Mekari Jurnal
Daftar Isi
12 min read

Tabel RAB: Pengertian, Perbedaannya dengan RAP, Cara Buat

Tayang 12 Apr 2023
Diperbarui 19 Oktober 2023

Dalam dunia pengadaan atau proyek manajemen mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata Tabel RAB (Rencana Anggaran Biaya), contohnya ada disini. Biasanya RAB ini selalu ada dalam setiap proyek sebagai bahan pertimbangan dalam pengalokasian biaya proyek.

RAB sendiri memuat perkiraan biaya yang akan digunakan atau dibutuhkan dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis, termasuk kedalam rencana bisnis. Nah, jika Anda masih bingung mengenai definisi, tujuan dan cara membuat RAB yang benar simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian RAB

Secara singkat RAB adalah sebuah catatan yang berisikan perkiraan dana yang akan dibutuhkan dalam sebuah proyek atau kegiatan bisnis. Karena memuat hal yang diperkirakan, maka lembar RAB ini harus sudah selesai sebelum sebuah kegiatan dimulai.

Lebih detailnya, tabel RAB adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, alat dan upah, serta biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau proyek tersebut.

Tanpa adanya RAB, besar kemungkinan akan terjadinya pembengkakan biaya atau pengeluaran yang tidak perlu dan tidak terduga selama sebuah kegiatan berlangsung.

Pengadaan barang dan biaya juga akan menjadi tidak terkendali karena tidak ada rancangan awalnya.

Lebih jauhnya lagi RAB yang buruk atau bahkan tidak ada akan menjadi sebab utama suatu kegiatan bisnis tidak berjalan lancar bahkan gagal dan mengalami kerugian.

Dalam bahasa inggris RAB sendiri dikenal dengan ‘cost planning’. Biasanya RAB disusun dalam bentuk Tabel RAB untuk memudahkan dalam membaca pengalokasian dana dan keterangan lainnya.

Sebagai seorang pebisnis khususnya, Anda perlu memiliki pandangan dan visi yang jauh untuk keberlangsungan perusahaan di masa datang.

Salah satu hal yang harus selalu berkembang adalah strategi dalam mengalokasikan anggaran supaya setiap kegiatan bisa terlaksana secara efisien.

Dengan membuat sebuah RAB, Anda tidak hanya bisa memproyeksikan anggaran biaya operasional untuk satu periode tertentu. Tapi juga bisa memperbaiki sistem alokasi dana untuk periode selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan pula dengan melihat perencanaan keuangan di aplikasi perencanaan keuangan.

Tujuan utama dalam menyusun tabel RAB adalah supaya perusahaan lebih mudah untuk menentukan berbagai kebijakan yang sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Jadi, probabilitas terjadinya rencana atau kebijakan tersebut pun lebih tinggi.

Selain itu saat pembuat keputusan dalam suatu perusahaan atau pimpinan proyek melihat RAB sebelum menyetujui sebuah proyek, maka ia diharapkan sudah mengetahui bagaimana anggaran yang ada tersebut dialokasikan.

Tabel RAB adalah dokumen yang sangat penting untuk disiapkan saat hendak memulai sebuah proyek baik konstruksi atau pengadaan barang. Biasanya RAB yang diajukan dalam sebuah tender pengadaan barang atau jasa sudah memuat pajak, iuran BPJS Ketenagakerjaan, profit dan overhead.

Perbedaan RAB dan RAP

Sekilas, dilihat dari namanya mungkin terdengar serupa antara RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan). Namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.

RAB adalah lembar yang diberikan sebelum sebuah proyek dikerjakan, perannya tidak jauh beda dengan proposal proyek. Sedangkan, RAP dibuat berdasarkan draft yang sudah ada dalam RAB.

Penyusunan RAP bertujuan agar pihak kontraktor mengetahui biaya sebenarnya dalam sebuah konstruksi tersebut. Secara sederhana, RAB adalah anggaran rencana, dan RAP adalah anggaran sesungguhnya yang dibuat langsung oleh pihak yang mengerjakan proyek. Keduanya dapat dibantu oleh software akuntansi online dalam pengerjaannya.

contoh RAB

Apa Saja yang Harus Ada dalam RAB?

Sebagai sebuah catatan perencanaan keuangan, RAB tentunya memiliki beberapa komponen wajib yang harus ada di dalamnya.

1. Keterangan Pekerjaan

Dalam tabel RAB perlu dijelaskan mengenai proyek apa yang akan dikerjakan tersebut. Jika masih umum bisa diberi sub judul untuk detail pekerjaannya. Jika proyek yang dikerjakan adalah proyek konstruksi, misalnya berupa proyek galian, pondasi beton, atau sebagainya.

2. Unit atau Volume Pekerjaan

Dalam pengadaan barang biasanya digunakan satuan ‘unit’ fasilitas, sedangkan dalam konstruksi bisa menggunakan ukuran meter kubik (m3), atau meter persegi (m2).

3. Harga Satuan

Harga satuan yang dikalikan dengan jumlah ukuran pekerjaan. Misalnya untuk anggaran pengadaan barang, harga per unit barang dikalikan dengan jumlah unit yang dibutuhkan yang kemudian hasilnya disebut sebagai biaya belanja modal.

Sedangkan dalam bidang pekerjaan konstruksi, harga satuan dibedakan menjadi harga satuan jasa dan harga satuan barang yang nantinya juga akan dikalikan dengan volume pekerjaan yang digunakan.

4. Total Upah Pekerja

Upah pekerja ini biasanya ada dalam RAB pekerjaan jasa konstruksi yang membutuhkan peran pekerja. Nilai dari total upah pekerja diperoleh dari biaya per jam yang dikalikan dengan estimasi waktu pengerjaan proyek dan total pekerja.

5. Total Material

Bagian ini bisa masuk dalam tabel RAB yang sedang dibuat. Total material menunjukkan jumlah material keseluruhan yang dibutuhkan baik total dalam bentuk jumlah barang hingga jumlah uang yang akan dikeluarkan.

6. Grand Total

Sedangkan nilai total akhir didapatkan dari proses penjumlahan total upah pekerja dengan total material atau perkalian volume dengan total upah.

Bagaimana Cara Membuat RAB yang Benar?

Dalam membuat tabel RAB, ada beberapa tahapan dan hal yang harus diperhatikan. Berikut cara penyusunan RAB yang benar.

1. Pelajari Gambar Rencana, Dokumen Rencana, Beserta Syarat Syaratnya (RKS)

Contoh kasus misalnya dalam proyek pembangunan, sebelum menyusun RAB pengadaan jasa konstruksi seorang Quality of Surveyor perlu mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) yang diperlihatkan oleh pemilik proyek.

Hal tersebut bertujuan supaya mengetahui tahapan kerja yang harus dilalui dan memudahkan dalam menghitung volume pekerjaan.

Kemudian, metode yang efisien dan sesuai ditentukan dengan mempertimbangkan RKS yang telah ditetapkan oleh panitia. Jadi, tujuan dari mempelajari DED dan RKS adalah untuk memperoleh harga satuan yang murah dan efisien.

Jika tender proyek tersebut sudah ditentukan, DED ini nantinya bisa digunakan untuk keperluan mengurus pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK).

Penggunaan DED dalam tabel RAB untuk proyek konstruksi diperlukan untuk menemukan berbagai macam pekerjaan, spesifikasi dan ukuran dari material yang digunakan dalam bangunan. Namun, jika untuk pengadaan barang DED tidak diperlukan.

2. Susun Uraian Pekerjaan, Barang yang Dibutuhkan dan Volumenya

Kemudian, penyedia menguraikan komponen pekerjaan yang perlu dilakukan nantinya. Setelah daftar tersebut dicatat dengan baik maka tahap selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan.

Proses tersebut dilakukan dengan cara menghitung total volume pekerjaan dalam satu satuan, seperti per meter, per kubik, atau per unit. Volume pekerjaan ini akan dikalikan dengan harga satuan pekerjaan hingga diperoleh jumlah biaya pekerjaan.

Uraian pekerjaan ini akan ditulis dalam bentuk daftar pokok pekerjaan yang menjelaskan mengenai lingkup besar pekerjaan.

3. Membuat dan Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan  (H1)

Dalam pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerja ini bisa dibagi menjadi 3 kategori yaitu, upah pekerja, material bangunan, dan alat. Tahapan menentukan harga satuan pekerjaan ini harus dilakukan secara hati-hati karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.

Diperlukan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) dalam menentukan harga satuan yang nantinya akan dimuat di tabel RAB. Jika semua penyedia menggunakan HSPK yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah maupun pusat maka, harga penawaran kemungkinan besar akan relatif sama.

Sementara itu, untuk tender proyek yang dilelang melalui situs LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), penyedia jasa cukup mengisi harga satuan yang tertera karena item pekerjaan dan volumenya sudah disiapkan pemilik kerja.

Namun, sebelum menetapkan H1 harus ditentukan terlebih dahulu mengenai Harga Satuan di luar keuntungan (H0). H0 sendiri dalam dunia kontraktor lebih sering disebut dengan RAP.

RAP merupakan rencana anggaran biaya proyek pembangunan yang dibuat kontraktor dalam memperkirakan biaya sebenarnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kontrak kerja proyek konstruksi.

Selisih antara biaya yang ada dalam tabel RAP dan RAB bisa menjadi gambaran awal untuk memperkirakan laba rugi perusahaan kontraktor. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan Harga Satuan di luar keuntungan

  1. Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan perlengkapan K3. Namun jika tidak ada, maka biaya tersebut dimasukkan dalam setiap Harga Satuan.
  2. Pastikan untuk mendapatkan bahan material, sewa alat dan jasa langsung dari supplier atau subkontraktor dengan ketentuan harga yang sudah termasuk PPN dan PPH juga besaran potongan yang diberikan.
  3. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah mengenai biaya tidak langsung Overhead yaitu pengeluaran kecil yang tidak tertulis dalam RAB. Seperti gaji staff, biaya akomodasi, mess karyawan, konsumsi rapat, alat tulis kantor dan lainnya.

4. Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

AHSP adalah sebuah analisa perhitungan kebutuhan biaya harga satuan upah, bahan material dan sewa alat berat untuk mendapatkan harga per satuan volume pekerjaan.

Analisa ini terdiri dari uraian harga, koefisien, harga satuan upah, material dan alat, hasil kali koefisien dan harga satuan. Harga tersebut dijumlah dan menjadi harga satuan.

Harga koefisien sendiri bisa dilihat dari peraturan Nasional pemerintah pusat atau daerah.

Misalnya, dalam sebuah proyek pekerjaan jalan, satuan volume yang dipakai adalah meter kubik (m3). Dalam satuan volume tersebut, harga yang tertera merupakan harga gabungan dari upah pekerja, mandor, material, dan alat.

5. Menyusun Total dalam Rencana Anggaran Biaya

Setelah harga satuan pekerjaan telah diperoleh, maka tahap selanjutnya adalah menyusun RAP Rancangan Anggaran Pelaksanaan (RAP).

Setelah RAP selesai dan mendapatkan total biaya yang harus dikerjakan, maka kemudian bisa dibandingkan dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)/owner estimate.

Jika nilai tabel RAP lebih kecil dibandingkan dengan nilai HPS maka paket pekerjaan tersebut bisa dikerjakan. Namun, jika sebaliknya maka mustahil paket pekerjaan tersebut bisa diselesaikan.

Penetapan tabel RAB kegiatan bisa dilakukan dengan cara melihat selisih antara nilai RAP dan nilai HPS. Dengan begitu diharapkan keuntungan bisa diperkirakan.

Besarnya margin keuntungan yang diperoleh tergantung pada kebijakan di setiap perusahaan penyedia jasa.

Pada umumnya, keuntungan yang diambil oleh setiap kontraktor adalah sebesar 10%. Jika selisih RAP dan HPS tidak memungkinkan untuk mengambil keuntungan yang diangkat, maka perusahaan tidak akan mengikuti tender suatu proyek.

Grand total yang diperoleh dari seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian dikenal dengan nilai penawaran atau harga penawaran. Tender dalam lingkungan pemerintahan biasanya dengan menggunakan LPSE, sedangkan nilai penawaran bisa diakses bebas oleh publik.

Dalam ketentuan proyek tender pemerintahan jika panitia telah menentukan tiga penawar terendah yang memenuhi kualifikasi, maka panitia wajar atau diperbolehkan untuk tidak membuka dokumen penawaran tabel RAB dari penyedia jasa yang lainnya.

Jika nilai yang ditawarkan oleh penyedia berada di bawah 80% atau di atas dari 110% nilai HPS, maka penyedia jasa wajib menyertakan bukti survei harga. Tetapi, hal umum yang sering terjadi di lapangan, penyedia jasa akan menawar lebih kecil dari nilai HPS.

Jenis-Jenis RAB

Sedikitnya terdapat dua jenis tabel RAB atau umumnya dokumen RAB yang sering digunakan baik organisasi maupun perusahaan. Pembagian tersebut dilakukan berdasar pada isinya. Berikut kedua jenisnya:

1. Rencana Anggaran Biaya Kasar

Biaya kasar yang dimaksud adalah anggaran biaya yang dicantumkan bersifat sementara dimana pekerjaan dihitung tiap ukuran luas, dan didasarkan pula pada biaya yang pernah dikeluarkan dalam proyek sebelumnya.

RAB kasar ini dibuat berdasarkan pengalaman dari pemilik proyek yang menyusunnya. Dibandingkan dengan RAB terperinci, terlihat adanya selisih yang disebabkan karena kebutuhan yang mungkin berubah dan tidak stabilnya harga dari material yang digunakan.

2. Rencana Anggaran Biaya Terperinci

Sesuai namanya, dalam tabel RAB ini dibuat dengan lebih detail dan terperinci dibandingkan dengan RAB kasar. RAB terperinci ditulis dengan memuat alokasi dana dengan menghitung volume beserta harga dari seluruh pekerjaan.

Fungsi RAB

Kegunaan RAB

Dengan membuat RAB, biaya pekerjaan suatu proyek akan menjadi lebih jelas dan terperinci. RAB juga dapat memudahkan penyedia jasa memilih material bangunan sesuai spesifikasi yang diperlukan.

Tabel RAB dibuat tentunya karena tujuan dan manfaat tertentu. Berikut kegunaan RAB:

  • Sebagai bahan dasar dalam pengajuan proposal agar didapatkan sejumlah dana untuk proyek tertentu baik dalam proyek pemerintahan atau swasta.
  • Menjadi standar harga acuan sebuah proyek yang dibuat dalam bentuk Owner Estimate (OE)
  • Sebagai bahan para stakeholder dalam membandingkan harga untuk mengevaluasi tingkat kewajaran OE dan EE (Engineering Estimate) yang diajukan oleh kontraktor atau konsultan.
  • Sebagai daftar rincian material yang memiliki harga penawaran yang dibuat oleh kontraktor dalam menawar sebuah pekerjaan proyek
  • Sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kelayakan ekonomi sebuah proyek sebelum pembangunannya direalisasikan.

Jika sudah familiar dengan RAB, Anda bisa memahami bahwa setiap anggaran yang dibuat oleh pemilik proyek punya kemungkinan yang tidak wajar.

Hal ini disebabkan pada saat menghitung RAP, harga total yang dihitung lebih kecil atau memiliki selisih yang relatif jauh dari nilai HPS.

Jika nilai RAP jauh lebih besar dari nilai HPS dan ada penyedia jasa yang bersedia untuk mengerjakan proyeknya, maka mungkin dapat dipastikan bahwa ada sebuah indikasi Penyedia jasa tersebut mengerjakan paket pekerjaan yang berkualitas rendah.

Sedangkan apabila nilai RAP sangat jauh dari batas minimum nilai penawaran tanpa bukti survei harga, maka dapat dicurigai bahwa pekerjaan tersebut terindikasi adanya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme).

Tuntunan Membuat RAB di Excel

Dalam membuat RAB, ada banyak tools yang bisa digunakan. Salah satunya membuat Tabel RAB sendiri dengan memanfaatkan Microsoft Excel. Berikut penjelasan tuntunan cara membuat tabel RAB di Excel saat ingin membuat RAB dari awal.

1. Buka Aplikasi dan Siapkan Data

Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuka aplikasinya terlebih dahulu. Pada umumnya lebih nyaman menggunakan Microsoft Excel dari perangkat dengan layar besar seperti laptop, atau komputer.

Sebelumnya Anda juga perlu menyiapkan data yang akan dimasukkan dalam Tabel RAB tersebut. Bisa berupa catatan di kertas atau berasal dari soft file di perangkat Anda yang bisa dengan mudah disalin ke lembar kerja excel.

2. Buat Judul RAB dan Tabel

Setelah semua persiapannya selesai, Anda bisa memulai dengan menuliskan judul dari RAB yang akan dibuat. Contohnya seperti; RAB pembangunan Rumah….., RAB Usaha Konveksi, RAB instalasi pipa sistem air bersih, RAB Kegiatan…, RAB Organisasi, dan lainnya.

Judul yang sudah dibuat juga bisa diikuti dengan kelengkapan detail seperti; Jenis Kegiatan, Lokasi dan Waktu proyek, atau apa pun yang dianggap perlu dituliskan di bawah judul.

Kemudian Anda bisa melanjutkan dengan membuat tabel yang disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya terdiri dari enam kolom yang memuat nomor, uraian pekerjaan, volume, satuan, harga satuan, dan harga total.

3. Masukan Data ke Tabel RAB

Tahap ini akan lebih mudah dikerjakan, jika Anda sudah paham betul cara menggunakan Microsoft Excel juga dengan berbagai formulanya. Bila belum familier, tenang saja simak salah satu formula berikut yang umum digunakan dalam membuat Tabel RAB.

Untuk menjumlahkan harga total, baik harga total, sub total per pekerjaan maupun grand total dari keseluruhan RAB, cukup mengetik =SUM(C5*E5(contoh letak sel yang dimaksud)).

Setelah tabel terisi penuh, maka RAB pun sudah selesai dikerjakan. Jangan lupa untuk mengecek ulang data yang dimasukkan dalam tabel apalagi yang dimasukkan secara manual untuk menghindari berbagai macam kesalahan.

Membuat tabel RAB adalah hal yang sangat mudah jika Anda sudah tahu apa saja yang perlu dicatat di dalamnya. Namun, jika sebaliknya saat data belum lengkap, mungkin Anda akan keteteran dalam mengerjakannya. Jadi, sebelum membuat RAB, pastikan data yang dimiliki sudah lengkap. Manfaatkan pula aplikasi anggaran agar hasilnya lebih akurat dan efisien.

Demikian penjelasan mengenai tabel RAB. Bagaimana mudah dipahami bukan? Semoga bermanfaat!

Kategori : Business Management
Kelola Keuangan Lebih Optimal, Dapatkan Penawaran Terbatas Ini
Jurnal software akuntansi terpercaya

 

Dapatkan free trial sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal
Kelola Keuangan Lebih Optimal, Dapatkan Penawaran Terbatas Ini
Jurnal software akuntansi terpercaya

 

Dapatkan free trial sekarang!

 

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal