkah-langkah awal sebelum memulai campaign. Sebaiknya lakukan testing dahulu dari dua strategi yang dimiliki, mana yang nantinya akan memiliki kinerja lebih baik, itulah yang Anda pilih. 19. Menargetkan Audiens yang Terlalu Luas Menargetkan audiens yang sangat umum bisa memboroskan anggaran pemasaran Anda dan menghasilkan konversi yang rendah. Misalnya brand Anda masih skala UMKM berdomisili Jogja, sebaiknya fokus pada target pelanggan di Jogja terlebih dahulu dibandingkan melakukan pemasaran online sampai ke kota lain seperti Bandung atau Jakarta. Sebenarnya sah-sah saja jika memang ingin menargetkan ke luar kota, tetapi semakin spesifik target yang Anda bidik, maka hasilnya juga akan semakin valid dan maksimal. 20. Mengabaikan Retargeting Retargeting membantu Anda menjangkau kembali pengunjung yang belum melakukan pembelian, meningkatkan peluang untuk mengonversi mereka menjadi pelanggan. Hal ini ibarat melakukan follow up ulang pada pelanggan, ada baiknya selalu lakukan ini secara berkala agar pelanggan selalu ingat terus dengan produk terbaru dan juga brand Anda. 21. Tidak Memperhatikan Branding yang Konsisten Branding yang tidak konsisten dapat membingungkan audiens dan mengurangi kesan profesionalisme merek Anda. Dalam konteks branding di pemasaran online, perlu bagi Anda untuk membuat persona khusus agar menjadi ciri khas dibanding para kompetitor. Seperti dimulai dari logo yang menarik, warna yang konsisten, gaya komunikasi visual yang jelas, atau juga promo dan harga yang konsisten. Jika Anda menargetkan kelas menengah, maka jangan pasang harga untuk daya beli kelas Atas. Sebut saja jam tangan Rolex, ia fokus pada brandingnya sebagai jam tangan mewah untuk kelas atas. Jadi pastikan untuk tetap konsisten dalam hal branding ini. Baca Juga: 4 Langkah Membangun Branding Produk Anti Gagal 22. Menggunakan Gambar atau Video Berkualitas Rendah Gambar atau video yang tidak profesional dapat menurunkan kredibilitas dan citra merek Anda di mata audiens, apalagi yang kualitasnya blur dan tidak berkualitas HD. Maka sebelum melakukan pemasaran online, Anda bisa sewa terlebih dahulu fotografer handal yang sudah berpengalaman di kategori bisnis yang ada geluti, seperti F&B, properti, elektronik, dll. Bisa juga tanpa bantuan fotografer, asalkan kamera yang Anda punya sudah cukup baik dalam segi pemotretan produk. 23. Tidak Menyediakan Layanan Pelanggan yang Baik Menyediakan layanan pelanggan yang buruk atau tidak responsif dapat merusak reputasi bisnis Anda, terutama jika banyak pelanggan mengeluh. Ketika pemasaran online sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah menyambut para pelanggan yang datang dari pemasaran tersebut dengan sebaik mungkin. Hal ini diperlukan sebagai bentuk memberika kesan customer journey yang baik. 24. Tidak Menggunakan Influencer (KOL) Mengabaikan potensi influencer marketing bisa berarti kehilangan peluang besar untuk menjangkau audiens baru yang lebih luas dan relevan. Apalagi di zaman sekarang, peran KOL tentu cukup berpengaruh pada keberhasilan dari bisnis Anda. Maka dari itu, Anda bisa mencoba untuk memaksimalkan KOL sesuai dengan budget dan lokasi bisnis Anda. Tak perlu KOL yang mahal-mahal, cukup cari para KOL yang kuat dan identik di daerah Anda masing-masing dengan karakteristik followers yang sesuai dengan target pelanggan dan kategori bisnis Anda. 25. Tidak Mengoptimalkan Halaman Checkout Proses checkout yang rumit atau panjang dapat menyebabkan pelanggan meninggalkan keranjang belanja mereka tanpa membeli produk. Maka pentinng untuk Anda memperhatikan halaman checkout di website Anda yang lebih ramah digunakan pelanggan. Jika pelanggan mayoritas berumur 30 tahun ke atas, maka tampilannya mungkin bisa dibuat lebih sederhana dan minimalis lagi. 26. Fokus Terlalu Banyak pada Pemasaran Berbayar Jika Anda hanya bergantung pada iklan berbayar, Anda mungkin mengabaikan pengembangan konten organik yang dapat memberikan hasil jangka panjang. Memang benar jika grafik pencapaian yang dihasilkan dari iklan berbayar akan meningkat di awal-awal, namun hal ini tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Jika bisnis Anda ingin berkelanjutan dan organik, ada baiknya untuk lebih mementingkan kualitas produk dan brand Anda, dan jangan terlalu sering menggunakan iklan berbayar. 27. Tidak Membangun Daftar Pelanggan Mengabaikan pembangunan dan pengelolaan daftar email pelanggan dapat mengurangi kemampuan Anda untuk membangun hubungan jangka panjang. Anda sebaiknya mendata setiap pelanggan yang pernah berinteraksi maupun yang sekedar datang pada laman website Anda. Sebab ini bisa dijadikan sebagai langkah strategis untuk Anda mampu memaksimalkan jenis campaign di kemudian hari. 28. Tidak Menggunakan Pemasaran Berbasis Data Pemasaran yang tidak didukung oleh data yang akurat bisa menjadi sangat tidak efektif. Gunakan data pelanggan untuk menyesuaikan strategi pemasaran Anda. Sebaiknya Anda pelajari data pelanggan dan bisnis Anda terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan pemasaran online. Hal ini bisa membuat optimasi pemasaran online Anda semakin efektif dan efisien, baik dalam segi waktu maupun biaya. 29. Melewatkan Optimasi Kecepatan Halaman Kecepatan situs web adalah faktor penting dalam pengalaman pengguna. Halaman yang lambat dapat membuat pengunjung meninggalkan situs Anda sebelum mereka sempat melihat produk atau layanan yang Anda tawarkan. 30. Mengabaikan Peraturan Privasi dan Keamanan Mengabaikan hukum privasi dan perlindungan data dapat mengarah pada masalah hukum yang merugikan bisnis Anda. Jangan sampai pelanggan Anda takut untuk berbelanja karena keamanan datanya tidak terjaga dengan baik. Maka penting sekali untuk memperhatikan ini bagi bisnis Anda. Kelola Budget Pemasaran dengan Mekari Jurnal Setelah mengetahui hal utama kesalahan pemasaran online yang seringkali menjadi penyebab upaya pemasaran online menjadi tidak efektif beserta solusinya, sekarang Anda dapat melakukan evaluasi. Apakah upaya pemasaran Anda sudah tepat dan membuahkan hasil? Dari beberapa poin yang sudah dijelaskan di atas, kira-kira mana yang menjadi alasan utamanya, dan apa upaya Anda untuk memperbaikinya? Sementara Anda memikirkan strategi yang tepat untuk melakukan pemasaran, jangan sampai Anda mengabaikan pengelolaan keuangan bisnis Anda. Agar lebih fokus, Anda dapat menggunakan software akuntansi online khusus seperti Mekari Jurnal. Mekari Jurnal hadir sebagai simple accounting online yang sangat cocok untuk jenis bisnis apapun. Pastikan jika bermanfaat, jangan lupa balik lagi ke sini ya!