Pengertian, Pentingnya, dan Cara Menghitung Cadangan Kerugian Piutang Cadangan kerugian piutang merupakan salah satu langkah preventif dari perusahaan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul akibat piutang tidak tertagih. Walaupun menjadi aspek penting dalam keuangan perusahaan, terkadang masih sering diabaikan. Tanpa adanya cadangan kerugian piutang yang ideal, perusahaan bisa dapat keliru dalam menciptakan gambaran kesehatan finansial perusahaan. Oleh karena itu, sebagian praktisi bahkan mahasiswa akuntansi sekalipun harus memahami pentingnya cadangan kerugian piutang dalam akuntansi. Simak ulasan lengkapnya dalam blog Mekari Jurnal berikut ini! Pengertian Cadangan Kerugian Piutang Cadangan kerugian piutang adalah sebuah perkiraan jumlah uang yang kemungkinan tidak dapat diterima dari piutang yang telah jatuh tempo. Namun, sebagian besar perusahaan masih mengabaikan komponen penting ini. Padahal, adanya cadangan mengantisipasi kemungkinan kerugian akibat pelanggan yang tidak mampu membayar uang mereka. Selain itu, adanya komponen ini membantu perusahaan dalam menilai dan mencatat potensi kerugian yang besar dari piutang tidak tertagih. Lalu, apa perbedaannya dengan piutang biasa? Pada piutang biasa, biasanya akan tercatat sebagai aset pada neraca perusahaan, sedangkan cadangan kerugian piutang adalah akun yang mengurangi nilai piutang yang tercatat. Hasilnya, laporan keuangan akan mencerminkan nilai yang lebih akurat dan realistis dari piutang yang dapat ditagih. Baca Juga: Kenali Perbedaan Hutang dan Piutang & Tips Cara Mengelolanya Pentingnya Cadangan Kerugian Piutang Perannya sendiri dalam praktik akuntansi dan keuangan bisnis dapat terlihat secara signifikan, di mana: 1. Dampak Terhadap Laporan Keuangan Tanpa adanya cadangan ini, gambaran mengenai profitabilitas dan kesehatan finansial tidak dapat tergambarkan secara akurat. Oleh karena itu, dengan mencatat komponen cadangan kerugian piutang, perusahaan dapat lebih koservatif dalam menilai nilai piutang mereka. Baca Juga: Pencatatan Jurnal Penghapusan Piutang Tidak Tertagih 2. Perlindungan bagi Perusahaan dari Risiko Kerugian Setelah perusahaan dapat mengelola cadangan kerugian piutang mereka, perusahaan dapat melindungi diri dari risiko kerugian akibat piutang yang tidak tertagih. Perusahaan juga memiliki langkah alternatif dalam menghadapi potensi kerugian finansial. Maka dari itu, tidak salah jika komponen ini dapat menjadi indikator untuk menunjukkan seberapa besar risiko yang perusahaan hadapi dala mengelola piutang. Metode Perhitungan Cadangan Kerugian Piutang Terdapat beberapa cara atau metode dalam menghitung cadangan kerugian piutang yang ideal dalam perusahaan. Umumnya, dikenal dua metode yang paling sering digunakan, yaitu metode persentase dan metode analisis historis. Cara Menghitung dengan Metode Persentase Dalam metode rasio, cadangan kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase dari total piutang yang perusahaan miliki. Umumnya ini digunakan pada perusahaan dengan pola pembayaran pelanggan yang sudah stabil dengan menerapkan persentase tetap pada penjualan kredit berdasarkan tingkat penagihan historis. Misalnya, perusahaan memiliki piutang sebesar Rp100.000.000 (selama lima tahun) dan berdasarkan analisis historis, diketahui sekitar 5% dari besaran tersebut tidak tertagih. Maka dari itu, cadangan kerugian piutang yang perlu dicatat sebesar Rp5.000.000 untuk penyisihan piutang ragu-ragu dan piutang tak tertagih. Baca Juga: Langkah Pencatatan Transaksi Jurnal Pelunasan Piutang Cara Menghitung dengan Metode Penuaan Piutang Usaha Selanjutnya terdapat metode penuaan piutang usaha dengan memperkirakan jumlah piutang tidak tertagih. Metodenya dinilai dengan semakin lama faktur tidak terbayarkan, maka semakin kecil kemungkinannya untuk ditagih. Piutang akan dibagi ke dalam kelompok waktu dengan masing-masing terbagi menjadi 30 hari dengan sifatnya yang progresif. Contoh pembagiannya biasanya akan terbagi sebagai berikut: 0-30 hari (tidak ada aktivitas penagihan) 31-60 hari lewat jatuh tempo (risiko piutang tak tertagih sedang) 61-90 hari lewat jatuh tempo (risiko piutang tak tertagih signifikan) 91+ hari lewat jatuh tempo (diasumsikan sebagai piutang tak tertagih) Contoh kasusnya adalah sebagai berikut, misalnya terdapat sebuah perusahaan dengan piutang usaha sebesar Rp100.000.000. Rp80.000.000 dari jumlah ini berada dalam jangka waktu 0-30 hari, Rp15.000.000 dalam jangka waktu 31-60 hari, dan sisanya yaitu Rp5.000.000 berada di jangka waktu 31-60 hari. Kemudian berdasarkan analisis historis tersebut, perusahaan akan menerapkan persentanse piutang tak tertagih sebesar 3% pada jangka waktu 0-30 hari, tingkat piutang tak tertagih sebesar 9% pada jangka waktu 31-60 hari, dan tingkat 25% pada jangka waktu 61-90 hari. Penerapan metode penuaan ini menghasilkan estimasi jumlah piutang usaha yang tidak tertagih sebesar Rp5.000.000. Baca Juga: Kelola Risiko Piutang Tanpa Harus Kehilangan Transaksi Penjualan Regulasi dan Standar Akuntansi Menurut IFRS 9 dan PSAK 71, perusahaan memiliki kewajiban untuk mencatat cadangan kerugian piutang berdasarkan model kerugian yang diharapkan (expected credit loss). Dalam PSAK 71, perusahaan diharapkan dapat membuat estimasi cadangan kerugian piutang berdasarkan risiko kredit dan performa piutang yang berpotensi tidak dapat ditagih. Lalu, dalam IFRS 9 mengharuskan perusahaan memperhitungkan kemungkinan kerugian yang terjadi selama umur piutang, dan bukan ketika piutang sudah jatuh tempo. Hal ini dapat memastikan bahwa cadangan kerugian piutang yang tercatat lebih mencerminkan kondisi aktual dalam mengantisipasi risiko kerugian. Selain itu, pertimbangkan juga informasi lain yang relevan, seperti kondisi perekonomian saa ini dan proyeksi di masa depan dalam kemampuan pelanggan membayar hutang. Baca Juga: Mengenal Perbedaan SAK dan IFRS dalam Akuntansi Studi Kasus Cadangan Kerugian Piutang Untuk lebih jelasnya, berikut terdapat sebuah studi kasus komprehensif mengenai penggunaan komponen cadangan kerugian piutang. Sebuah perusahaan manufaktur bernama PT. Jurnal Jaya Abdi memiliki piutang dari sejumlah pelanggan dari berbagai daerah. Setiap tahunnya, perusahaan melakukan analisis terhadap riwayat piutangnya dengan menggunakan metode analisis historis. Berdasarkan hasil analisis, perusahaan mendapatkan wawasan bahwa piutang dari beberapa pelanggan cenderung memiliki tingkat kemampuan yang tinggi. Contohnya, PT. Jurnal Jaya Abdi mencatatkan piutang sebesar Rp 5.000.000.000 dari pelanggan di daerah A, dan setelah melakukan analisis lebih lanjut, mereka mengetahui bahwa 10% dari piutang tersebut berisiko tidak tertagih. Oleh karena itu, mereka mencatatkan cadangan kerugian piutang sebesar Rp 500.000.000. Selanjutnya, perusahaan mencatatkan cadangan kerugian piutang dengan akurat agar dapat menjaga kondisi kesehatan finansialnya. Dalam kasus ini, PT. Jurnal Jaya Abdi mencatatkan cadangan kerugian sebesar Rp 500.000.000, perusahaan XYZ telah mengurangi risiko laporan keuangan yang tidak realistis dan dapat menghindari kejutan besar di kemudian hari. Baca Juga: Account Receivable: Pengertian, Ciri, Manfaat, dan Contoh Kesimpulan Cadangan kerugian piutang menjadi komponen yang cukup penting dalam menjaga integritas laporan keuangan perusahaan, Memiliki catatan yang sesuai dapat melindungi perusahaan dari kerugian finansial yang terjadi akibat piutang yang tidak tertagih. Lebih lanjut, komponen ini juga membantu memberikan gambaran yang lebih objektif dan realistis mengenai aset yang dapat perusahaan tagih. Melihat pentingnya cadangan kerugian piutang, maka tidak ada salahnya bila perusahaan lebih aktif dalam menganalisis dan menghitung komponen ini dengan akurat. Salah satu langkah selanjutnya dapat dilakukan dengan mencari solusi alternatif daripada menghitungnya secara manual yang terkesan lambat. Dengan berinvestasi pada software akuntansi online terbaik dapat menjadi solusinya, seperti Mekari Jurnal. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi berbasis cloud yang dapat menghitung data keuangan dengan cepat, mudah, dan otomatis. Dengan perhitungan yang lebih akurat dan efisien, perusahaan dapat mencatat keuangan yang didasarkan pada data yang valid dan up-to-date. Gunakan juga fitur analisa laporan keuangan yang lebih efisien dengan teknologi terkini melalui laporan neraca dan laba rugi Anda. Ketahui lebih lanjut mengenai fitur-fitur unggulan Mekari Jurnal yang dapat membantu urusan akuntansi dan keuangan Anda, dengan klik tombol di bawah ini! Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Investopedia, “Allowance for Doubtful Accounts: What It Is and How to Estimate It”. eakuntansi, “PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 71”. Accountingtools, “Aging method definition”.