Daftar Isi
21 min read

Brand Advocacy Marketing: Cara Hemat Mendapatkan Konsumen

Tayang 10 Sep 2024
Diperbarui 14 Mar 2025
Di tulis oleh: Mekari Jurnal Desra

Biaya pemasaran untuk suatu produk memang cukup mahal. Untuk mengatasi permasalahan ini, dalam pemasaran terdapat satu strategi yang cukup efektif tetapi juga ramah di kantong para pemilik bisnis. Strategi tersebut ialah brand advocacy marketing yang akan diulas secara mendalam oleh Mekari Jurnal.

Brand Advocacy Marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran yang mendorong individu—baik pelanggan, karyawan, maupun mitra bisnis—untuk merekomendasikan produk atau layanan suatu perusahaan kepada orang-orang di sekitar mereka. Teknik ini sering dikenal dengan istilah rujukan peer-to-peer, karena rekomendasi datang dari lingkungan pertemanan atau lingkaran profesional yang dipercaya. Berbeda dengan iklan konvensional yang kerap dipandang sepihak, metode brand advocacy memanfaatkan relasi dan kepercayaan pribadi sebagai kunci persuasi.

Dalam praktiknya, strategi ini menggerakkan pelanggan setia (loyal customers), staf internal, dan mitra eksternal untuk membagikan cerita positif—seperti ulasan jujur, testimoni, atau sekadar rekomendasi singkat—kepada jaringan mereka. Aktivitas tersebut bisa terjadi di platform media sosial, situs ulasan, blog, atau sekadar obrolan santai sehari-hari. Efektivitasnya datang dari esensi “word-of-mouth” (dari mulut ke mulut), yang telah lama diakui sebagai cara ampuh membangun kepercayaan dan memengaruhi keputusan pembelian.

Bagi sebuah merek, mendorong orang untuk berbicara positif tentang produk tentunya memerlukan dua hal: kualitas produk (atau layanan) yang prima dan pengalaman pelanggan yang menyenangkan. Ketika kepuasan konsumen tercapai, mereka akan terdorong untuk merekomendasikannya kepada teman, keluarga, atau kolega. Di era digital saat ini, satu testimoni dapat tersebar luas melalui media sosial, menciptakan efek berantai yang memperluas jangkauan promosi tanpa memerlukan biaya beriklan yang masif.

Keuntungan brand advocacy juga terletak pada interaksi dua arah antara bisnis dan pelanggannya. Saat pelanggan menyuarakan pendapat atau masukan, perusahaan dapat mengambil wawasan berharga untuk perbaikan internal. Perusahaan yang mendengarkan keluhan, saran, dan kebutuhan pasar dapat berinovasi lebih cepat serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam jangka panjang, siklus ini menciptakan hubungan saling menguntungkan: merek berkembang karena mendapat promosi alami (organik) dari pihak eksternal, sementara pelanggan senang karena kebutuhannya terpenuhi dengan lebih baik.

Contoh sederhananya dapat dilihat pada bisnis rintisan di bidang kuliner. Katakanlah pemilik kafe memberikan sampel gratis minuman baru kepada pelanggan setia, lalu meminta mereka membagikan pendapat di media sosial. Momen ini memancing antusiasme para pelanggan untuk memposting ulasan, menciptakan buzz yang kian meluas. Rekomendasi semacam ini sering lebih dipertimbangkan oleh audiens ketimbang iklan, sebab datang dari orang biasa yang tidak dibayar khusus untuk mempromosikannya.

Pada bagian-bagian berikut, kita akan membahas secara rinci apa itu brand advocacy, mengapa ia penting, contoh penerapannya, serta langkah-langkah efektif untuk membangun strategi brand advocacy marketing. Harapannya, pemahaman komprehensif ini dapat menjadi “bekal” bagi siapa pun yang ingin memanfaatkan kekuatan promosi mulut ke mulut di ranah bisnis modern.

Apa Itu Brand Advocacy?

Brand Advocacy adalah proses di mana perusahaan mengajak pelanggan, karyawan, serta mitra bisnisnya untuk berperan aktif dalam mempromosikan merek, baik berupa produk maupun layanan. Dengan kata lain, brand advocacy memprioritaskan “kesaksian otentik” dari pihak ketiga—orang-orang yang betul-betul mengalami atau menggunakan produk—dibandingkan sekadar pesan promosi dari pihak perusahaan.

Mengapa pendekatan ini dinilai efektif? Kunci utamanya adalah kepercayaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita lebih cenderung mencoba suatu produk jika direkomendasikan oleh seseorang yang kita kenal dan percaya. Rekomendasi semacam ini menciptakan jembatan emosional antara calon pelanggan dan merek. Sebaliknya, iklan tradisional sering kali dipandang sebagai “monolog” dengan klaim yang belum tentu dipercaya kebenarannya.

Selain itu, brand advocacy berperan sebagai medium untuk menyebarkan pesan positif secara terstruktur. Strategi ini tidak bergantung pada satu saluran saja. Ulasan online, percakapan tatap muka, maupun kampanye media sosial, semuanya bisa menjadi bagian dari brand advocacy. Pelanggan yang puas akan dengan rela bercerita kepada teman atau menulis ulasan positif. Sementara karyawan yang bangga dengan tempat kerjanya akan berbicara baik tentang produk serta perusahaan kepada kolega atau kenalan.

Uniknya, brand advocacy juga memberikan wawasan langsung mengenai kepuasan dan kebutuhan pasar. Saat mendorong orang lain untuk berbicara tentang merek, Anda akan menemukan masukan berharga, kritik, hingga ide pengembangan. Alhasil, strategi ini bukan hanya bermanfaat dalam hal pemasaran, tetapi juga meningkatkan kualitas bisnis secara keseluruhan.

Pada akhirnya, brand advocacy merefleksikan bagaimana suatu merek “dipersepsikan” oleh audiens. Jika banyak pelanggan puas, testimoni yang muncul akan dominan positif. Demikian pula sebaliknya, apabila produk kurang memenuhi ekspektasi, reaksi pasar bisa menunjukkan hal-hal negatif. Oleh sebab itu, membangun brand advocacy yang kuat selalu dimulai dari pondasi mutu produk dan pelayanan pelanggan yang unggul.

Pentingnya Brand Advocacy Marketing

Mengapa brand advocacy marketing ini penting digunakan untuk pemasaran? Dan seberapa efektif?

Berikut bebera poin yang menjadi alasan mengapa menggunakan strategi ini penting dan efektif digunakan pada pemasaran Anda.

  1. Menurut statistik, 92% konsumen memercayai rekomendasi dari lingkaran sosial mereka. Dibanding melihat iklan, biasanya calon konsumen akan bertanya kepada orang-orang terdekat yang telah menggunakan sebuah produk atau layanan. Umumnya mereka akan langsung mempercayai rekomendasi dan konten dari kolega, keluarga, dan teman tersebut.
  2. Dampak dari poin pertama tadi adalah pertumbuhan merek Anda akan meningkat secara alami tanpa harus menghabiskan biaya yang besar untuk iklan.
  3. Meningkatkan citra merek karena mendapatkan kesan yang positif dari orang-orang yang telah menggunakannya produk dan layanan Anda.
  4. Merek Anda memiliki banyak peluang publikasi dan membuka kepada konsumen baru yang lebih luas lagi. Ini karena ketika sebuah merek banyak dibicarakan, maka secara otomatis banyak pula media publikasi yang melirik untuk mempublikasikan.
  5. Dengan banyaknya konsumen yang membantu, waktu yang digunakan untuk melakukan pemasaran akan lebih singkat. Sehingga lebih banyak waktu untuk Anda mencoba hal-hal baru.

Contoh Brand Advocacy Marketing

Salah satu contoh konkret penerapan brand advocacy marketing dapat dilihat pada sebuah toko kue bernama “Deli Cake Shop.”

Manajer toko kue ini menerapkan sistem rujukan (referral) sederhana: setiap kali seorang pelanggan berhasil mengajak teman atau keluarga untuk berbelanja di sana, ia mendapatkan kue mangkuk gratis. Bentuk imbalan yang mudah dan menyenangkan ini membuat pelanggan setia lebih bersemangat mengundang orang-orang terdekat untuk mencoba produk. Lambat laun, nama “Deli Cake Shop” makin dikenal tanpa harus mengeluarkan biaya iklan besar.

Selain itu, sebagai UMKM Deli Cake Shop juga mengadakan giveaway di media sosial. Caranya, pelanggan diminta mengunggah foto pembelian mereka menggunakan tagar khusus yang ditetapkan toko. Strategi ini efektif karena mendorong lebih banyak konten organik di linimasa media sosial—foto kue dan testimoni langsung dari pelanggan nyata. Para pengguna media sosial yang melihat postingan tersebut cenderung tertarik untuk mencoba, sebab mereka menyaksikan bukti autentik ketimbang iklan formal.

Sebagai langkah lanjut, Deli Cake Shop dapat menunjuk beberapa pelanggan setia sebagai “brand ambassador.” Misalnya, mereka memberikan sampel kue baru setiap bulan kepada duta merek ini, lalu meminta mereka berbagi cerita jujur mengenai rasanya, tampilannya, atau keunikan lainnya. Orang yang melihat postingan brand ambassador di akun pribadi mereka akan menaruh rasa ingin tahu lebih besar, apalagi jika duta tersebut memiliki reputasi tepercaya atau follower yang cukup banyak.

Melalui pendekatan ini, toko kue sukses menggerakkan banyak “lidah pemasaran” yang tersebar di berbagai komunitas. Contoh ini dapat diterapkan pula di sektor lain—baik bisnis mode, layanan kecantikan, kuliner, perhotelan, maupun jasa profesional. Inti dari brand advocacy marketing sama: memobilisasi pengalaman positif pelanggan untuk menjangkau audiens baru. Kuncinya, berikan insentif yang relevan, ciptakan produk yang berkualitas, dan tetap jaga hubungan baik dengan para pendukung merek.

Baca Juga: 51 Cara Mengembangkan Usaha yang Perlu Anda Ketahui

Mengapa Brand Advocacy Penting?

Brand advocacy menjadi krusial karena memungkinkan bisnis untuk tumbuh secara organik dan berkelanjutan, dengan biaya relatif rendah. Ketika pelanggan senang dan merekomendasikan produk Anda, Anda memperoleh promosi gratis yang sangat berpengaruh. Selain itu, ada beberapa alasan lain yang membuat brand advocacy kian penting:

  1. Membentuk Kepercayaan Pasar: Rekomendasi mulut ke mulut dianggap lebih kredibel daripada iklan resmi. Kepercayaan pasar meningkat ketika banyak orang, terutama rekan atau teman yang tepercaya, menyatakan kepuasan.
  2. Memperkuat Loyalitas Pelanggan: Pelanggan yang merasa dihargai dan diakomodasi akan bertahan lebih lama, bahkan ikut memperkenalkan produk ke lingkungan mereka.
  3. Biaya Pemasaran yang Efisien: Walaupun Anda tetap memerlukan modal untuk insentif atau program loyalitas, biayanya sering lebih rendah dibandingkan iklan konvensional berskala besar.
  4. Perkembangan Reputasi Positif: Ulasan positif dapat menarik minat media, influencer, dan pihak lain yang dapat memperluas jangkauan eksposur bisnis Anda.
  5. Pembelajaran dan Inovasi: Melalui umpan balik pelanggan, Anda bisa mengetahui apa yang perlu ditingkatkan atau dikembangkan dalam layanan maupun produk.
  6. Potensi Viral: Di era digital, satu konten yang disukai atau dibagikan ribuan kali dapat menciptakan lonjakan penjualan dan atensi publik yang luar biasa.

Secara keseluruhan, brand advocacy menempatkan suara konsumen di garda terdepan pemasaran. Ketika kepuasan pelanggan menjadi “senjata utama,” maka setiap ulasan positif berpeluang menjadi pemacu pertumbuhan bisnis Anda.

Baca Juga: Strategi Advocacy Marketing: Terjangkau & Efektif untuk Bisnis

Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Brand Advocacy Marketing

Cassandra Jowettsenior content marketing manager di perusahan pemasaran Influitive, menerangkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengadopsi strategi brand advocacy marketing yang dirangkum seperti berikut.

1. Brand advocate Tidak Harus Orang Terkenal

Anda mungkin berpikir semakin terkenal seseorang, maka akan semakin mudah pula meyakinkan konsumen untuk menggunakan produk dan layanan Anda. Menggunakan artis atau influencer sebagai brand advocate contohnya. Namun pendapat tersebut tidak selamanya benar.

Menurut Jowett brand advocate terbaik adalah orang yang memiliki pengalaman baik dengan merek Anda. Sehingga orang yang tepat sebenarnya adalah konsumen yang selama ini merasa terpuaskan Mereka yang selama ini selalu melakukan pembelian ulang dan memberikan review positif baik secara online maupun offline kepada produk dan layanan merek Anda.

Artis ataupun  influencer memang punya kemampuan untuk menarik perhatian lebih banyak orang, namun belum tentu mereka bisa meyakinkan untuk membeli.

2. Mulai dari Sesuatu yang Sederhana

Menurut Jowett, tidak perlu membuat sesuatu yang terlalu rumit ketika melakukan brand advocacy. Anda bisa memulai dengan membuat konten sederhana namun menarik di media sosial untuk mendapatkan feedback seperti like, comment dan shares dari konsumen.

Brand advocacy yang terlalu rumit justru akan menurunkan keinginan konsumen untuk berpartisipasi. Untuk membuat konsumen mau membagikan konten media sosial Anda dengan sukarela, perlu menggabungkan tiga hal, yakni pertanyaan, edukasi dan tantangan.

Berikan mereka pertanyaan mengenai merek Anda, bisa juga dengan meminta saran. Hal ini ditujukan agar konsumen merasa dilibatkan sehingga mempunyai rasa memiliki dengan merek Anda. Selanjutnya berikan informasi mengenai merek secara rutin. Informasi yang diberikan sebaiknya dikemas dalam konten yang menarik agar konsumen tidak merasa bosan.

Terakhir berikan tantangan yang menguntungkan Anda dan juga konsumen. Misalnya, konsumen yang melakukan share tentang merek Anda lebih banyak akan mendapatkan diskon, kupon atau hadiah lainnya.

3. Keuntungan Didapatkan Kedua Belah Pihak

Menurut Jowett, adalah sebuah kesalahan besar apabila bisnis melakukan advocacy marketing hanya dari sudut pandang pemilik bisnis. Padahal seharusnya bisnis mengaplikasikan advocacy marketing juga untuk menguntungkan konsumen.

Karena dalam hal ini konsumen telah ikut berupaya meningkatkan pemasaran merek. Sebaiknya berikan apresiasi kepada konsumen yang sudah melakukan referral di luar campaign.

Apresiasi yang diberikan tidak selalu dalam bentuk yang besar. Cukup berikan hadiah kecil namun bermanfaat kepada konsumen. Pastikan konsumen merasa bahwa program Anda bukan sekedar mememberikan keuntungan kepada bisnis Anda, tapi juga kepada mereka.

Dalam mengaplikasikan brand advocacy marketing, selain memperhatikan tiga hal ini Anda terlebih dahulu memperbaiki budaya, lingkungan dan produk serta layanan bisnis Anda. Anda perlu membangun lingkungan tepercaya yang dibanggakan oleh karyawan dan produk yang berkualitas.

Karena jika internal bisnis belum baik, maka bagaimana pihak luar akan memandang bahwa merek Anda pantas untuk direkomendasikan. Minimalisasi masalah dalam pengelolaan bisnis, khususnya di bidang keuangan dengan menggunakan software akuntansi.

Salah satu software akuntansi yang bisa diandalkan adalah Mekari Jurnal. Sebagai Software akuntansi online nomor 1 di Indonesia Mekari Jurnal mempunyai banyak sekali fitur yang mempermudah Anda mengelola keuangan bisnis kapan saja dan di mana saja. Daftarkan sekarang dan dapatkan percobaan gratis selama 7 hari.

Baca Juga: Online Branding:, Strategi Tepat Promosi Dalam Dunia Digital

Apa Keuntungan dari Pemasaran Brand Advocacy?

Pemasaran berbasis brand advocacy memungkinkan perusahaan mendapatkan kepercayaan dari calon pelanggan dengan cara yang lebih alami dan organik. Rekomendasi dari seseorang yang dipercaya, seperti teman, keluarga, atau tokoh berpengaruh, memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan iklan berbayar. Lantas, apa saja keuntungan dari strategi brand advocacy ini? Berikut ini beberapa di antaranya yang kerap dirasakan oleh bisnis:

1. Membangun Pelanggan yang Berdedikasi

Salah satu manfaat utama dari brand advocacy adalah kemampuannya dalam membangun pelanggan yang benar-benar berdedikasi. Pelanggan yang merasa memiliki keterikatan emosional dengan sebuah merek cenderung tidak hanya melakukan pembelian berulang, tetapi juga dengan sukarela membagikan pengalaman positif mereka kepada orang lain.

Bagaimana Pelanggan Berdedikasi Terbentuk?

  1. Kepuasan Produk dan Layanan – Jika pelanggan merasa puas dengan produk dan layanan yang diberikan, mereka akan dengan sukarela mempromosikan brand Anda kepada orang lain.
  2. Pengalaman yang Berkesan – Interaksi yang baik antara pelanggan dengan merek akan menciptakan hubungan emosional yang lebih kuat.
  3. Program Loyalitas dan Insentif – Pelanggan yang mendapatkan penghargaan atau insentif atas kesetiaan mereka akan semakin terdorong untuk terus mendukung brand.

Contoh Studi Kasus

Apple adalah contoh nyata bagaimana sebuah merek bisa menciptakan pelanggan berdedikasi melalui brand advocacy. Banyak pengguna Apple yang secara aktif mempromosikan produk-produk terbaru perusahaan tersebut tanpa dibayar, hanya karena mereka percaya pada kualitas produk dan ekosistem yang telah dibangun Apple selama bertahun-tahun.

2. Memperluas Jangkauan Pasar dengan Lebih Efektif

Brand advocacy membantu memperluas jangkauan bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya pemasaran yang besar. Ketika pelanggan yang puas merekomendasikan produk kepada teman, keluarga, atau rekan kerja, mereka secara tidak langsung menjadi duta merek yang membawa pesan perusahaan ke pasar yang lebih luas.

Mengapa Brand Advocacy Bisa Memperluas Jangkauan?

  • Dampak Rekomendasi Personal – Studi menunjukkan bahwa orang lebih percaya pada rekomendasi dari individu yang mereka kenal dibandingkan dengan iklan tradisional.
  • Media Sosial Mempercepat Penyebaran – Saat ini, informasi dapat dengan mudah dibagikan melalui platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Twitter.
  • Efek Viral – Jika suatu konten atau rekomendasi pelanggan mendapatkan banyak perhatian, jangkauan bisnis bisa meningkat secara drastis dalam waktu singkat.

Contoh Studi Kasus

Produk kecantikan seperti Fenty Beauty oleh Rihanna memanfaatkan review positif dari pelanggan di media sosial untuk meningkatkan penjualan. Dengan adanya pelanggan yang membagikan pengalaman mereka secara organik, produk ini mendapatkan eksposur luas tanpa perlu kampanye iklan besar-besaran.

3. Meningkatkan Visibilitas dan Brand Awareness

Ketika semakin banyak orang berbicara tentang suatu merek, kesadaran publik terhadap merek tersebut akan meningkat. Brand advocacy membantu membangun visibilitas tanpa harus mengandalkan kampanye iklan konvensional.

Cara Brand Advocacy Meningkatkan Visibilitas

  • Penggunaan Media Sosial – Postingan pelanggan yang membahas pengalaman mereka dengan produk akan meningkatkan eksposur.
  • Partisipasi dalam Komunitas Online – Merek yang aktif berinteraksi dengan pelanggan dalam forum atau komunitas online dapat membangun kehadiran yang lebih kuat.
  • Testimoni dan Review – Ulasan positif dari pelanggan di platform seperti Google Reviews, Yelp, atau marketplace online dapat menarik perhatian calon pelanggan baru.

Contoh Studi Kasus

Tesla adalah contoh perusahaan yang tidak mengandalkan iklan berbayar tetapi tetap memiliki brand awareness yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena pelanggan dan penggemar setia Tesla sering membagikan pengalaman mereka menggunakan produk di media sosial, sehingga merek tersebut semakin dikenal luas.

4. Mengurangi Biaya Pemasaran secara Signifikan

Menggunakan strategi brand advocacy dapat menghemat biaya pemasaran secara signifikan. Alih-alih mengalokasikan anggaran besar untuk iklan digital atau televisi, bisnis dapat berfokus pada membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan setia.

Bagaimana Brand Advocacy Mengurangi Biaya?

  • Mengurangi Ketergantungan pada Iklan Berbayar – Rekomendasi dari pelanggan yang puas dapat menghasilkan dampak yang sama, bahkan lebih efektif dibandingkan iklan tradisional.
  • Meningkatkan Retensi Pelanggan – Pelanggan yang loyal akan terus membeli tanpa perlu promosi besar-besaran.
  • Mendorong Pemasaran dari Mulut ke Mulut – Strategi ini bekerja secara alami tanpa memerlukan investasi besar dalam pemasaran konvensional.

Contoh Studi Kasus

Dropbox pernah menjalankan strategi referral marketing yang memungkinkan pengguna mendapatkan ruang penyimpanan tambahan jika mereka mereferensikan teman untuk bergabung. Strategi ini sangat sukses dan membantu Dropbox tumbuh dengan cepat tanpa perlu mengeluarkan anggaran iklan besar.

5. Meningkatkan Brand Value dan Persepsi Publik

Ketika suatu merek memiliki banyak pelanggan yang berbicara positif tentangnya, nilai merek (brand value) akan meningkat secara signifikan. Merek yang dianggap memiliki nilai tinggi juga lebih mudah menarik perhatian investor dan mitra bisnis.

Cara Brand Advocacy Meningkatkan Brand Value

  • Reputasi yang Terbentuk Secara Organik – Merek yang didukung pelanggan loyal akan lebih dihargai.
  • Kemampuan Mematok Harga Lebih Tinggi – Produk dengan brand value tinggi dapat menetapkan harga premium tanpa kehilangan daya tarik di pasar.
  • Daya Tarik bagi Investor – Perusahaan dengan basis pelanggan setia lebih menarik bagi investor karena memiliki keberlanjutan bisnis yang kuat.

Contoh Studi Kasus

Nike adalah contoh merek yang berhasil membangun brand value yang kuat melalui komunitas pelanggan yang berdedikasi. Dengan dukungan dari atlet terkenal dan pelanggan setia, Nike dapat terus menetapkan harga premium untuk produknya.

6. Membangun Reputasi Merek yang Kuat

Reputasi merek yang baik adalah aset jangka panjang yang sangat berharga bagi bisnis. Pelanggan yang puas cenderung memberikan ulasan positif dan membela merek jika ada kritik atau kontroversi.

Cara Membangun Reputasi dengan Brand Advocacy

  • Menanggapi Ulasan dan Kritik Secara Profesional – Merek yang berinteraksi dengan pelanggan secara aktif cenderung memiliki reputasi lebih baik.
  • Kualitas Produk dan Layanan yang Konsisten – Pelanggan yang puas akan terus memberikan rekomendasi positif.
  • Transparansi dan Komitmen pada Nilai Merek – Konsumen lebih cenderung mendukung merek yang memiliki visi dan misi yang jelas.

Contoh Studi Kasus

Patagonia, merek pakaian outdoor, dikenal memiliki reputasi yang kuat dalam keberlanjutan dan etika bisnis. Pelanggan yang peduli terhadap lingkungan secara aktif mendukung dan merekomendasikan merek ini.

7. Mendorong Peningkatan Produk dan Layanan

Pelanggan yang terlibat dalam brand advocacy sering kali memberikan umpan balik yang berharga. Hal ini memungkinkan bisnis untuk terus meningkatkan produk dan layanan mereka agar sesuai dengan kebutuhan pasar.

Bagaimana Umpan Balik Pelanggan Membantu Inovasi?

  • Identifikasi Kelemahan Produk – Masukan dari pelanggan setia membantu perusahaan menemukan area yang perlu diperbaiki.
  • Pengembangan Fitur Baru – Banyak inovasi produk yang berasal dari permintaan pelanggan.
  • Meningkatkan Kualitas Layanan – Bisnis dapat beradaptasi lebih cepat terhadap tren dan kebutuhan konsumen.

Contoh Studi Kasus

GoPro sering mendengarkan umpan balik dari komunitasnya untuk meningkatkan fitur kamera aksi mereka. Hal ini membuat GoPro tetap relevan dan inovatif di pasar.

Baca Juga: 7 Pendekatan Emotional Branding untuk Mewujudkan Konsumen yang Loyal

Strategi Membangun Brand Advocacy yang Efektif dan Contoh Penerapannya

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, memiliki pelanggan yang loyal dan bersedia mempromosikan merek secara sukarela merupakan salah satu aset berharga. Strategi pemasaran berbasis brand advocacy menjadi pendekatan yang efektif dalam membangun kepercayaan dan meningkatkan kesadaran merek (brand awareness).

Brand advocacy terjadi ketika pelanggan yang puas secara aktif merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain, baik melalui ulasan, media sosial, atau interaksi langsung. Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus memiliki strategi yang kuat agar pelanggan terdorong untuk menjadi pendukung setia merek.

Artikel ini akan membahas langkah-langkah membangun strategi brand advocacy yang efektif, serta contoh penerapannya dalam dunia bisnis.

1. Menjamin Kualitas Produk atau Layanan yang Unggul

Sebelum mengharapkan pelanggan untuk mempromosikan merek Anda, langkah pertama yang harus dipastikan adalah kualitas produk atau layanan yang benar-benar memenuhi harapan mereka. Tanpa kualitas yang baik, strategi pemasaran tidak akan berjalan efektif.

Mengapa Kualitas Produk Menjadi Kunci?

  • Membangun Kepercayaan Pelanggan – Jika pelanggan merasa puas dengan kualitas produk, mereka cenderung merekomendasikan merek Anda tanpa diminta.
  • Mengurangi Keluhan dan Komplain – Produk yang berkualitas baik akan mengurangi potensi keluhan pelanggan yang dapat merusak reputasi merek.
  • Meningkatkan Loyalitas Pelanggan – Pelanggan yang puas akan cenderung kembali membeli produk yang sama, bahkan mencoba produk lainnya dari merek yang sama.

Contoh Implementasi

Apple merupakan contoh perusahaan yang sangat mengandalkan brand advocacy dari pelanggan setianya. Produk Apple dikenal memiliki kualitas tinggi dan inovasi yang selalu memenuhi ekspektasi pengguna. Hal ini membuat pengguna iPhone dan MacBook sering dengan sukarela merekomendasikan produk Apple kepada orang lain.

2. Membangun Pengalaman Merek yang Berkesan

Brand advocacy tidak hanya bergantung pada produk yang bagus, tetapi juga pengalaman yang diberikan kepada pelanggan. Pengalaman merek mencakup interaksi pelanggan dengan produk, layanan pelanggan, hingga kemudahan penggunaan produk.

Cara Meningkatkan Pengalaman Merek

  1. Desain Produk yang Menarik dan Fungsional – Produk dengan desain estetis dan kemudahan penggunaan dapat meninggalkan kesan mendalam bagi pelanggan.
  2. Layanan Pelanggan yang Profesional dan Responsif – Memberikan respons yang cepat dan solutif kepada pelanggan meningkatkan kepuasan mereka.
  3. Kemudahan Akses Informasi – Pastikan pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan informasi terkait produk melalui situs web, aplikasi, atau media sosial.

Contoh Implementasi

Starbucks dikenal memberikan pengalaman unik bagi pelanggannya dengan menyediakan suasana nyaman di setiap gerainya. Dengan pelayanan ramah serta kemudahan dalam memesan melalui aplikasi mobile, Starbucks berhasil menciptakan pengalaman yang berkesan sehingga pelanggannya sering berbagi pengalaman positif di media sosial.

3. Mengadopsi Pendekatan yang Berfokus pada Pelanggan

Perusahaan yang sukses dalam strategi brand advocacy biasanya memiliki pendekatan customer-centric, di mana pelanggan selalu menjadi prioritas utama. Dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, bisnis dapat membangun hubungan jangka panjang yang menghasilkan advokasi merek secara alami.

Strategi Berfokus pada Pelanggan

  • Mendengarkan dan Menanggapi Keluhan – Menyediakan saluran komunikasi yang memungkinkan pelanggan menyampaikan keluhan dan memberikan solusi cepat.
  • Memberikan Layanan Personal – Menyesuaikan pengalaman pelanggan dengan preferensi mereka dapat meningkatkan keterikatan emosional dengan merek.
  • Transparansi dan Kejujuran – Merek yang terbuka mengenai kebijakan dan produk cenderung lebih dipercaya oleh pelanggan.

Contoh Implementasi

Zappos, perusahaan e-commerce fashion, dikenal dengan layanan pelanggan yang luar biasa. Mereka memiliki kebijakan pengembalian barang tanpa ribet dan layanan pelanggan yang responsif. Hal ini membuat pelanggan mereka sangat loyal dan sering membagikan pengalaman positif mereka kepada orang lain.

4. Memudahkan Pelanggan untuk Mempromosikan Merek Anda

Agar pelanggan dapat dengan mudah membagikan pengalaman mereka dengan produk Anda, sediakan sarana yang mendukung mereka dalam berbagi cerita. Semakin mudah pelanggan melakukan hal ini, semakin besar kemungkinan brand advocacy berkembang.

Cara Memudahkan Pelanggan untuk Berbagi Pengalaman

  1. Menyediakan Fitur Review di Website dan Media Sosial – Pelanggan yang puas cenderung ingin membagikan pengalaman mereka melalui ulasan atau komentar.
  2. Membuat Hashtag dan Kampanye Media Sosial – Dengan adanya hashtag unik, pelanggan lebih mudah untuk berbagi pengalaman menggunakan produk.
  3. Membuat Program Referral atau Rewards – Memberikan insentif bagi pelanggan yang mengajak orang lain membeli produk dapat mempercepat pertumbuhan brand advocacy.

Contoh Implementasi

Dropbox menjalankan strategi referral yang sangat sukses. Mereka menawarkan penyimpanan tambahan bagi pengguna yang berhasil mengajak teman mereka untuk menggunakan Dropbox. Strategi ini membuat Dropbox berkembang pesat tanpa harus mengeluarkan biaya pemasaran besar.

5. Mengidentifikasi Pelanggan yang Potensial sebagai Advocates

Tidak semua pelanggan akan aktif merekomendasikan produk Anda. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi pelanggan yang paling mungkin menjadi advokat merek.

Ciri-ciri Pelanggan yang Berpotensi Menjadi Advocates

  • Sering membeli produk Anda dan melakukan repeat order
  • Aktif di media sosial dan sering membagikan pengalaman mereka
  • Memberikan ulasan positif secara sukarela
  • Berinteraksi dengan brand di berbagai platform online

Cara Mengembangkan Hubungan dengan Advocates

  • Berikan apresiasi dalam bentuk diskon atau hadiah eksklusif
  • Libatkan mereka dalam program ambassador atau komunitas brand
  • Berikan akses lebih awal ke produk atau fitur baru

Contoh Implementasi

Nike memiliki program Nike Run Club, di mana para pelanggan aktif yang gemar berlari dapat berbagi pengalaman mereka dan mendapatkan keuntungan khusus. Program ini meningkatkan loyalitas pelanggan serta memperkuat advokasi merek.

6. Mengikuti Tren yang Sedang Berkembang

Menghubungkan brand dengan tren atau isu yang sedang populer dapat membantu memperkuat brand advocacy. Konsumen lebih mudah tertarik pada produk yang relevan dengan gaya hidup mereka saat ini.

Cara Memanfaatkan Tren dalam Brand Advocacy

  • Mengikuti peristiwa dan musim tertentu – Contohnya, saat musim hujan, merek fashion dapat mempromosikan produk seperti jas hujan atau sepatu tahan air.
  • Membahas isu sosial yang relevan – Merek yang berpartisipasi dalam kampanye sosial atau lingkungan sering mendapatkan dukungan lebih luas.
  • Menggunakan format konten yang sedang viral – Seperti video pendek di TikTok atau Instagram Reels.

Contoh Implementasi

Ben & Jerry’s, perusahaan es krim, sering mengaitkan mereknya dengan isu-isu sosial seperti keberlanjutan dan keadilan sosial. Hal ini membuat pelanggan yang memiliki nilai yang sama merasa lebih dekat dengan merek dan semakin bersemangat dalam merekomendasikannya.

Baca Juga: Strategi Branding Membangun Identitas dan Citra yang Kuat Untuk Brand Produk Anda

Lima Tips untuk Menyempurnakan Brand Advocacy

Setelah memahami langkah-langkah di atas, berikut beberapa tips tambahan yang bisa membantu Anda menyempurnakan strategi brand advocacy:

1. Manfaatkan Alat Media Sosial untuk Memaksimalkan Pertumbuhan Basis Konsumen

Media sosial adalah ruang utama interaksi di era digital. Dengan manajemen konten yang tepat, Anda dapat merangsang lebih banyak diskusi tentang merek, sekaligus memudahkan pelanggan dalam memberikan testimoni. Respons yang cepat dan interaksi yang tulus akan membangun komunitas loyal yang aktif membela serta mempromosikan bisnis Anda.

Mengoptimalkan Interaksi di Media Sosial

  • Buat postingan yang mengundang komentar dan diskusi.
  • Gunakan fitur polling atau Q&A untuk mengumpulkan pendapat pelanggan.
  • Selalu respons dengan sopan dan informatif terhadap komentar negatif maupun positif.

2. Gunakan Triangle of Trust

Triangle of Trust menggambarkan siklus kepercayaan dalam brand advocacy:

  1. Pendukung Merek memberikan rekomendasi kepada konsumen potensial.
  2. Konsumen Baru memercayai rekomendasi tersebut, lalu membeli produk dan membuahkan pendapatan bagi merek.
  3. Merek memberikan apresiasi kepada pendukung merek sebagai balas jasa atas loyalitas dan dedikasi mereka.

Siklus ini berjalan terus menerus jika setiap pihak menjalankan perannya secara konsisten.

3. Buat Program Brand Advocacy

Program brand advocacy adalah kampanye berskala besar yang melibatkan karyawan, konsumen, dan alat pemasaran canggih. Misalnya, Anda dapat membuat portal online bagi pendukung merek untuk berbagi pengalaman, mengadakan kompetisi konten buatan pengguna (user-generated content), dan memberikan imbalan bagi pemenang. Meskipun memerlukan sumber daya yang cukup banyak, hasilnya bisa sangat signifikan dalam membangun “pasukan” advokat yang solid.

4. Bentuk Mitra Bisnis

Bermitra dengan perusahaan lain—baik yang skalanya lebih besar maupun lebih kecil—memberi Anda kesempatan untuk memperluas cakupan brand advocacy. Dengan menjalin kolaborasi, Anda dapat saling mempromosikan, berbagi ide, atau bahkan melakukan kampanye gabungan yang memanfaatkan kekuatan masing-masing pihak. Pastikan memilih mitra yang sejalan dalam nilai dan visi pasar, sehingga kolaborasi berjalan mulus.

5. Beroperasi dengan Pola Pikir yang Berpusat pada Pelanggan

Esensi terpenting dalam membangun brand advocacy berkelanjutan adalah memperhatikan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Selalu tingkatkan layanan pelanggan, jaga mutu produk, dan bersikap transparan dalam setiap aspek bisnis. Dengan demikian, Anda membangun fondasi kepercayaan kuat yang mendorong konsumen menjadi pendukung setia.

Kategori : Business Management

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami