Krisis ekonomi tahun 2020 bukan merupakan krisis pertama yang melanda tanah air tercinta. Jika dilihat dari sejarah krisis ekonomi di Indonesia, 1998 menjadi salah satu krisis ekonomi besar dan sangat menyurutkan perekonomian negara. Bedanya, 22 tahun lalu, usaha kecil menengah atau UKM dianggap sebagai penyelamat krisis ekonomi.
Perbedaan UKM pada Tahun 1998 dan 2020
Pada tahun 1998, UKM menjadi penyangga ekonomi nasional seperti menyerap tenaga kerja dan menggerakan perekonomian. UKM justru menjadi penyelamat ekonomi dan sosial karena dengan banyaknya industri berjatuhan, ekspor UKM justru naik sekitar 350 persen. Keuntungannya, peningkatan ekspor barang UKM ini sejalan dengan tingginya kurs dolar Amerika serikat pada saat itu.
Sedangkan saat ini, perekonomian lesu tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global.
Permintaan akan barang-barang UKM pun semakin turun. Menurut Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), sektor UKM tetap tidak bisa menahan krisis yang disebabkan Covid-19. Hal ini dikarenakan sangat berbeda bentuk krisisnya. Krisis saat ini tertahan dengan adanya pembatasan gerak para bisnis UKM.
Efek krisis ekonomi dan keuangan sebelumnya juga lebih terlokalisir di sektor-sektor tertentu. Kali ini, UKM justru menjadi sektor yang paling rentan terhadap krisis ekonomi karena Covid-19. Dengan adanya Covid-19 di ratusan negara, siapapun tidak dapat menghindar dari dampaknya. Hal lain yang menyebabkan penurunan UKM di tahun 2020 dapat dilihat dari sisi pasokan bahan baku yang terbatas.
Lalu merembet ke sektor keuangan. Pada tahun 1998, UKM tidak terafiliasi dengan sektor keuangan. Sedangkan saat ini, terdapat peningkatan pada angka kredit macet (Non Performing Loan/NPL).
Sejauh ini, kerugian yang diderita keseluruhan UKM rata-rata sudah sekitar 80 persen. Bidang yang paling terdampak yakni bisnis retail, kerajinan tangan, jasa transportasi, hingga kuliner. Sulitnya penyerapan produk UKM di masyarakat juga menjadi faktor yang cukup kuat.
Solusi Terbaik bagi UKM
Akan tetapi, meskipun kondisi UKM tahun 2020 tidak dapat disandarkan pada tahun 1998, UKM tetap memiliki banyak peluang. UKM dapat mensubstitusi produk impor seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan baku industri setengah jadi atau material. Terlebih, barang-barang impor jelas benar-benar terganggu, seharusnya UKM dapat masuk ke dalam lingkup tersebut. UKM dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang melonjak tinggi, seperti sayur, buah, ikan, vitamin, alat kesehatan dan produk-produk lainnya.
Saat ini terdapat berbagai stimulus dan program UKM dari pemerintah untuk memastikan kelangsungan UKM di Indonesia. Program seperti restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro, restrukturisasi kredit yang khusus bagi koperasi melalui LPDB KUMKM maupun memasukkan sektor mikro yang jumlahnya cukup besar dan paling rentan terdampak Covid-19 dalam klaster penerima kartu prakerja untuk pekerja harian. Kemudian bantuan langsung tunai, relaksasi pajak, dan pembelian produk UMKM oleh BUMN.
Selain bantuan dari pemerintah, UKM juga harus berjuang memaksimalkan segala kemampuan agar dapat bertahan. Pertama, perbaiki kualitas produk dan layanan agar masyarakat lebih mudah menyerap produk UKM.
Lalu, maksimalkan teknologi seperti software akuntansi dan keuangan untuk UKM agar kesehatan keuangan bisnis UKM Anda terus terjaga secara realtime.
Selain itu, penggunaan software dengan pengelolaan stok barang juga meningkatkan jalannya bisnis termasuk pelayanan ke konsumen. Ketiga, UKM dapat mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan agar daya tahu masyarakat semakin luas. Coba untuk menerapkan keduanya secara digital.
Baca juga: Kiat UKM Kelola Stok Barang saat Krisis Jelang Lebaran
Jurnal sebagai software akuntansi Indonesia online, ikut mendukung dan berkomitmen membantu menjawab tantangan untuk menjaga produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah tuntutan untuk mengurangi mobilitas ke tempat kerja dan keramaian umum lewat program#UKMtahankrisis
Jurnal dapat menyesuaikan sesuai kebutuhan Anda, mulai dari software akuntansi perusahaan dagang, perusahaan jasa, hingga perusahaan manufaktur.
Ketahui produk Jurnal selengkapnya hanya di sini atau coba Jurnal secara gratis selama 14 hari.