Perbedaan antara Warehouse Management System (WMS) dan Supply Chain Management (SCM) Highlights Perbedaan WMS dan SCM menitikberatkan pada cakupan ruang lingkupnya, di mana WMS fokus dalam operasional gudang, sedangkan SCM memiliki cakupan yang lebih luas, mulai dari pengadaan, produksi, inventaris/gudang, hingga distribusi Untuk stakeholder yang terlibat, umumnya WMS hanya melibatkan internal perusahaan, sedangkan SCM dapat berkaitan dengan distributor, supplier, hingga distributor Walaupun memiliki perbedaan, keduanya saling terhubung untuk menciptakan perusahaan manufaktur modern yang responsif dengan tren pasar, operasional yang efisien, dan memberikan visibilitas end-to-end Tentunya, sistem yang tepat dapat menyesuaikan kebutuhan (scalable) serta dapat digunakan untuk strategi jangka panjang, seperti Mekari Jurnal ERP yang modular dan praktis untuk berbagai industri dan skala bisnis Warehouse Management System (WMS) dan Supply Chain Management (SCM) menjadi kunci penting dalam lanskap bisnis manufaktur modern sekarang ini.Kedua sistem ini menjadi fondasi kritis dalam menentukan efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan memenangkan daya saing perusahaan.Bagi para profesional logistik atau manajer rantai pasokan yang ingin memahami perbedaan dari kedua sistem ini, akan dipaparkan lebih dalam di sini! Apa itu Warehouse Management System (WMS)?Warehouse Management System (WMS) merupakan sistem perangkat lunak yang membantu pengelolaan organisasi pergudangan, mulai dari barang masuk hingga barang keluar.Di dalam sistemnya, terdapat beberapa fitur utama yang penting untuk mencapai tujuan utamanya, antara lain: Pelacakan inventaris real-time, termasuk di dalamnya terdapat manajemen penerimaan, penyimpanan, pengambilan, pengepakan, dan pengiriman Mengoptimalkan tata ruang/ layout gudang dan pergerakan gudang, termasuk lokasi penyimpanan dan rute pick yang efisien Memberikan visibilitas operasional melalui analitik dan pelaporan kinerja, termasuk laporan inventaris, penerimaan, pengiriman, dan efisiensi operasional Fitur-fitur yang terdapat di WMS tersebut memberikan berbagai manfaat yang signifikan, seperti mengurangi biaya dan pemborosan sumber daya, meningkatkan visibilitas inventaris, dan meningkatkan akurasi inventaris.Apa itu Supply Chain Management (SCM)?Supply Chain Management (SCM) memiliki cakupan pengelolaan yang lebih luas, di mana dari mulai dari pengelolaan bahan mentah, produksi, inventaris hingga distribusi ke konsumen akhir.Tujuannya yaitu menciptakan efisiensi rantai pasokan dari segi biaya dan proses, membangun infrastruktur kompetitif, dan memenuhi permintaan pasar dengan optimal.Dalam pengelolaan rantai pasokan secara end-to-end ini, sistem mengelola aliran fisik barang berdasarkan beberapa elemen sebagai fokus utama, yaitu: Perencanaan permintaan (demand planning), berfokus dalam menganalisis tren pasar dan mengontrol produktivitas produksi Pengadaan (sourcing dan procurement), fokus dalam mengatur anggaran biaya untuk memenuhi kebutuhan sumber daya dan bahan baku produksi Produksi dan manufaktur, siklus pengelolaan barang mentah menjadi bahan jadi yang berkualitas dan layak untuk dipasarkan Distribusi dan logistik, berfokus dalam mempertahankan nilai produk jadi dan mengirimkannya secara tepat waktu sampai titik pesanan Manajemen risiko, performa, dan keberlanjutan rantai pasok, guna menghasilkan output kinerja dan performa alur supply chain di periode yang sama Baca Juga: Panduan tentang B2B Supply Chain Management: Perbedaan, Tantangan, dan Peran Teknologi Perbedaan antara WMS dan SCMPada bagian ini akan memperlihatkan perbedaan karakteristik dan tujuan antara sistem WMS dengan SCM.Simak selengkapnya dalam tabel komparasi berikut ini. Aspek Sistem Warehouse Management System (WMS) Sistem Supply Chain Management (SCM) Fokus Utama Fokus dalam mengelola operasional gudang secara end-to-end (mencakup inventaris, picking, packing, dan pengiriman) Membangun koordinasi aliran barang, informasi, dan finansial dari pemasok ke pelanggan yang lancar dan berkualitas Ruang Lingkup Internal gudang dan optimasi ruang/stok Seluruh tahapan dalam siklus rantai pasokan, mencakup pengadaan, produksi hingga distribusi Contoh Situasi Mengelola entry stok, penyimpanan, picking, dan pengiriman barang di gudang Merencanakan dan mengkoordinasi pengadaan bahan, produksi, distribusi, sampai pengiriman akhir Stakeholder Umumnya berisikan kepala gudang, staf gudang, manajer operasional gudang Umumnya mencakup manajemen rantai pasokan, pemasok, produsen, distributor, retailer, dan pelanggan Sistem Teknologi Di dalam WMS dapat terintegrasi dengan sistem yang mendukung manajemen stok dan gudang, seperti ERP, TMS, dan barcode/RFID tools Cakupannya berhubungan dengan sistem operasional bisnis lain, seperti ERP, TMS, SCM software, forecasting tools, dan modul WMS Hubungan antara WMS dan SCMSingkatnya, WMS menjadi salah satu bagian dari SCM di mana WMS berfokus pada efisiensi operasional gudang, sementara SCM mencakup keseluruhan aspek dalam aliran supply chain.Tanpa WMS, SCM rentan terhadap berbagai hambatan operasional di gudang. Sebaliknya, sistem WMS sendiri tidak akan cukup untuk mendorong efisiensi pengelolaan supply chain secara menyeluruh.Dengan sistem WMS yang terintegrasi langsung dengan sistem SCM, memungkinkan bisnis untuk: Menghubungkan data inventaris secara real-time ke sistem permintaan dan produksi Membangun koordinasi yang mulus antara perencana supply chain dan eksekusi di gudang Memberikan visibilitas secara end-to-end untuk meningkatkan responsivitas produksi dengan fluktuasi dan dinamika pasar Lalu, apakah sebuah perusahaan manufaktur membutuhkan kedua sistem ini?Tentunya, hal ini dapat disesuaikan dengan kebutjuuhan dan skala organisasi.Bagi perusahaan yang memiliki kompleksitas gudang yang tinggi, maka fokus ke sistem WMS bisa menjadi prioritas.Bila Anda membutuhkan efisiensi secara end-to-end untuk beradaptasi dengan fluktuasi pasar, maka sistem SCM menjadi jawabannya.Baca Juga: Panduan Lengkap Mengenai Picking Wave dalam PergudanganKesimpulanDalam operasional manufaktur yang memiliki alur yang kompleks, WMS dan SCM menjadi rekan bisnis yang mengelola setiap aspek tahapan secara strategis.Ada dua fokus yang bisa Anda jadikan preferensi sebelum mengadopsi suatu sistem.Jika Anda membutuhkan sistem yang fokus menangani stok, efisiensi gudang, dan visibilitas inventaris, maka Anda bisa memilih WMS.Jika mempertimbangkan untuk mencapai efisiensi operasional dan ingin berinvestasi jangka panjang, maka sistem SCM solusinya.Sebagai solusi modern yang mengadopsi inovasi dan teknologi terkini, Mekari Jurnal ERP and accounting dapat menjadi pilihan di antara sistem operasional lainnya.Melalui sistem terpadu dan modular, Mekari Jurnal mendukung implementasi akuntansi dan manajemen operasional, termasuk pengelolaan inventaris dan gudang sebagai solusi software manufaktur bagi perusahaan enterprise yang praktis!Jika tertarik, Anda dapat konsultasi lebih lanjut dengan tim kami melalui tombol di bawah ini, gratis!Konsultasi Gratis dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang!Semoga artikel ini bermanfaat! Referensi:Intech, “Navigating the Depths: Unveiling IMS vs. WMS in Supply Chain Management”.ResearchGate, “Logistics Software Systems and Functions: An Overview of ERP, WMS, TMS and SCM Systems”.