Daftar Isi

Mengenal Lean Inventory Management: Strategi Efektif Penghematan dan Efisiensi dalam Pengelolaan Stok

Tayang 09 Sep 2024
Diperbarui 12 Sep 2024

Pentingnya pengelolaan inventaris dalam bisnis saat ini tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat peran sentralnya dalam efisiensi operasional dan profitabilitas.

Konsep lean inventory management muncul sebagai solusi inovatif untuk menanggulangi masalah yang sering timbul dari manajemen inventaris yang kurang optimal, dengan fokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan aliran barang yang lebih lancar.

Tujuan utama dari penerapan lean inventory management adalah untuk menciptakan sistem yang lebih ramping, mengurangi biaya penyimpanan, dan meningkatkan responsivitas terhadap permintaan pasar.

Hal ini memungkinkan perusahaan dan sumber bisnisnya untuk beroperasi dengan lebih efisien dan kompetitif.

Berikut penjelasan selengkapnya mengenai lean inventory management dan bagaimana menerapkannya.

Apa Itu Pengertian Lean Inventory dalam Bisnis?

Konsep lean inventory adalah sebuah pendekatan dalam manajemen stok yang berfokus dalam memangkas pemborosan dan peningkatan efisiensi operasional dengan merampingkan proses dan responsif terhadap permintaan.

Pada dasarnya, konsep ini berasal dari filosofi lean manufacturing yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah barang yang tersimpan yang secara bersamaan juga memastikan ketersediaan produk tetap memadai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dengan mengurangi inventaris berlebih, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan, mengurangi risiko kerusakan atau kadaluwarsa barang, serta meningkatkan likuiditas sumber daya.

Lean inventory management menerapkan prinsip-prinsip seperti just-in-time (JIT), di mana barang diproduksi atau diperoleh hanya saat dibutuhkan, serta continuous improvement untuk menyesuaikan proses dan menghilangkan pemborosan.

Simak Lebih Lanjut: Lean Manufacturing & Accounting di Perusahaan Manufaktur

Contoh Singkat Penerapan Lean Management

Sebagai contoh sederhana, bayangkan sebuah toko elektronik yang menggunakan sistem lean inventory.

Alih-alih menyimpan ribuan unit perangkat elektronik di gudang, toko ini hanya menyimpan jumlah minimum yang diperkirakan akan terjual dalam waktu singkat, berdasarkan data penjualan historis dan tren pasar.

Dengan sistem ini, toko dapat mengurangi ruang gudang yang diperlukan, mengurangi biaya operasional, dan menghindari risiko barang tidak terjual atau usang.

Ketika permintaan meningkat, sistem lean inventory memungkinkan toko untuk cepat menyesuaikan pesanan dari pemasok, sehingga dapat terus memenuhi permintaan tanpa kelebihan stok.

Hubungan Lean Inventory dengan Penghematan dan Budgeting Stok Barang untuk Usaha

Penerapan konsep lean inventory tentu saja membantu bisnis dalam menghemat biaya dengan berfokus pada pengurangan stok yang tidak perlu dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan.

Sehingga bisnis dapat terhindar dari risiko yang mengancam pengelolaan persediaan, seperti stok berlebih, stok kadaluarsa, yang tidak hanya mengikat modal tapi juga menimbulkan biaya tambahan seperti asuransi dan penggantian produk.

Lalu, apa yang terjadi jika tingkat inventaris sudah ideal sesuai permintaan aktual?

Perusahaan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan biaya yang terkait dengan stok berlebih yang mungkin menjadi usang atau tidak terpakai.

Dengan modal yang lebih sedikit yang terkunci dalam inventaris, bisnis dapat mengalokasikan sumber daya keuangan mereka secara lebih efektif, berinvestasi di area yang mendorong pertumbuhan dan inovasi daripada mengelola stok berlebih.

Dalam jangka panjang, praktik ini mendorong peningkatan arus kas, peningkatan profitabilitas, dan efisiensi operasional yang lebih besar.

Simak Lebih Lanjut: Mengoptimalkan Efisiensi Bisnis dengan Lean Management

Lean Inventory sebagai Bagian dari Sistem Supply Chain Management (SCM) yang Lebih Besar

Lean inventory management terintegrasi dengan sistem supply chain management (SCM) untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan menyederhanakan dan menyelaraskannya dengan keseluruhan aktivitas supply chain.

Integrasi ini memungkinkan bisnis untuk dapat mengakses visibilitas s necara realtime ke dalam tingkat inventaris, memungkinkan kontrol inventaris yang lebih tepat dan respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.

Terdapat beberapa manfaat yang dapat dirasakan dalam alur supply chain management, yaitu:

  1. Dapat mengoptimalkan tingkat perputaran inventaris.
  2. Mengurangi kelebihan stok.
  3. Meningkatkan akurasi fulfillment pesanan.
  4. Memperkirakan tren permintaan aktual.
  5. Memaksimalkan rasio profitabilitas.

Lebih lanjut, lean inventory memiliki hubungan yang mendalam pada setiap komponen dalam SCM, yaitu pengadaan, produksi, dan distribusi..

1. Hubungan dengan Pengadaan

Dalam pengadaan, konsep dan praktik lean mampu menyederhanakan interaksi pemasok dan jumlah pesanan, mengurangi risiko kelebihan stok, dan memastikan bahwa pengadaan selaras erat dengan pola konsumsi dan permintaan aktual.

2. Hubungan dalam Bidang Produksi

Adanya lean inventory memberikan dukungan terhadap proses produksi dengan memastikan bahwa bahan dan komponen tersedia hanya saat dibutuhkan, yang meminimalkan inventaris pekerjaan yang sedang berlangsung dan mengurangi waktu tunggu produksi.

3. Hubungan dengan Distribusi

Untuk distribusi, penerapan lean inventory memastikan bahwa barang didistribusikan secara efisien, meminimalkan biaya penyimpanan, dan mempercepat waktu pengiriman.

Prinsip dalam Lean Inventory Management

Terdapat enam prinsip utama yang terdapat dalam lean inventory management, yaitu:

1. Just-in-Time (JIT) Inventory Management

Just-in-Time adalah sebuah strategi inventaris yang membantu menekankan produksi atau pemesanan persediaan hanya saat dibutuhkan.

Dengan menyinkronkan jadwal produksi dan pengiriman dengan permintaan pelanggan, bisnis mengurangi risiko kelebihan produksi dan keusangan.

2. Continuous Improvement 

Prinsip yang bertujuan untuk peningkatan berkelanjutan (kadang juga dikenal dengan prinsip Kaizen) melibatkan peninjauan dan analisis berkala terhadap proses manajemen inventaris.

Proses berulang ini membantu bisnis beradaptasi dengan perubahan permintaan dan meningkatkan tingkat perputaran persediaan dengan terus mencari cara untuk mengoptimalkan operasi

3. Cross-Functional Collaboration

Lean inventory management memerlukan kolaborasi lintas fungsi antara departemen seperti produksi, pengadaan, dan logistik untuk memastikan bahwa tingkat inventaris dioptimalkan dan pemborosan diminimalkan.

Hal ini melibatkan pemecahan silo antara departemen dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

4. Total Quality Management (TQM)

TQM adalah filosofi manajemen yang berfokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas secara berkelanjutan.

Dalam konteks lean inventory management, TQM melibatkan penetapan dan pemeliharaan standar tinggi untuk akurasi inventaris, pemenuhan pesanan, dan kepuasan pelanggan.

5. Kanban System

Sistem Kanban adalah alat manajemen visual yang digunakan dalam Manajemen Inventaris Lean untuk meningkatkan aliran material dan produk melalui proses produksi.

Sistem ini melibatkan penggunaan sinyal visual untuk menunjukkan kapan inventaris perlu diisi ulang atau kapan produksi perlu dimulai.

Implementasi Lean Inventory dalam Bisnis Perusahaan

Ada beberapa tips dan cara yang bisa Anda lakukan untuk dapat menerapkan konsep lean inventory dalam manajemen operasional perusahaan, di antaranya:

1. Menilai Manajemen Inventaris Saat Ini

Mulailah dengan mengevaluasi secara menyeluruh praktik manajemen inventaris yang ada untuk menemukan inefisiensi, kelebihan stok, dan biaya penyimpanan yang tinggi.

Hal ini akan melibatkan peninjauan tingkat inventaris saat ini, tingkat perputaran, dan mengidentifikasi area di mana praktik inventaris tidak selaras dengan permintaan aktual.

Ada beberapa alat atau metrik yang bisa Anda gunakan, namun biasanya perusahaan sering menggunakan analisis ABC dalam mengkategorisasikan inventaris yang mereka miliki.

2. Terapkan Just-In-Time Inventory (JIT)

Terapkan praktik persediaan JIT untuk menyelaraskan tingkat persediaan dengan jadwal produksi dan permintaan pelanggan.

JIT berfokus pada pengurangan biaya penyimpanan persediaan dengan memesan dan menerima stok hanya saat dibutuhkan.

Koordinasi yang erat dengan pemasok sangat penting untuk memastikan pengiriman tepat waktu dan menjaga kelancaran arus produksi, yang membantu meminimalkan kelebihan persediaan dan kebutuhan penyimpanan.

3. Manfaatkan Alat dan Teknik Lean

Gunakan alat Lean seperti Kanban System untuk menyederhanakan proses manajemen persediaan.

Sistem Kanban menyediakan metode visual untuk mengelola tingkat inventaris dan alur kerja produksi, memastikan bahwa stok diisi ulang hanya saat dibutuhkan dan mengurangi risiko kelebihan produksi.

4. Fokus pada Pelatihan dan Keterlibatan Karyawan

Berikan pelatihan komprehensif bagi karyawan tentang prinsip-prinsip Lean dan teknik manajemen inventaris untuk memastikan mereka memahaminya secara efektif.

Menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan mendorong karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi inefisiensi dan mengusulkan peningkatan pada proses inventaris.

5. Menerapkan Solusi Teknologi

Berinvestasilah dalam solusi teknologi seperti perangkat lunak manajemen inventaris, analisis data, dan sistem kode batang/RFID untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi inventaris.

Pelacakan waktu nyata dan peringatan pemesanan ulang otomatis yang disediakan oleh perangkat lunak manajemen inventaris membantu menjaga tingkat stok tetap optimal.

Analisis data menawarkan wawasan tentang kinerja inventaris dan pola permintaan, sementara teknologi kode batang dan RFID meningkatkan akurasi pelacakan dan menyederhanakan proses inventaris.

Mekari Jurnal Bantu Kelola Operasional Bisnis Perusahaan Lebih Efektif

Lean management inventory adalah sebuah pendekatan untuk mengelola persediaan dengan fokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan efisiensi

Konsep ini memiliki tujuan utama untuk menjaga stok persediaan berada di level yang optimal dan sekaligus menjaga kestabilan keuangan.

Pada penerapannya, lean inventory menerapkan berbagai teknik pengelolaan inventaris seperti Just-In-Time (JIT), namun pada skala bisnis yang lebih besar, pengelolaan akan semakin sulit untuk dilakukan jika masih menjalankan cara manual.

Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah berinvestasi pada teknologi seperti dukungan software yang mampu mengerjakan aktivitas tersebut.

Salah satu rekomendasinya adalah Mekari Jurnal, software akuntansi yang telah terintegrasi dengan pengelolaan supply chain sehingga Anda hanya perlu mengakses seluruh operasional bisnis dalam satu platform saja.

Mekari Jurnal, sebagai salah satu aplikasi terbaik untuk inventaris stok barang dan faktur online di Indonesia, akan memudahkan usaha Anda dengan fitur-fitur berikut:

  1. Notifikasi dan kalkulasi produk secara langsung.
  2. Pelacakan produk yang paling laris, memungkinkan perusahaan Anda untuk mempersiapkan pemenuhan stok yang lebih baik.
  3. Kemampuan untuk mengimpor data persediaan dalam jumlah besar.
  4. Pelacakan cepat terhadap stok barang di berbagai lokasi.
  5. Pengaturan jumlah stok minimum untuk memastikan pemesanan dilakukan tepat waktu.

Masih banyak fitur yang bisa Anda gunakan untuk memudahkan pengelolaan inventaris.

Daftar sekarang dan dapatkan free trial selama 7 hari dari kami dan ekplorasi berbagai fiturnya secara segera!

Konsultasi dengan Mekari Jurnal Sekarang!

 

 

 

Referensi:

CashFlowInventory, “Lean Inventory Management: An Introduction to the Principles of Lean”.

GEP, “Lean Inventory Management: The Key to Efficient Supply Chain Operations”.

Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Optimal dengan Integrasi Manajemen Supply Chain!

Dapatkan E-book Sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal