Tarif Pajak Degresif: Pengertian, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangan Tarif pajak degresif merupakan pengenaan dasar pajak atas objek pungut pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak (WP). Selain pajak degresif, terdapat jenis pengenaan tarif pajak lainnya seperti progresif dan regresif. Namun, dalam artikel ini kita akan membahas secara lebih lengkap mengenai apa itu tarif pajak degresif terlebih dahulu agar nantinya dapat membedakan antara jenis-jenis pengenaan tarif pajak yang ada di Indonesia. A degressive tax rate structure atau tarif pajak degresif pada dasarnya tarif pengenaan pajaknya akan semakin mengecil seiring dasar pengenaan yang semakin besar. Singkatnya, contoh pengenaan pajak degresif adalah seperti ini, jika seorang individu dikenakan dasar sebesar Rp 9.000.000, maka persentase pengenaannya sebesar 30%. Sedangkan individu dengan dasar pengenaan pajak sebesar Rp 25.000.000 bisa saja lebih rendah dari individu pada contoh sebelumnya. Jenis-Jenis Tarif Pajak Degresif Dalam penerapannya, pengenaan tarif pajak degresif terbagi menjadi tiga jenis sesuai karakteristik besar penurunan tarifnya, yaitu: Tarif Pajak Degresif-Progresif Pada tarif pajak jenis ini, besaran persentase pengenaan pajak akan terus mengecil seiring dasar pengenaan pajak yang meningkat. Adapun berbeda dengan tarif pajak degresif-proporsional, jenis tarif pajak ini memiliki sifat akan terus menurun besarannya. Berikut adalah contoh bagaimana menghitungnya sesuai dengan besaran dasar penerapan tarif pajak: Berikut contoh perhitungan tarif pajak degresif-progresif berlapisan: Tarif Pajak Degresif-Degresif Jenis tarif pajak degresif-degresif memiliki karakteristik dasar pengenaan di mana besaran persentase tarif akan semakin menurun (degresif). Berikut adalah contoh bagaimana menghitungnya sesuai dengan besaran dasar penerapan tarif pajak: Berikut contoh perhitungan tarif pajak degresif-degresif berlapisan: Tarif Pajak Degresif-Proporsional Dalam sistem pengenaan tarif pajak ini, jika dasar pengenaan pajak meningkat, maka persentase besaran tarif yang akan dikenakan akan menurun dan sifatnya tetap atau stagnan. Berikut merupakan contoh bagaimana menghitungnya sesuai dengan besaran dasar penerapan tarif pajak: Kemudian, berikut contoh perhitungan tarif pajak degresif-proporsional berlapisan: Kelebihan Tarif Pajak Degresif Seperti yang kita ketahui, tarif pajak degresif adalah sistem pajak yang perhitungan tarif pajak bersifat menurun seiring dengan peningkatan pendapatan. Artinya, ini akan menguntungkan individu dengan tingkat pendapatan yang semakin besar, karena besaran persentase yang dikenakan akan semakin rendah. Walaupun begitu, masih terdapat beberapa kelebihan maupun kekurangan yang dapat Anda rasakan dari pengenaan tarif pajak degresif, kelebihannya yaitu: 1. Angin Segar Kegiatan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Adanya tarif pajak degresif dapat menjadi angin segar untuk meningkatkan aktivitas investasi karena semakin tinggi pendapatan, akan semakin rendah tarif pajaknya. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kontribusi dan aktivitas yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Baca juga: Tarif Pajak yang Berlaku di Indonesia, Apa Saja? 2. Memotivasi Individu Untuk Meningkatkan Produktivitas Adanya tarif pengenaan yang semakin rendah pada pendapatan tinggi tentunya dapat membangun motivasi individu untuk dapat meningkatkan produktivitasnya. Mereka akan mencoba untuk mempertahankan pendapatan pokoknya atau bahkan melebarkan karier sebagai pendapatan tambahan. Kekurangan Tarif Pajak Degresif Adapun kekurangan dari pengenaan tarif pajak degresif kepada seorang Wajib Pajak adalah: 1. Adanya Persepsi Ketidakadilan Masih banyak argumentasi dan perspeksi yang memandang sistem tarif pajak degresif tidak adil karena membebankan proporsi pajak yang rendah kepada individu yang memiliki pendapatan tinggi. Baca Juga: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Kenali Fungsi dan Besaran Tarif 2. Penurunan Pendapatan Negara Salah satu pendapatan terbesar negara berasal dari pengenaan pajak. Jika sistem tarif pajak degresif dikenakan, maka sumber pendapatan negara akan turun secara signifikan jika individu di dalamnya memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kenapa hal ini menjadi hambatan? Karena negara merupakan penopang dasar masyarakat untuk dapat hidup dan berkembang. Kekurangan kas tentunya akan berdampak kepada perkembangan negara dalam berbagai sektor dan kualitas pelayanan publik yang menurun. 3. Potensi Penyalahgunaan Tinggi Adanya keuntungan yang sangat besar tentunya akan menjadi ladang bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakannya. Perbedaannya dengan Tarif Pajak Progresif dan Regresif Setelah Anda mengetahui apa itu tarif pajak degresif, Anda dapat memiliki gambaran apa saja perbedaannya dengan sistem pajak lain seperti pajak progresif dan regresif. Beberapa perbedaan yang paling terlihat, yakni: 1. Pengenaan Tarif Pajak Berdasarkan karakteristik dari sistem pengenaan tarif dari masing-masing jenis pajak, memiliki dasar pengenaan yang berbeda-beda. Tarif pajak degresif memiliki tarif yang menurun seiring dengan peningkatan besaran pendapatan, sedangkan tarif pajak progresif memiliki sistem pengenaan yang meningkat sesuai peningkatan pendapatan dan regresif memiliki beban tarif yang besar bagi individu dengan pendapatan rendah. 2. Perspektif dan Argumentasi Masing-masing dari ketiga sistem tarif pajak tersebut memiliki perspektif maupun sudut pandang yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pada sistem pajak degresif dianggap tidak memiliki keadilan yang setara karena beban pajak terlalu ringan bagi mereka yang dirasa lebih mampu. Di sisi lainnya, sistem pajak regresif juga tidak dianggap begitu adil karena terjadi ketidaksetaraan pajak antar golongan kelompok berpenghasilan. Namun, pada sistem pajak progresif dirasa yang paling mendapatkan pendapat positif karena memegang prinsip keadilan karena membebankan pajak sesuai dengan besaran pengenaan pajaknya. Kesimpulan Itulah penjelasan lengkap mengenai sistem tarif pajak degresif yang memiliki tarif pengenaan yang semakin rendah jika dasar pengenaannya semakin tinggi. Secara karakteristik, dasar pengenaan tarif degresif juga terbagi tiga, yaitu tarif pajak degresif-progresif, degresif-degresif, dan degresif-proposional. Dalam penerapannya sendiri, sistem perpajakan terbagi menjadi tiga yaitu sistem tarif pajak degresif, progresif, dan regresif yang masing-masing memiliki cara penerapannya masing-masing. Sebagai akuntan yang sering dihadapi dengan pengurusan pajak dalam mengelola keuangan, tentunya memahami sistem tarif pajak ini sangat membantu Anda dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari. Mengelola perpajakan memang terkadang cukup rumit dan menguras banyak waktu dan tenaga. Hal ini akan semakin berat jika menemukan tantangan atau masalah selama pekerjaan berlangsung. Oleh karena itu, agar pekerjaan Anda semakin mudah, gunakan Mekari Jurnal sekarang! Mekari Jurnal sudah terintegrasi dengan mitra resmi DJP yaitu Mekari Klikpajak sehingga Anda tidak perlu repot lagi untuk mengelola perpajakan yang sering Anda temukan dalam mengurus pelaporan keuangan. Selain itu, temukan berbagai fitur unggulan lainnya dari Mekari Jurnal yang dapat membantu Anda dalam meringkas pekerjaan sehari-hari dan bantu tingkatkan pertumbuhan bisnis Anda semakin cepat! Daftarkan sekarang juga untuk mendapatkan free trial version dan eksplorasi berbagai fungsi dan fitur sepuasnya! Saya Ingin Berkonsultasi dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang! Untuk informasi lebih lengkap mengenai promo dan penawaran menarik setiap bulannya dengan mengunjungi website atau media sosial Mekari Jurnal. Semoga artikel ini bermanfaat!