Gelombang pertama belum usai, kini para pebisnis perlu memutar kembali otak mereka untuk hadapi ancaman gelombang kedua Virus Corona.
Aplikasi bisnis Jurnal, coba gratis.
Terlebih jika dalam jangka waktu tiga bulan tidak terlihat kondisi membaik, maka keberlangsungan bisnis terus dipertanyakan.
Jika dilihat dari pandemi flu spanyol tahun, gelombang kedua lebih berbahaya dibanding gelombang pertama. Jadi, apakah gelombang kedua Virus Corona akah lebih berbahaya dan menjungkirbalikkan keadaan bisnis?
“The Second Wave is Coming”
Ya, kalimat tersebut seringkali diucapkan berbagai bacaan luar. Apa maksudnya? Banyak spekulasi bahwa Virus Corona masih jauh dari selesai. Beberapa negara masih berkutat dan menyesuaikan diri dengan pandemi, yang juga takut jika terhadap gelombang kedua.
Kapan gelombang pertama bisa dikatakan selesai? Ketika virus terlihat terkendali dan kasus turun secara substansial. Lalu ketika tiba-tiba kasus meningkat tajam setelahnya, ketika orang-orang kira susah usai, maka inilah yang disebut sebagai the second wave.
Tapi, bisnis tidak dapat terus bertahan jika dipaksakan lockdown dan PSBB kembali...
Lockdown dan PSBB gelombang pertama memang sebabkan gangguan besar di seluruh dunia, termasuk bisnis dan pekerjaan. Maka muncul teka-teki bagaimana bisnis mempertahankan diri, sambil meminimalkan kerugiannya setiap hari.
Walau, tidak ada satu orang pun yang meyakinkan bahwa cara A adalah benar dan cara B adalah salah.Tidak ada yang yakin 100 persen seberapa jauh bisnis dapat melangkah.
Maka dari itu, bisnis memerlukan cara bertahap dan memperbaiki cara sebelumnya untuk menghadapi second wave Virus Corona.
5 Cara Bisnis Hadapi Gelombang Kedua
Menurut National Federation of Independent Business (NFIB), 92 persen bisnis kecil merugi akibat bisnis kecil. Hanya 5 persen dari mereka yang tidak mengalami dampak sama sekali.
Sementara prospek jangka pendek sangat bervariasi tergantung industri, penting untuk mempertimbangkan seperti apa cara bisnis memaksakan diri untuk bertahan di tengah pandemi.
1. Ketahui Seberapa Jatuh Finansial Bisnis
Langkah pertama yang dilakukan bisnis adalah menentukan seberapa bisnis Anda terkena dampak pada gelombang pertama.
Ada berbagai cara untuk mengetahuinya, dimulai dengan angka-angka -Anda tidak punya angka pasti? Gunakan Jurnal– seperti laporan arus kas, laporan laba rugi baru-baru ini, ada baiknya jika dilakukan dari sekarang.
Kemudian bandingkan dengan angka tahun lalu, jika tidak ada bandingkan dengan industri serupa dengan skala yang sama. Lihat seberapa terdampak bisnis Anda. Meskipun kebanyakan bisnis merugi, ada kemungkinan bahwa kerugiannya tidak seburuk yang Anda pikirkan.
Lalu selain angka-angka dari penjualan, laba dan arus kas, pertimbangkan jalan lain dimana bisnis paling terpengaruh.
Contoh: Jika bisnis sempat mengurangi anggaran iklan dan pemasaran dan beberapa pelanggan bermigrasi ke kompetitor karena bisnis Anda tidak terlalu aktif, maka kini saatnya Anda pertimbangkan kembali untuk menyesuaikan kebijakan anggaran agar tidak kehilangan calon pelanggan potensial.
2. Sesuaikan Rencana Bisnis
Model bisnis pada gelombang pertama mungkin bekerja dengan baik. Tapi apakah ini akan terus berlanjut hingga gelombang kedua? Apakah cara yang kemarin benar-benar memaksimalkan jalannya bisnis?
Contoh: Sebelumnya, Anda masih mengandalkan cara penjualan parsial antara offline dan online, mungkin di gelombang kedua ini Anda bisa merencanakan bisnis full online. Siapa yang tahu, jika ini justru mempersiapkan bisnis ke era digital.
Note: Ketika membahas rencana dan model bisnis, ketahui kekuatan dan kelemahan bisnis. Kenali analisis SWOT bisnis Anda.
Kemudian lihat apa yang sebelumnya bekerja dengan baik dan lihat bagian mana yang dapat disesuaikan atau ditingkatkan agar tetap kompetitif. Tinjau kembali tujuan bisnis agar tetap realistis.
Contoh: Sesuaikan target pada Q2 bisnis, mengingat COVID-19 mungkin mengurangi penjualan bisnis
3. Apakah Bisnis Butuh Tambahan Dana?
Ketika bisnis kehabisan modal pada gelombang pertama, pertimbangkan kembali apakah bisnis butuh pinjaman modal atau suntikan dana yang perlu didapatkan.
Contoh: Bisnis tidak ingin merumahkan karyawan selama pandemi, pada gelombang pertama, mungkin bisnis berhasil. Tapi profit bisnis semakin menyusut dan menurun dari waktu ke waktu.
Tapi sebelum itu, bisnis juga perlu memikirkan pro dan kontra ketika akan meminjam modal. Bisnis juga perlu memiliki penyajian laporan keuangan yang baik agar diterima oleh peminjam modal legal dan terpercaya.
4. Perbarui Anggaran Pengeluaran Bisnis
Bagaimana pun, bisnis akan mengeluarkan uang sebelum menghasilkan uang.
Contoh: Bisnis perlu inventaris baru seperti protokol kesehatan karyawan dan menaikkan harga iklan agar bisnis dikenal secara digital oleh masyarakat umum.
Namun, tegaskan gagasan yang jelas tentang penganggaran apa yang dibutuhkan dan apa yang dapat dipotong untuk memaksimalkan pendapatan. Jangan sampai boros, pilih anggaran operasional serendah dan sebaik mungkin.
5. Bangun Timeline yang Baru
Dalam mempersiapkan diri ke gelombang kedua, tidak realistis jika bisnis ingin memulihkan semuanya sekaligus. Buat timeline untuk memprioritaskan tindakan terpenting bagi bisnis terlebih dahulu.
Contoh: Prioritas pertama mungkin mendapatkan pendanaan atau modal bagi bisnis. Lalu cicil THR tertunda karyawan, atur ulang persediaan lainnya lalu pantau bisnis day to day.
Pemantauan timeline dan kondisi kesehatan keuangan bisnis sangat penting karena tentu bisnis tidak ingin menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia.
Anda mungkin ingin mengecek setiap hari untuk melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak. Maka dari itu, gunakan Jurnal.
Jurnal siap menemani bisnis Anda dengan menghadirkan software akuntansi dan keuangan berbasis cloud. Pantau laporan keuangan, perbarui anggaran bisnis dan kelola faktur dengan pelanggan hanya dalam hitungan menit.