3 Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Menjadi Auditor Menjaga kualitas kinerja auditor dan hasil audit maka diharuskan untuk memenuhi syarat ketentuan standar profesinya. Standar audit menekankan kualitas profesional auditor serta caranya mengambil pertimbangan dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan dan pelaporan. Jika Anda ingin menjadi auditor atau ingin menggunakan jasa audit di perusahaan, Anda perlu mengetahui syarat-syaratnya. Sebelum membahas mengenai syarat untuk menjadi seorang auditor, Anda harus mengenal mengenai apa saja yang terdapat di audit. Mengenal Audit 1. Audit Internal Sebuah kegiatan yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi badan secara independen adalah tugas audit internal. Audit internal berguna untuk membantu suatu badan mencapai objektif tujuan dengan sistematis. Melalui pendekatan terperinci dalam menilai dan meningkatkan efektivitas dari risiko manajemen, kontrol, dan proses standar audit badan organisasi. Audit internal sebagai perantara untuk meningkatkan keefektivitasan dan keefisienan suatu organisasi. Dengan menyediakan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan dugaan yang bersumber dari data dan proses usaha. Biasanya auditor internal dikenal sebagai karyawan yang dibentuk untuk melakukan audit internal. Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam SPAP (Standar Pelaporan Akuntan Publik) pengertian audit internal adalah: “Suatu aktivitas penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas organisasi sebagai pemberi bantuan bagi manajemen”. (1998:322) 2. Audit Eksternal Audit eksternal dalam business dictionary diartikan sebagai audit yang dilakukan oleh badan (independent) eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Yang memiliki tujuan untuk menentukan apakah catatan akuntansi akurat dan lengkap. Selain itu, apakah disusun sesuai dengan ketentuan PSAK. Juga, apakah laporan yang disiapkan dari data menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha keuangan secara wajar. Audit eksternal diartikan sebagai pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan dari suatu entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen. Yang bertujuan untuk memastikan bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai dengan konsep. Konsep di sini terkait konsep yang mapan, prinsip, standar akuntansi, persyaratan hukum. Selain itu juga, memberikan pandangan yang benar dan wajar keadaan keuangan badan. Selain itu, audit eksternal diartikan sebagai review dari laporan keuangan suatu pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan. Audit eksternal memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan perusahaan dan pemerintah. Hal ini dikarenakan, mereka dilakukan oleh individu di luar perusahaan dan memberikan pendapat tidak memihak. Audit eksternal biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan biasanya diperlukan tahunan oleh hukum bagi pemerintah. Jenis-Jenis Auditor Ditinjau dari kelompok pelaksana audit, auditor terbagi menjadi: a. Auditor Internal Tugas dari auditor internal yaitu membantu top management dalam mengawasi aset dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan. Auditor internal bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Maka, tugas auditor internal adalah mengaudit manajemen perusahaan termasuk compliance audit. b. Auditor Eksternal Auditor eksternal biasanya bekerja untuk lembaga/kantor akuntan publik (pihak ketiga). Yang mana statusnya di luar struktur perusahaan dan bekerja secara independen dan objektif. Hasil dari auditor eksternal biasanya berupa laporan financial audit. c. Auditor Pajak Tugas untuk melakukan ketaatan wajib pajak yang diaudit menurut undang-undang perpajakan yang berlaku ialah tugas auditor pajak. Di Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. d. Auditor Pemerintah Sebuah lembaga yang bertugas menilai kewajaran informasi laporan keuangan instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan penggunaan aset milik pemerintah. Audit instansi pemerintah biasanya dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Syarat-Syarat Menjadi Auditor Jika Anda ingin menjadi auditor atau perusahaan Anda membutuhkan, maka Anda harus mengetahui persyaratan untuk menjadi auditor. Secara umum syarat menjadi auditor yaitu: Memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor Memiliki independen dalam setiap mental Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai seorang auditor. Kegiatan audit yang bertujuan untuk menilai layak dipercaya atau tidaknya laporan pertanggungjawaban manajemen. Penilaian yang baik yaitu dilakukan secara objektif oleh orang yang ahli (kompeten) dan cermat dalam melaksanakan tugasnya. Kompeten Untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya. Kompetensi auditor ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki. Idealnya seorang auditor memiliki latar belakang pendidikan (formal atau sertifikasi) di bidang auditing. Sedangkan dalam pengalaman, biasanya ditunjukkan dari lamanya auditor berkarir di bidang audit, atau variasinya ia melakukan audit. Jika seorang auditor menugaskan orang yang kurang berpengalaman, maka orang tersebut harus disupervisi oleh senior yang berpengalaman. Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang pendidikan, memahami penyusunan laporan keuangan dan standar akuntansi yang berlaku. Begitu juga dengan yang mengaudit operasional dan ketaatan, yang mana harus memiliki pengetahuan mengenai kegiatan operasional yang diauditnya. Hal ini terkait bagaimana cara pelaksanaannya, maupun kriteria penilaiannya. Jika auditor kurang mampu atau tidak memiliki kemampuan tersebut, maka auditor wajib menggunakan tenaga ahli yang sesuai. Independensi Independen yaitu bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap pengguna laporan. Hal ini dilakukan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh subjektivitas para pihak yang terkait. Sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat diselenggarakan secara objektif. Independensi di sini meliputi independensi dalam kenyataan (in fact) dan dalam penampilan (in appearance). Independensi dalam kenyataan, ditunjukkan oleh sikap mental yang tidak terpengaruh oleh pihak manapun. Sedangkan, independensi dalam penampilan ditunjukkan oleh keadaan tampak luar yang dapat mempengaruhi pendapat orang lain terhadap independensi auditor. Misalnya suatu Kantor Akuntan Publik menjadi konsultan pada suatu perusahaan atau membantu perusahaan menyusunkan laporan keuangannya . Terhadap perusahaan tersebut, Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan tidak boleh memberikan jasa audit Cermat dan Seksama Auditor dalam melaksanakan tugas harus menggunakan keahliannya dengan cermat, direncanakan dengan baik. Selain itu menggunakan pendekatan yang sesuai, dan memberikan pendapat berdasarkan bukti yang cukup dan dikaji secara mendalam. Institusi audit harus melakukan pengendalian mutu yang memadai, organisasinya ditata dengan baik. Selain itu juga, diikutsertakan dalam pelatihan yang berkesinambungan, pelaksanaan kegiatannya disupervisi dengan baik, dan hasil pekerjaannya direview secara memadai. Kecermatan adalah hal yang harus diterapkan auditor dalam melaksanakan tugasnya. Dikarenakan, hasil audit yang dilakukan akan berpengaruh pada sikap yang akan menyandarkan keputusannya pada hasil audit yang dilakukannya. Maka, auditor harus mempertimbangkan bahwa suatu saat dia harus mempertanggung jawabkan hasil auditnya. Selain itu, termasuk apabila dia tidak menemukan kesalahan yang sebenarnya dalam laporan yang diauditnya, namun tidak berhasil mengungkapkannya. Sebagai pemilik bisnis, Anda harus memiliki catatan keuangan yang baik sejak awal bisnis dilakukan. Catatan akuntansi yang baik bukan hanya diperlukan untuk proses standar audit saja, namun juga untuk keperluan bisnis lainnya. Misalnya, pengajuan kredit pada bank, dan pembayaran pajak. Maka dari itu, Anda perlu membuat laporan keuangan dengan baik sehingga dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari auditor. Untuk memudahkan Anda, Jurnal menyediakan berbagai template contoh laporan keuangan dan cara pembuatannya yang akurat dengan software akuntansi seperti Mekari Jurnal. Jurnal adalah solusi yang membantu proses akuntansi bisnis Anda di manapun dan kapanpun. Anda hanya perlu menginput transaksi bisnis, dan aplikasi akunting dari Jurnal akan mengolahnya menjadi laporan keuangan yang akurat. Banyak fitur-fitur lain yang akan memudahkan pekerjaan dan kesuksesan bisnis Anda. Untuk informasi lebih lanjut tentang Jurnal, bisa Anda dapatkan di sini.