Perbedaan Antara Depresiasi dan Amortisasi: Pengertian, Metode, dan Tujuan Sebagai praktisi yang aktif bekerja dalam dunia bisnis dan keuangan, tentunya Anda akan sering mendengar istilah depresiasi dan amortisasi. Namun, apa saja perbedaan yang dapat terlihat di antara keduanya? Pada dasarnya, keduanya merupakan sebuah metode perhitungan nilai untuk aset yang bisnis miliki dari waktu ke waktu. Namun, terdapat perbedaan antara depresiasi dan amortisasi baik perspektif, karakteristik, dan pelaporannya dalam laporan keuangan. Untuk selengkapnya mengenai pemahaman ini, selengkapnya simak artikel berikut. Apa Itu Depresiasi dan Amortisasi? Untuk memudahkan Anda dalam memahami dari keduanya, berikut adalah definisi dari beberapa situs terkemuka yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan bisnis. Tahukah Kamu? Standar akuntansi menyebutkan bahwa “tanah” merupakan satu-satunya aset berwujud yang tidak pernah terdepresiasi karena sifatnya yang memiliki nilai guna tidak terbatas. Mengutip dari Chron. mendefinisikan depresiasi dan amortisasi sebagai: Depresiasi: Merupakan suatu nilai penurunan dari aset berwujud yang terjadi dari waktu ke waktu. Namun, tidak akan mencapai titik habis. Amortisasi: Adanya penurunan nilai guna dari aset tidak berwujud atau properti fisik hingga nilai barang habis. Brand dan merek dagang merupakan dua contoh aset tidak berwujud yang tidak bisa diamortisasi. Sedangkan mengutip dari Investopedia, sebagai berikut: Depresiasi: Beban suatu aset tetap atau berwujud yang penyusutannya dimulai dengan mengurangkan nilai jual kembali dari harga perolehan asli. Amortisasi: Sebuah praktik akuntansi yang membagi beban biaya aset tidak berwujud sepanjang pemanfaatannya hingga mencapai nilai jual kembali atau nilai sisa. Kemudian pengertian depresiasi dan amortisasi mengutip dari PWC: Depresiasi: Sistem akuntansi yang mengalokasikan nilai dasar suatu aset berwujud berdasarkan masa pemanfaatan secara sistematis dan rasional. Amortisasi: Merupakan metode yang sama dengan depresiasi namun pada aset tidak berwujud dan mendistribusikan nilai aset berdasarkan estimasi pemanfaatannya. Selengkapnya mengenai konsep amortisasi dalam akuntansi dapat Anda temukan di Ketahui Lebih Jelas Apa Itu Amortisasi dalam Akuntansi! Watch this video on YouTube Saya Mau Coba Gratis Fitur Mekari Jurnal Sekarang! Perbedaan dalam Jenis Aset yang Dihitung Cara termudah dalam melihat perbedaan di antara keduanya terdapat dari jenis aset yang menjadi objek penilaiannya. Jenis aset yang masuk ke dalam metode perhitungan depresiasi adalah aset berwujud, seperti: Kendaraan kantor, Mesin produksi, Peralatan penunjang kantor, dan bangunan, gedung, dan pabrik. Sedangkan dalam amortisasi merupakan jenis aset tidak berwujud, seperti: Merek dagang, Pinjaman kredit, Pinjaman KPR dan KPA, Hak cipta, Goodwill, Tagihan rutin (cicilan) kredit kendaraan, Hak paten, dan aset/harta tak berwujud lainnya. Yuk, temukan informasi yang lebih lengkap mengenai aset atau aktiva dalam artikel berikut: Perbedaan dalam Metode Penyusutan Metode yang digunakan dalam depresiasi dan amortisasi akan terlihat sangat berbeda dalam menghitung nilai masing-masing aset. Jika melihat dari metode amortisasi, secara hukum sudah tercantum di dalam Pasal 11 A ayat UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan di mana terbagi menjadi dua metode: 1. Metode garis lurus (Straight-line method) Metode ini merupakan cara yang paling sederhana di mana melakukan pengalokasian atau pendistribusian aset tidak berwujud secara merata sepanjang masa pemanfaatannya. Pendistribusian dilakukan pada setiap periode akuntansi sampai umur aset habis dalam laporan laba-rugi perusahaan. 2. Metode saldo menurun (Declining-balance method) Pada metode ini, beban amortisasi diterapkan dalam bagian-bagian yang menurun dengan mempercepat proses dengan menekankan tarig yang lebih tinggi di awal periode dibandingkan periode waktu selanjutnya. Kemudian dalam metode depresiasi, terdapat juga metode garis lurus dan saldo menurun yang konsepnya cukup sama dengan yang terdapat pada amortisasi. Kemudian yang membedakan antara lain: 1. Saldo menurun ganda (Double declining balance method) Metode di mana terjadi percepatan penyusutan yang dua kali lipat lebih cepat dari metode garis lurus dan saldo menurun. 2. Metode unit produksi (Units of production depreciation method) Pada metode ini, penyusutan dihitung berdasarkan tingkat biaya yang sama dalam setiap unit produksi. Umumnya metode ini digunakan pada aset yang nilainya berada pada jumlah unit yang diproduksi atau berapa banyak yang digunakan. Perbedaan dalam Nilai Sisa Nilai sisa atau salvage value memainkan peran yang cukup signifikan dalam membedakan antara depresiasi dan amortisasi. Singkatnya, dalam hal depresiasi atau penyusutan terhadap aset berwujud akan menghasilkan nilai pemanfaatan yang masih tersisa. Sedangkan, metode pembagian dalam amortisasi biasanya menghasilkan nilai aset yang akan habis dan tidak tersisa. Mengapa demikian? Ini karena amortisasi menghitung beban manfaat aset pada setiap periodenya hingga tidak menyisakan nilai jual kembali di akhir waktu pemanfaatan. Sedangkan depresiasi perlu menggunakan nilai sisa atau nilai jual kembali dari harga aslinya dan dibagi secara merata selama perkiraan umur pemanfaatan aset. Mengapa depresiasi dan amortisasi wajib diperhitungkan? Mengutip dari Wallstreetmojo, perhitungan depresiasi dan amortisasi memberikan pengaruh terhadap neraca dan ekuitas perusahaan. Dari sisi neraca, akan mengurangi sisi komponen aset dalam laporan keuangan, hal ini terjadi karena adanya amortisasi aset tahunan yang terdistribusi sepanjang waktu pemanfaatan. Kemudian, ekuitas juga sebagian besar akan mengalami penurunan akibat aset yang mengalami beban penyusutan. Ada tujuan lainnya yang menjadi alasan kenapa depresiasi dan amortisasi dilakukan dalam aset sebuah perusahaan, yaitu: 1. Mengevaluasi Performa Aset Komponen perhitungan aset dan amortisasi dapat digunakan untuk menganalisis kinerja bisnis melalui evaluasi berdasarkan penggunaan aset perusahaan di periode yang sama. Ini bisa memberikan gambaran apakah efisiensi penggunaan sudah sesuai dibandingkan periode sebelumnya dan sebagai acuan di periode selanjutnya. 2. Mengakui Penurunan Nilai Aset Secara sederhana, adanya kedua metode perhitungan ini memberikan perusahaan cerminan terkait dengan nilai ekonomis dari masing-masing aset secara lebih akurat sepanjang waktu. 3. Perhitungan Laba Bersih yang Akurat Dua metode ini termasuk juga bertujuan untuk menghitung biaya yang berkaitan dengan penggunaan aset selama waktu manfaatnya. Adanya ini memberikan gambaran terkait laba bersih yang lebih akurat. Tanpa adanya pengurangan ini, laba bersih mungkin terlihat lebih tinggi, namun tidak mencerminkan penggunaan aset secara tepat. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai laba bersih dalam perusahaan. Yuk, simak artikel berikut: Cara Mudah Menghitung Laba Bersih Perusahaan 4. Laporan Keuangan Menjadi Lebih Konsisten Depresiasi dan amortisasi dilakukan karena berkaitan dengan prinsip-prinsip yang terdapat di dalam praktik akuntansi, yaitu pengakuan biaya aset sepanjang masa manfaatnya. Oleh karena itu, adanya kedua komponen ini memberikan informasi finansial yang konsisten, tersusun rapi, dan jelas catatannya. Laporan keuangan jadi lebih tersusun rapi dan jelas pencatatannya. Kesimpulan Itulah ulasan selengkapnya mengenai perbedaan antara depresiasi dan amortisasi dalam praktik akuntansi. Pada dasarnya hal yang paling membedakan di antaranya yang lebih mudah adalah bahwa depresiasi memperhitungkan aset berwujud dan amortisasi memperhitungkan aset tidak berwujud. Nantinya, dalam beberapa kasus pada perhitungan amortisasi akan sampai masa nilai habis pemanfaatan, sedangkan depresiasi masih terdapat nilai sisa untuk syarat perhitungan. Walaupun terdapat banyak perbedaan antara depresiasi dan amortisasi, secara persamaan, keduanya merupakan sebuah prinsip pengakuan biaya dalam praktik akuntansi. Hal ini dapat memberikan konsistensi dan kerapihan dalam penyusunan laporan keuangan. Susun Laporan Keuangan Lebih Mudah dengan Mekari Jurnal Melakukan penyusunan laporan keuangan terkadang cukup rumit dan menguras banyak waktu dan tenaga. Belum lagi risiko adanya kelalaian manusia serta manipulasi juga kian menurunkan kualitas informasi dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, Anda dapat menunjang pengelolaan akuntansi dan keuangan bisnis Anda dengan software akuntansi yang telah dilengkapi dengan sistem berbasis automasi dan cloud accounting. Sehingga, pekerjaan akan semakin mudah, aman, dan akurat. Software akuntansi Mekari Jurnal merupakan salah satu pilihan terbaik Anda yang bisa Anda temukan saat ini. Daftar sekarang juga dan dapatkan free trial untuk mengeksplorasi berbagai fitur unggulan kami untuk bantu pertumbuhan bisnis Anda! Saya Mau Konsultasi Ke Tim Mekari Jurnal Sekarang! Dapatkan penawaran dan informasi menarik lainnya melalui kanal informasi resmi Mekari Jurnal hanya di Jurnal.id dan media sosial kami! Semoga artikel ini bermanfaat! Daftar Pustaka Chron. Investopedia PWC Wallstreetmojo