Apa itu Goodwill dalam Akuntansi? Apa itu goodwill dalam akuntansi? Dalam akuntansi, goodwill adalah aset tidak berwujud yang merepresentasikan nilai suatu bisnis yang melebihi nilai wajar aset bersihnya (yaitu, aset dikurangi liabilitas). Ini bukan aset fisik, melainkan nilai yang timbul dari elemen-elemen tak berwujud seperti basis pelanggan yang kuat, pengakuan merek (brand recognition), reputasi yang baik, atau keunggulan manajemen. Goodwill umumnya tercatat dalam laporan keuangan ketika terjadi akuisisi bisnis. Hal ini dicatat apabila harga pembelian (nilai yang dibayarkan untuk mengakuisisi perusahaan) lebih besar dari total nilai wajar aset dan liabilitas perusahaan yang dapat diidentifikasi pada saat akuisisi. Singkatnya, goodwill adalah premi yang dibayarkan oleh pembeli di atas nilai bersih aset perusahaan yang diakuisisi, mencerminkan nilai tak berwujud yang diyakini akan memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Simak informasi lengkapnya di blog Mekari Jurnal sekarang! Key Highlights Goodwill adalah aset tidak berwujud yang muncul ketika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai wajar aset bersihnya (aset dikurangi liabilitas). Mekari Jurnal dapat membantu Anda mengelola dan menyederhanakan manajemen aset. Mulai kelola aset bisnis Anda sekarang dengan Mekari Jurnal! Pengertian Goodwill Ketika bisnis diperoleh, biasanya pembeli membayar lebih dari nilai pasar dari aset dan kewajiban bisnis yang dapat diidentifikasi. Jumlah yang dibayar lebih dikenal sebagai goodwill. Tidak seperti aset fisik seperti gedung dan peralatan, goodwill adalah aset tidak berwujud yang dicatatkan pada aset jangka panjang di neraca pihak pengakuisisi. Itu tidak dapat dijual atau ditransfer secara terpisah dari bisnis secara keseluruhan. Meskipun berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesannya, nilai goodwill untuk bisnis mungkin sulit untuk didefinisikan karena tidak menghasilkan arus kas untuk bisnis tersebut. Goodwill dihitung dan dikategorikan sebagai aset tetap di neraca bisnis. Dari sudut pandang akuntansi dan fiskal, goodwill tidak tunduk pada amortisasi. Namun, aturan akuntansi mengharuskan bisnis untuk menguji goodwill atas penurunan nilai setelah jangka waktu tertentu. Pada tahun 2014, Financial Accounting Standards Board (FASB) mengeluarkan pembaruan tentang akuntansi untuk goodwill. Pembaruan Standar Akuntansi FASB No. 2014-02, Intangibles — Goodwill and Other (Topik 350): Akuntansi Goodwill, mengizinkan perusahaan swasta untuk mengamortisasi goodwill secara garis lurus selama 10 tahun. Beberapa aset yang dikategorikan sebagai goodwill antara lain: Reputasi bisnis. Nama merk. Lisensi dan izin. Nama domain. Rahasia bisnis. Hak Cipta dan paten. Bakat manajerial dan eksekutif. Berbagai Contoh Goodwill dalam Bisnis Ada berbagai jenis goodwill berdasarkan jenis bisnis dan pelanggan. Goodwill bisnis dikaitkan dengan bisnis, posisinya di pasar, dan layanan pelanggannya. Goodwill Praktik Profesional berkaitan dengan praktik profesional seperti dokter, insinyur, pengacara, dan akuntan.Hal ini selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai goodwill praktisi yang terkait dengan reputasi dan keterampilan profesional individu dan goodwill praktik yang muncul dari rekam jejak praktisi, reputasi kelembagaan, lokasi dan prosedur operasi. Bagaimana Cara Menghitung Goodwill? Salah satu metode paling sederhana untuk menghitung goodwill untuk bisnis kecil adalah dengan mengurangi nilai pasar wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi dari harga yang dibayarkan untuk bisnis yang diakuisisi. Goodwill adalah aset tidak berwujud yang muncul ketika bisnis diakuisisi oleh orang lain. Harga pembelian suatu bisnis sering kali melebihi nilai bukunya. Kesenjangan antara harga beli dan nilai buku suatu bisnis dikenal sebagai goodwill. Menghitung goodwill dalam akuntansi penting untuk menjaga agar pembukuan perusahaan induk tetap seimbang. Penasihat keuangan menggunakan analisa residual dalam penilaian goodwill. Dalam hal ini, goodwill merepresentasikan sisa dari nilai bisnis secara keseluruhan dikurangi total nilai dari semua aset berwujud dan aset tak berwujud teridentifikasi yang digunakan dalam badan usaha. Dapatkan nilai buku dari semua aset di neraca. Tentukan nilai wajar aset. Temukan penyesuaian nilai wajar yang merupakan selisih antara nilai wajar dan nilai buku aset. Hitung harga pembelian berlebih dengan mengambil selisih antara harga yang dibayarkan untuk memperoleh bisnis target dan nilai buku bersih aset. Goodwill dihitung dengan mengambil kelebihan harga beli dan mengurangi penyesuaian nilai wajar. Jenis Metode Perhitungan Goodwill Goodwill dalam akuntansi umumnya dihitung ketika terjadi akuisisi bisnis, di mana satu perusahaan membeli perusahaan lain. Perhitungan dasarnya adalah selisih antara harga beli perusahaan target dengan nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah jenis dan metode perhitungan goodwill yang umum dikenal: 1. Metode Dasar (Harga Akuisisi vs. Nilai Aset Bersih) Ini adalah metode yang paling fundamental dan sering digunakan. Goodwill dihitung sebagai kelebihan harga akuisisi di atas nilai wajar aset bersih teridentifikasi perusahaan yang diakuisisi. Rumus: Goodwill = Harga Akuisisi − (Nilai Wajar Aset − Nilai Wajar Liabilitas. Atau bisa juga ditulis: Goodwill = Harga Akuisisi − Nilai Wajar Aset Bersih Teridentifikasi Contoh: Jika Anda membeli bisnis seharga Rp 5 miliar, dan nilai wajar asetnya adalah Rp 3,5 miliar dengan liabilitas Rp 1 miliar, maka aset bersihnya adalah Rp 2,5 miliar (Rp 3,5 miliar – Rp 1 miliar). Goodwill yang timbul adalah Rp 2,5 miliar (Rp 5 miliar – Rp 2,5 miliar). 2. Metode Keuntungan Rata-rata (Average Profit Method) Metode ini menghitung goodwill berdasarkan keuntungan rata-rata perusahaan selama beberapa tahun terakhir. Ada dua cara utama dalam metode ini: Metode Keuntungan Rata-rata Sederhana: Goodwill = Laba Rata-rata × Jumlah Tahun Pembelian Metode Keuntungan Rata-rata Tertimbang: Metode ini memberikan bobot lebih pada keuntungan tahun-tahun terbaru, yang dianggap lebih relevan untuk perkiraan masa depan. Goodwill = Laba Rata-rata Tertimbang × Jumlah Tahun Pembelian 3. Metode Laba Super Metode ini berfokus pada “laba super,” yaitu kelebihan laba aktual atau laba rata-rata perusahaan di atas laba normal yang diharapkan dari modal yang diinvestasikan. Laba normal dihitung berdasarkan tingkat pengembalian normal di industri. Rumus Dasar Laba Super: Laba Super = Laba Aktual/Rata-rata − Laba Normal Kemudian Goodwill dihitung dengan: Goodwill = Laba Super × Jumlah Tahun Pembelian 4. Metode Kapitalisasi (Capitalization Method) Metode ini menilai goodwill dengan mengkapitalisasi laba rata-rata atau laba super perusahaan. Kapitalisasi Laba Rata-rata: Goodwill dihitung dengan mengurangkan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba normal dari nilai kapitalisasi laba rata-rata. Goodwill = (Tingkat Pengembalian Normal Laba Rata-rata​) − Modal yang Digunakan Kapitalisasi Laba Super: Goodwill dihitung dengan mengkapitalisasi laba super. Goodwill = Tingkat Pengembalian NormalLaba Super​ 5. Metode Anuitas Metode ini mempertimbangkan nilai waktu uang dengan menghitung nilai kini dari laba super rata-rata sebagai anuitas selama beberapa tahun tertentu. Ini melibatkan penggunaan faktor diskonto. Goodwill Metode Anuitas = Laba Super Rata-rata × Faktor Diskon Anuitas Bagaimana Menghitung Goodwill Saat Akuisisi? Menghitung goodwill pada saat akuisisi adalah proses yang krusial dalam akuntansi untuk mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan yang diakuisisi. Goodwill timbul ketika harga yang dibayarkan untuk mengakuisisi suatu bisnis lebih tinggi dari nilai wajar aset bersih teridentifikasinya. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung goodwill pada saat akuisisi: Harga Akuisisi (Purchase Price / Consideration Transferred): Ini adalah total jumlah yang dibayarkan oleh perusahaan pengakuisisi untuk mendapatkan kendali atas perusahaan target. Harga akuisisi bisa dalam bentuk: Uang tunai (kas) Saham yang diterbitkan oleh perusahaan pengakuisisi Liabilitas yang diasumsikan Bentuk pembayaran lainnya yang disepakati Nilai Wajar Aset Teridentifikasi (Fair Value of Identifiable Assets): Ini adalah nilai pasar terkini dari semua aset yang dapat diidentifikasi milik perusahaan target pada tanggal akuisisi. Aset ini meliputi aset berwujud (misalnya, kas, piutang, persediaan, tanah, bangunan, mesin) dan aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi secara terpisah (misalnya, paten, merek dagang, daftar pelanggan, lisensi, perangkat lunak yang telah terdaftar). Penilaian aset ini harus dilakukan berdasarkan nilai pasar wajar, bukan nilai buku perusahaan target. Nilai Wajar Liabilitas Teridentifikasi (Fair Value of Identifiable Liabilities): Ini adalah nilai pasar terkini dari semua liabilitas yang dapat diidentifikasi milik perusahaan target pada tanggal akuisisi. Liabilitas ini termasuk utang dagang, utang bank, utang obligasi, dan kewajiban lain yang dapat diukur secara andal. Langkah-langkah Menghitung Goodwill: Tentukan Harga Akuisisi: Hitung total nilai yang dibayarkan untuk mengakuisisi perusahaan target. Identifikasi dan Nilai Wajar Aset: Lakukan penilaian menyeluruh terhadap semua aset perusahaan target untuk menentukan nilai wajar masing-masing aset. Identifikasi dan Nilai Wajar Liabilitas: Lakukan penilaian terhadap semua liabilitas perusahaan target untuk menentukan nilai wajar masing-masing liabilitas. Hitung Nilai Wajar Aset Bersih Teridentifikasi: Kurangkan total nilai wajar liabilitas teridentifikasi dari total nilai wajar aset teridentifikasi. Nilai Wajar Aset Bersih Teridentifikasi=Nilai Wajar Aset Teridentifikasi−Nilai Wajar Liabilitas Teridentifikasi Hitung Goodwill: Kurangkan nilai wajar aset bersih teridentifikasi dari harga akuisisi. Contoh Perhitungan: Misalkan PT ABC mengakuisisi PT XYZ dengan rincian sebagai berikut: Harga Akuisisi: Rp 10.000.000.000 (tunai) Nilai Wajar Aset Teridentifikasi PT XYZ: Kas: Rp 500.000.000 Piutang Usaha: Rp 1.500.000.000 Persediaan: Rp 1.000.000.000 Tanah & Bangunan: Rp 5.000.000.000 Paten (nilai wajar): Rp 1.000.000.000 Total Nilai Wajar Aset Teridentifikasi: Rp 9.000.000.000 Nilai Wajar Liabilitas Teridentifikasi PT XYZ: Utang Usaha: Rp 500.000.000 Utang Bank: Rp 1.500.000.000 Total Nilai Wajar Liabilitas Teridentifikasi: Rp 2.000.000.000 Perhitungan: Nilai Wajar Aset Bersih Teridentifikasi: Rp 9.000.000.000 (Aset) – Rp 2.000.000.000 (Liabilitas) = Rp 7.000.000.000 Goodwill: Rp 10.000.000.000 (Harga Akuisisi) – Rp 7.000.000.000 (Nilai Wajar Aset Bersih) = Rp 3.000.000.000 Dalam kasus ini, PT ABC akan mencatat goodwill sebesar Rp 3.000.000.000 dalam laporan keuangannya sebagai aset tidak berwujud. Angka ini mencerminkan kelebihan nilai yang dibayarkan di atas nilai aset bersih yang dapat diidentifikasi, yang diasumsikan berasal dari faktor-faktor tak berwujud seperti reputasi, merek, atau potensi sinergi di masa depan. Mengelola Aset Lebih Mudah dengan Mekari Jurnal Mekari Jurnal adalah software akuntansi yang membantu Anda mengelola aset bisnis secara efisien melalui serangkaian fitur terintegrasi. Dengan sistem pencatatan keuangan otomatis, Mekari Jurnal memudahkan pengelolaan dan integrasi seluruh aset perusahaan Anda. Beragam fitur Mekari Jurnal memungkinkan Anda menganalisis kinerja aset secara menyeluruh, mengidentifikasi arus pengeluaran dan pendapatan yang terkait dengan aset, serta mengevaluasi profitabilitas dari berbagai aset yang Anda miliki. Mekari Jurnal tidak hanya menyederhanakan proses pengelolaan aset, tetapi juga memberikan visibilitas yang jelas terhadap performa investasi aset Anda, sebuah landasan penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.