Ide Strategi Marketing FOMO yang Bisa Anda Coba! Pernahkah Anda tergesa-gesa membeli sesuatu karena alasan takut barangnya habis atau ketinggalan zaman? Anda FOMO! Definisi FOMO sebenarnya bukan istilah baru apalagi dalam strategi psikologi marketing. FOMO sendiri merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out artinya kurang lebih takut atau gelisah ketinggalan suatu aktivitas tertentu. Nah, agar memahami lebih lanjut baca terus artikel ini! Apa itu FOMO? Istilah FOMO saat ini sering disamakan dengan takut ketinggalan jaman. Salah satu bentuk fear of missing out juga sering diasumsikan dengan kecanduan media sosial di mana sumber ketakutan itu berada. Seperti melihat teman memiliki mobil baru, gelisah. Lihat teman menggunakan aplikasi lipsync gelisah. Serba gelisah! Ciri-ciri FOMO: Kecanduan media sosial, Ingin diperhatikan, dan inklusi sosial Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perilaku FOMO. Itu semua kembali kepada bagaimana orang menyikapinya. Karena menjadi FOMO itu masih memiliki manfaat misalnya anti-gagap teknologi, tahu perkembangan sosial budaya dan lain-lain. Bahkan perilaku ini bisa menjadi keuntungan bagi para pebisnis dalam menyusun strategi marketing. Penerapan perilaku FOMO pada strategi marketing biasanya dikaitkan dengan kondisi tertentu. Apa dampak konsumen jika tidak membeli produk tersebut. Kenapa konsumen harus membeli produk tersebut sesegera mungkin. Apa Itu FOMO Marketing? FOMO Marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan rasa takut kehilangan atau Fear of Missing Out (FOMO) untuk mendorong konsumen melakukan pembelian atau tindakan tertentu dengan segera. FOMO adalah fenomena psikologis yang membuat orang merasa cemas bahwa mereka mungkin kehilangan kesempatan atau pengalaman yang diinginkan jika tidak bertindak cepat. Dalam pemasaran, FOMO digunakan untuk menciptakan urgensi dan kelangkaan, sehingga memotivasi konsumen untuk segera bertindak sebelum kesempatan tersebut hilang. Dengan menggunakan elemen-elemen seperti penawaran terbatas, stok yang sedikit, atau waktu promosi yang singkat, FOMO marketing membuat konsumen merasa perlu membuat keputusan cepat untuk menghindari kehilangan kesempatan yang berharga. Menurut Strategy Online, FOMO sangat berkaitan dengan millennials. Sebanyak 60% millennials memutuskan untuk membeli, menggunakan, atau menyewa sesuatu karena FOMO. Eventbrite juga menegaskan bahwa 69% aktivitas remaja saat ini sejatinya dipengaruhi oleh perilaku FOMO. FOMO pada strategi marketing: psikologi, waktu, nilai, dan keunikan Fear of Missing out sangat erat kaitannya dengan psikologi. Oleh karena itu Anda juga perlu memahami psikologi dan implikasinya terhadap sosial budaya. Intinya dalam menerapkan strategi marketing ini, Anda juga perlu riset yang cukup mendalam. Menurut Dr. Chris Hodkinsons, profesor bisnis University of Queensland, strategi marketing FOMO bukan hanya sekedar melihat tren, namun bagaimana Anda bisa memberikan pengalaman dan advokasi pada konsumen. FOMO juga sangat erat dengan waktu, nilai, dan keunikan. Seperti yang dijelaskan pada Eventbrite, fear of missing out berkaitan dengan fenomena, momen, atau peristiwa tertentu di waktu tertentu. Misalnya jika Anda pengusaha restoran kambing. Buatlah menu khusus di hari raya Idulfitri; rendang kambing. Pengalaman, waktu yang tepat, keunikan dan juga nilai yang diberikan pun ada dalam satu kemasan. Itulah sekilas tentang FOMO. Baca Juga: Pengertian dan Jenis Strategi Penerapan Digital Marketing Pada Bisnis Bagaimana FOMO Marketing Bekerja? FOMO marketing bekerja dengan memanfaatkan beberapa prinsip dasar psikologi konsumen, antara lain: Kelangkaan (Scarcity) Saat sesuatu dianggap langka atau terbatas, konsumen merasa lebih terdorong untuk segera memilikinya. Misalnya, produk yang ditawarkan dengan stok terbatas membuat konsumen lebih mungkin membeli karena mereka takut kehabisan. Urgensi (Urgency) Waktu yang terbatas untuk mendapatkan penawaran mendorong konsumen bertindak cepat. Penggunaan batas waktu atau hitungan mundur pada promosi menciptakan tekanan bagi konsumen untuk tidak menunda-nunda keputusan. Sosial Proof FOMO juga bekerja ketika konsumen melihat bahwa orang lain telah melakukan pembelian atau mendapatkan pengalaman yang mereka inginkan. Ulasan, testimoni, atau jumlah orang yang telah membeli produk bisa memperkuat rasa takut akan kehilangan kesempatan. Eksklusivitas (Exclusivity) Menawarkan produk atau diskon yang eksklusif untuk kelompok tertentu menciptakan rasa bahwa kesempatan ini spesial dan tidak bisa didapatkan oleh sembarang orang. Hal ini meningkatkan keinginan konsumen untuk ikut serta. Baca Juga: Menaklukkan Pemasaran Digital dengan Marketing 4.0 Cara Menerapkan Strategi FOMO Marketing Selanjutnya, Mekari Jurnal punya beberapa ide untuk Anda dalam menerapkan strategi FOMO. Apa saja, ya? 1. Tunjukkan Orang-orang yang Beli Produk Anda! Merupakan strategi dasar pada strategi marketing. Mirip dengan endorsement, Anda bisa menunjukkan siapa saja yang telah membeli produk Anda. Baik di media sosial dengan memposting testimoni influencer yang membeli produk Anda atau di website Anda. Di website, Anda bisa menggunakan plugin social proof atau memasukkan logo-logo perusahaan terkenal yang berhasil membeli produk Anda jika bisnis Anda business-to-business model seperti yang dilakukan HRIS Talenta 2. Tunjukkan Jumlah Stok Barang Strategi marketing FOMO sangat berkaitan dengan rasa ingin memiliki dengan cepat. Oleh karena itu, Anda bisa menunjukkan jumlah stok barang pada etalase produk Anda. Misalnya, “Produk A tersisa hanya 1 produk lagi!”, atau “Tersisa warna merah!” Hal-hal kecil seperti ini akan mempengaruhi psikologi konsumen yang akan memancing mereka untuk membeli produk Anda dengan cepat. 3. Kasih Batas Waktu! Pernah membeli produk melalui program flash sale? Ya, Kurang lebih sama konsepnya. Anda dapat menjual produk tertentu berdasarkan yang paling laku atau paling langka dengan membatasi waktu pembelian. Anda bisa mencantumkan jangka waktu pembelian dan sisa waktu pembelian. Metode ini cukup efektif apalagi jika Anda ingin menghabiskan stok barang tertentu. Baca juga: Yield Management: Metode Pricing di Waktu yang Tepat 4. Bangun Rasa Kompetitif Antar Konsumen FOMO itu berbicara tentang persaingan. Buatlah konsumen Anda saling bersaing untuk mendapatkan produk yang Anda jual. Misalnya, mencantumkan berapa orang yang sudah menekan tombol likes pada produk A, berapa orang yang melihat produk A, atau berapa orang yang telah membeli produk A. Selain dapat membangun kompetisi antar konsumen, metode ini juga bisa membangun kepercayaan bisnis Anda kepada konsumen. 5. Buat Produk Ekslusif Pernahkan Anda ingin membeli sesuatu karena produk tersebut eksklusif dijual pada waktu tertentu. Bisa dikatakan itu adalah strategi marketing FOMO. Anda bisa menjual barang khusus yang sebelumnya belum pernah Anda jual bahkan pesaing Anda jual namun memiliki tingkat consumer interest yang tinggi atau tren. Misalnya menjual produk keluaran merek A yang sedang tren saat ini namun dijual dalam waktu terbatas. Cara lainnya adalah Anda bisa berkolaborasi dengan influencer atau produk tertentu. Misalnya, produk tas yang didesain hasil kolaborasi dari desainer A. Baca juga: 5 Tips Penerapan Psikologi Marketing yang Patut Dicoba Bisnis Anda 6. Berikan Layanan Spesial bagi Pembeli Pertama! Klasik, tapi cukup efektif. Cara ini sangat efektif untuk memanfaatkan perilaku FOMO ini. Misalnya saja, memberikan gratis ongkos kirim, voucher, atau bahkan item tambahan. Pembeli pertama yang dimaksud di sini adalah bukan benar-benar pembeli pertama. Namun Anda bisa membatasi dengan kuota. Misalnya 10 pembeli pertama hingga 100 pembeli pertama. Cara ini selain untuk meningkatkan kompetisi antar konsumen, Anda juga bisa menghasilkan banyak interaction bahkan conversion pada produk tertentu. Secara garis besar, strategi marketing FOMO sangat membutuhkan riset yang mendalam dan juga manajemen sumber daya manusia yang mampu memprediksi dan membaca tren dan perilaku konsumen. Ide tidak tetap menjadi ide jika tidak dijalankan. Strategi marketing apapun jika hanya sebatas ide seperti pesawat tanpa roda. Perencanaan yang baik mulai dari rencana bisnis dan keuangan harus diperhatikan dan disusun dengan baik. Nah, untuk urusan rencana keuangan, Anda bisa andalkan Mekari Jurnal. Mekari Jurnal sebagai software akuntansi dapat membantu Anda mengatur keuangan bisnis mulai dari membuat laporan keuangan, manajemen inventori, pembuatan invoice hingga rekonsiliasi bank. Temukan fitur lengkap Mekari Jurnal lainnya dan dapatkan free trial Mekari Jurnal di link berikut. Contoh Strategi FOMO Marketing Berikut adalah beberapa strategi FOMO marketing yang umum digunakan untuk mendorong konsumen bertindak cepat: 1. Penawaran Terbatas Waktu (Limited Time Offer) Penawaran yang hanya berlaku untuk jangka waktu yang singkat membuat konsumen merasa bahwa mereka harus segera membeli atau kesempatan akan hilang. Ini bisa berupa diskon kilat, flash sale, atau promosi yang hanya berlangsung beberapa jam atau hari. Contoh: “Diskon 50% hanya untuk 24 jam!” atau “Penawaran berakhir tengah malam!” 2. Stok Terbatas (Limited Stock) Dengan menunjukkan bahwa jumlah produk yang tersedia sangat terbatas, konsumen akan terdorong untuk segera membeli sebelum produk habis. Strategi ini menciptakan rasa kelangkaan yang efektif untuk mendorong keputusan pembelian lebih cepat. Contoh: “Hanya tersisa 5 item lagi!” atau “Persediaan hampir habis – pesan sekarang!” 3. Hitungan Mundur (Countdown Timer) Menambahkan penghitung waktu (countdown timer) pada halaman produk atau checkout meningkatkan rasa urgensi bagi konsumen untuk bertindak cepat sebelum waktu habis. Penghitung waktu ini sering digunakan dalam flash sale atau promosi khusus. Contoh: “Tinggal 2 jam lagi untuk mendapatkan penawaran ini!” dengan hitungan mundur yang terlihat di situs. 4. Sosial Proof dan Popularitas (Social Proof) Menampilkan bukti sosial seperti ulasan, jumlah pembelian, atau aktivitas pengguna yang menunjukkan bahwa orang lain telah membeli atau menggunakan produk tersebut. Ini membuat konsumen merasa bahwa mereka akan tertinggal jika tidak mengikuti tren. Contoh: “100 orang sedang melihat produk ini sekarang” atau “Produk ini telah terjual 500 kali dalam seminggu!” 5. Eksklusivitas (Exclusive Offers) Penawaran yang hanya tersedia untuk pelanggan tertentu, seperti anggota VIP atau orang yang telah mendaftar di newsletter, menciptakan rasa eksklusivitas. Konsumen merasa spesial karena mendapatkan akses ke sesuatu yang tidak bisa diakses oleh semua orang. Contoh: “Penawaran eksklusif hanya untuk anggota terdaftar” atau “Dapatkan akses awal sebelum publik!” 6. Ulasan dan Testimoni Pelanggan (User Reviews and Testimonials) Menampilkan ulasan dan testimoni pelanggan yang memuji produk atau layanan Anda dapat memicu FOMO bagi calon pelanggan. Ini menunjukkan bahwa orang lain telah mendapatkan manfaat dari produk tersebut, dan konsumen tidak ingin melewatkan pengalaman positif yang sama. Contoh: “Lihat apa yang dikatakan pelanggan lain – jangan lewatkan produk ini!” 7. Event atau Promo Khusus yang Jarang Terjadi Menciptakan perasaan bahwa kesempatan ini jarang terjadi dan tidak akan sering terulang bisa membuat konsumen merasa harus bertindak cepat. Misalnya, penawaran tahunan atau event khusus yang hanya terjadi sekali setahun. Contoh: “Hanya terjadi sekali dalam setahun! Jangan lewatkan penjualan besar kami.” 8. Penawaran Paket (Bundle Deals) Menawarkan produk dalam paket dengan harga yang lebih murah untuk waktu yang terbatas mendorong konsumen membeli lebih banyak dalam satu transaksi karena mereka merasa mendapatkan nilai lebih. Contoh: “Beli 2, Gratis 1 untuk 48 jam saja!” Baca Juga: Fungsi Penting Marketing dalam Perusahaan yang Jarang Anda Ketahui Keuntungan Penerapan FOMO Marketing 1. Meningkatkan Penjualan Cepat Karena strategi ini menciptakan urgensi, konsumen terdorong untuk bertindak lebih cepat, sehingga membantu meningkatkan penjualan dalam waktu singkat. 2. Meningkatkan Engagement FOMO marketing sering kali mendorong interaksi yang lebih tinggi di media sosial dan situs web karena konsumen merasa tertarik untuk berbagi dan mendiskusikan penawaran. 3. Mengurangi Keraguan Konsumen Dengan menciptakan urgensi, FOMO dapat membantu konsumen yang ragu untuk segera membuat keputusan pembelian, mengurangi risiko mereka kehilangan kesempatan. 4. Mendorong Loyalitas Konsumen Penawaran eksklusif yang menciptakan FOMO bagi anggota khusus atau pelanggan setia dapat meningkatkan loyalitas pelanggan karena mereka merasa dihargai dan mendapatkan keuntungan eksklusif. Baca Juga: 9 Perbedaan Sales dan Marketing yang Perlu Diketahui Pengusaha Tantangan dalam Implementasi FOMO Marketing Meskipun efektif, FOMO marketing juga memiliki beberapa tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan: 1. Terlalu Sering Digunakan Jika strategi FOMO digunakan terlalu sering, konsumen bisa kehilangan kepercayaan atau merasa terganggu, sehingga efektivitasnya menurun. 2. Ekspektasi Tidak Terpenuhi Jika konsumen merasa ditipu atau tidak mendapatkan nilai yang sebenarnya, mereka bisa kecewa dan memberikan ulasan negatif, yang merusak reputasi merek. 3. Stres pada Konsumen Beberapa konsumen mungkin merasa stres atau tidak nyaman dengan tekanan untuk membuat keputusan cepat. Penting untuk menggunakan FOMO dengan bijak tanpa memaksa. FOMO Marketing Adalah Strategi Tepat Jika Digunakan Dengan Benar FOMO Marketing adalah strategi yang sangat efektif dalam menciptakan urgensi dan kelangkaan, mendorong konsumen untuk segera bertindak dan melakukan pembelian. Dengan menggunakan elemen-elemen seperti penawaran terbatas, stok rendah, atau eksklusivitas, Anda dapat meningkatkan penjualan dan engagement secara signifikan. Namun, strategi ini perlu digunakan dengan hati-hati agar tidak terlalu sering atau membuat konsumen merasa tertekan. Jika diterapkan dengan benar, FOMO marketing dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan performa bisnis. Frequently Asked Questions (FAQ) Seputar FOMO Marketing Dengan mengetahui cara kerja FOMO dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari serta pemasaran, Anda bisa lebih memahami bagaimana strategi ini diterapkan dan bagaimana mengelola perasaan yang muncul dari ketakutan akan ketinggalan momen penting. Apa itu FOMO dan contohnya? FOMO atau Fear Of Missing Out adalah sebuah istilah yang menggambarkan ketakutan seseorang akan kehilangan momen atau kesempatan penting, terutama dalam konteks sosial dan teknologi. Orang yang mengalami FOMO biasanya merasa cemas jika ketinggalan informasi atau kejadian yang sedang berlangsung. Sebagai contoh, Anda mungkin sering mendapati diri selalu mengecek ponsel segera setelah bangun tidur atau bahkan sebelum tidur, seolah tidak ingin melewatkan berita terbaru di media sosial atau notifikasi lainnya. Selain itu, mereka yang mengalami FOMO biasanya lebih peduli dengan kehidupan di media sosial dibandingkan dengan kehidupan nyata. Akibatnya, sering kali muncul dorongan untuk diakui di dunia maya, serta rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kehidupan orang lain. Bagaimana FOMO digunakan dalam pemasaran? FOMO juga sering dimanfaatkan dalam dunia pemasaran untuk menarik minat konsumen. Pemasaran FOMO adalah strategi yang bertujuan untuk menciptakan perasaan cemas pada konsumen, sehingga mereka merasa harus segera mengambil peluang yang ada sebelum terlambat. Pesan pemasaran yang memanfaatkan FOMO biasanya dirancang untuk mendorong konsumen melakukan pembelian impulsif, karena takut menyesal jika tidak bertindak. Sebagai contoh, Anda mungkin pernah melihat penawaran “diskon hanya hari ini” atau “produk terbatas” yang sebenarnya dirancang untuk menciptakan urgensi. Kita sebagai manusia cenderung menghindari risiko, sehingga ketika dihadapkan pada ketakutan akan kehilangan kesempatan, kita lebih cenderung melakukan tindakan segera. Bagaimana cara menciptakan FOMO dalam promosi? Menciptakan FOMO dalam strategi promosi bukanlah hal yang sulit jika Anda mengetahui cara yang tepat. Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah dengan menunjukkan kelangkaan produk, misalnya dengan memberi tahu calon pelanggan bahwa stok produk sangat terbatas. Selain itu, Anda juga bisa menyoroti bukti sosial, seperti menunjukkan seberapa banyak orang yang sudah membeli atau mencoba produk Anda. Ini akan memicu perasaan bahwa produk atau layanan tersebut sangat diminati dan harus segera dimiliki. Menciptakan urgensi juga sangat penting, misalnya dengan memberikan tenggat waktu atau testimoni dari pelanggan yang merasa puas dengan penawaran yang terbatas. Semua strategi ini efektif untuk memicu rasa takut ketinggalan, sehingga mendorong orang untuk bertindak lebih cepat. Apakah FOMO meningkatkan penjualan? Ya, FOMO secara signifikan dapat meningkatkan penjualan. Dalam dunia ritel, FOMO sering digunakan untuk menciptakan rasa urgensi dan kelangkaan di sekitar produk atau layanan. Misalnya, pengecer sering menerapkan strategi FOMO dengan menawarkan penjualan kilat, produk edisi terbatas, atau penawaran eksklusif yang hanya tersedia dalam waktu singkat. Dalam situasi ini, konsumen merasa harus segera membeli karena takut kesempatan tersebut tidak akan datang lagi di masa mendatang. Dengan menciptakan rasa takut ketinggalan, peluang untuk meningkatkan penjualan secara langsung semakin besar. FOMO termasuk komunikasi apa? Fenomena FOMO bisa didefinisikan sebagai bagian dari komunikasi intrapersonal. Ini adalah bentuk komunikasi di mana seseorang berinteraksi dengan dirinya sendiri, merasakan kekhawatiran, kecemasan, atau bahkan ketakutan karena merasa tertinggal dari orang lain. FOMO sering kali muncul karena seseorang merasa tidak up to date dengan informasi atau tren terbaru, baik dalam kehidupan sosial maupun teknologi. Perasaan ini dapat menyebabkan tekanan internal yang mendorong seseorang untuk terus memantau apa yang terjadi di sekitarnya, agar tidak merasa terisolasi atau tertinggal.