Peran Bisnis dan Digital di Indonesia, Bagaimana Memulainya? Di era yang semakin maju, banyak hal yang merasakan efeknya, mulai dari UKM hingga korporasi di mana bisnis dihadapkan dengan persaingan yang sengit. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap bisa bertahan, salah satunya adalah memanfaatkan peran teknologi digital dalam bisnis untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Demi memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan bisnis, Mekari Conference hadir sebagai konferensi bisnis dan teknologi untuk menginspirasi bisnis dalam melakukan transformasi digital. Mengusung tema utama “Powering Indonesian SMEs with Technology, Mekari Conference mengundang berbagai narasumber yang menarik, mulai dari founder,CEO, serta pakar di bidang lainnya untuk berbagi ilmu dan pendapat, salah satunya adalah Jasmin selaku Senior Executive Vice President Consumer and Transaction PT Bank Mandiri (Persero). Problematik yang Kerap Dihadapi UKM Menurut Jasmin, pada dasarnya UKM adalah usaha yang sedang dikembangkan, tapi sayangnya masih belum mampu memaksimalkan era digital ini. Dunia bisnis yang semakin tidak menentu dan cepat berubah atau kita menyebutnya VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambigous) menjadi salah satu hal yang kita hadapi saat ini. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap dan mampu beradaptasi dengan VUCA? Apakah bisnis yang kita jalani dapat beradaptasi dengan bisnis yang cepat berubah atau tidak? Di tengah ketidakpastian dinamika bisnis, ada satu peluang usaha di tanah air, yakni dari segmen SME (Small Medium Enterprise) atau biasa dikenal dengan UKM. Jika melihat beberapa tahun ke depan, bisnis ekonomi akan menjadi lebih besar sehingga terbukanya potensi untuk para pelaku UKM. Kemudian, seperti apa peran bisnis digital pada UKM di Indonesia? Berdasarkan info dari Kemkominfo, baru 11% saja pelaku UKM yang memanfaatkan teknologi digital. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari otomatisasi sistem untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan. Kombinasi proses yang cepat dan kualitas produk yang bagus tentunya akan memberi pelanggan suatu user experience yang memuaskan sehingga mereka akan kembali lagi untuk membeli produk Anda. Perkembangan zaman yang memicu berkembangnya internet dan teknologi tentunya harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UKM. Kunci Utama untuk Tetap Bersaing dalam Bisnis Setiap masalah yang ada, tentunya memiliki solusinya. Begitu pun yang dialami oleh Blue Bird, perusahaan yang bergerak di industri transportasi di Indonesia juga sudah mengimplementasikan teknologi ke dalam bisnisnya untuk tetap bisa bersaing. Sebagai perusahaan pertama yang menggunakan argo meter, ternyata Blue Bird merasakan dampak perubahan bisnis yang cepat. Tepat pada 22 Maret 2016 silam, para pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat se-Jabodetabek melakukan unjuk rasa untuk memberhentikan operasional taksi online. Puluhan pengemudi taksi berseragam biru ini bahkan melakukan sweeping terhadap pengemudi taksi yang tidak ikut berunjuk rasa. Kejadian ini sontak mengubah stigma Blue Bird yang semula adalah “Bird of Happiness” menjadi “The Angry Bird” yang secara moral membuat Noni Purnomo, President Director Blue Bird Group Holding mengalami trauma. Namun, dia menyadari bahwa everything happens for a good reason. Dari situlah, dia mulai mempelajari bagaimana Blue Bird dipandang oleh pelanggan. Apa yang mereka lakukan ternyata memberi kesimpulan bahwa cara berkomunikasi mereka yang dilakukan kurang efektif dengan generasi baru dan tidak melakukan inovasi untuk beradaptasi dengan teknologi. Beranjak dari situ, Blue Bird mempelajari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dan mulai mempelajari fenomena di luar. Peran teknologi memang sudah teraplikasi dalam bisnis digital, tapi saat tidak adanya inovasi akan membuat mereka tertinggal. Sebuah perusahaan yang ada di comfort zone akan selalu merasa cukup dan berada di puncak gunung, padahal hal ini malah akan membuat mereka terperosok. Saat ditanyakan mengenai kehadiran perusahaan transportasi online seperti Grab dan Gojek, Noni menjawab bahwa the biggest disruption bukanlah dari segi teknologi, melainkan dari segi pricing di mana Blue Bird selalu bergantung pada pemerintah. Namun, tentu saja Blue Bird tidak tinggal diam begitu saja. Untuk mengatasinya, ada tiga hal yang dilakukan. Pertama, dimulai dari internal dan memperbaikinya. Ini bisa dilihat dari peran aplikasi bisnis digital MyBlueBird di mana mereka mencoba untuk melihat dari segi customer needs terlebih dahulu. Umumnya, pelanggan memerlukan availability dan accessibility. Inilah perbedaan utama yang dimiliki Blue Bird, di mana setiap platform perlu diperbaiki untuk melihat kebutuhan dari customer. Hal yang harus dilakukan adalah mengerti diri Anda dan kebutuhan pelanggan Anda. Perubahan dilakukan berdasarkan kekuatan yang Anda miliki sehingga melihat apa yang bisa dilakukan dengan kapabilitas untuk memberi yang terbaik. Kedua, dari segi keamanan (safety) dan yang terakhir adalah multi platform payment. Blue Bird juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah perusahaan dan co-create dengan startup yang mengembangkan service mereka. Namun, hal yang terpenting adalah untuk tidak menjadikan pelanggan sebagai kelinci percobaan dengan mengeluarkan produk yang safe dan memberi kenyamanan dengan menyeimbangkan percepatan perubahan dan risiko. Berbekal dengan pengalamannya sebagai Presiden Intelligence Transportation System Organization, Noni mempelajari bagaimana menjadikan Blue Bird sebagai perusahaan yang fokus terhadap, yaitu bagaimana cara memudahkan hidup seseorang sehingga mereka dapat keluar dan kembali ke rumah dengan aman dan nyaman. Noni menjawab bahwa Blue Bird bukan hanya sekadar taksi atau bis saja, tapi semua jenis kendaraan yang digunakan akan selalu diperhatikan untuk memastikan bahwa setiap pelanggan aman. Saat membicarakan potensi yang akan disrupsi selama 3 hingga 4 tahun mendatang, Noni menjawab bahwa tidak akan ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Hal terpenting adalah mengerti kebutuhan saat ini dan di masa mendatang. Jika dulu lebih berfokus pada doing operational excellence dan improvement internally, sekarang berusaha untuk lebih banyak merasakan dan mendapatkan masukkan dari pelanggan karena disrupsi dapat dilihat dari dua sisi. Tidak ada gunanya menghalangi perubahan yang ada karena yang terpenting adalah menerima dan berusaha untuk beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat. Jangan pernah lengah karena disrupsi akan selalu terjadi setiap detik. Apakah Anda memiliki masalah dan kebingungan untuk bersaing di pasar yang serba cepat ini? Tidak perlu khawatir, Mekari hadir untuk membantu Anda mengembangkan bisnis dengan dukungan teknologi. bisnis dari teknologi. Produk yang ditawarkan tentunya mampu membantu Anda menjangkau pasar yang lebih luas, seperti Mekari Jurnal (software akuntansi), Talenta & Sleekr (software untuk payroll dan HR), serta Klikpajak (aplikasi pajak). Jadi, siap untuk memulai dan mengembangkan bisnis Anda? Peran Bisnis Digital dalam Mendorong Perkembangan UMKM Pada era yang kini ditandai oleh kemajuan teknologi dan informasi yang pesat, perubahan mendalam telah terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Praktis, hampir seluruh aktivitas manusia telah terkait dengan pemanfaatan teknologi dalam berbagai bentuknya. Dalam konteks ini, peran teknologi telah membawa masyarakat adentrasi ke dalam era bisnis digital yang melingkupi hampir segala aspek kehidupan, termasuk aktivitas bisnis. Pengaruh teknologi pun tak terelakkan dalam komunikasi dan pengambilan keputusan. Aktivitas bisnis yang sedang berlangsung saat ini pun tak luput dari dampak dan perubahan yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi. Bisnis digital, sebuah konsep yang menggabungkan aspek digital ke dalam operasional bisnis, kini menjelma sebagai elemen vital dalam menjaga kelangsungan bisnis di tengah persaingan yang ketat. Digitalisasi bisnis menjadi suatu keharusan, tidak hanya sebagai upaya bertahan, tetapi juga untuk memastikan bisnis mampu bersaing dengan pelaku industri lainnya serta tetap menghasilkan keuntungan di tengah dinamika kondisi saat ini. Pelaku bisnis, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dituntut untuk bersikap responsif terhadap perubahan di era digital ini. Ketidakterjangkaunya kondisi teknologi dapat berujung pada ketertinggalan bisnis dan bahkan berpotensi menghadirkan risiko kebangkrutan. Kecepatan Adalah Kunci Dalam Bisnis Digital Di era digital yang mengedepankan kecepatan, pemasaran menjadi salah satu aspek bisnis yang mengalami perubahan signifikan. Melalui media sosial, pelaku UMKM dapat mempromosikan produk mereka dengan lebih cepat dan mencapai khalayak yang lebih luas. Adopsi media sosial sebagai alat pemasaran telah membuka peluang baru bagi UMKM untuk mengembangkan dan memperluas pasar mereka dengan biaya yang relatif rendah. Di sinilah pentingnya peran kreativitas dan konsistensi dalam merancang promosi produk secara digital, agar dapat memikat konsumen dan mempertahankan daya tarik produk. Media digital juga memungkinkan pelaku UMKM untuk menciptakan berbagai konten yang bervariasi, seperti video, gambar, tulisan, dan audio, guna mempromosikan produk mereka di berbagai platform digital. Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan YouTube menjadi platform yang dapat dimanfaatkan untuk menarik minat konsumen. Konten yang menarik dan informatif berpotensi meningkatkan peluang dalam menarik minat konsumen. Dalam proses pembuatan konten, penambahan ciri khas produk menjadi suatu upaya untuk memperkuat identitas produk dan membedakannya dari pesaing. Namun, dalam menghadapi proses digitalisasi, pelaku UMKM sering dihadapkan pada beberapa kendala. Ketidakcukupan literasi digital, kurangnya kualifikasi sumber daya manusia, serta minimnya pemahaman mengenai pemasaran digital, sering menjadi penghalang dalam menerapkan strategi pemasaran berbasis digital. Beberapa kendala ini mungkin timbul akibat rendahnya tingkat pendidikan atau keterbatasan dalam mengoperasikan teknologi yang lebih canggih. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dan sosialisasi mengenai pemasaran digital, untuk memberikan pemahaman dan dukungan bagi pelaku UMKM dalam mengoptimalkan potensi bisnis mereka melalui digitalisasi. Sosialisasi ini dapat mencakup edukasi tentang pemasaran digital, penggunaan media sosial, dan e-commerce (perdagangan elektronik). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil penjualan, kualitas pemasaran, serta mempermudah proses transaksi bagi konsumen. Dengan adanya upaya ini, para pelaku UMKM dapat mengadaptasi model bisnis mereka ke dalam lingkungan digital. Dalam menyikapi perkembangan digital yang begitu dinamis, pelaku UMKM diimbau agar merespon perkembangan dan preferensi masyarakat dengan cepat. Dengan mengikuti arus teknologi yang modern, bisnis UMKM akan menunjukkan kesan kemajuan dan kesiapan dalam menghadapi era digital. Oleh karena itu, mengikuti langkah-langkah perkembangan peran teknologi dalam bisnis digital akan memastikan bahwa UMKM dapat meraih manfaat dari digitalisasi, seperti peningkatan pangsa pasar, kenaikan penjualan, dan peningkatan keuntungan.