Daftar Isi
7 min read

Memahami Akuntansi Sewa Guna Usaha: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Penerapan

Tayang 06 Dec 2024
Diperbarui 9 Des 2024

Sewa guna usaha, atau yang dikenal dengan leasing, memberikan solusi bagi perusahaan dalam mendapatkan akses ke aset tanpa harus melakukan pembelian langsung.

Pada artikel ini akan membahas seputar pengelolaan akuntansi sewa guna usaha secara mendalam mulai dari pengertian, manfaat, cara menghitung, dan contoh penerapannya.

Pengertian Akuntansi Sewa Guna Usaha atau Lease Accounting

Akuntansi sewa guna usaha merupakan konsep dalam pembukuan yang berguna untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan sewa guna usaha dalam laporan keuangan.

Dalam konteks bisnis sendiri, sewa guna usaha memberikan perusahaan untuk menggunakan berbagai jenis aset, seperti peralatan, kendaraan, maupun properti, tanpa harus memilikinya secara langsung.

Apa yang membedakan antara sewa guna usaha dengan pembelian aset langsung?

Sejatinya dalam sewa guna usaha, perusahaan tidak perlu mengeluarkan modal awal yang besar untuk dapat memanfaatkannya dalam pertumbuhan bisnis.

Melalui sistem cicil, perusahaan dapat menyeimbangkan arus kas dan meminimalkan risiko kepemilikan aset yang tidak begitu penting untuk jangka panjang.

Manfaat Akuntansi Sewa Guna Usaha bagi Perusahaan

Selain membantu meringankan pengeluaran di awal perkembangan bisnis serta menjauhkan bisnis dari aset yang tidak efektif, terdapat beberapa manfaat lainnya yang bisa dirasakan oleh perusahaan, seperti:

1. Efisiensi Modal

Melalui keringanan beban pada anggaran, perusahaan dapat mengalokasikan dana kepada keperluan penting lainnya yang lebih mendesak.

Hal ini dapat membantu dalam mempercepat pertumbuhan bisnis, memaksimalkan penggunaan modal, dan menjaga likuiditas perusahaan.

2. Fleksibilitas Aset

Perusahaan dapat mengganti atau memperbarui aset dengan lebih mudah sesuai tren perubahan kebutuhan atau kondisi pasar yang dinamis.

Ini merupakan cara alternatif agar dapat menjaga pertumbuhan bisnis dengan rutin memantau tren setiap musimnya.

Misalnya, jika teknologi atau peralatan yang digunakan sudah usang atau tidak optimal untuk mengembangkan bisnis, perusahaan bisa mengganti dengan yang lebih baru tanpa harus memikirkan pengelolaan aset lama.

3. Mengelola Arus Kas

Memaham pengelolaan akuntansi sewa guna usaha juga turut membantu dalam menjaga dan merencanakan arus kas yang lebih baik.

Misalnya, pembayaran sewa yang teratur dan terjadwal dapat membantu perusahaan untuk merencanakan pengeluaran secara lebih efisien, menjauhi pengeluaran besar termasuk yang dapat mengganggu arus kas

4. Pengelolaan Laporan Keuangan

Terakhir, memahami cara kerja sewa guna usaha dapat memudahkan penyusunan manajemen aset dan biaya dalam laporan keuangan.

Kewajiban sewa yang ada dicatat sebagai utang, sementara aset sewa dicatat sebagai aset di neraca.

Simak Lebih Lanjut: Prepaid Expense dalam Akuntansi Bisnis

Rumus dan Contoh Penerapan Akuntansi Sewa Guna Usaha

Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung akuntansi sewa guna usaha dalam dunia kerja yang sebenarnya, berikut adalah contoh studi kasusnya.

Studi Kasus Akuntansi Sewa Guna Usaha

Pada 1 Januari 2011, PT. Jurnal Cipta menyewa ruangan kantor dalam sewa pembiayaan atau finance leasing.

Dalam kontrak yang dibentuk, pembayaran sewa nantinya akan dibuat dalam skala tahunan dan hak milik tidak ditransfer ke penyewa serta tidak ada opsi untuk pembelian aset.

Pencatatan sewa guna usaha akan sebagai berikut:

tabel jurnal contoh Penerapan Akuntansi Sewa Guna Usaha

Berdasarkan dari tabel tersebut, tentukan:

  1. Berapa besar kewajiban sewa yang harus dicatat pada awal periode sewa (setelah pembayaran pertama)?
  2. Berapa nilai yang harus diakui sebagai aset sewa?
  3. Berapa lama periode sewa dalam tahun?
  4. Apa perkiraan nilai sisa aset pada akhir masa sewa?
  5. Berapa nilai sisa yang dijamin oleh penyewa?
  6. Berapa tingkat bunga tahunan yang digunakan?
  7. Berapa total jumlah pembayaran sewa minimum yang harus dibayar?
  8. Berapa total beban bunga yang akan dicatat selama periode sewa?

Jawab:

  1. Besaran kewajiban pada permulaan sewa, setelah pembayaran pertama adalah (saldo awal hutang – dikurangi angsuran hutang awal tahun = 192.501 – 20.000) di mana hasilnya Rp172.500.
  2. Jumlah yang harus dicatat sebagai leased asset sebesar Rp192.500.
  3. Masa sewanya akan memakan waktu 21 tahun sesuai tabel pencatatan keseluruhan.
  4. Nilai aset residu yang diharapkan pada akhir masa sewa adalah sebesar Rp35.000.
  5. Nilai residu yang digaransi oleh pihak lessee sebesar Rp35.000.
  6. Tingkat bunga tahunan dapat dihitungan dengan beban bunga dibagi saldo hutang akhir tahun periode sebelumnya, itu artinya 17.250 ÷ 172.500 = 10%.
  7. Total jumlah minimum pembayaran sewa (Rp20.000 x 20) + Rp35.000 = Rp435.000.
  8. Total beban bunga yang dicatat selama masa sewa = Rp435.000 – Rp192.500 = Rp242.499.

Perbedaan Sewa Guna Usaha Operasional dan Sewa Guna Usaha Pembiayaan

Dalam akuntansi sewa guna usaha terbagi dua jenis utama, yaitu sewa guna usaha operasional dan sewa guna usaha pembiayaan.

Kedua jenis sewa usaha ini sebenarnya dibahas dalam PSAK tepatnya dalam PSAK 30, kemudian dengan resminya pemberlakuan PSAK 73 tentang Sewa, maka aturan mengenai pencatatan akuntansi sewa guna usaha-pun juga berubah.

Sebelumnya, sewa operasional ditentukan apabila sebuah entitas menyewa sebuah barang, namun barang tidak sepenuhnya dikelola oleh penyewa dan tidak menanggung risiko atas barang tersebut.

Sedangkan, sewa pembiayaan ditentukan jika penyewa bertanggung jawab sepenuhnya atas risiko dan pemanfaatan dari kepemilikan suatu aset.

Pada PSAK 73, semua jenis sewa harus diperlakukan sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan, khususnya laporan posisi keuangan, kecuali masa sewa kurang dari 12 bulan dan aset pendasar bernilai rendah.

Untuk mengetahui bagaimana cara pencatatan akuntansi sewa guna usaha antara PSAK 30 dan PSAK 73, berikut adalah ilustrasinya:

tabel ilustrasi cara pencatatan akuntansi sewa guna usaha antara PSAK 30 dan PSAK 73
Sumber: MIB Group

Kedua jenis mempengaruhi cara laporan keuangan tersusun dan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan.

Sewa guna usaha operasional tercatat sebagai beban dalam laporan laba rugi serta tanpa mencatat aset dan kewajiban di neraca.

Sedangkan sewa guna usaha pembiayaan, mencatatkan aset dan kewajiban di dalam neraca, dengan pembayaran sewa terbagi menjadi bagian pokok dan bunga.

Untuk gambaran sederhana mengenai cara pencatatan akuntansi sewa guna usaha adalah sebagai berikut:

tabel ilustrasi cara pencatatan akuntansi sewa guna usaha PSAK 73
Sumber: MIB Group

Tips Memilih dan Menerapkan Akuntansi Sewa Guna Usaha dalam Bisnis

Terdapat lima tips yang bisa Anda lakukan agar dapat menerapkan akuntansi sewa guna usaha yang efektif dalam bisnis, yaitu:

1. Menilai Kebutuhan Bisnis

Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengetahui dan menilai terlebih dahulu kebutuhan bisnis perusahaan Anda.

Mulai dari kebutuhan aset jangka panjang atau pendek dan bersifat fleksibel atau tidak untuk mengelola pembiayaan sewa yang lebih sesuai.

2. Mempertimbangkan Kondisi Keuangan

Setelah mengetahui apa saja kebutuhan dan peluang yang dimiliki bisnis, mulai pertimbangkan modal dan dampak keuangan dari memilih sewa guna usahanya, mulai dari sisi arus kas hingga pajak.

3. Pilih Penyedia Sewa yang Tepat

Pilihan ini bisa menjadi alternatif karena memiliki relasi yang baik dengan tepat, dapat membantu dalam mendapatkan kontrak sewa yang lebih fleksibel.

Anda bisa memilih terlebih dahulu apakah penyedia sewa memberikan transparansi mengenai biaya, durasi sewa, dan hak serta kewajiban kedua belah pihak.

4. Berinvestasi Pada Software Akuntansi

Untuk memastikan pencatatan yang lebih tepat waktu dan akurat dalam pengelolaan akuntansi sewa guna usaha, perusahaan bisa menunjang pekerjaannya dengan mengadopsi software akuntansi.

Melalui software akuntansi, seperti software akuntansi Mekari Jurnal, dapat mengotomatisasi proses pencatatan transaksi bisnis termasuk sewa guna usaha.

Nantinya data transaksi yang sudah tercatat dalam pembukuan akan terintegrasi langsung pada laporan laba rugi perusahaan, sehingga Anda tidak perlu lagi mengelolanya secara manual.

Anda juga bisa menjaga hubungan relasi yang baik dengan penyedia sewa karena Mekari Jurnal juga sudah dilengkapi fitur-fitur yang mendukung pengelolaan vendor/pemasok, memantau transaksi dan pembayarannya, dan menilai kinerjanya.

Tunggu apalagi? Melalui segudang manfaat yang diberikan fitur-fitur unggulan Mekari Jurnal, rasakan pertumbuhan bisnis Anda yang meroket tajam!

Konsultasi Gratis dengan Mekari Jurnal Sekarang!

5. Evaluasi Secara Berkala

Setelah Anda berhasil menjalankan tips-tips di atas, langkah terakhir adalah mengevaluasi berbagai langkah tersebut secara rutin dan berkala.

Pastikan bahwa jenis sewa yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, pertimbangkan kas yang tumbuh dari pemanfaatan aset, dan atur ulang kontrak dengan penyedia sewa sesuai dengan pertumbuhan keuangan.

Pentingnya Akuntansi Sewa Guna Usaha bagi Bisnis Modern

Melihat dari penjelasan mengenai akuntansi sewa guna usaha, tentu dapat kita simpulkan bahwa hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata saja.

Memahami pengelolaan akuntansi sewa guna usaha penting bagi bisnis modern sekarang ini yang dinamis dan kompetitif.

Melalui efisiensi biaya modal di awal, perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar yang cepat dan masih tetap mengelola arus keuangan dengan efektif tanpa terbebani oleh kepemilikan aset.

Oleh karena itu, dengan memanfaatkan penyewaan aset, tidak saja memberikan manfaat jangka pendek namun juga berkontribusi terhadap keberlangsungan jangka panjang!

Semoga artikel ini dapat membantu Anda!

 

 

Referensi:

MIB Group, “PSAK 73: Perlakuan Akuntansi & Perpajakan Atas Sewa”.

Scribd, “Sewa Guna Usaha”.

Accruent, “Capital Lease Accounting 101”.

Kategori : Cost Accounting

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami