Perbedaan Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial Apa perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal? Temukan jawaban selengkapnya di Blog Mekari Jurnal. Setiap entitas atau perusahaan, wajib membayar pajak kepada negara sehingga laporan keuangan harus dibedakan untuk kepentingan pajak dan komersial. Laporan keuangan komersial disusun berdasarkan standar-standar yang telah ditetapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang bersifat netral atau tidak memihak. Laporan keuangan fiskal adalah informasi akuntansi yang dibuat untuk kepentingan perpajakan, penyajiannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku beserta aturan pelaksanaannya. Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang dibuat untuk kepentingan perpajakan yang mengacu pada semua peraturan perpajakan, yang mencakup: Neraca fiskal Perhitungan laba rugi dan perubahan laba ditahan Penjelasan laporan keuangan fiskal Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan koreksi fiskal Ikhtisar kewajiban pajak Jika kita bandingkan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal maka dapat kita ketahui beberapa hal terkait dengan perbedaannya. Perbedaan Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial Berikut ini adalah perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial berdasarkan beberapa hal: Pendapatan atau Penghasilan Konsep penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan berbeda. Ini merupakan hal yang wajar, mengingat tujuan dan pembuat kebijakan pada kedua laporan keuangan tersebut juga berbeda. Pada akuntansi atau komersial, pendapatan (revenue) dan penghasilan (income) adalah hal yang berbeda, tetapi keduanya masuk dalam laporan keuangan, sedangkan di dalam akuntansi pajak atau fiskal pendapatan adalah penghasilan. Definisi pendapatan menurut IFRS dalam IAS 18, Pendapatan atau revenue adalah arus masuk bruto atas manfaat ekonomi selama periode tertentu yang timbul dari aktivitas biasa dari suatu perusahaan atau entitas di mana arus kas masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas, selain dari peningkatan yang terkait kontribusi dari para pemilik modal. Sedangkan, menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan, “penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama serta dalam bentuk apapun.” Selanjutnya pajak merinci penghasilan kedalam tiga kategori, yaitu; penghasilan yang merupakan objek pajak, penghasilan yang dikenakan pajak final dan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan. Atas perbedaan tersebut, maka terjadilah perbedaan laba dalam akuntansi komersial dan akuntansi fiskal di mana pada akuntansi fiskal terdapat penghasilan yang bukan merupakan objek pajak yang artinya penghasilan tersebut tidak menyebabkan kenaikan laba fiskal. Baca juga : Pahami Hubungan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak Secara Lengkap Perbedaan Beban atau Biaya Sama halnya dengan konsep pendapatan yang berbeda antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal, konsep beban pada kedua laporan ini juga berbeda. Beban pada akuntansi komersial didefinisikan sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (IAI, 2007:13). Beban pada akuntansi komersial berbeda dengan biaya. Perbedaanya terletak pada adanya man faat ekonomi di masa mendatang untuk biaya. Pada akuntansi pajak beban didefinisikan sebagai biaya untuk menagih, memperoleh, dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan penghasilan. Akan tetapi, tidak semua biaya dapat diakui sebagai pengurang pada laporan keuangan fiskal, meskipun biaya tersebut digunakan untuk operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pada akuntansi fiskal biaya dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expense) dan biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense). Adapun rincian biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok deductible dan non deductible diatur oleh peraturan yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan tidak dapat mengklasifikasikannya sendiri. Perbedaan inilah yang membuat laba pada laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial berbeda. Perbedaan Metode Perhitungan Persediaan Metode perhitungan persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ada tiga, yaitu rumus biaya masuk pertama-keluar pertama ( First In First Out ), rata-rata tertimbang (Weigth Average Cost Method) dan masuk terakhir keluar pertama (Last In First Out-LIFO) (SAK 14, 2017). Namun, undang-undang pajak penghasilan Indonesia, perhitungan metode persediaan hanya dibolehkan menggunakan dua metode, yaitu metode rata-rata atau dengan metode FIFO. Metode LIFO tidak diperbolehkan pada akuntansi fiskal hal ini dikarenakan perhitungan dengan metode LIFO membuat nilai pajak terutang menjadi lebih kecil. Baca juga: Perbedaan Metode Persediaan Stok Barang FIFO, LIFO, dan Average Metode Penyusutan Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran judgement. Akuntansi komersial memiliki beberapa metode penyusutan aset yaitu: Metode garis lurus atau straight line method yang menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika dinilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun atau diminishing balance method yang menghasilkan pembebanan menurun selama umur manfaat aset. Metode jumlah unit atau sum of the unit method yang menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset (IAI,2007). Sedangkan pada contoh penyusutan fiskal dengan merujuk ketentuan perpajakan hanya menetapkan dua metode penyusutan yang harus dilaksanakan wajib pajak berdasarkan pasal UU No. 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan yaitu berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun yang dilaksanakan secara konsisten, kemudian aktiva (harta berwujud) dikelompokkan berdasarkan jenis harta dan masa manfaat. Adapun rinciannya tertuang pada peraturan menteri keuangan No. 96/PMK.03/2009. Baca juga : Pahami Koreksi Positif dan Negatif dalam Rekonsiliasi atau Koreksi Fiskal Laporan Keuangan Anda! Manfaatkan Software Akuntansi Jurnal untuk Membuat Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial Itulah perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan keuangan, Anda dapat membuatnya dengan bantuan software akuntansi online. Saat ini banyak software akuntansi yang bermunculan dalam memudahkan setiap pekerjaan mengelola keuangan bisnis Anda. Namun, pilihlah software akuntansi yang tepercaya dengan sistem terintegrasi seperti Mekari Jurnal. Mekari Jurnal adalah aplikasi akuntansi yang membantu membuat laporan keuangan secara instan dan realtime. Dengan berbagai macam fitur dari Mekari Jurnal, bisnis lebih mudah, aman dan nyaman. Fitur apa saja yang dapat membantu Anda membuat laporan keuangan? Temukan jawabannya dengan klik banner dibawah. Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Di atas adalah penjelasan tentang pengertian dan juga perbedaan antara laporan keuangan fiskal dan komersial. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.