Memahami Raw Material Inventory: Manfaat, Rumus, dan Contoh Perhitungan Bagi setiap perusahaan manufaktur yang beroperasi, pengelolaan bahan baku dalam penyimpanan invetaris memiliki peran yang cukup vital dalam operasionalnya sehari-hari. Jika dapat terkelola dengan baik, maka tentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar dan tren permintaan yang sering berubah-ubah. Namun sebaliknya, jika perusahaan abai dengan pengelolaan bahan baku dalam inventaris (raw material inventory) maka risiko terhambatnya proses produksi mereka akan semakin besar dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Apa Itu Pengertian Raw Material Inventory? Raw material inventory atau sering disebut persediaan bahan baku merupakan sebuah bahan yang menjadi dasar pembuatan produksi barang jadi untuk kebutuhan bisnis. Biasanya, raw material mencakup komponen-komponen kecil yang secara nilai pemanfaatan masih relatif rendah, sehingga perlu dirakit dan disatukan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. Beberapa contoh yang termasuk ke dalam raw material inventory cukup beragam tergantung kebutuhan dasar dari barang jadi yang diproduksi oleh perusahaan. Misalnya seperti komponen elektronik untuk perakitan komputer dan smartphone, plastik yang sering menjadi komponen berbagai barang, maupun bahan-bahan kimia. Pada perusahaan yang berfokus pada manufaktur, manajemen bahan baku memerlukan penganggaran yang detail dalam komponen neraca dan laporan laba rugi. Simak Lebih Lanjut: Menyelami Dunia Akuntansi Persediaan dan Pengelolaannya Jenis-jenis Bahan Baku Untuk bahan baku sendiri terbagi menjadi dua jenis tergantung pemanfaatannya, yaitu direct materials dan indirect materials. Direct materials adalah bahan yang menjadi fondasi dari barang akhir tersebut, contohnya kayu pada sebuah meja. Indirect materials adalah bahan yang akan habis pada saat proses produksi, seperti pelumas pada mesin produksi. Sumber: GIPHY Untuk klasifikasi sumbernya, terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: Raw material bersumber dari bumi, seperti bijih besi, batubara, tanah, dan minyak. Raw material nabati yang berasal dari pohon atau tumbuhan, seperti buah-buahan, kapas, kayu, dan lateks. Raw material dari ekstraksi hewani, seperti wol dan kulit. Pahami lebih lanjut mengenai: Contoh Jenis Bahan Baku Industri dan Pencatatan Akuntansinya Manfaat Raw Material Inventory Bisnis tentunya akan merasakan beberapa manfaat jika dapat mengelola persediaan bahan bakunya dengan baik, beberapa di antaranya seperti: 1. Stabilitas Pasokan Mengelola bahan baku dengan efisien dapat membantu bisnis memastikan pasokan tetap terjaga, sehingga dapat diandalkan untuk siklus produksi berikutnya. Hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi risiko mengalami kehabisan stok yang dapat menghentikan proses produksi, sehingga memakan waktu tunggu yang lebih lama agar pelanggan mendapatkan pesanannya. 2. Efisiensi Produksi Jika manajemen bahan baku dapat dikelola dengan optimal dapat membantu dalam mengurangi kemungkinan overstocking atau understocking. Penimbunan yang berlebih tentu akan menghabiskan ruangan penyimpanan dan mengurangi kualitas produk. Di sisi lain, kekurangan stok tentu akan mempengaruhi jadwal produksi yang semakin berlarut dari jadwal yang sudah direncanakan. Simak Lebih Lanjut: Tips dan Cara Membuat Perencanaan Produksi yang Efektif dan Tepat! 3. Penghematan Biaya Mempertahankan tingkat persediaan bahan baku yang optimal akan turut membantu dalam pengendalian biaya. Persediaan yang berlebihan dapat mengikat modal yang dapat digunakan di tempat lain, seperti investasi dalam research & development. Sebaliknya, persediaan yang kurang dapat menghambat laju proses produksi yang sudah terjadwal, sehingga dapat meningkatkan biaya operasional untuk mengejar ketertinggalan jadwal tersebut. Rumus Raw Material Inventory Untuk mengetahui nilai dari raw material yang Anda miliki dalam inventaris dapat dilakukan dengan cara menghitungnya. Perlu beberapa komponen informasi yang perlu Anda dapatkan untuk dapat menghitungnya secara optimal. Pertama, Anda harus mengetahui pencatatan mengenai raw material inventory pada awal periode akuntansi. Kedua, memiliki catatan mengenai bahan baku yang dibeli selama periode akuntansi berjalan. Ketiga, ketahui HPP atau COGS (Harga Pokok Penjualan), termasuk semua biaya yang keluar dalam pembuatan, mulai dari biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead. Setelah Anda mengetahui ketiga aspek tersebut, Anda dapat menilai total bahan baku yang dimiliki dengan menggunakan rumus berikut: Persediaan awal + Pembelian ditambahkan – Persediaan akhir = Total Bahan Baku Untuk mendapatkan nilai dari persediaan akhir dari total bahan baku perusahaan, dapat menggunakan rumus perhitungan berikut: (Persediaan Bahan Baku yang Dibeli + Persediaan Bahan Baku Awal) – HPP = Persediaan Bahan Baku Akhir Umumnya, perusahaan akan menggunakan nilai dari persediaan bahan baku akhir sebagai nilai untuk raw material inventory di periode awal selanjutnya. Contoh Cara Menghitung Raw Material Inventory Untuk lebih memahami bagaimana cara menghitung raw material inventory dalam sebuah perusahaan, berikut adalah contoh sederhananya. Pada sebuah perusahaan komputer, mereka memulai persediaan dengan raw material inventory yang senilai dengan harga Rp700.000.000. Kemudian, pada pertengahan periode akuntansi, perusahaan kembali melakukan pengadaan bahan baku dengan total nilai sebesar Rp150.000.000. HPP atau COGS penjualan produk dari hasil produksi barang sebesar Rp550.000.000. Pertama-tama, hal yang harus Anda lakukan adalah menemukan nilai dari total bahan baku yang tersisa di periode akhir akuntansi. Berdasarkan rumus, berikut hasilnya: (Rp150.000.000 + Rp700.000.000) – Rp550.000.000 = Rp300.000.000. Setelah berhasil menemukan nilainya, selanjutnya adalah menghitung total raw material inventory perusahaan komputer. Rp700.000.000 + Rp150.000.000 – Rp300.000.000 = Rp550.000.000. Itulah contoh dan bagaimana penerapan menghitung total raw material inventory yang dimiliki oleh perusahaan komputer tersebut. Peran Mekari Jurnal dalam Manajemen Inventory Itulah penjelasan secara lengkap mengenai raw material dalam manajemen inventory. Tentunya dengan memahami apa perannya dan cara menghitungnya, bisnis Anda dapat tumbuh lebih optimal dan mencapai tujuan bersama. Untuk memaksimalkan keakuratan dalam mencatat keluar masuk bahan baku dalam inventaris, Anda dapat menunjang pekerjaan Anda dengan menggunakan Mekari Jurnal SCM. Mekari Jurnal SCM memiliki fitur manajemen inventaris yang dapat membantu Anda dalam memantau dan mengontrol stok persediaan yang terdapat dalam gudang secara realtime. Fitur ini juga sudah menerapkan sistem berbasis otomatis, sehingga dapat mengeliminasi proses yang bersifat manual, mulai dari sinkronisasi data sesuai proses transaksi, rekonsiliasi data, dan penyusunan laporan stok barang. Rasakan juga adanya notifikasi otomatis pada stok persediaan yang hampir habis sehingga rencana produksi dan penjualan menjadi semakin akurat. Apakah Anda tertarik? Jika masih terdapat beberapa pertanyaan lainnya yang ingin Anda tanyakan, silahkan konsultasi secara gratis kepada tim ahli kami dengan klik tombol di bawah ini. Konsultasi dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Accountingtools, “Raw materials inventory definition”. Wallstreetmojo, “Raw Material Inventory”. Investopedia, “Raw Materials: Definition, Accounting, and Direct vs. Indirect”.