Tabel RAB: Pengertian, Perbedaannya dengan RAP, Cara Buat Dalam dunia pengadaan atau proyek manajemen mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata Tabel RAB (Rencana Anggaran Biaya), contoh rencana anggaran biaya tersebut bisa dibaca di sini. Biasanya RAB ini selalu ada dalam setiap proyek sebagai bahan pertimbangan dalam pengalokasian biaya proyek. RAB sendiri memuat perkiraan biaya yang akan digunakan atau dibutuhkan dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis, termasuk kedalam rencana bisnis. Nah, jika Anda masih bingung mengenai definisi, tujuan dan cara membuat RAB yang benar simak penjelasannya di bawah ini. Apa Itu Pengertian RAB (Rencana Anggaran Biaya)? Secara singkat RAB adalah sebuah catatan yang berisikan perkiraan dana yang akan dibutuhkan dalam sebuah proyek atau kegiatan bisnis. Karena memuat hal yang diperkirakan, maka lembar RAB ini harus sudah selesai sebelum sebuah kegiatan dimulai. Lebih detailnya, tabel RAB adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, alat dan upah, serta biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau proyek tersebut. Tanpa adanya RAB, besar kemungkinan akan terjadinya pembengkakan biaya atau pengeluaran yang tidak perlu dan tidak terduga selama sebuah kegiatan berlangsung. Pengadaan barang dan biaya juga akan menjadi tidak terkendali karena tidak ada rancangan awalnya. Lebih jauhnya lagi RAB yang buruk atau bahkan tidak ada akan menjadi sebab utama suatu kegiatan bisnis tidak berjalan lancar bahkan gagal dan mengalami kerugian. Dalam bahasa inggris RAB sendiri dikenal dengan ‘cost planning’. Biasanya RAB disusun dalam bentuk Tabel RAB untuk memudahkan dalam membaca pengalokasian dana dan keterangan lainnya. Sebagai seorang pebisnis khususnya, Anda perlu memiliki pandangan dan visi yang jauh untuk keberlangsungan perusahaan di masa datang. Salah satu hal yang harus selalu berkembang adalah strategi dalam mengalokasikan anggaran supaya setiap kegiatan bisa terlaksana secara efisien. Dengan membuat sebuah RAB, Anda tidak hanya bisa memproyeksikan anggaran biaya operasional untuk satu periode tertentu. Tapi juga bisa memperbaiki sistem alokasi dana untuk periode selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan pula dengan melihat perencanaan keuangan di aplikasi perencanaan keuangan. Tujuan utama dalam menyusun tabel RAB adalah supaya perusahaan lebih mudah untuk menentukan berbagai kebijakan yang sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Jadi, probabilitas terjadinya rencana atau kebijakan tersebut pun lebih tinggi. Selain itu saat pembuat keputusan dalam suatu perusahaan atau pimpinan proyek melihat RAB sebelum menyetujui sebuah proyek, maka ia diharapkan sudah mengetahui bagaimana anggaran yang ada tersebut dialokasikan. Tabel RAB adalah dokumen yang sangat penting untuk disiapkan saat hendak memulai sebuah proyek baik konstruksi atau pengadaan barang. Biasanya RAB yang diajukan dalam sebuah tender pengadaan barang atau jasa sudah memuat pajak, iuran BPJS Ketenagakerjaan, profit dan overhead. Baca Juga: 15+ Contoh RAB Kegiatan Organisasi Perbedaan RAB dan RAP Sekilas, dilihat dari namanya mungkin terdengar serupa antara RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan). Namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. RAB adalah lembar yang diberikan sebelum sebuah proyek dikerjakan, perannya tidak jauh beda dengan proposal proyek. Sedangkan, RAP dibuat berdasarkan draft yang sudah ada dalam RAB. Penyusunan RAP bertujuan agar pihak kontraktor mengetahui biaya sebenarnya dalam sebuah konstruksi tersebut. Secara sederhana, RAB adalah anggaran rencana, dan RAP adalah anggaran sesungguhnya yang dibuat langsung oleh pihak yang mengerjakan proyek. Keduanya dapat dibantu oleh software akuntansi online dalam pengerjaannya. Apa Saja yang Harus Ada dalam RAB? Berikut adalah beberapa komponen wajib yang harus ada dalam sebuah RAB beserta penjelasan masing-masing komponen: 1. Keterangan Pekerjaan Keterangan pekerjaan merupakan bagian yang penting dalam RAB karena memberikan informasi mengenai detail proyek yang akan dikerjakan. Komponen ini berfungsi sebagai identifikasi proyek, sehingga semua pihak yang terlibat dalam proyek, termasuk pemilik proyek dan kontraktor, dapat memahami secara spesifik apa yang akan dilakukan. Dalam kolom keterangan pekerjaan, proyek yang akan dilaksanakan harus dijelaskan dengan jelas dan detail. Jika proyek tersebut masih terlalu umum, maka perlu diberikan sub judul yang lebih spesifik untuk menggambarkan pekerjaan yang dimaksud. Sebagai contoh, jika proyek yang akan dilakukan adalah proyek konstruksi, maka perlu diuraikan lebih lanjut apakah itu proyek galian, pembangunan pondasi beton, atau pekerjaan lain yang lebih spesifik. Penjelasan yang jelas dan terperinci dalam keterangan pekerjaan akan mempermudah seluruh tim dalam menjalankan proyek sesuai rencana yang telah disusun. Selain itu, dengan adanya keterangan yang detail, pembaca RAB juga dapat mengetahui lingkup pekerjaan yang sebenarnya, sehingga memudahkan mereka dalam mengevaluasi kebutuhan dan biaya yang diperlukan. 2. Unit atau Volume Pekerjaan Setiap proyek tentu memiliki ukuran atau volume pekerjaan yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, unit atau volume pekerjaan menjadi salah satu elemen penting dalam RAB. Unit atau volume pekerjaan merujuk pada ukuran dari pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam pengadaan barang, volume pekerjaan biasanya dihitung dalam satuan ‘unit’, yang merujuk pada jumlah fasilitas atau barang yang akan disediakan. Misalnya, jika proyek tersebut melibatkan pengadaan komputer, maka satuan yang digunakan adalah unit komputer, dan jumlahnya ditentukan berdasarkan kebutuhan proyek. Sementara itu, dalam pekerjaan konstruksi, satuan yang digunakan akan bergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Misalnya, untuk pekerjaan galian, satuannya bisa dalam meter kubik (m3), sedangkan untuk pekerjaan pengecatan dinding bisa dalam meter persegi (m2). Volume pekerjaan ini harus dicantumkan dengan benar, karena akan menjadi dasar dalam menghitung total biaya yang akan dikeluarkan. Dengan mengetahui volume pekerjaan secara rinci, pihak yang menyusun RAB dapat memastikan bahwa semua biaya yang diperlukan sudah terhitung dan tidak ada pekerjaan yang terlewatkan dalam perencanaan anggaran. 3. Harga Satuan Harga satuan merupakan harga per unit atau per volume dari pekerjaan yang akan dilakukan. Ini adalah salah satu elemen kunci dalam penyusunan RAB karena harga satuan akan mempengaruhi total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Harga satuan ini akan berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaan. Misalnya, untuk pengadaan barang, harga satuan merujuk pada harga per unit barang yang dibeli. Harga satuan ini kemudian akan dikalikan dengan jumlah unit barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan biaya total pengadaan barang. Dalam proyek konstruksi, harga satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu harga satuan jasa dan harga satuan barang. Harga satuan jasa merujuk pada biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sementara harga satuan barang adalah biaya material yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Kedua harga satuan ini kemudian dikalikan dengan volume pekerjaan untuk mendapatkan total biaya masing-masing komponen. Dengan mencantumkan harga satuan yang akurat, manajer proyek dapat memperkirakan biaya secara lebih tepat dan menghindari pembengkakan biaya di luar rencana. 4. Total Upah Pekerja Jika proyek melibatkan pekerja atau tenaga kerja, maka total upah pekerja juga harus dimasukkan ke dalam RAB. Total upah pekerja ini akan dihitung berdasarkan biaya per jam atau per hari yang dikalikan dengan estimasi waktu pengerjaan proyek serta jumlah pekerja yang terlibat. Dalam RAB proyek konstruksi, upah pekerja biasanya dihitung secara rinci dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan yang dilakukan. Misalnya, untuk pekerjaan kasar seperti penggalian atau pengecoran, upah pekerja akan berbeda dengan upah untuk pekerjaan yang lebih teknis atau spesifik, seperti pemasangan instalasi listrik. Dengan mencantumkan total upah pekerja, manajemen proyek dapat memastikan bahwa anggaran untuk tenaga kerja sudah dialokasikan dengan tepat, sehingga tidak ada kekurangan dana untuk membayar pekerja yang terlibat dalam proyek. 5. Total Material Total material adalah elemen RAB yang mencakup semua biaya material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Dalam proyek konstruksi, misalnya, material yang dibutuhkan bisa meliputi beton, semen, pasir, besi, dan material lainnya. Setiap material harus dihitung secara rinci, baik dari segi jumlah yang dibutuhkan maupun harga per satuan material. Total material dihitung dengan mengalikan harga satuan material dengan volume atau jumlah material yang dibutuhkan. Hasilnya kemudian dimasukkan ke dalam RAB sebagai biaya total material. Dengan mencantumkan total material yang jelas dan terperinci, manajemen proyek dapat memastikan bahwa semua material yang dibutuhkan sudah tercakup dalam anggaran, dan tidak ada material yang terlupakan atau tidak terhitung. 6. Grand Total Setelah semua elemen di atas dihitung, langkah terakhir dalam penyusunan RAB adalah menghitung grand total. Grand total ini merupakan penjumlahan dari semua biaya yang telah dihitung sebelumnya, termasuk total upah pekerja dan total material. Dalam perhitungan grand total, seluruh biaya yang telah dihitung, baik itu biaya tenaga kerja, biaya material, maupun biaya lainnya, dijumlahkan untuk mendapatkan total biaya keseluruhan proyek. Grand total ini akan menjadi acuan bagi manajer proyek dalam menentukan besarnya anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Grand total yang sudah diperhitungkan dengan cermat akan membantu manajemen dalam mengelola anggaran proyek dengan lebih efisien dan memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui. Baca Juga: Berikut 7 Rekomendasi Software RAB Bagi Usaha Kontraktor Bagaimana Cara Membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang Benar? Dalam membuat tabel RAB, ada beberapa tahapan dan hal yang harus diperhatikan. Berikut cara penyusunan RAB yang benar. 1. Pelajari Gambar Rencana, Dokumen Rencana, Beserta Syarat Syaratnya (RKS) Contoh kasus misalnya dalam proyek pembangunan, sebelum menyusun RAB pengadaan jasa konstruksi seorang Quality of Surveyor perlu mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) yang diperlihatkan oleh pemilik proyek. Hal tersebut bertujuan supaya mengetahui tahapan kerja yang harus dilalui dan memudahkan dalam menghitung volume pekerjaan. Kemudian, metode yang efisien dan sesuai ditentukan dengan mempertimbangkan RKS yang telah ditetapkan oleh panitia. Jadi, tujuan dari mempelajari DED dan RKS adalah untuk memperoleh harga satuan yang murah dan efisien. Jika tender proyek tersebut sudah ditentukan, DED ini nantinya bisa digunakan untuk keperluan mengurus pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK). Penggunaan DED dalam tabel RAB untuk proyek konstruksi diperlukan untuk menemukan berbagai macam pekerjaan, spesifikasi dan ukuran dari material yang digunakan dalam bangunan. Namun, jika untuk pengadaan barang DED tidak diperlukan. 2. Susun Uraian Pekerjaan, Barang yang Dibutuhkan dan Volumenya Kemudian, penyedia menguraikan komponen pekerjaan yang perlu dilakukan nantinya. Setelah daftar tersebut dicatat dengan baik maka tahap selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan. Proses tersebut dilakukan dengan cara menghitung total volume pekerjaan dalam satu satuan, seperti per meter, per kubik, atau per unit. Volume pekerjaan ini akan dikalikan dengan harga satuan pekerjaan hingga diperoleh jumlah biaya pekerjaan. Uraian pekerjaan ini akan ditulis dalam bentuk daftar pokok pekerjaan yang menjelaskan mengenai lingkup besar pekerjaan. 3. Membuat dan Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan (H1) Dalam pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerja ini bisa dibagi menjadi 3 kategori yaitu, upah pekerja, material bangunan, dan alat. Tahapan menentukan harga satuan pekerjaan ini harus dilakukan secara hati-hati karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Diperlukan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) dalam menentukan harga satuan yang nantinya akan dimuat di tabel RAB. Jika semua penyedia menggunakan HSPK yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah maupun pusat maka, harga penawaran kemungkinan besar akan relatif sama. Sementara itu, untuk tender proyek yang dilelang melalui situs LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), penyedia jasa cukup mengisi harga satuan yang tertera karena item pekerjaan dan volumenya sudah disiapkan pemilik kerja. Namun, sebelum menetapkan H1 harus ditentukan terlebih dahulu mengenai Harga Satuan di luar keuntungan (H0). H0 sendiri dalam dunia kontraktor lebih sering disebut dengan RAP. RAP merupakan rencana anggaran biaya proyek pembangunan yang dibuat kontraktor dalam memperkirakan biaya sebenarnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kontrak kerja proyek konstruksi. Selisih antara biaya yang ada dalam tabel RAP dan RAB bisa menjadi gambaran awal untuk memperkirakan laba rugi perusahaan kontraktor. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan Harga Satuan di luar keuntungan Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan perlengkapan K3. Namun jika tidak ada, maka biaya tersebut dimasukkan dalam setiap Harga Satuan. Pastikan untuk mendapatkan bahan material, sewa alat dan jasa langsung dari supplier atau subkontraktor dengan ketentuan harga yang sudah termasuk PPN dan PPH juga besaran potongan yang diberikan. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah mengenai biaya tidak langsung Overhead yaitu pengeluaran kecil yang tidak tertulis dalam RAB. Seperti gaji staff, biaya akomodasi, mess karyawan, konsumsi rapat, alat tulis kantor dan lainnya. 4. Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) AHSP adalah sebuah analisa perhitungan kebutuhan biaya harga satuan upah, bahan material dan sewa alat berat untuk mendapatkan harga per satuan volume pekerjaan. Analisa ini terdiri dari uraian harga, koefisien, harga satuan upah, material dan alat, hasil kali koefisien dan harga satuan. Harga tersebut dijumlah dan menjadi harga satuan. Harga koefisien sendiri bisa dilihat dari peraturan Nasional pemerintah pusat atau daerah. Misalnya, dalam sebuah proyek pekerjaan jalan, satuan volume yang dipakai adalah meter kubik (m3). Dalam satuan volume tersebut, harga yang tertera merupakan harga gabungan dari upah pekerja, mandor, material, dan alat. 5. Menyusun Total dalam Rencana Anggaran Biaya Setelah harga satuan pekerjaan telah diperoleh, maka tahap selanjutnya adalah menyusun RAP Rancangan Anggaran Pelaksanaan (RAP). Setelah RAP selesai dan mendapatkan total biaya yang harus dikerjakan, maka kemudian bisa dibandingkan dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)/owner estimate. Jika nilai tabel RAP lebih kecil dibandingkan dengan nilai HPS maka paket pekerjaan tersebut bisa dikerjakan. Namun, jika sebaliknya maka mustahil paket pekerjaan tersebut bisa diselesaikan. Penetapan tabel RAB kegiatan bisa dilakukan dengan cara melihat selisih antara nilai RAP dan nilai HPS. Dengan begitu diharapkan keuntungan bisa diperkirakan. Besarnya margin keuntungan yang diperoleh tergantung pada kebijakan di setiap perusahaan penyedia jasa. Pada umumnya, keuntungan yang diambil oleh setiap kontraktor adalah sebesar 10%. Jika selisih RAP dan HPS tidak memungkinkan untuk mengambil keuntungan yang diangkat, maka perusahaan tidak akan mengikuti tender suatu proyek. Grand total yang diperoleh dari seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian dikenal dengan nilai penawaran atau harga penawaran. Tender dalam lingkungan pemerintahan biasanya dengan menggunakan LPSE, sedangkan nilai penawaran bisa diakses bebas oleh publik. Dalam ketentuan proyek tender pemerintahan jika panitia telah menentukan tiga penawar terendah yang memenuhi kualifikasi, maka panitia wajar atau diperbolehkan untuk tidak membuka dokumen penawaran tabel RAB dari penyedia jasa yang lainnya. Jika nilai yang ditawarkan oleh penyedia berada di bawah 80% atau di atas dari 110% nilai HPS, maka penyedia jasa wajib menyertakan bukti survei harga. Tetapi, hal umum yang sering terjadi di lapangan, penyedia jasa akan menawar lebih kecil dari nilai HPS. Baca Juga: Pengertian, Cara, Fungsi dan Contoh Rancangan Anggaran Biaya UKM Jenis-Jenis RAB (Rencana Anggaran Biaya) Sedikitnya terdapat dua jenis tabel RAB atau umumnya dokumen RAB yang sering digunakan baik organisasi maupun perusahaan. Pembagian tersebut dilakukan berdasar pada isinya. Berikut kedua jenisnya: 1. Rencana Anggaran Biaya Kasar Biaya kasar yang dimaksud adalah anggaran biaya yang dicantumkan bersifat sementara dimana pekerjaan dihitung tiap ukuran luas, dan didasarkan pula pada biaya yang pernah dikeluarkan dalam proyek sebelumnya. RAB kasar ini dibuat berdasarkan pengalaman dari pemilik proyek yang menyusunnya. Dibandingkan dengan RAB terperinci, terlihat adanya selisih yang disebabkan karena kebutuhan yang mungkin berubah dan tidak stabilnya harga dari material yang digunakan. 2. Rencana Anggaran Biaya Terperinci Sesuai namanya, dalam tabel RAB ini dibuat dengan lebih detail dan terperinci dibandingkan dengan RAB kasar. RAB terperinci ditulis dengan memuat alokasi dana dengan menghitung volume beserta harga dari seluruh pekerjaan. Kegunaan RAB (Rencana Anggaran Biaya) Dengan membuat RAB, biaya pekerjaan suatu proyek akan menjadi lebih jelas dan terperinci. RAB juga dapat memudahkan penyedia jasa memilih material bangunan sesuai spesifikasi yang diperlukan. Tabel RAB dibuat tentunya karena tujuan dan manfaat tertentu. Berikut kegunaan RAB: Sebagai bahan dasar dalam pengajuan proposal agar didapatkan sejumlah dana untuk proyek tertentu baik dalam proyek pemerintahan atau swasta. Menjadi standar harga acuan sebuah proyek yang dibuat dalam bentuk Owner Estimate (OE). Sebagai bahan para stakeholder dalam membandingkan harga untuk mengevaluasi tingkat kewajaran OE dan EE (Engineering Estimate) yang diajukan oleh kontraktor atau konsultan. Sebagai daftar rincian material yang memiliki harga penawaran yang dibuat oleh kontraktor dalam menawar sebuah pekerjaan proyek. Sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kelayakan ekonomi sebuah proyek sebelum pembangunannya direalisasikan. Jika sudah familiar dengan RAB, Anda bisa memahami bahwa setiap anggaran yang dibuat oleh pemilik proyek punya kemungkinan yang tidak wajar. Hal ini disebabkan pada saat menghitung RAP, harga total yang dihitung lebih kecil atau memiliki selisih yang relatif jauh dari nilai HPS. Jika nilai RAP jauh lebih besar dari nilai HPS dan ada penyedia jasa yang bersedia untuk mengerjakan proyeknya, maka mungkin dapat dipastikan bahwa ada sebuah indikasi Penyedia jasa tersebut mengerjakan paket pekerjaan yang berkualitas rendah. Sedangkan apabila nilai RAP sangat jauh dari batas minimum nilai penawaran tanpa bukti survei harga, maka dapat dicurigai bahwa pekerjaan tersebut terindikasi adanya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Tuntunan Membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) di Excel Dalam membuat RAB, ada banyak tools yang bisa digunakan. Salah satunya membuat Tabel RAB sendiri dengan memanfaatkan Microsoft Excel. Berikut penjelasan tuntunan cara membuat tabel RAB di Excel saat ingin membuat RAB dari awal. 1. Buka Aplikasi dan Siapkan Data Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuka aplikasinya terlebih dahulu. Pada umumnya lebih nyaman menggunakan Microsoft Excel dari perangkat dengan layar besar seperti laptop, atau komputer. Sebelumnya Anda juga perlu menyiapkan data yang akan dimasukkan dalam Tabel RAB tersebut. Bisa berupa catatan di kertas atau berasal dari soft file di perangkat Anda yang bisa dengan mudah disalin ke lembar kerja excel. 2. Buat Judul RAB dan Tabel Setelah semua persiapannya selesai, Anda bisa memulai dengan menuliskan judul dari RAB yang akan dibuat. Contohnya seperti; RAB pembangunan Rumah….., RAB Usaha Konveksi, RAB instalasi pipa sistem air bersih, RAB Kegiatan…, RAB Organisasi, dan lainnya. Judul yang sudah dibuat juga bisa diikuti dengan kelengkapan detail seperti; Jenis Kegiatan, Lokasi dan Waktu proyek, atau apa pun yang dianggap perlu dituliskan di bawah judul. Kemudian Anda bisa melanjutkan dengan membuat tabel yang disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya terdiri dari enam kolom yang memuat nomor, uraian pekerjaan, volume, satuan, harga satuan, dan harga total. 3. Masukan Data ke Tabel RAB Tahap ini akan lebih mudah dikerjakan, jika Anda sudah paham betul cara menggunakan Microsoft Excel juga dengan berbagai formulanya. Bila belum familier, tenang saja simak salah satu formula berikut yang umum digunakan dalam membuat Tabel RAB. Untuk menjumlahkan harga total, baik harga total, sub total per pekerjaan maupun grand total dari keseluruhan RAB, cukup mengetik =SUM(C5*E5(contoh letak sel yang dimaksud)). Setelah tabel terisi penuh, maka RAB pun sudah selesai dikerjakan. Jangan lupa untuk mengecek ulang data yang dimasukkan dalam tabel apalagi yang dimasukkan secara manual untuk menghindari berbagai macam kesalahan. Membuat tabel RAB adalah hal yang sangat mudah jika Anda sudah tahu apa saja yang perlu dicatat di dalamnya. Namun, jika sebaliknya saat data belum lengkap, mungkin Anda akan keteteran dalam mengerjakannya. Jadi, sebelum membuat RAB, pastikan data yang dimiliki sudah lengkap. Manfaatkan pula aplikasi anggaran agar hasilnya lebih akurat dan efisien. Demikian penjelasan mengenai tabel RAB. Bagaimana mudah dipahami bukan? Semoga bermanfaat!