10 Strategi Penetapan Harga Penjualan Paling Efektif Highlights Penetapan harga adalah proses menentukan harga jual produk atau layanan yang mempertimbangkan biaya, permintaan pasar, dan tujuan bisnis untuk mencapai keuntungan optimal. Jenis penetapan harga meliputi harga berbasis biaya, harga berdasarkan nilai, harga penetrasi, skimming, dan psikologis, yang masing-masing memiliki tujuan dan cara penerapan berbeda. Contoh penetapan harga adalah Apple yang menggunakan harga premium untuk produknya, sementara McDonald’s menerapkan strategi bundling dengan menawarkan paket menu dengan harga lebih murah. Untuk mengembangkan bisnis kecil dengan baik, tentu Anda perlu berfokus dalam meningkatkan penjualan, dengan salah satunya strategi penetapan harga yang efektif. Sebab penetapan harga ini memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan seberapa baiknya penjualan produk-produk Anda dalam suatu periode tertentu. Apa Itu Penetapan Harga Penetapan harga yaitu merujuk pada proses atau tindakan menentukan harga pada suatu produk dengan jelas dan pasti. Dalam konteks bisnis, penetapan sering digunakan untuk merujuk pada tindakan menentukan berbagai hal penting, seperti harga, kebijakan, target, atau strategi tertentu. Jika mengutip dari The Balance Money, penetapan harga adalah mengacu pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menetapkan nilai bagi suatu produk atau layanan. Harga yang ditetapkan selama proses penetapan harga adalah harga yang akan dibayarkan pelanggan untuk produk atau layanan tersebut. 10 Strategi Penetapan Harga yang Bisa Anda Ikuti Setelah Anda mengetahui secara definisi apa itu penetapan harga, maka cara terbaik dari mempelajari ini adalah dengan menerapkannya secara langsung. Simak cara-cara berikut untuk penetapan harga terbaik bagi bisnis Anda: 1. Menggunakan Harga Patokan Jika kita mendengar suatu angka, kita pastinya akan mencari perbandingan untuk mengartikan arti nomor tersebut. Persis, Teknik harga patokan ini adalah memanfaatkan efek psikologis tersebut. Bagaimana Anda meletakkan produk-produk yang dijual (di dalam suatu toko atau di dalam situs web) membuat perbedaan yang besar dalam bagaimana harga-harga tersebut terasa bagi calon pembeli. Sebuah sepatu dengan harga Rp 200.000,00 jika diletakkan di samping dengan sepatu seharga Rp 800.000,00 akan relatif murah. Namun jika sepatu yang sama diletakkan di sebelah sepatu dengan harga Rp 80.000,00, akan terasa sangat mahal. Dengan adanya harga patokan dari produk lain, Anda dapat memanipulasi persepsi calon pembeli terhadap nilai ataupun kualitas produk yang Anda jual. Tahukah Anda? Ternyata aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda mengelola transaksi keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Coba gratis aplikasi Mekari Jurnal, sekarang! Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Baca Juga : Simak Perbedaan antara Faktur Penjualan dan Pembelian 2. Harga yang Mempesona Harga yang “mempesona” adalah istilah yang digunakan untuk penulisan harga yang pada ujungnya terdapat angka 9, pasti pernah liat kan? Anda pastinya sudah tidak asing lagi untuk melihat penulisan harga seperti ini, karena trik tersebut memang terbukti sangat efektif. Bahkan, dalam percobaan yang dilakukan oleh MIT dan University of Chicago, dipaparkan bahwa sebuah barang yang sama dapat terjual 24% lebih banyak ketika harganya $39 dibanding $34. Hal ini juga efektif dalam situasi diskon. Barang yang biasanya ditawarkan dengan ide tulisan semacam “Hari ini harga turun, besok meroket!”, biasanya lebih cepat laris. Seperti produk dengan tulisan: “Besok Senin Rp 500.000,00, sekarang cuma $389.000,00 aja!”. Sejatinya akan terjual lebih banyak dibeli dibandingkan dengan jenis tulisan di bawah ini: “Besok Senin Rp 500.000,00, sekarang cuma $340.000,00”. Setuju tidak? Baca Juga : Sistem Informasi Akuntansi: Pengertian, Fungsi, Contoh 3. Jangan Membandingkan Menurut suatu penelitian yang dilakukan oleh Stanford, calon pembeli yang diminta membandingkan harga antar produk biasanya jadi ragu kraena adanya perbedaan harga dari produk yang serupa. Dengan hal ini, jumlah pembelian akan menurun dan para calon pembeli yang niatnya membandingkan harga akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memutuskan pembelian. Daripada membandingkan harga dengan pesaing Anda, kami sarankan penjualan Anda sebaiknya lebih berfokus pada kelebihan dari produk atau jasa yang Anda tawarkan. Baca Juga : Mengenal Fungsi dan Peran Akuntansi Dalam Dunia Bisnis 4. Penetapan (Cost-Plus Pricing) Strategi penetapan harga jenis ini yaitu menetapkan harga dengan menambahkan margin keuntungan pada biaya produksi atau pembelian produk. Misalnya, jika biaya produksi suatu produk adalah Rp100.000 dan perusahaan ingin mendapatkan margin 20%, harga jualnya kemudian berubah menjadi Rp120.000. 5. Harga Berdasarkan Nilai (Value-Based Pricing) Harga pada kategori ini ditentukan berdasarkan persepsi nilai produk di mata konsumen, bukan hanya berdasarkan biaya produksi. Perusahaan dengan market seperti ini akan mematok harga lebih tinggi, jika konsumen menilai produk tersebut memberikan manfaat lebih. Contoh brand yang sering menerapkan harga seperti ini adalah yang menjual produk-produk ternama, seperti pakaian, jam tangan, atau sejenisnya. 6. Harga Penetrasi (Penetration Pricing) Harga penetrasi dikhususkan dengan menetapkan harga yang rendah untuk menarik pelanggan baru dan menguasai pangsa pasar, kemudian bisa dinaikkan setelah produk diterima oleh pasar. Contoh paling dekat dengan harga jenis ini adalah sering ada di promo flash sale, payday sale, dan lain-lain. 7. Harga Skimming (Skimming Pricing) Strategi harga skimming menetapkan suatu harga awal yang lebih tinggi untuk menarik pelanggan yang bersedia membayar lebih, lalu menurunkan harga secara bertahap untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Produk dari industri otomotif dan gadget biasanya paling sering menggunakan teknik seperti ini. 8. Penetapan Harga Bundling (Bundling Pricing) Pada penetapan harga bundling, produk atau layanan akan dijual dalam satu buah paket dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan jika dibeli terpisah. Contohnya, McDonald’s sering menawarkan paket “value meal” yang mencakup burger, kentang goreng, dan minuman dengan harga lebih murah dibandingkan membeli item-item tersebut secara terpisah. 9. Penetapan Harga Diskon (Discount Pricing) Memberikan potongan harga untuk menarik lebih banyak konsumen, sering kali digunakan dalam kampanye promosi atau untuk menghabiskan persediaan yang ada. Misalnya jelang momen lebaran atau akhir tahun, toko pakaian akan memberikan diskon 50% pada produknya untuk menarik pelanggan, sekaligus menghabiskan stok yang ada. Baca Juga : Proses Pembuatan Invoice Bisnis Lebih Mudah Secara Online 10. Harga Subscription Model harga ini mengharuskan pelanggan membayar biaya tetap untuk jangka waktu tertentu, sering digunakan untuk produk atau layanan berbasis langganan. Beberapa brand ternama dengan metode pembayaran seperti ini adalah Spotify, atau Google dengan Google Drive yang mengenakan biaya bulanan untuk akses tanpa batas. Siapkan Laporan Keungan Menggunakan Mekari Jurnal Selain itu, hal yang perlu Anda lakukan untuk membuat bisnis semakin baik, Anda memerlukan laporan keuangan yang akurat. Jurnal dapat membantu Anda memiliki berbagai laporan keuangan dengan hasil yang akurat dan cepat. Selain itu, Jurnal juga menyediakan aplikasi jual beli dan laporan dengan bentuk grafik yang memudahkan Anda menganalisa keuangan bisnis dalam waktu yang singkat. Referensi: Carlson, R. (2020). What is Pricing? Definition & Examples of Pricing. The Balance.